"Bar, jaket lo dipinjem si Amora yah?" tanya Deri tanpa aba-aba. Pasalnya dia melihat Amora yang melilitkan jaket Bara di pinggang Amora.
"Kok elo tau, Der?" tanya Bara.
"Tadi gue lihat si Amora ditarik ke belakang sekolah." papar Deri. Saat itu juga jantung Bara langsung tak karuan.
"Ditarik siapa?" tanya Bara pelan namun sarat akan kekhawatiran.
"Si Ari." Setelah mendengar nama Ari disebut, tanpa pikir panjang Bara langsung berlari ke luar kelas. Ia sangat tahu betul bagaimana perangainya.
Kenakalan yang sering Ari lakukan pada perempuan membuatnya sangat mengkhawatirkan Amora.
"Kenapa gue jadi khawatir sama dia yah?" tanya Bara di hatinya.
Bara berlari ke setiap sudut sekolah mencari sosok Amora dan Ari. Ketika mendengar suara jeritan Amora, Bara langsung berlari ke arah tersebut.
Dan betapa terkejutnya Bara melihat kondisi Amora yang sangat berantakan dengan lelehan air mata di wajahnya.
"Hentikan, brengsek!" teriak Bara menghampiri Ari dan langsung memberikan bogem mentah tepat di rahangnya. Ia melirik Amora yang sedang menangis sesenggukan dengan kondisi baju yang berantakan.
Bara yang emosi melihat kondisi Amora langsung berbalik menghampiri Ari dan memberikan pukulannya yang kedua kali.
Bugh! Pukulannya membuat darah segar muncul di sudut bibir Ari. Ari yang tahu bagaimana kelihaian Bara dalam bergulat, memilih mengangkat kedua tangannya untuk berdamai.
"Ampun ampun, gue nyerah." ucap Ari sambil mengelap darah yang ada di sudut bibirnya. Bara menarik kerah Ari memaksanya berdiri.
"Ini cewek baik-baik. Jangan jadiin dia target pemuas elo doang, Bangsat!" ucap Bara penuh penekanan.
"Wow kalem, Man. Gue gak tau dia udah punya pawang. Tau gitu gak akan gue ganggu." ucap Ari mencoba membujuk Bara yang hendak memberikan bogem kembali.
"Pergi sebelum gue berubah pikiran." ancam Bara pada Ari. Melihat kemarahan yang masih tersirat di matanya, Ari langsung berlari meninggalkannya.
Bara kembali menghampiri Amora yang masih menangis.
"Hey, it's okay. Ini kakak." ucap Bara melihat Amora yang masih menunduk ketakutan.
Perlahan Amora mengangkat wajahnya untuk melihat Bara.
"Tenang aja, dia udah pergi." ucap Bara tersenyum sambil mengelus rambut Amora.
"Kakak. Amora ta.. takut." ucap Amora masih dengan sesenggukan.
"Tenang aja ada kakak disini." ucap Bara lembut mencoba menenangkan Amora. Amora pun mengangguk.
"Ya udah kalau gitu rapihin dulu bajunya." Amora langsung mengancingkan bajunya dan merapihkan roknya yang masih terlilit jaket Bara.
Sementara Bara membantu merapihkan rambut Amora yang sedikit berantakan.
"Yuk, masuk kelas." ajak Bara setelah memastikan.
"Tapi Amora takut, Kak. Amora gak berani ke kelas. Kalau kak Ari datang lagi gimana?" tutur Amora resah.
"Gak papa. Kakak anterin. Yuk," ajak Bara mengulurkan tangannya. Tanpa berpikir lama, Amora langsung meraih tangan Bara dan mengikutinya.
Perbedaan yang sangat signifikan saat tangan Amora digandeng oleh tangan Bara dengan lembut tanpa ada penekanan sama sekali. Rasanya hangat berbeda dengan Ari yang menarik tangannya dengan paksa dan sangat kasar.
*
Rupanya hal itu kembali menjadi sorotan para siswa yang sedang berada di luar dikarenakan jam kosong. Sehingga mereka leluasa berada di luar kelas bahkan di kantin.
"Enak banget yah jadi si Amora. Digandeng dua cowok ganteng sekaligus. Tadi si Ari, sekarang si Bara. Eh tapi si Ari enggak ganteng deh. Dia cuma modal keren doang dikit." ucap salah satu yang menyaksikan Bara dan Amora yang bergandengan.
"Udah kayak nonton drama Korea aja kalau udah kayak gini. Gue juga mau banget digituin. Berasa jadi pemeran utama di drama." ucap yang di sebelahnya.
*
Sesampainya di kelas, Bara menuntun Amora duduk di kursinya. Semua siswa yang ada di kelas langsung melihat ke arah dua insan yang sedang bergandengan itu.
"Duduk di sini, Kak." tawar Fani agar Bara duduk di kursi milik Fani. Sedangkan Amora duduk di kursinya.
"Makasih." jawab Bara dengan senyum manisnya. Bukan Fani yang meleleh tapi para siswi yang lain yang malah terpesona dengan kharisma Bara.
"Gimana udah tenang?" tanya Bara. Amora hanya membalas dengan anggukan.
"Tapi gimana kalau kak Ari datang lagi dan maksa Amora?" tanya Amora khawatir.
"Gini aja. Nanti kakak yang anter Amora pulang gimana?" tawar Bara.
"Aku juga mau dong dianterin pulang sama kak Bara!" celetuk salah satu siswi kelas.
"Huuuuuu!" balas yang lainnya menyoraki siswi tersebut yang memang terbilang centil.
Namun Bara tak menggubris hal tersebut, ia tetap fokus pada Amora.
"Jadi gimana?" tanya Bara lagi.
"Emang gak papa?" Amora merasa tak enak.
"Tentu saja." jawab Bara mantap.
Amora pun langsung tersenyum dan mengangguk menyetujuinya.
"Nah gitu dong." ujar Bara sambil mengelus rambut Amora.
"Aduh aku juga mau dong dielus." ucap siswi itu lagi. Sementara para siswa laki-laki malah mengamati gerak gerik Bara yang menurutnya bisa mereka jadikan contoh sebagai cara ampuh untuk mendekati gebetan atau perempuan incarannya.
*
"Jadi gimana, Bar?" tanya Deri setelah melihat Bara kembali ke kelas.
"Bener dugaan gue. Itu anak sampe sekarang belum tobat juga." jawab Bara.
"Kan gue udah bilang waktu dulu jangan kasih ampun. Itu anak pasti bikin ulah lagi." tutur Deri.
"Untuk sementara jaga terus cewek itu. Gue gak yakin si Ari bakal ngelepasin gitu aja." sambungnya.
"Akan gue antisipasi sebelum hal itu terjadi." jawab Bara mantap.
*
"Gimana ceritanya bisa jadi gitu, Ra?" tanya Fani penasaran. Amora pun menceritakan apa yang Ari hendak lakukan padanya sampai Bara yang menolongnya.
"Tapi kamu gak diapa-apain sama dia kan, Ra?" tanya Fani khawatir. Amora menggeleng.
"Untungnya kak Bara keburu nolong Amora. Makanya Amora ngerasa beruntung banget saat itu."
"Syukurlah kalau kamu gak kenapa-napa. Aku ngerasa bersalah karena gak nolongin kamu." tutur Fani.
"Enggak kok. Amora ngerti Fani juga pasti takut kan sama kak Ari. Jadi gak usah ngerasa bersalah."
Tiba-tiba Della dan Fio menghampiri meja Amora dan Fani.
"Ra, kamu tadi digandeng sama kak Bara bukan? Seluruh angkatan sampe heboh loh." jelas Della yang merupakan teman Amora namun berbeda kelas.
"Iya betul. Semuanya rame pada ngomongin kamu tau. Wah temen kita udah kayak artis aja kalau kayak gini." ucap Fio yang sekelas dengan Della.
"Kalian ini datang-datang langsung maen rumpi aja. Gak liat situasi apa?" tutur Fani sewot karena kedua temannya itu tak tahu apa yang terjadi sebenarnya.
Della dan Fio yang menyadari itu langsung merasa tak enak.
"Maaf deh, kita kan gak tau." ujarnya sambil tertawa cengengesan.
Bagi Amora, kejadian tadi sangat membuatnya terkejut apalagi hal yang hendak dilakukan oleh Ari padanya. Namun disisi lain ia juga merasa sangat beruntung karena setiap dirinya sedang dalam kesulitan selalu muncul Bara yang membantunya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
վմղíα | HV💕
up
2023-03-28
0