Jasad Amber Ditemukan.

Semua orang makan malam dengan tenang, tapi sesekali Amber melirik ke semua orang. Tiba-tiba adik ipar lelakinya menatapnya, pria itu tersenyum mencurigakan.

"Katlin, ambilkan aku minum!"

Suara suaminya mengagetkan nya, ah suami orang! Dia mengisi gelas kosong Eric lalu kembali makan.

"Delon, acara peresmian pagelaran perhiasan putri dari pemilik Perusahaan Broswel apa akan tertunda? Aku baru dengar wanita itu ditemukan meninggal dunia dalam sebuah kebakaran di villa milik orang tuanya. Jasadnya sangat mengenaskan."

"Maksud Papa, Nona Amber Broswel?"

"Uhuk... Uhukk..." Amber menepuk dada nya yang tersedak, dia merebut gelas berisi air putih dari tangan Eric dan meminumnya sekali teguk.

Eric memandang istrinya tak percaya, kelakuan lain lagi! Dulu Katlin tak pernah tak sopan padanya, apalagi berani merebut gelas di tangan nya.

"Kamu baik-baik saja Kak Katlin?" tanya Fania.

Mereka sudah menemukan jasadku? Pikiran Amber berkecamuk.

Amber merasa sakit di jantungnya, terengah-engah mencari udara. Sakit!

Eric membantu menepuk-nepuk punggung istrinya, kedua alisnya menyatu.

"Ah, terimakasih. Aku sudah merasa lebih baik, sepertinya tadi aku tersedak tulang ikan." Ucap Amber masih mengatur nafasnya.

"Hati-hati kakak ipar." Ucap Delon masih dengan tatapan aneh. Lalu dia berbalik menatap Ayahnya, " Mungkin untuk saat ini dihentikan, tapi pagelaran dari Perusahaan Jewerly akan diadakan 3 hari lagi."

Perusahaan Jewerly, benar! Ada pagelaran disana! Itu adalah milik sahabatku Rex. Aku harus bisa datang kesana dan memberitahu dia kalau aku masih hidup dan berada dalam tubuh wanita ini. Dia akan percaya, bukan?

"Ya, pergilah dengan Fania." Ucap sang Ayah.

"Papa mertua, boleh aku ikut?"

"Tidak!" Eric yang menolak.

Amber mendelik kesal pada Eric, pria itu malah berbalik menyipitkan mata padanya. Suami menyebalkan! Untung bukan suami gue!

"Kabarnya jasad putri Tuan Broswel akan dikebumikan besok, kita harus memberi muka dan datang ke pemakaman."

"Tidak!" Amber berdiri menggeleng. "Maaf, aku akan kembali ke kamar lebih dulu!"

"Hei! Suamimu!" teriak Mama mertuanya.

Eric melihat wajah sedih istrinya, sejak tadi wanita itu seperti sedang merasakan kesakitan. "Aku akan menyusulnya," dia pergi dari meja makan.

Amber berlari dengan air mata bercucuran, dia masuk ke dalam kamar mengunci pintunya. "Hiks... hiks... aku masih hidup... aku masih ada... Mama, Papa..."

Diluar pintu Eric mendengar suara isak tangis, " Kenapa sebenarnya dengan dia?"

Dugh!

Dugh!

"Buka!"

Gedoran di pintu kamar menyadarkan Amber, dengan cepat dia menghapus seluruh air mata di wajahnya.

Ceklek.

Eric mendorong pintu terbuka, dia melihat Katlin berjalan masuk ke dalam kamar mandi wanita itu menutup pintu dan menguncinya.

Eric masuk menutup pintu kamar menguncinya, dia masuk ke ruang buku mengambil tablet di dalam laci meja yang terkunci disana. Memeriksa rekaman Cctv, melihat jika Katlin tadi menangis dengan pilu. Dia menaikkan volume suara Cctv, terdengar ucapan wanita itu saat menangis. "Apa maksud nya dia masih ada dan masih hidup? Dia memanggil Mama dan Papa pada siapa, kedua orang tuanya sudah meninggal."

Dia menutup tablet lalu menyimpan nya kembali, dia mengambil sebuah buku dari rak untuk dibaca. Saat keluar dari ruang buku, dia melihat Katlin sudah berada di atas ranjang.

Eric mendekatkan kursi roda nya ke arah ranjang, mengangkat tubuhnya bangun dari kursi roda dengan kedua tangan bertumpu pada pegangan kursi roda. Kini dia sudah duduk di atas ranjang, merapikan kakinya lalu menggeser tubuhnya ke belakang bersandar ke kepala ranjang. Dia membenarkan bantal dan menyandarkan punggung nya seraya membuka buku. "Kau sudah mau tidur?" tanyanya.

"Hm."

"Apa kau pikir kau pantas tidur seranjang denganku? Kau tidak takut aku mencekikmu atau menusukmu sampai mati saat kau tertidur?"

Seketika Amber bangun, meloncat seperti tupai ke sudut kamar. Dia celingukan mencari senjata untuknya, tapi tingkahnya malah ditertawakan Eric.

"Kau pikir seorang tentara sepertiku akan membunuhmu saar tidur, meskipun aku membencimu tapi aku adalah pria jentleman. Aku akan membunuh mu secara perlahan dan menikmatinya, mungkin meracuni makananmu atau menyiksamu lebih dulu baru menguburmu."

"Brengsek! Lo pikir gue takut!" ups, keceplosan. Amber menutup mulutnya.

Lagi! Wanita ini bicara aneh lagi! Eric menatap curiga.

"Aku akan pergi tidur di ruang buku."

"Jangan! Tidurlah di lantai!" Cegah Eric, di ruangan itu banyak sekali rahasia.

"Nggak!" Amber menggeleng.

"Kalau begitu pergilah tidur diluar, paling kau akan dimarahi Ibuku, mau?

Jenis Pria macam apa yang satu ini? Amber benar-benar butuh kesabaran ekstra menghadapi Eric.

Amber menyerah, dia mengambil selimut tebal dari lemari lalu melebarkan nya di atas lantai. Dia mengambil bantal dari ranjang dan tidur di bawah. "Ingat! Jangan bunuh aku saat tertidur, jadilah pria yang bisa dipegang omongan nya. Bunuh aku saat aku terjaga, aku akan berusaha mengalahkanmu." Ucapnya percaya diri.

Tiba-tiba Eric merasa lucu, benar-benar kepribadian yang berbeda. Dia tak kuasa menahan senyuman gelinya. "Tidurlah! Tapi lebih dulu kau harus berdoa, siapa tau setan merasukiku dan tak sengaja aku membunuhmu saat tidur!" jahilnya.

Dugh!

Dugh!

Eric mendengar suara benturan pada lantai, Apa Katlin sedang membayangkan meninjuku dengan meninju lantai? Hahaha!

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***