Bara menatap tajam Ari, namun yang ditatap hanya tersenyum menyeringai ke arahnya. Bara yang tahu gerak-gerik Ari sangat mencurigakan, langsung menghubungi teman-temannya.
“Der, hubungi yang lain. Kita kumpul pas istirahat.” Titah Bara.
“Oke, Bar.” Dan sambungan pun terputus.
Bara harus menyusun strategi untuk mengungkap kebusukan Ari dan genk nya. Kali ini ia tak mau membiarkan Ari seperti sebelumnya. Jika sudah menyangkut orang tua, dia tak akan tinggal diam.
“Kak Bara!” Panggil seseorang mendekatinya.
“Amora?” Bara melihat ke sekeliling dan menemukan Ari yang masih menatap ke arahnya.
“Kamu kenapa kesini?” tanya Bara waspada dengan tetap memperhatikan gerak-gerik Ari dari kejauhan.
“Amora takut, Kak. Orang-orang banyak yang ngomongin gosip kak Ari. Amora takut, Kak.” Entah kenapa setelah banyak hal yang terjadi pada Amora, ia menjadi gampang panik.
“Tenang, Ra. Kamu pasti aman kok. Nanti pulang ikut kakak yah.”
“Emang kita mau kemana, Kak?”
“Ke tempat latihan kakak. Tapi nanti pas pulang, kakak mau rapat OSIS sebentar. Gak papa kan kamu nunggu dulu?” tanya Bara memastikan.
“Iya, Kak. Nanti Amora tungguin.” Jawab Amora sambil tersenyum walaupun ia tak tahu apa maksud Bara mengajak Amora ke tempat latihannya.
*
Pada jam istirahat, semua murid yang berada di kantin tengah heboh dan ramai membicarakan kejadian tadi pagi. Semua orang tak menyangka pada Ari yang ternyata bisa sejahat itu. Namun ada juga yang membelanya dikarenakan kekagumannya pada Ari.
“Wah gila sih gosipnya bisa sampai bikin heboh satu sekolah.” Ucap Fio sambil memakan pesanan baksonya.
“Kayaknya kita harus hati-hati deh sama kak Ari. Tadi pagi Amora lihat orang tuanya malah membela kak Ari, padahal udah jelas-jelas dia yang salah.” Tutur Amora yang melihat hal itu.
“Uang dan kekuasaan bisa membalikkan keadaan, guys.” timpal Della.
“Kamu harus lebih hati-hati sama kak Ari, Ra. Dulu dia kan hampir ngelakuin yang enggak-enggak sama kamu.” Nasehat Fani pada Amora dan langsung dibalas anggukan oleh Della dan Fio.
*
Sementara itu, Stella sedang memantau Amora dari jauh. Sedangkan Ari tengah mencari keberadaan Bara untuk dipantaunya. Mereka berdua sedang merencanakan sesuatu bersamaan, demi kepuasan hawa nafsu masing-masing.
“Pantau pergerakannya dulu. Kalo dia udah jauh dari jangkauan Bara, baru kita mulai aksinya.” Ucap Ari dari seberang telpon. Stella menyeringai memandangi Amora, karena sebentar lagi perempuan yang dibencinya itu akan hancur. Batinnya.
*
“Jadi maksud lo si Ari lagi ngerencanain sesuatu buat si Amora?” tanya Bondan dan dibalas anggukan oleh Bara.
“Kita harus menangkapnya.” Ucap Bara.
“Tapi kita kekurangan bukti kalau hanya segini.” Sergah Deri.
“Kalau gak salah dia juga pemakai narkoba deh.” Ucap Yuda buka suara. Semuanya langsung memandang Yuda menuntut penjelasan.
“Gue gak ikut-ikutan yah. Kenapa gue tahu? Soalnya waktu dulu gue pernah ngobrol sama dia. Dia pake ganja, Man! Maka dari itu gue jauhin dia. Takut kecipratan gue.” Jelas Yuda.
“Kayaknya dia bakalan pake barang haram itu di markasnya deh. Gimana kalau kita gerebek markasnya aja?” usul Deri menjentikkan jarinya.
“Terlalu beresiko, Der. Apalagi sekarang markas dia udah pindah, bukan di tempat yang dulu lagi.” Ujar Bara.
“Jadi kita harus gimana?” tanya Amir mulai kebingungan.
“Makin kesini dia malah makin parah. Tau gitu dulu gue habisin aja deh tuh anak.” Ucap Faisal mengingat kejadian saat melawan Ari dulu.
Saat itu Ari pernah menyerang anak sekolah lain untuk pemuasan nafsunya, sehingga Bara dan teman-temannya yang melihat Ari sudah kelewatan langsung menghajarnya.
“Untuk sekarang kita pantau dulu aja pergerakan dia. Kalau ada yang mencurigakan, baru kita langsung bergerak.” Usul Bara dan langsung disetujui semuanya. Bara juga sudah merencanakan sesuatu untuk Amora sebagai pertahanan saat sedang tak bersama dirinya.
*
Bel pulangpun berbunyi. Namun semua murid nampaknya masih betah berada di dalam sekolah. Ada yang sengaja bermain basket, bola voli dan ada yang sekedar nongkrong di taman sekolah. Namun masih ada juga yang sedang membicarakan gosip tentang Ari.
“Ra, kami pulang duluan yah. Titip salam buat kak Bara.” Ujar Fani.
“Kalian berdua tuh bagai King and Queen nya SMA ini tau. Bikin iri banget.” Ucap Della melihat kecantikan Amora dan Bara yang sangat tampan tampak serasi.
“Ayo dong cepetan jadian.” Ucap Fio sangat antusias melihat kedekatan Amora dan Bara.
“Iya, iya. Udah sana.” Balas Amora mengusir ketiga temannya yang mulai bawel itu. Setelah kepergian Fani, Della dan Fio, Amora sengaja menunggu Bara di kursi taman sambil membaca buku novel favoritnya.
"Itu si Amora cantik banget sih. Duduk di taman, lagi baca buku. Ngeliat dia berasa lagi lihat lukisan. Langsung terpukau."
"Mau disamperin gak?" ucap teman di sebelahnya.
"Gak berani ah."
"Elah cuma kenalan doang."
"Ya udah ayo." jawab siswa laki-laki itu yang akhirnya memberanikan diri menghampiri Amora bersama temannya.
"Hai," sapa siswa laki-laki itu. Amora menghentikan membaca novelnya dan menatap ke arah suara tersebut.
"Oh, hai, siapa ya?" tanya Amora.
"Aku Rian kelas 11 IPS 3, ini temenku Doni." ucap Rian memperkenalkan.
"Aku..."
"Amora kan?" potong Rian saat Amora akan memperkenalkan diri. Amora hanya mengangguk.
"Semua orang kayaknya gak ada yang gak kenal kamu deh."
"Oh yah?" ucap Amora tak percaya.
"Iya. Sebenarnya kami pengen banget akrab sama kamu."
"Elah kami, elo aja kali. Pake bawa-bawa gue."
"Ssut. Namanya juga usaha." Amora hanya mengernyitkan keningnya melihat tingkah dua orang lelaki di hadapannya itu yang tiba-tiba saja ingin mengajaknya berkenalan.
*
Sementara itu di ruang rapat OSIS, Bara tengah memaparkan hasil diskusi kali ini di hadapan guru pembina OSIS.
"Bapak rasa semua persiapan sudah hampir beres. Tinggal masalah sponsor yang bisa mempengaruhi bintang tamu yang akan kita undang." papar guru tersebut.
"Bara, tolong kamu pimpin sponsorship nya. Siapa tahu dari perusahaan orang tua kamu bisa dapat sponsor."
"Kalau soal itu Bara udah bilang sama orang tua Bara dan mereka sudah setuju untuk memberikan sponsor."
"Syukurlah kalau gitu. Sepertinya persiapannya sudah matang, jadi kalian bisa menghadapi ujian tengah semester dengan tenang juga." ujar guru tersebut kemudian pamit kepada para anggota OSIS lainnya.
"Baiklah teman-teman, rapat ini kita akhiri sampai disini." ucap Bara mengakhiri pertemuan rapat kali ini. Semua anggota OSIS langsung merapihkan catatan dan laporannya masing-masing bagian kemudian bubar.
Setelah itu, Bara pun bergegas keluar untuk menemui Amora. Ia berjalan menuju kelas Amora, namun tidak ditemukan siapapun disana. Kemudian ia mencari ke arah taman sekolah. Dan saat itu juga ia menemukan Amora tengah mengobrol dengan dua orang laki-laki.
Hati Bara langsung panas, apalagi saat melihat Amora tersenyum pada lelaki itu. Iya, lelaki lain, bukan tersenyum untuk dirinya. Senyum Amora hanya boleh untuknya saja. Batin Bara mulai terbakar api cemburu.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments