Perawat memasang infus di tangan Amber, tapi mata genit si perawat sesekali melirik ke arah Eric. Tidak dipungkiri meskipun Eric duduk di atas kursi roda tapi tubuh tegap dan berototnya membuat setiap wanita yang melihatnya akan berfantasi liar. Mereka akan membayangkan bagaimana rasanya berada di bawah kungkungan pria tampan itu, menggeliat di bawah tubuh kekarnya. Apalagi si perawat mengetahui jika Eric adalah pria normal, bukan pria lumpuh.
"Kenapa Dokter bisa menyimpulkan kami berhubungan badan? Anda tau Eric lumpuh?" tanya penasaran Amber.
"Ekhm, apa Anda yang akan menjelaskan pada istri Anda, Capt?" sang Dokter memandang ke arah Eric.
"Dokter Swan adalah Dokter yang menanganiku saat aku aku jatuh dari tangga, Dokter tau kakiku baik-baik saja. Jadi Dokter Swan terikat perjanjian tertulis harus merahasiakan tentang kakiku, jika membocorkannya taruhan adalah nyawa. Tidak hanya Dokter Swan, siapapun orang yang mengetahui tentang kakiku dan membocorkan nya atasan kami akan menghukumnya. Hukuman ringan akan diasingkan, hukuman berat adalah hukumam mati. Jadi, intinya... Dokter Swan tau jika aku adalah pria normal." Jelas Eric.
"Lalu perawat genit ini?" Amber menatap tak suka pada perawat itu, mulutnya dengan sengaja memanggil perawat itu genit.
"S-sya genit, Nyonya?" tanya si perawat gagap.
"Ya! Kau genit, kondisikan tatapanmu saat melihat suamiku! Kapten Eric adalah suamiku, dia milikku!"
Ruangan seketika hening, Dokter Swan bahkan tak menyangka mulut istri sang Kapten sangat berani dan blak-blakan. Si perawat apalagi, wajahnya sudah memerah karena malu.
Eric akan tertawa tapi didahului suara gelak tawa dari luar pintu, itu adalah suara tawa Harris.
Akhirnya Eric hanya tersenyum geli, ada kesenangan tersendiri saat mendengar Amber cemburu. Ia memajukan kursi rodanya, menarik tangan putih istrinya mengecupnya. "Sayang, aku takkan pernah berpaling darimu. Selain cantik, kamu adalah wanita kuat, pemberani, lucu, menggemaskan, pintar. Keseluruhan dirimu sangat sempurna. Wanita seperti apa lagi yang aku cari, apalagi kamu sangat liar di ranjang-"
Amber menutup mulut Eric, "Eric!"
Dasar mulut mesum! Lagipula mana ada gue sempurna, gue gak bisa masak! Gerutu Amber dalam hatinya.
Eric menarik bekapan tangan Amber dari bibirnya," Jadi, apa masih cemburu?"
"Siapa yang cemburu, Kapten Eric? Aku hanya tidak suka wajah tampanmu dan tubuh kekarmu dipandang sembarang wanita!"
"Itu sama saja, hahaha."
Amber mengunci mulutnya sendiri, untuk menutupi rasa malunya ia berbalik menatap Dokter. "Jadi, kenapa perawat ini bisa tau juga? Apa kau pernah membuktikan kenormalanmu padanya?" Amber berbalik tak suka pada Eric.
Cemburu lagi! Eric kali ini menahan senyumannya, "Jika maksudmu kenormalan di atas ranjang, tentu saja tidak. Hanya kamu wanita satu-satunya yang sudah menikmati tubuhku."
Sekali lagi ucapan Eric membuat pipi Amber menghangat, "Kau sungguh tak tau malu membicarakan nya dengan terang-terangan, huh!"
Dokter merasa gerah mendengar pembicaraan intim antara suami istri itu, itu deritanya karena belum mempunyai pasangan dan tidak bisa mempraktekkan apa yang didengarnya.
"Begini Nyonya Eric, perawat ini bernama Cesie-"
"Aku tak menanyakan namanya," sambar Amber memotong perkataan Dokter.
Dokter menatap sang Kapten meminta pertolongan, bagaimana dia bisa menjelaskan jika perkataannya dipotong terus oleh istri sang kapten?
"Katlin, saat aku diperiksa untuk pertama kalinya perawat bernama nona Casie ini kebetulan ada disitu. Jadi, dia juga sudah terikat perjanjian."
Amber tetap mendelik tak suka pada perawat itu, "Aku minta ganti! Aku tidak mau dia merawatku! Bagaimana kalau dia salah menyuntikku karena matanya terus melirik suamiku bukan pada tanganku!"
Suara gelak tawa Harris diluar pintu semakin keras terdengar, Eric ingin sekali mencekik anak buahnya itu.
Eric menarik dagu istrinya agar wajahnya menatapnya, "Aku pria setia sayang, lagipula percuma kamu mengganti perawat."
"Kenapa?"
"Karena setiap perawat disini menyukaiku, jadi saat merawatmu mereka semua akan terus menatapku," dengan percaya diri Eric mengatakan nya.
Sekali lagi gelak tawa Harris terdengar dari luar.
"Robbin! Seret Harris ke lapangan. Hukum dia keliling lapangan 200 putaran!"
Seketika suara tawa Harris menghilang, Eric berbalik menatap Amber kembali. "Jadi, sekarang biarkan perawat merawatmu. Setelah selesai aku akan membawa kamu berkeliling, ok?"
Akhirnya setelah perjuangan panjang Eric merayu dan membujuk, Amber mengangguk setuju dan wanita pecemburu itu tak protes lagi.
Astaga! Cemburu perempuan membuatku harus bekerja keras membujuknya! Bahkan lebih sulit saat membujuk para penjual senjata ilegal untuk menyerahkan diri! Gerutu Eric dalam hatinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
awesome moment
amber dilawan. harris c g bisa nutup mulut. ktahuan kn?
2025-03-05
0
aphrodite
nah loh..dapet hukuman kan..ngetawain mulu😂😂
2024-12-09
0
Shyfa Andira Rahmi
🤣🤣🤣
2025-03-29
0