Setelah sampai di rumah sakit militer, Harris mendorong kursi roda yang diduduki Eric dengan Amber di atas pangkuannya seperti posisi sebelumnya.
Setiap prajurit disana memberi hormat saat Eric lewat, mereka bahkan takkan berani menggosipkan sang Kapten yang memangku seorang wanita di atas pangkuannya. Eric terkenal dengan jiwa Patriot nya untuk Negara, siapapun yang mengenalnya sangat menghormatinya. Eric sudah berhasil membongkar para mafia obat-obatan ter larang internasional, penjualan senjata ilegal, perdagangan manussia bahkan Eric pernah mengawal secara pribadi Perdana Menteri Pertahahan saat di langsungkan nya pertemuan Perserikatan Perdamaian Dunia.
"Capt Eric, selamat datang." Seorang Dokter menyambut kedatangan legenda dalam militer yang namanya masih disanjung-sanjungkan sampai sekarang.
"Terimakasih, Dokter Swan."
Sang Dokter mengangguk. Ia menatap ke arah wanita dalam pangkuan Eric, ia sudah diberitahu jika wanita itu adalah istrinya.
"Halo, Nyonya Eric?"
Amber mengangguk lemah, kini matanya bahkan sudah tak bisa melihat dengan fokus. Dia menatap Eric, "Eric, aku sepertinya tak bisa bertahan lagi... dadaku sesak..." lirihnya.
Eric melihat mata Amber menutup, nafas wanita itu tersengal-sengal. "Amber! Dok, cepat periksa dia."
Harris maju, "Biar aku menggendongnya, Capt. Maaf jika aku lancang," dengan cepat Harris mengangkat tubuh tak sadarkan diri istri sang Kapten lalu membaringkannya di atas ranjang pasien. Haris mundur kembali berjajar bersama kedua rekan satu tim-nya.
Haris dan kedua anak buah Eric yang ikut masuk ke dalam ruangan mendengar Kapten mereka memanggil istrinya dengan nama Amber, mereka bertiga saling melirik dan menyimpan info yang baru saja mereka dapatkan tanpa ada niat membocorkannya pada siapapun. Mereka bertiga adalah sisa dari agen tim yang terpilih saat menjalankan misi rahasia. Tim agen khusus terdiri dari 10 agen termasuk Eric sebagai ketua Tim. Keenam agen khusus meninggal terbunuh saat menjalankan misi penyamaran memburu perdagangan organ-organ manusia yang sudah meresahkan selama 2 tahun belakangan ini.
"Kalian berjaga diluar!" perintah Eric.
"Siap, Capt!" jawab serentak ketiganya lalu keluar berjaga di depan pintu.
Eric memajukan kursi rodanya mendekati Amber yang sedang diperiksa.
Dokter mengambil darah untuk sampel, ia juga akan mengambil sampel urine, feses, juga sekret.
"Bagaimana, Dok? Kenapa istriku?"
"Melihat gejala-gejalanya, sepertinya tubuh istri Anda keracunan. Bukan beberapa hari ini, tapi beberapa minggu lalu mungkin sekitar 20 hari yang lalu dan itu bukan sekali tapi bertahap. Dimana istri Anda saat itu, Capt?"
"Di penjara, baru beberapa hari lalu istri saya keluar dari penjara mungkin seminggu lalu."
"Jadi dia terkena racun di dalam penjara, sekarang kita harus menunggu hasil dari Lab untuk perawatan lebih lanjut karena belum bisa dipastikan racun apa itu."
Eric mengangguk, "Apa istri saya harus dirawat disini?"
"Sementara iya, sampai hasil lab keluar. Jika jenis racun tidak berbahaya, Nyonya Eric bisa pulang dan meminum obat. Tapi jika racun membahayakan, istri Anda harus dirawat dan mendapatkan pengobatan secara menyeluruh."
"Baiklah, terimakasih."
Sang Dokter mengangguk, "Saya akan membawa sample darah lebih dulu ke lab, permisi."
"Silahkan."
Setelah Dokter pergi, Eric memanggil ketiga anak buahnya. "Istriku terkena racun saat dalam penjara, kita sudah tau itu perbuatan siapa. Itu pasti Delon, sekarang dimana bajingan itu?"
"Tuan Delon selalu di tempat bordil dan tempat judi, tapi sejak kemarin dia belum terlihat disana. Saat Kapten memberitahu kami Tuan Delon memberikan obat pada Nyonya Katlin, aku berpikir mungkin dia sedang bersembunyi."
Eric mengangguk, "Hm." Ia menatap pada eagle tiga, Agnes.
"Agnes, mulai sekarang misimu adalah menjaga nyawa istriku. Nyawa istriku lebih berharga dari nyawaku, kau paham?"
Agnes sebenarnya tak menyukai istri sang kapten karena wanita itu pernah menyakiti Kapten-nya, ia juga masih setia kawan pada Erren sahabatnya di tim agen khusus. Ia tau Erren sangat mencintai sang Kapten, tapi bagaimanapun perintah dari sang kapten adalah mutlak harus dijalankan. "Baik, Capt!" tubuh santainya seketika berdiri tegap.
"Ok, kita memang hanya berempat tapi aku yakin dengan kalian. Misi kita sebentar lagi selesai, tinggal 30 persen lagi untuk rampung. Hati-hati, jaga diri kalian. Bubar!"
"Siap, Capt!" ketiganya memberi hormat lalu berbalik keluar.
Eric berbalik kembali ke arah ranjang pasien, Amber masih belum sadarkan diri. Seketika ia teringat Katlin, mungkin dulu Katlin terpaksa menyakitinya karena diancam. Wanita itu bahkan berakhir di dalam penjara dan terkena racun, mungkin akan dibunuh. Apa Katlin juga sebenarnya adalah wanita baik? Mungkin musuhnya lah yang memanfaatkan orang di sekitarnya untuk menyakiti dirinya. Sekarang ia tidak akan membiarkan sesuatu terjadi pada Amber, cukup Erren dan Katlin wanita di sekelilingnya yang kehilangan nyawa mereka ia tak ingin kehilangan lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
awesome moment
bisa jd katlin dipaksa delon utk.jd pengkhianat. nyatanya milih di prodeo c
2025-03-05
0
Oely Duma
rumah bordil....
2024-11-14
1
Karunia Disha
pasti nnti si erren yg jd ulet bulunya,,,krna jasadnya blm ditemukn jd kmungkinan msh hidup
2024-07-08
0