Pendekatan

“Bar, nanti mau latihan gak? Si Faisal sama si Amir pada gak dateng soalnya.” Tanya Deri.

“Kayaknya gue juga ijin dulu deh.” Jawab Bara sambil memainkan ponselnya.

“Yah, masa cuma gue sama si Bondan doang yang latihan. Kagak seru ah.” Keluh Deri.

 “Harusnya elo latihan yang rajin. Kita-kita sih udah sabuk coklat, masa cuma elo yang stay di sabuk ijo?” sindir Bara bermaksud memberikan semangat pada temannya itu.

“Ajak aja si Yuda suruh masuk.” Usul Bara.

 “Halah anak satu itu. Udah bel pulang juga langsung ngilang buat jemput ceweknya. Entah deh cewek yang keberapa.” Bara yang mendengarnya langsung tertawa.

“Ya udah kalau gituh gue duluan ya.” Ucap Bara sambil mengangkat tangannya. Dan dibalas Deri.

Bara berjalan menuju kelas Amora yang memang terpisah oleh beberapa gedung. Ia merapihkan seragamnya agar tidak terlihat berantakan.

“Gue kok kayak mau jemput pacar aja ya?” tanyanya dalam hati menertawai dirinya sendiri. Karena baru kali ini Bara memberikan perhatian lebih pada lawan jenisnya.

 Ia jadi ingat pertemuan pertama dirinya dengan Amora. Saat itu ia sedang memberikan tanda tangan kepada kerumunan para siswi yang mengantri untuk meminta tanda tangannya. Ia melirik ke arah siswi cantik yang hanya memandanginya dari jauh. Seolah ragu untuk mendekat dan meminta tanda tangan kepadanya.

 Setelah selesai memberikan tanda tangannya pada semua siswi itu, ia pun mencoba mendekati Amora yang seolah diam mematung.

“Butuh tanda tangan kakak?” tanya Bara menghampirinya membuat Amora tersadar dalam lamunannya.

“Eh. I.. iya, Kak. Mau.” Jawabnya gugup.

Bara jadi tersenyum membayangkannya. Boleh diakui Bara langsung mengagumi sosok Amora saat itu juga. Selain kecantikannya, kepolosan dan keimutannya, ada salah satu sifat yang membuat Bara tertarik padanya. Namun ia pun tak tahu apa itu. Semuanya seolah mengalir begitu saja sesuai takdir.

*

Setelah bel pulang berbunyi, semua anak kelas berhamburan keluar. Ada yang sekadar nongkrong di kantin, berbincang-bincang, ada juga yang memang langsung pulang ke rumahnya masing-masing.

“Ra, mau pulang bareng gak?” ajak Della saat masuk ke kelas Amora.

 “Kalian duluan aja. Aku lagi ada urusan.” Ujar Amora.

“Mau ada urusan atau mau pulang bareng kak Bara?” goda Fani. Della dan Fio yang mendengar itu melebarkan matanya terkejut.

“Amora jadian sama kak Bara bukan?” tanya Fio antusias. Amora buru-buru menggeleng.

“Ih, enggak. Amora gak jadian sama kak Bara. Kak Bara cuma mau anterin Amora aja.” Jelas Amora.

“Udah gak papa kok jadian juga.” Ucap Della ikut-ikutan menggodanya.

“Ih kalian itu gak percayaan deh.” Kesal Amora. Fani, Della dan Fio saling pandang.

“Emang enggak.” Jawab mereka kompak sambil tertawa cekikikan.

“Bodo ah.” Cuek Amora dan malah membuat ketiga temannya makin tergelak.

“Wah kayaknya lagi ngobrolin hal seru tuh.” Ucap seseorang yang muncul dari belakang Amora.

“Eh kak Bara.” Ucap Della.

“Ini Amora nya ambil aja, Kak.” Fani terus-terusan menggoda teman sebangkunya itu.

Amora yang terkejut menyadari kehadiran Bara yang tiba-tiba datang dari arah belakangnya otomatis bergeser ke samping.

“Mau pulang sekarang? Atau mau main dulu sama teman-temannya?” tanya Bara sambil melihat ke arah teman-teman Amora.

“Bawa aja, Kak. Kita lagi gak mau main sama dia.” Ucap Fio ikut-ikutan menggoda temannya itu.

Bara yang mendengarnya tersenyum melihat ekspresi Amora yang sedang menahan kesal karena digoda terus oleh teman-temannya itu.

“Ayo kak pergi. Disini pada rese.” Ujar Amora meraih tangan Bara menariknya untuk segera pergi dari sana meninggalkan ketiga temannya yang menyebalkan.

“Cieeeee.” Amora masih mendengar ketiga temannya yang terus menggodanya itu. Ia langsung mempercepat jalannya dan baru tersadar kalau dari tadi dia menarik tangan Bara.

“Eh maaf, Kak. Amora gak sadar.” Ucap Amora sambil melepaskan tangannya.

Tanpa Amora sadari, dari tadi Bara terus tersenyum menyaksikan kelakuan Amora dan teman-temannya itu.

“Gak papa kok.” Jawab Bara masih tersenyum sambil mengacak pelan rambut Amora. Amora langsung salah tingkah.

“Yuk.” Ajak Bara dan diikuti Amora dari belakang. Tentunya tanpa berpegangan tangan.

“Oia kak, Amora boleh nanya sesuatu gak?” tanya Amora sambil mensejajarkan jalannya agar berdampingan dengan Bara. Ada satu unek-unek yang Amora simpan dari tadi tentangnya.

“Boleh. Apa?” tanya Bara memperlambat jalannya mengikuti ritme langkah Amora.

“Em.. kak Bara katanya tadi ada yang nembak ya?” tanya Amora memberanikan diri walau sebenarnya dia agak ragu untuk menanyakan hal sensitif itu.

“Iya, betul. Namanya Ayu. Kenapa memangnya?” tanya Bara.

“Oh, gak papa.” Jawab Amora. Sebenarnya ia ingin tanya apakah Bara menerima pernyataan cinta itu atau tidak. Namun lidahnya terasa kelu untuk kembali bertanya. Bara yang seolah tau kegundahan Amora langsung menjawab.

“Tapi kakak gak nerima dia kok.”

“Kenapa?” tanya Amora refleks.

“Entahlah. Mungkin bukan kakak yang merupakan pesangan hatinya.” Jawab Bara. Entah mengapa hati Amora saat itu merasa senang mendengarnya.

“Kok jadi senyum-senyum gitu?” goda Bara.

“Ih kak Bara jadi ketularan temen-temen aku deh. Nyebelin.” Bara tertawa terbahak melihat keimutan siswi di depannya itu. Namun bukannya marah, Amora malah terpesona dengan Bara yang tertawa memperlihatkan deretan giginya yang rapih dan bersih.

*

Sesampainya di depan gerbang rumah Amora, iapun turun dari motor Bara sambil melepaskan helm yang ia kenakan pada Bara.

“Makasih ya, Kak. Udah anterin Amora.” Ucap Amora tulus dengan seutas senyuman.

“Sama-sama.” Jawab Bara tak kalah ramah.

Saat hendak pergi, seseorang membuka gerbang rumah Amora dan berhambur keluar.

“Neng Amora? Itu sama siapa?” jawab bi Siti setelah melihat Amora yang diantar seorang laki-laki.

“Itu….”

“Pacar neng Amora, ya?” potong bi Siti sebelum Amora menyelesaikan kalimatnya.

“Bu.. bukan, Bi. Itu kakak kelas Amora.” Jawab Amora tergagap. Ia kaget dengan penuturan bi Siti.

“Tenang aja atuh, Neng. Bi Siti gak akan kasih tau ibu sama bapak kok.” Ucap bi Siti sambil tersenyum merayu.

“Ih, bukan gitu, Bi.” Bantah Amora tapi tak digubris sama sekali oleh bi Siti.

Bara yang melihat itu langsung turun dari motornya dan memperkenalkan diri pada bi Siti.

“Perkenalkan, nama saya Bara, Bu. Saya kakak kelasnya Amora. Kebetulan rumah kami searah, jadi sekalian saja.” Jelas Bara membuat bi Siti memahami situasinya.

“Panggil saja bibi. Ayo masuk dulu biar bibi siapin minum.” Tawarnya kemudian masuk ke dalam.

Setelah Bara menyimpan motornya di dalam halaman rumah Amora, Amora menuntun Bara untuk masuk ke dalam rumahnya. Bara yang melihat rumah Amora yang luas, namun tanpa ada pengawal ataupun security satupun.

“Sebentar yah, bibi siapin minum sama camilan dulu.” Ujarnya kemudian pergi ke arah dapur.

“Ayo duduk dulu, Kak. Bi Siti emang suka gituh. Kalau kakak gak nyaman bilang aja sama Amora.”

“Enggak kok. Enggak sama sekali.” Jawab Bara sambil tersenyum.

“Oia kakak mau lihat kamar Amora?” Amora langsung menutup mulutnya menyadari apa yang barusan ia ucapkan. Kebiasaan dirinya saat teman-temannya main, ia akan mengajaknya main di kamarnya. Namun ia lupa bahwa yang ia tawari itu seorang laki-laki.

***

Terpopuler

Comments

վմղíα | HV💕

վմղíα | HV💕

Amora suka sama bara

2023-03-28

0

lihat semua
Episodes
1 Kesiangan
2 Penolakan Bara
3 Pemaksaan
4 Sang Penolong
5 Pendekatan
6 Terkejut
7 Orang Itu
8 Salah Paham
9 Curhat
10 Salah
11 Amarah
12 Rencana
13 Strategi
14 Latihan
15 Pembelajaran
16 Mulai Protektif
17 Kesempatan
18 Sang Pendatang
19 Penyesalan
20 Kebanggaan
21 Keluarga Atmanaja
22 Keluarga Mortis
23 Quality Time With Friends
24 Pertandingan
25 Kejadian Tak Terduga
26 Firasat
27 Pergerakkan
28 Upaya
29 Step Two
30 Truth or Dare
31 Penyergapan
32 Jalan Lain
33 Keputusan
34 Keputusan #2
35 Hujan
36 Mimpi dan Kenyataan
37 Teman
38 Berita
39 Menyembunyikan
40 Duka Mendalam
41 Dalam Suasana Duka
42 Hari Baru
43 Tujuan Hidup
44 Masalah yang Belum Terselesaikan
45 Mengurai Rasa
46 Putus
47 Cobaan
48 Kode yang Tersamarkan
49 Sebuah Ide
50 Bed Feeling
51 Petunjuk
52 Rangkaian Suatu Peristiwa
53 Tugas yang Berat
54 Nasib
55 Keadilan
56 Hasil Investigasi
57 Isi Hati
58 Menyerah
59 Lepas Kontrol
60 Menerobos
61 Menyingkap Rasa
62 Sang Penerus
63 Dunia Fantasi
64 Help and Trap
65 Awal Perubahan
66 Takdir yang Bersangkutan
67 Pengumuman
68 Hati yang Kosong
69 Gangguan Mental
70 Kerja Kelompok
71 Kekhawatiran yang Mendalam
72 Temani Aku
73 Konsekuensi dan Tugas
74 Mencoba Hal Baru
75 Mimpi Itu Nyata
76 Pertemuan Tak Terduga
77 Rahasia yang Mulai Terkuak
78 Tekad
79 Duri
80 Melangkah Maju
81 Teman Lama
82 Kelabu yang Membuat Bisu
83 Pilihan yang Sulit
84 Serangan di Malam Hari
85 Alasan
86 Berdua Bersamamu
87 Api yang Mulai Berkobar
88 Antara Cinta dan Harta
89 Alasan Balas Dendam
90 Ancaman Mematikan
91 Aliansi Bryan dan Indera
92 Gerakan Pemberontakan
93 Sasaran Pertikaian
94 Badai Mulai Mereda
95 Membuka Lembar Baru
96 Akhir Penantian
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Kesiangan
2
Penolakan Bara
3
Pemaksaan
4
Sang Penolong
5
Pendekatan
6
Terkejut
7
Orang Itu
8
Salah Paham
9
Curhat
10
Salah
11
Amarah
12
Rencana
13
Strategi
14
Latihan
15
Pembelajaran
16
Mulai Protektif
17
Kesempatan
18
Sang Pendatang
19
Penyesalan
20
Kebanggaan
21
Keluarga Atmanaja
22
Keluarga Mortis
23
Quality Time With Friends
24
Pertandingan
25
Kejadian Tak Terduga
26
Firasat
27
Pergerakkan
28
Upaya
29
Step Two
30
Truth or Dare
31
Penyergapan
32
Jalan Lain
33
Keputusan
34
Keputusan #2
35
Hujan
36
Mimpi dan Kenyataan
37
Teman
38
Berita
39
Menyembunyikan
40
Duka Mendalam
41
Dalam Suasana Duka
42
Hari Baru
43
Tujuan Hidup
44
Masalah yang Belum Terselesaikan
45
Mengurai Rasa
46
Putus
47
Cobaan
48
Kode yang Tersamarkan
49
Sebuah Ide
50
Bed Feeling
51
Petunjuk
52
Rangkaian Suatu Peristiwa
53
Tugas yang Berat
54
Nasib
55
Keadilan
56
Hasil Investigasi
57
Isi Hati
58
Menyerah
59
Lepas Kontrol
60
Menerobos
61
Menyingkap Rasa
62
Sang Penerus
63
Dunia Fantasi
64
Help and Trap
65
Awal Perubahan
66
Takdir yang Bersangkutan
67
Pengumuman
68
Hati yang Kosong
69
Gangguan Mental
70
Kerja Kelompok
71
Kekhawatiran yang Mendalam
72
Temani Aku
73
Konsekuensi dan Tugas
74
Mencoba Hal Baru
75
Mimpi Itu Nyata
76
Pertemuan Tak Terduga
77
Rahasia yang Mulai Terkuak
78
Tekad
79
Duri
80
Melangkah Maju
81
Teman Lama
82
Kelabu yang Membuat Bisu
83
Pilihan yang Sulit
84
Serangan di Malam Hari
85
Alasan
86
Berdua Bersamamu
87
Api yang Mulai Berkobar
88
Antara Cinta dan Harta
89
Alasan Balas Dendam
90
Ancaman Mematikan
91
Aliansi Bryan dan Indera
92
Gerakan Pemberontakan
93
Sasaran Pertikaian
94
Badai Mulai Mereda
95
Membuka Lembar Baru
96
Akhir Penantian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!