Amber sedang membersihkan meja makan, semua orang sudah pergi ke Perusahaan. Ibu mertuanya pergi keluar katanya ingin pergi berbelanja dengan teman-temannya, Eric pergi ke kamarnya dan lebih sering berada di ruang buku.
"Kak ipar!"
Suara pria dari belakang tubuhnya membuatnya menautkan kedua alisnya. Suara Delon? Kenapa ada di rumah? Tadi dia berangkat dengan Aya**h Eric.
"Ya, adik ipar?" Amber berbalik.
Delon tersenyum aneh lagi padanya, Amber sedikit mundur merasa was-was.
"Aku membawa kopi latte kesukaanmu, kak Katlin. Tadi setelah sampai di Perusahaan, aku lupa membawa dokumen. Saat melewati coffe shop untuk pulang, aku ingat kalau kau suka kopi ini." Delon menyodorkan cup kopi yang mengebulkan asap tipis.
"T-terima kasih." Amber tak ingin terlihat tak menyukai kopi itu, dia mengambilnya.
"Kau sudah tak menyukainya? Kenapa tak diminum, masih hangat kalau sudah dingin nanti tak enak."
"Ah, ya... aku minum." Amber meminumnya seteguk, lidahnya tak meyukai kopi rasa latte. Itu mungkin kesukaan Katlin si pemilik tubuh.
Delon menatap aneh lagi padanya, dia bergidik tak nyaman dengan tatapan pria itu, "Aku harus ke kamar, Eric menungguku. Adik ipar, silahkan lanjutkan kegiatanmu." Amber berbalik berjalan pergi ke arah koridor menuju kamarnya.
Tiba-tiba tubuhnya terasa panas, wajahnya juga terasa panas. "Ada apa ini?" dia mengipas-ngipas wajahnya.
Saat akan melewati kamar Delon, tubuhnya tiba-tiba ditarik dari belakang dibawa masuk ke dalam kamar. Lalu tubuhnya dilempar ke atas ranjang, "Sandiwaramu di rumah ini sangat aneh Katlin! Kau tidak seperti dirimu, bahkan seharusnya kau mati di dalam penjara. Aku sudah memerintahkan orang untuk meracuni makananmu dengan dosis kecil agar kau mati dengan perlahan-lahan, tapi kenapa kau selamat dan pulang ke rumah ini. Kau bahkan tak pernah melapor lagi padaku kejadian di rumah ini! Kau juga tak pernah melapor lagi kegiatan kakakku, Eric!"
Amber hanya bisa mendengarkan semua perkataan Delon, dia masih shock ada yang berani menyerangnya di rumah itu apalagi setelah mendengar ucapan pria gila itu. Apalagi tubuhnya terasa tak nyaman, nafasnya bahkan semakin memburu tubuhnya pun sangat lemas.
"Sudah lama aku menginginkan tubuhmu, tapi kau selalu menolakku. Kini anggap saja ini adalah hukumanmu karena tak pernah melapor lagi padaku, sekarang puaskan nafsuku. Dan percuma jika kau meminta tolong pada pria lumpuh itu, dia takkan bisa menolongmu. Aku sudah memberimu obat, Eric takkan bisa memuaskanmu!" Delon mulai membuka bajunya, melempar asal.
Pria itu naik ke atas ranjang, dengan kekuatan yang masih tersisa Amber menendang sekuat tenaga tubuh tinggi besar Delon. Melihat Tubuh Delon terjatuh ke bawah, dia dengan lemah turun dari ranjang. "Eriiiiic! Tolong!!!" dia berjalan ke arah pintu mencoba membukanya tapi terkunci.
"Delon, jangan seperti ini! Berikan kuncinya!"
Delon bangkit dari lantai, dia berjalan dengan marah. Pria itu tak menyangka Katlin akan melawannya.
Plakkkk! Delon menampar wajahnya membuat bibir Amber berdarah.
"Wanita brengsek! Bahkan kini kau sudah berani melawanku!" tangan besarnya menjambak rambut Amber dengan kasar.
"Arrghtt! Eriiiic... mpph-" mulutnya di bekap tak bisa berteriak.
Amber tak kehilangan akal dia menendang bagian tubuh vital Delon, membuat pria itu seketika melepaskan jambakan di rambutnya. Pria itu meringis kesakitan, kedua tangan nya memegang barangnya yang kena tendangan.
Amber mencuri kesempatan dengan tubuh lemahnya mencari kunci di celana pria itu.
Dapat! Dengan cepat Amber memasukkan ke lubang kunci, seketika pintu terbuka. Dia keluar kamar menahan tubuhnya agar tak tumbang, sepanjang jalan menuju kamarnya wanita itu menyeret tubuhnya menyender ke dinding.
Dia berhasil sampai, mendorong keras membuka pintu. "Eric... Eric... tolong aku... ahhh..." lirihnya, lalu tubuhnya terjatuh ke lantai di depan pintu kamarnya.
Eric mendengar suara Amber meminta tolong, memijit tombol kursi rodanya keluar dari ruang buku. "Amberr!" tanpa sadar pria itu meneriakkan nama asli Amber.
Ia mendorong kursi roda ke depan pintu, menggeser tubuh terbaring Amber ke samping lalu menutup pintu dan menguncinya. Sudah dirasa aman, Eric turun dari kursi roda, membopong tubuh Amber yang panas membaringkan nya ke atas ranjang. "Amber, ada apa? Kenapa tubuhmu seperti ini, tubuhmu panas sekali! Kenapa bibirmu berdarah?"
"Eric tolong... bantu aku dinginkan tubuhku. Ahh... panas sekali. Eric... aku sudah diberi obat oleh adikmu... Eric aku tak tahan lagi, tubuhku tak nyaman... gerah... ahh... tubuhmu dingin... enak sekali..." Amber menempel pada tubuh Eric memeluknya seperti gurita. Menggesek-gesek tubuh panasnya pada pria itu, menyelusupkan kepalanya di dada Eric.
"Amber, jangan begini. Saat kau sadar nanti, kau akan menyesal. Lepaskan, aku akan memandikanmu memakai air es."
Tapi tubuh wanita yang sudah terangsang itu tak mau mengikuti ucapan Eric, dia bangun dari baringan nya mulai mencium bibir Eric turun ke leher menghisap tulang selangka pria itu membuat Eric seketika tak bisa menahan gairahnya lagi. "Amber... ini kemauanmu. Jangan menyesal nanti..." lirih Eric, lalu mulai mencumbu tubuh Amber membuat wanita itu mendessah nikmat bahkan errangan puas lolos dari bibirnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
awesome moment
delon jahat n. musuh dlm karung. baremh katlin
2025-03-05
0
Hilmiya Kasinji
waduh...Eric yg dapat enaknya ya 😅
2024-07-03
1
Sandisalbiah
bahkan Delon berani terang²an menyerang Katlin.. apa Eric akan tetap diam saja?
2024-05-28
1