Bara menghampiri Amora, sementara kedua siswa laki-laki itu refleks mundur saat menyadari kehadiran Bara. Amora hanya tersenyum melihat kejadian itu. Bara seolah mendominasi situasi sehingga dua laki-laki di hadapannya itu bagai menciut.
“Ada apa ini?” tanya Bara dengan nada mendominasi. Ia tak terima wanitanya didekati laki-laki lain.
“Oh. Enggak, Kak. Kita tadi cuma kenalan aja. Pengen tahu Amora yang mana. Ternyata orangnya cantik.” Ucap Doni membantu temannya yang kelihatan gugup karena kehadiran Bara.
Mereka seolah-olah tengah mendekati perempuan yang sudah memiliki pacar, dan pacarnya memergoki mereka berdua yang seperti sedang menggodanya.
“Kalau gitu kita mau pamit dulu. Dadah Amora.” Ucap Doni menarik Rian untuk segera pergi.
“Dah Amora.” tutur Rian sambil melambaikan tangannya.
“Dah juga Rian.” Balas Amora tersenyum sambil melambaikan tangannya ke arah Rian tepat di hadapan Bara. Entah kenapa Amora malah senang melihat ekspresi Bara yang seolah tak suka dengan hal itu.
“Senyum aja terus kayak gituh. Sekalian aja bikin iklan pasta gigi.” Gerutu Bara dalam hati.
“Ayo ikut kakak.” Ajak Bara langsung mengambil tangan Amora. Nampaknya Amora berhasil membuat Bara kesal.
Rasanya senang sekali mengerjai Bara padahal Amora bukan siapa-siapanya, tapi Bara sampai segitunya kalau ada laki-laki yang mendekatinya.
"Seneng banget kayaknya." ucap Bara melihat Amora terus tersenyum dari tadi.
"Enggak tuh." balas Amora membuat ekspresi cemberut. Namun hal itu malah membuat Amora sangat imut di mata Bara.
Sementara itu banyak pasang mata yang menyaksikan mereka berdua. Kemesraan mereka berdua membuat para murid iri, terutama kaum wanita. Namun nampaknya Bara dan Amora tidak memperdulikan tatapan mereka. Rasanya dunia hanya milik mereka berdua kala itu.
Sesampainya di parkiran motor, seseorang tengah memperhatikan gerak gerik Bara dan Amora. Sorot matanya tajam dan sekilas seringainya muncul saat memastikan bahwa Amora ternyata adalah kelemahan Bara.
Bara pun mulai melajukan motornya dan Amora diboncengannya. Mereka berdua tengah bercanda ria, walaupun ada yang mengintai mereka dari arah belakang parkiran.
Namun, Bara yang instingnya sangat tajam, sudah tahu bahwa ada yang memperhatikannya dari tadi. Ia sengaja tak menggubrisnya selama orang tersebut masih dalam batas aman. Segala yang mencurigakan tak akan luput dari pantauannya.
*
Setelah sampai di tempat yang dituju, Bara pun memarkirkan motornya dan menuntun Amora turun.
"Makasih." ucap Amora sambil tersenyum.
"Sama-sama sayang." Amora langsung membulatkan matanya.
"Sayang?" tanya Amora memastikan bahwa ia memang tak salah dengar bahwa Bara memanggilnya dengan sebutan sayang.
"Iya, sayang. Kenapa?" ujar Bara sengaja memberikan kode pada Amora dengan senyumannya.
"Gak boleh yah?" tanya Bara menggoda.
"Em.. i.. itu.."
"Hey senpai baru nyampe?" sambut teman seperguruannya. Deri, Bondan, Amir dan Faisalpun menyambut kedatangan mereka berdua.
"Ayo masuk. Ini adalah Dojo kami." ajaknya mulai memasuki tempat latihannya. Amora hanya tersenyum sambil berjalan mengekori Bara.
Ketika Amora baru masuk, ia langsung disambut dengan banyaknya orang yang sedang berlatih bela diri. Ada yang masih diberikan materi, itu biasanya pelatihan untuk yang baru masuk atau masih awam.
Ada juga yang sedang berlatih kuda-kuda, saling memukul, menangkis yang membuat Amora meringis saat melihat ada yang sampai dibanting sebagai bentuk pelatihan.
Apa dia juga akan berakhir seperti itu? Batinnya. Namun ia hanya pasrah dan menyerahkan semuanya pada Bara.
"Selamat siang, Sensei. Saya bawa teman untuk melatihnya. Boleh saya pakai ruang latihan di atas?" tanya Bara pada seseorang yang dipanggil Sensei.
Dalam Bahasa Jepang, Sensei berarti guru. Untuk karate, Sensei merujuk kepada semua karateka dengan tingkatan Dan IV hingga Dan VIII. Sensei juga bisa berarti karateka yang sudah terdaftar sebagai anggota Dewan Guru Karate.
"Silahkan." setelah Sensei menyetujuinya, Amora pun langsung dibawa ke atas untuk dilatih Bara.
"Kak Bara mau ngelatih Amora?" tanya Amora yang dibalas senyuman oleh Bara.
Amora melihat seragam yang dipakainya. Masa dia harus latihan dengan menggunakan rok? Apa jadinya nanti? Gerutu Amora dalam hati.
"Kamu tunggu dulu di sini." titah Bara setelah mereka sampai di satu ruangan yang sangat luas. Amora yang mengingat sesuatu langsung menelpon bi Siti untuk meminta ijin pulang telat. Bi Siti sudah seperti orang tua keduanya sejak orang tuanya jarang pulang.
"Bi, Amora mau latihan beladiri dulu sama kak Bara."
"Oh, Bara yang waktu itu dateng ke rumah?"
"Iya, Bi."
"Ya udah neng Amora gak usah khawatir, latihan aja baik-baik yah."
Namun yang Amora tak ketahui adalah ternyata bi Siti selama ini selalu melaporkan seluruh kegiatan Amora pada Bundanya. Walaupun di tengah kesibukannya yang padat, Bunda selalu ingin tahu kabar Amora lewat bi Siti.
"Ini. Pakailah." ucap Bara sambil menyerahkan baju karate pada Amora. Sementara Amora terkagum melihat Bara yang sudah memakai baju karate, nampak sangat gagah dan keren di mata Amora.
Amora langsung pergi ke ruang ganti untuk mengenakan baju karatenya dan menggunakan sabuk berwarna putih. Ketika keluar, Bara tersenyum melihat cara Amora mengikat sabuknya yang salah.
"Bukan gitu cara pakai sabuknya." Bara langsung menghampiri Amora dan membenarkan cara mengikatnya. Sementara jantung Amora mulai tak karuan menyadari Bara yang sangat dekat dengannya hingga deru nafasnya pun terdengar oleh Amora.
"Kita mulai latihannya ya." ucap Bara setelah selesai mengikat sabuk Amora.
"I.. Iya, Kak." ucap Amora gugup.
"Baiklah kita mulai dari hal pertama dulu. Kakak tanya, kalau misalnya ada yang mau nyerang kamu, apa yang bakal kamu lakuin?"
"Lari." ucap Amora refleks dan malah membuat Bara tersenyum geli.
"Oke. Sometimes memang harus seperti itu. Tapi kalau misalnya yang mau nyerang kamu banyakan, kamu gak akan bisa lari begitu aja." Amora bingung harus menjawab apa. Ia malah bergidik ngeri membayangkannya.
"Jadi, kita harus punya ilmu bela diri. Entah untuk pertahanan, atau menangkis serangan." Bara menuturkan penjelasannya panjang lebar. Amora dengan fokus mendengarkan penuturan Bara dengan seksama.
"Sampai sini paham?"
"Paham, Kak."
Bara langsung mendekat ke arah Amora.
"Anggap kakak ini orang yang mau ganggu kamu." Namun Amora malah mundur perlahan.
Bara sengaja ingin mengetes refleksi Amora terhadap serangan mendadak. Saat itu juga dengan sekejap mata, Bara langsung mendekap Amora dan menahan pergerakan tubuhnya.
Namun Amora yang seketika sadar akan pergerakan Bara, dengan refleks menyikut Bara dari arah belakang. Sedangkan Bara yang terkejut dengan serangan itu langsung menangkisnya dengan telapak tangannya sehingga serangan Amora tidak melukai tulang rusuknya.
"Refleks yang sangat bagus Amora." ucap Bara tersenyum dan mulai melepas dekapannya. Baru kali ini Bara melihat orang yang baru pertama kali belajar bela diri seperti ini. Dirinya tentu merasa tertantang. Dan permainan nya pun baru akan dimulai.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments