Penolakan Bara

Bel jam istirahat berbunyi. Semua murid berhamburan menuju kantin.

"Ra, tadi itu beneran kak Bara?" tanya Fani teman sebangku Amora. Amora hanya mengangguk dan mengeluarkan bekal yang dibawakan bibinya tadi pagi.

"Wah gila sih kak Bara bisa seganteng itu. Cocok banget sama kamu, Ra" ucap Fani kagum dengan kejadian tadi pagi saat Amora diantar Bara ke dalam kelasnya.

Semua siswa tak menyangka dengan kejadian itu dan membuat heboh seisi kelas. Pun dengan siswa yang memendam rasa terhadap Amora sangat terkejut melihat kejadian itu.

"Cocok darimana, Fan? Amora sama kak Bara itu bagai bumi dan langit tau." ucapnya sambil mengunyah bekal makannya.

Amora langsung mengingat kejadian waktu MOPD. Awal ia melihat Bara yang dikerubuni anak-anak cewek untuk meminta tanda tangannya sebagai tugas yang harus dilakukan anak baru pada kegiatan itu.

Amora yang terpesona dengan kharisma Bara saat itu hanya berangan-angan saja karena tingkat level yang sangat jauh dengan Bara. Hal itu yang membuatnya minder.

Namun setelah kejadian tadi pagi, ia jadi ingin sekali bertemu lagi dengannya, walau hanya sebentar saja.

"Ra, kamu tuh cantik, kenapa harus minder?" ucap Fani.

"Malah cewek-cewek yang minder sama kamu." tutur Fani serius.

Amora yang hanya diikat rambutnya saja kharismanya terlihat mempesona di mata Fani dan anak-anak lain. Namun Amora tidak merasa seperti itu. Itulah yang membuatnya minder.

*

Bara sedang berkumpul dengan teman-temannya di kantin.

"Si Bara gila sih kalau udah maen game ranked. Asli deh. Musuh pada kocar kacir." ujar Yuda membanggakan temannya itu.

"Ya baguslah daripada elo, cuma beban doang," ujar Bondan sambil tertawa.

"Halah elo juga nyampah mulu. Sekalinya gak dijagain langsung mati deh," balas Yuda tak mau kalah.

"Udah-udah sesama player noob diem aja jangan saling mengejek." jawab Bara yang dibalas amukan oleh keduanya.

"Kalian ngomongin apa sih? Gak paham deh." ucap Deri.

"Makanya jangan baca buku mulu. Baca yang lain juga." balas Yuda dengan kerlingan nakal.

"Lah yang mesti dibaca kan buku. Emang apa lagi?" tanya Deri tak terima.

"Elo kalau ngajarin yang gak bener jangan sama si Deri, dia itu lemot." ujar Bondan diselingi tawa.

Deri hanya geleng-geleng kepala sama teman-teman barbarnya. Entah kenapa juga dia jadi akrab sama mereka.

"Kak Bara." Semua yang sedang tertawa termasuk Bara langsung melihat ke arah suara tersebut.

"Wah, mau ada drama lagi nih kayaknya," senggol Bondan pada Bara.

"Ada apa yah?" tanya Bara pada siswi di depannya.

"Em.. a.. aku mau bilang kalau aku su... suka sama kak Bara." tuturnya gugup sambil memberikan buket bunga yang sangat cantik kepada Bara.

"Aduh, Dek. Kamu orang yang ke 100 kali yang nyatain cinta sama orang ini." sahut Yuda.

"Ssut diem." ucap Bara memberi isyarat.

"Gini ya, Dek. Kak Bara gak suka sama adek." ucap Bara pelan.

"Kak Bara gak suka sama Ayu?" tanya siswi yang bernama Ayu itu sambil berlinang air mata.

"Bukan gitu." Bara bingung harus menjawab apa untuk menolaknya. Tapi ia tak mau sampai menyakiti hatinya.

"Sini deh. Ayu lihat di sekeliling. Siapa tahu ternyata salah satu dari mereka adalah belahan hati Ayu. Terus kalau orang itu ngeliat Ayu malah nembak kakak, Ayu bisa ngebayangin gak gimana sakitnya orang yang menyayangi Ayu itu?" ucap Bara panjang lebar.

"Benarkah ada yang menyayangi Ayu?" tanya Ayu yang kini bisa menghentikan linangan air matanya berganti jadi rasa penasaran. Bara mengangguk.

"Setiap orang sudah memiliki belahan jiwanya masing-masing. Hanya saja kapan dan dimananya yang kita gak tau. Kalau Ayu percaya, tunggulah belahan jiwa Ayu. Dan untuk sekarang, Ayu fokus belajar, oke?" nasehat Bara langsung membuat Ayu tersadar.

"Jadi Ayu punya belahan jiwa? Tapi Ayu harus nunggu belahan jiwa Ayu itu?" tanya Ayu dengan nada polosnya dan dibalas anggukan Bara. Entah mengapa hati Ayu saat itu malah senang.

"Kalau gitu Ayu mau fokus belajar aja sambil nunggu belahan jiwa Ayu itu. Semoga aja Ayu cepet ketemunya sama orangnya." jawab Ayu sambil tersenyum sumringah membayangkan akan terjadinya pertemuan dirinya dengan belahan jiwanya itu.

"Nah gitu dong. Give me hi five!" Dan langsung dibalas oleh Ayu.

"Makasih banyak ya kak. Berkat kakak aku jadi lebih semangat lagi. Oia ini bunganya buat kak Bara aja sebagai ucapan terimakasih Ayu sama kakak."

Setelah Bara menerima buket bunga itu, Ayu langsung balik badan menuju kelasnya dengan wajah sumringah. Berbeda sekali dengan orang-orang yang patah hati pada umumnya karena ditolak cintanya.

"Gue bangga punya temen kayak lo, Bar. Salut gue." ujar Deri sambil memberikan tepuk tangan.

"Iya nih beda banget sama yang di sebelah gue, hobinya nyakitin cewek mulu," sindir Bondan pada Yuda.

"Diem lo." jawab Yuda jengah.

"Lagian si Bara malah ditolak cewek cantik kayak gitu. Padahal buat gue aja."

"Ogah deh gue pasrahin itu cewek sama elo. Si raja bokep," ujar Bara dibarengi gelak tawa Bondan dan Deri.

"Bener bnget tuh," tutur Bondan.

"Ah kayak yang enggak aja lo pada." jawab Yuda tak terima.

Sementara orang-orang yang menonton kejadian itu langsung bergerombol untuk membicarakannya. Mereka terkagum dengan sosok Bara yang sangat baik dalam menolak wanita yang menembaknya. Benar-benar lelaki idaman.

"Ada yang mau bunga?" tanya Bara pada teman-temannya.

"Idih sekarang lo nembak gue?" tanya Yuda menirukan ekspresi cewek angkuh yang siap menolak ajakan lelaki tampan.

"Najis gue liat ekspresi lo." ucap Bara dengan ekspresi yang dilebih-lebihkan juga.

"Gak ada cowok yang suka bunga, Bar." tutur Deri.

"Ya siapa tau kalian mau nembak atau pedekate sama cewek, gue modalin ini bunga." tutur Bara.

"Sorry gue gak tertarik," jawab Bondan.

"Gue juga," tutur Deri sambil mengangkat tangannya seolah Bara tengah menodongkan pistol bukan bunga padanya.

"Kalian bener-bener harus gue kasih pelajaran kayaknya," ucap Yuda. Bara, Bondan dan Deri menatapnya bingung.

"Maksud lo?" tanya Bara.

"Elo, Bar. Ganteng-ganteng tapi gak punya gebetan sama sekali. Gak guna banget punyak muka cakep tapi gak dipake." tutur Yuda

"Dipake buat apaan?" Deri yang malah kebingungan.

"Jadi cowok playboy maksud lo?" jawab Bara tau apa yang ada dipikiran Yuda.

"Nah, that's right!" ucap Yuda antusias melihat lawan bicaranya sefrekuensi.

"Ogah gue, gak minat." jawab Bara.

"Maklum Bar. Si Yuda ini gak dikasih muka cakep sama Tuhan. Soalnya kalau kayak gitu bisa bahaya buat para cewek. Betul gak?" tutur Bondan. Bara mengangkat satu alisnya dan mengangguk pertanda setuju dengan pernyataan Bondan.

Yuda geleng-geleng kepalanya melihat ketiga temannya yang sangat suci itu. Diam-diam dia merencanakan sesuatu agar teman-temannya itu tau bagaimana caranya menikmati hidup. Dan tentu saja definisi menikmati hidup versi dirinya.

***

Terpopuler

Comments

վմղíα | HV💕

վմղíα | HV💕

nih ku kasih 20 hadiah biar semangat nulis nya, dukung juga cerita ku ya say,

2023-03-28

1

lanjutkan cuyy

2023-03-24

1

lihat semua
Episodes
1 Kesiangan
2 Penolakan Bara
3 Pemaksaan
4 Sang Penolong
5 Pendekatan
6 Terkejut
7 Orang Itu
8 Salah Paham
9 Curhat
10 Salah
11 Amarah
12 Rencana
13 Strategi
14 Latihan
15 Pembelajaran
16 Mulai Protektif
17 Kesempatan
18 Sang Pendatang
19 Penyesalan
20 Kebanggaan
21 Keluarga Atmanaja
22 Keluarga Mortis
23 Quality Time With Friends
24 Pertandingan
25 Kejadian Tak Terduga
26 Firasat
27 Pergerakkan
28 Upaya
29 Step Two
30 Truth or Dare
31 Penyergapan
32 Jalan Lain
33 Keputusan
34 Keputusan #2
35 Hujan
36 Mimpi dan Kenyataan
37 Teman
38 Berita
39 Menyembunyikan
40 Duka Mendalam
41 Dalam Suasana Duka
42 Hari Baru
43 Tujuan Hidup
44 Masalah yang Belum Terselesaikan
45 Mengurai Rasa
46 Putus
47 Cobaan
48 Kode yang Tersamarkan
49 Sebuah Ide
50 Bed Feeling
51 Petunjuk
52 Rangkaian Suatu Peristiwa
53 Tugas yang Berat
54 Nasib
55 Keadilan
56 Hasil Investigasi
57 Isi Hati
58 Menyerah
59 Lepas Kontrol
60 Menerobos
61 Menyingkap Rasa
62 Sang Penerus
63 Dunia Fantasi
64 Help and Trap
65 Awal Perubahan
66 Takdir yang Bersangkutan
67 Pengumuman
68 Hati yang Kosong
69 Gangguan Mental
70 Kerja Kelompok
71 Kekhawatiran yang Mendalam
72 Temani Aku
73 Konsekuensi dan Tugas
74 Mencoba Hal Baru
75 Mimpi Itu Nyata
76 Pertemuan Tak Terduga
77 Rahasia yang Mulai Terkuak
78 Tekad
79 Duri
80 Melangkah Maju
81 Teman Lama
82 Kelabu yang Membuat Bisu
83 Pilihan yang Sulit
84 Serangan di Malam Hari
85 Alasan
86 Berdua Bersamamu
87 Api yang Mulai Berkobar
88 Antara Cinta dan Harta
89 Alasan Balas Dendam
90 Ancaman Mematikan
91 Aliansi Bryan dan Indera
92 Gerakan Pemberontakan
93 Sasaran Pertikaian
94 Badai Mulai Mereda
95 Membuka Lembar Baru
96 Akhir Penantian
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Kesiangan
2
Penolakan Bara
3
Pemaksaan
4
Sang Penolong
5
Pendekatan
6
Terkejut
7
Orang Itu
8
Salah Paham
9
Curhat
10
Salah
11
Amarah
12
Rencana
13
Strategi
14
Latihan
15
Pembelajaran
16
Mulai Protektif
17
Kesempatan
18
Sang Pendatang
19
Penyesalan
20
Kebanggaan
21
Keluarga Atmanaja
22
Keluarga Mortis
23
Quality Time With Friends
24
Pertandingan
25
Kejadian Tak Terduga
26
Firasat
27
Pergerakkan
28
Upaya
29
Step Two
30
Truth or Dare
31
Penyergapan
32
Jalan Lain
33
Keputusan
34
Keputusan #2
35
Hujan
36
Mimpi dan Kenyataan
37
Teman
38
Berita
39
Menyembunyikan
40
Duka Mendalam
41
Dalam Suasana Duka
42
Hari Baru
43
Tujuan Hidup
44
Masalah yang Belum Terselesaikan
45
Mengurai Rasa
46
Putus
47
Cobaan
48
Kode yang Tersamarkan
49
Sebuah Ide
50
Bed Feeling
51
Petunjuk
52
Rangkaian Suatu Peristiwa
53
Tugas yang Berat
54
Nasib
55
Keadilan
56
Hasil Investigasi
57
Isi Hati
58
Menyerah
59
Lepas Kontrol
60
Menerobos
61
Menyingkap Rasa
62
Sang Penerus
63
Dunia Fantasi
64
Help and Trap
65
Awal Perubahan
66
Takdir yang Bersangkutan
67
Pengumuman
68
Hati yang Kosong
69
Gangguan Mental
70
Kerja Kelompok
71
Kekhawatiran yang Mendalam
72
Temani Aku
73
Konsekuensi dan Tugas
74
Mencoba Hal Baru
75
Mimpi Itu Nyata
76
Pertemuan Tak Terduga
77
Rahasia yang Mulai Terkuak
78
Tekad
79
Duri
80
Melangkah Maju
81
Teman Lama
82
Kelabu yang Membuat Bisu
83
Pilihan yang Sulit
84
Serangan di Malam Hari
85
Alasan
86
Berdua Bersamamu
87
Api yang Mulai Berkobar
88
Antara Cinta dan Harta
89
Alasan Balas Dendam
90
Ancaman Mematikan
91
Aliansi Bryan dan Indera
92
Gerakan Pemberontakan
93
Sasaran Pertikaian
94
Badai Mulai Mereda
95
Membuka Lembar Baru
96
Akhir Penantian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!