“Ada apa nyariin gue?” tanya Bara pada Stella.
“Emang gak boleh yah nyariin elo? Cowok tertampan yang pernah gue temuin.” Ucap Stella sensual sambil membelai wajah Bara. Sentuhan itu membuat Bondan dan Deri bergidik ngeri menyaksikannya. Sementara Yuda hanya cengengesan melihat penolakan Bara.
“Langsung ngomong aja. Gue gak suka berbelit.” Ucap Bara jengah sambil melepas tangan Stella yang hendak menggerayanginya lebih jauh.
“Guys,” Stella memberikan kode kepada kedua temannya untuk pergi. Sementara Deri dan Bondan ditarik oleh Yuda untuk menjauh.
“Eh kampret! Pelan-pelan dong!” Bondan tak terima kerahnya ditarik begitu saja oleh teman kampretnya itu.
“Si Bara aman gak tuh ditinggal sendiri?” tanya Deri.
“Aman lah. Paling diterkam sama si Stella.” Ucap Yuda cengengesan setelah melepaskan Bondan dan Deri yang sudah menjauh dari lokasi Bara dan Stella.
*
Di dalam kelas Amora, pelajaran Kimia sedang berlangsung. Semua murid memperhatikan satu pelajaran itu dengan seksama. Karena bagaimanapun juga, pelajaran itu adalah pelajaran yang wajib dipahami oleh seluruh siswa kelas IPA.
“Fan, Amora pengen ke toilet dulu yah. Nitip buku PR kalau misalnya nanti dikumpulin. Udah kebelet banget soalnya.” Ucap Amora sedikit meringis.
“Oh, mau dianter gak?” tawar Fani.
“Gak usah dianter, Fan. Kalau kamu ikut, nanti gak ada yang bisa jelasin ke Amora dong.”
“Oh iya yah. Ya udah kalau gitu.” Dan Amora langsung mengangkat tangannya meminta ijin kepada sang guru. Setelah dipersilahkan, Amora segera bergegas ke toilet yang lokasinya berada dekat dengan gedung belakang sekolah.
*
“Jadi lo mau ngomong apa?” tanya Bara mulai kesal.
“Simple. Lo masuk ke genk gue dan Ari. Itu aja.” Ucap Stella dengan nada centilnya.
“Genk sampah.” Ujar Bara hendak pergi namun tangannya langsung ditarik paksa oleh Stella.
Ia menahan Bara dengan badannya. Bara yang terhimpit itu tak bisa bergerak seketika saat tubuhnya menyentuh milik Stella yang memang sengaja melakukan itu. Stella benar-benar terobsesi pada Bara. Dan disaat yang bersamaan Amora melihat adegan tersebut.
Hatinya seketika terasa panas menyaksikan apa yang terjadi tepat di hadapannya. Ia melihat Bara yang tengah berduaan dengan seorang perempuan. Begitu lengket dan mesranya mereka berdua, membuat hati Amora seakan cemburu dan terbakar.
Tanpa pikir panjang Amora langsung menghampiri Bara dengan mengepalkan kedua tangannya, menahan rasa panas di hatinya yang mulai bergejolak.
“Kak Bara?” ucap Amora membuat keduanya menoleh. Bara terkejut melihat Amora yang tiba-tiba saja berada di depannya.
“Amora?” Bara heran kenapa harus Amora yang menyaksikan adegan itu. Dia benar-benar geram dengan Stella.
“Ini gak seperti yang kamu lihat, Ra.” Ujar Bara menjelaskan. Stella menyeringai licik mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
“Jadi lo lebih suka cewek polos kayak dia?” tunjuk Stella pada Amora.
Pikiran licik langsung hinggap di kepalanya. Stella sengaja mendekati Bara dan mencoba mencium Bara dengan sekejap, namun dengan refleks tangan Bara langsung menangkis dan memelintir tangan Stella ke belakang badannya mengunci pergerakan tubuh Stella.
“Arg, Bara! Sakit, lepasin!” berontak Stella karena pergerakan tubuhnya serasa dikunci. Ia tak tahu kalau Bara ternyata mahir bela diri apalagi kalau hanya jurus mengunci pergerakan lawan. Namun Stella tidak mengetahui hal itu.
“Pergilah. Jangan bertindak keterlaluan karena gue gak akan segan-segan buat nyakitin cewek kayak elo.” Ucapnya seperti berbisik pada Stella. Walaupun sebenarnya Bara hanya menakutinya saja karena sejatinya Bara tak pernah berani menyakiti perempuan. Namun, Stella yang mendengarnya bergidik ngeri menyadari ucapan Bara yang terdengar serius dan mengancam.
Saat itu juga Bara melepaskan kunciannya dan Stella bergegas pergi meninggalkan Bara. Ia gagal membuat Bara terperangkap dalam pelukannya. Ia tak tahu bahwa Bara bisa menghindar bahkan mengunci pergerakan dirinya.
Sementara Bara tak mau ada kesalahpahaman antara dirinya dan Amora. Entah dorongan dari mana, ia harus segera menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi padanya. Amora hendak pergi namun tangannya ditarik Bara hingga dirinya hampir saja menubruk tubuh Bara yang memang tinggi itu.
“Ada yang mesti kakak jelasin sama kamu.” Ujar Bara tanpa melepas tangan Amora.
“Gak ada yang mesti kakak jelasin sama Amora.” Jawab Amora. Entah mengapa dia merasa kesal.
“Hal tadi enggak seperti yang kamu lihat.” Jelas Bara menuntut.
“Kenapa kakak jelasin ini sama Amora? Lagian kan kakak bukan siapa-siapa Amora.” Ucap Amora dan mampu membuat Bara bungkam. Amora pun langsung melepaskan genggaman tangan Bara dan pergi meninggalkannya. Bara hanya mematung tak tahu harus berbuat apa. Ia melepaskan Amora begitu saja.
*
Bel pulangpun berbunyi. Seluruh siswa dan siswi berhamburan keluar kelas. Semuanya riuh dan ramai seperti biasa.
“Ra, kamu kenapa dari tadi cemberut gitu?” tanya Fani melihat Amora yang seperti tak bersemangat.
“Lagi kesel aja sama seseorang.” Ucap Amora sambil membereskan buku dan alat tulisnya ke dalam tas.
“Gak akan jauh, pasti ini tentang kak Bara kan?” selidik Fani dan ternyata berhasil membuat Amora luluh seketika. Akhirnya Amora pun langsung menceritakan kejadian itu, saat dirinya memergoki Bara dan perempuan lain sedang bermesraan.
“Kamu yakin kak Bara ngelakuin hal itu?” tanya Fani setelah mendengarkan penuturan dari Amora.
“Yakin banget, makanya Amora kesel sama kak Bara.” Ujar Amora. Fani merasa semakin yakin bahwa sebenarnya Amora menyukai Bara namun ia belum menyadari perasaannya itu.
"Emang ceweknya kayak gimana sih? Kakak kelas atau siapa?" tanya Fani penasaran. Amora menjelaskan ciri-ciri perempuan yang bersama Bara saat itu.
Mata Fani langsung membulat setelah tahu siapa yang Amora maksud.
"Ra, kayaknya kita dalam masalah deh kalau sampai berurusan sama dia." ucap Fani.
"Emang kenapa? Siapa dia?" Amora malah makin penasaran.
"Kak Stella." ujar Fani menelan ludah.
Amora bingung, kenapa Fani sampai seperti itu ekspresinya. Dia jadi penasaran dengan perempuan bernama Stella itu. Tak lama Della dan Fio menghampiri kelas mereka dan mengajak pulang bersama.
"Oia guys, kalian kenal sama kak Stella gak?" tanya Amora pada Della dan Fio tanpa aba-aba. Yang ditunjuk hanya saling pandang.
"Kenapa kamu nyariin dia, Ra?" tanya Della ketar-ketir.
"Iya, Ra. Kak Stella itu satu Genk sama kak Ari tau!" jelas Fio.
Amora bergidik ngeri setelah mendengarkan penjelasan Della dan Fio tentang Stella. Ia baru tahu kalau kakak kelasnya itu ditakuti oleh hampir semua siswi di SMA ini. Bahkan sudah banyak kejadian yang menimpa adik kelasnya karena perlakuan dari Genk itu.
Hatinya langsung berubah cemas memikirkan nasibnya ke depan. Semoga tidak ada kejadian apa-apa yang bisa menimpa dirinya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments