Hati Yang Terluka

Hati Yang Terluka

*SATU*

Jam makan siang hampir

tiba, kira-kira limabelas menit lagi. Renata sudah mulai sibuk berkemas untuk

membereskan berkas-berkas yang ada di mejanya. Sebelum keluar untuk makan

siang, semuanya harus sudah bersih dari atas mejanya. Tiba-tiba Tia, sahabatnya

yang juga satu kantor nyelonong menghampiri Renata sambil cengar cengir tanpa

dosa, yang kemudian mencubit pipi Renata tanpa alasan dan membuat mata Renata

melotot, tapi hanya dibalas tawa oleh Tia.

“Yuuuk... cepetan. Gue

keburu pingsan nih...Atau kamu nunggu diajak makan sama pak Erwin...?” Kata Tia

sambil menarik tangan Renata.

Tak lama keduanya keluar

kantor dengan taxi online yang sudah dipesan.

Mereka makan siang di

restaurant yang tidak jauh dari kantor. Suasana restaurant yang cukup ramai karena

jam makan siang, namun masih menyisakan beberapa kursi yang kosong. Selain

menyediakan menu yang beragam, suasana restauran juga cukup nyaman dengan

berbagai tanaman hias yang sangat menyejukkan. Mereka mengambil tempat di

pojokan yang menjadi lokasi favorit mereka, lalu memesan makanan dan minuman

sesuai selera masing-masing, Tia mulai bicara pelan-pelan.

“ Ren gimana....jadi ya

gue kenalin.....yang sekarang beda Ren. Gua jamin.....Bibit, bobot sama

bebetnya gak usah diragukan, kalau itu memang persyaratan kamu” kata Tia sambil

tertawa.

Tia berusaha mengenalkan

seseorang cowok dengan sahabatnya. Dan sekarang, entah sudah yang ke berapa

kali usaha yang dilakukan Tia tapi ditolak Renata. Dia tidak rela sahabatnya

terus terkurung dalam rasa sedih dan sakit hati akibat dikhianati pacarnya,

atau lebih tepatnya, calon tunangannya.

Yaaaa... hubungan yang

telah terjalin beberapa tahun harus kandas karena sebuah pengkhianatan. Sebuah

perlakuan yang benar-benar menyakitkan bagi Renata. Kesetiaan dan cinta yang

terus dia pelihara, dia perjuangkan harus berakhir di tengah jalan. Apalagi

seharusnya dalam beberapa bulan mendatang, mereka bertunangan, sesuai dengan

rencana, dan beberapa bulan berikutnya menikah.

“Apalagi sih Tia....kamu

gak bosen-bosennya ya.... Berapa kali aku harus ngomong....aku belum bisa untuk

saat ini. Tolong kamu paham donk....please.....” Jawab Renata dengan muka

sedih.

“Justru aku sangat-sangat

paham Ren....aku gak mau melihat kamu begini terus. Aku ingin kamu yang dulu

kembali lagi. Renata yang ceria, yang cerewet, suka iseng dan selalu semangat.

Renata yang jadi inspirasi semua orang, yang selalu ringan tangan menolong

orang. Aku ingin itu kembali lagi Ren.... . Mau sampai kapan loe terus begini

setia sama rasa sakit hati loe. Loe juga harus bahagia Ren, tidak selamanya

harus terkurung dalam kesedihan...”

Renata menundukkan

kepalanya. Yaaaaa.... akibat pengkhianatan itu menjadikan Renata berubah 180

derajat. Sepertinya tidak ada lagi sisa-sisa dari Renata yang dulu. Senyum yang

dulu selalu manis dan ceria, sekarang untuk senyum pun sepertinya dipaksakan.

Begitu ajaibnyakah kata-kata pengkhianatan itu berdampak. Rasa percaya kepada

laki-laki sudah hilang. Harapannya juga hilang. Hatinya benar-benar patah.

“Ren...coba dech kamu

buka sedikiiiitttt....saja hatimu. Atau paling tidak buka dirimu untuk mau

mencoba lagi. Memang menyakitkan  yang

kamu alami. Tapi tidak harus terus menerus kamu begini kan ? Kamu berhak bahagia

Ren....dengan cintamu, dengan masa depanmu...Raihlah itu.....kamu harus bisa berdamai

dengan hatimu.” ucap Tia lagi dengan penuh semangat.

“Bahagia....?

Cinta....?” Jawab Renata dengan tetap muka yang sendu dan tersenyum miris.

“Why not

Renata.....?. Gue tau, kamu satu-satunya orang yang gue kenal, yang terkenal

sulit untuk jatuh cinta. Tapi begitu kamu sudah juatuh cinta...yaaa...kayak

begini jadinya..”

“Ahhh... udah lah. Gak

usah diomongin lagi...Bikin gak napsu makan aja loe....”Renata cepat memotong

omongan Tia. Tidak ingin memperpanjang omongan, yang menurut dia tidak penting

dan menyakitkan kalau diteruskan.

Sementara itu di sudut

tempat duduk yang lain, sepasang mata di balik kacamata hitamnya mengawasi ke

dua gadis yang duduk di pojokan itu dengan tidak berkedip. Yaaaa.. sepasang

mata dari seorang pemuda yang selalu mengamati sejak ke dua gadis itu masuk ke

restauran. Dia adalah Bramantyo atau yang biasa dipanggil Bram, teman Tia,

lebih tepatnya sahabat Arya, pacar Tia, yang akan dikenalkan dengan Renata. Ada

rasa yang lain di hatinya begitu melihat wajah Renata dengan kesedihan yang

terpancar di mukanya. Ada sesuatu perasaan aneh yang tiba-tiba datang, yang dia

sendiri tidak tau apa sebabnya, padahal baru pertama kali dia melihat gadis

itu. Sebegitu hancurnyakah hati gadis itu dengan rasa cintanya yang

terkhianati? Bram memang sudah mendengar semua cerita tentang Renata dan kisah

cintanya dari Tia. Makanya Tia sangat antusias untuk mengenalkan Bram dengan

Renata dan berharap ada kecocokan diantara keduanya.

Bram mencoba mengikuti

keinginan Tia, tapi dengan catatan dia ingin melihat dulu Renata dari sisi yang

lain dengan cara diam-diam mengamati dan mengikuti Renata tanpa sepengetahuan

Renata. Tia menyetujui apa maunya Bram. Tia merasa Bram lah orang yang pas

untuk Renata. Maka siang ini dimulailah rencana Bram mengamati Renata saat

makan siang, sesuai kesepakatan dengan Tia. Inilah pertama kali Bram melihat

Renata secara diam-diam tanpa diketahui Renata. Bahkan Tia pun tidak tau dimana

posisi duduk Bram, karena dia tidak ingin Renata curiga kalau sampai Tia

kelihatan mencari-cari seseorang dengan mengedarkan pandangan matanya. Yang

jelas Tia tau bahwa Bram pasti sudah duduk manis dengan posisi tersembunyi di

dalam restaurant. Itu kesepakatan mereka berdua tadi melalui chat kalau Bram

akan datang lebih dulu di restaurant itu.

“Ren kamu jangan pesimis

gitu donk sayangggg.....Smangaaaaatttt....sobat.. Jalan masih panjang. Tidak

cukup hanya berdiam diri menangisi masa lalu. Apakah dengan begini loe merasa

bahagia? Enggak kan ?Jangan bohongin diri sendiri Ren...Oke?’

Renata menatap Tia

mendengar kata-kata itu. Ahhhh.....laki-laki itu, Aditya... Laki-laki kurang

ajar seperti kata Tia. Laki-laki yang sudah beberapa tahun mengisi hari-hari

indahnya. Laki-laki yang sudah mengajarkan akan indahnya cinta. Yaaa....cinta

pertamanya. Cinta yang begitu indah, tapi....juga sangat menyakitkan bahkan

sudah menorehkan luka yang begitu dalam di hatinya.

Renata tersenyum tapi

terlihat senyuman yang sangat miris. Aditya, nama yang terukir di dasar

hatinya, yang ingin ia lupakan, tapi sangat sulit. Laki-laki yang sudah

meninggalkan luka yang teramat dalam di hatinya. Sepertinya rasa bencinya pada

Aditya sebesar rasa cintanya.Dan ini sangat-sangat menyakitkan bagi Renata.

Laki-laki itu sudah berhasil membuat hidupnya benar-benar terpuruk. Membuat

harapannya hancur tanpa meninggalkan sisa. Tiga tahun lebih masa-masa indah dia

lalui bersama Aditya. Merenda kasih dan merajut cita-cita masa depan berdua.

Yang akhirnya.....berantakan semua.

Tanpa terasa di sudut

matanya telah menetes air mata, yang buru-buru dia hapus dengan tisue. Dia

tidak ingin orang lain melihatnya. Tapi ternyata pemandangan ini tidak luput

dari penglihatan Bram. Dia melihat kalau Renata sempat mengeluarkan air mata

yang buru-buru dihapus. Ada desiran halus di hati Bram melihat hal itu. Sepertinya

hatinya sakit melihat Renata. Dia sempat mengepalkan tangannya tanpa tahu

sebabnya. Apakah dia marah dengan penyebab air mata Renata keluar? Entahlah....

“Permisi....pesanannya

mbak....” Tiba-tiba datang pelayan membawa nampan untuk menghantarkan makanan

dan minuman yang dipesan, lalu meletakkan pesanan di meja.

“Sudah lengkap mbak

pesanannya. Silakan dinikmati...”

“Oke terimakasih mas....”

jawab Tia. Renata masih sibuk dengan tisuenya mengusap ke dua matanya. Tia

menyadari itu. Dia sangat paham dengan suasana hati sahabatnya, dan diapun juga

bisa merasakan kesedihan itu.

“Sory....Ren...aku gak

bermaksud......”

“Its okey...aku gak papa

kok. Aku aja yang terlalu cengeng.Yuk makan....cacingku dah teriak-teriak

nih....” Renata menyahut sambil sedikit mencoba bercanda untuk menetralkan

suasana.

“Enak juga nih smua

makanan di sini. Kayaknya gak bisa berpindah ke lain hati dech. Smuanya serba

enak dan pas  ...” Ucap Tia sambil

mengunyah makanannya.

Tiba-tiba ponsel Tia ada

notifikasi chat, dari Bram.

“Tia aku dah bisa

lihat wajah temenmu dari tempat dudukku.....”

“Trus gimana

kesannya mas? Cantik kan....?”

“Cantik sih,

Cuma.......”

“Cuma

knapa....jangan bikin penasaran ya.....”

“Mukanya sedih

amat. Kasihan lihatnya....”

“Mau lanjut mas...?”

tantang Tia

“Hhhmmmm......”

    “Asyik bener chating. Katanya udah

laper...malah dianggurin tuh makanan..” tiba-tiba Renata nyeletuk sambil

mengunyah makanannya.

“Tau nih orang gangguin

aja. Gak seneng liat orang mau makan...” jawab Tia sekenanya biar Renata tidak

curiga.

Ya.. Arya dan Tia  memang sudah sepakat untuk mengenalkan Bram

dengan Renata. Arya tahu persis siapa Bram. Dia sudah bersahabat sejak SMP dan

kebetulan sama-sama kuliah dengan jurusan yang sama juga. Sampai kemudian Bram

melanjutkan S2nya diluar negeri, baru pisah. Tapi sekembali Bram dari luar

negeri, mereka kumpul lagi. Bahkan Arya menjadi salah satu orang kepercayaan

papi Bram di perusahannya. Keduanya sudah seperti sodara, bahkan orang tua Bram

sudah menganggab Arya seperti anak sendiri. Persahabatan Bram dan Arya adalah

persahabatan yang tulus. Meskipun dengan latar belakang ekonomi yang berbeda,

tapi tidak membuat itu jadi penghalang. Bahkan saat kuliah dulu, disaat Arya

mengalami kesulitan biaya karena ekonomi orang tuanya yang pas-pas an, Bram dengan

tulus tanpa pamrih membantu Arya, hanya demi satu kata “persahabatan”. Bram

merasa begitu banyak berkat yang diberikan Tuhan untuk keluarganya, maka dia

harus berbagi. Itu yang diajarkan oleh kedua orang tuanya kepada anak-anaknya

sejak kecil. Sehingga tidak heran kalau keluarga Bram terkenal dengan jiwa

sosialnya.

Arya dan Tia juga tau

tentang cerita cinta lama Bram. Hampir sama dengan Renata, Bram juga ditinggal

oleh pacar yang sangat dicintainya dengan alasan yang tidak jelas setelah menjalin

hubungan beberapa tahun. Bahkan Bram sudah memantapkan hatinya untuk segera

melamar pacarnya. Pacarnya memutuskan hubungan dengan  Bram yang sama sekali tidak pernah

terbayangkan oleh Bram. Yang akhirnya Bram baru paham ketika pacarnya ke luar

negeri mengejar karier sebagai model dan hanya mengatakan maaf di pertemuan

terakhirnya tanpa menjelaskan alasannya. Bram yang sangat setia dengan

cintanya, tidak dapat menerima kenyataan itu. Dan itulah akhir cerita cinta

Bram dengan pacarnya, yang membuat dia menutup hati untuk urusan cinta sampai

saat ini. Terlalu menyakitkan, bahkan membuat dia sedikit trauma untuk memulai

lagi. Dia tidak mau disakiti lagi. Dia menjadi laki-laki yang dingin untuk

urusan cinta. Tapi untuk sekedar sebagai teman tanpa melibatkan urusan perasaan

dengan makluk yang namanya perempuan, Bram termasuk orang yang mudah berteman

& berkomunikasi, bahkan orangnya lebih cenderung konyol  dan suka bercanda. Dia sangat menghormati

makluk berjenis kelamin perempuan, seperti yang selalu diajarkan papinya, bahwa

wanita harus dihormati, tapi NO LOVE. Titik....!!

Kejadian itu sudah

terjadi lebih dari tiga tahun yang lalu. Hal itu menyebabkan Bram menjadi

laki-laki yang cuek dengan perempuan, dia menutup hatinya . Dia sibukkan

dirinya dengan study dan pekerjaannya. Bahkan sekarang, diusianya yang sudah

cukup matang untuk menikah, dia masih tetap belum memiliki pacar, apalagi

keinginan untuk menikah. Ini yang membuat maminya sibuk menjodoh-jodohkan Bram

dengan anak temannya, tapi Bram tidak merespon. Dia tetap sibuk dengan

pekerjaannya di perusahaan pertambangan, bahkan sudah memiliki posisi yang

cukup lumayan. Selain itu, Bram bersama teman-temannya sudah merintis usaha

sejak kuliah, yang sekarang sudah cukup besar dan Bram ditunjuk sebagai

direkturnya. Meskipun orang tuanya juga memiliki perusahaan yang salah satunya

di bidang pertambangan, tapi dengan alasan akan belajar dan mencari pengalaman

di tempat lain, dia belum mau terjun mengurus perusahaan orang tuanya,

meskipun  orang tuanya berkali-kali membujuk.

Makanya dia menyodorkan Arya untuk membantu papinya. Dan kebetulan Arya adalah

seorang pekerja yang ulet dan mumpuni, sehingga papinya menunjuk sebagai salah

satu orang kepercayaannya.

Tiga tahun lebih Bram

mengubur rasa cintanya dan menutup hatinya. Tapi sekarang, pertama kali dia

melihat seorang gadis yang bernama  Renata, seolah-olah memberikan rasa lain di

hatinya. Apakah ini namanya cinta pada pandangan pertama? Bram belum mau

mengakuinya. Tapi....tatapan sendu itu seolah-olah terus membekas di hatinya.

Ditambah lagi dengan tetesan air mata gadis itu yang sempat dia lihat dari jauh.

Dalam pandangan Bram, gadis itu terlihat rapuh dan butuh topangan untuk

bersandar.

“Aaaahhhhhh.....aku harus

mendapatkannya..” ucap Bram dalam hatinya

Selesai makan sambil mengamati

Renata, Bram kembali ke kantornya. Masih banyak pekerjaan yang harus dia

selesaikan hari ini. Tapi pikirannya benar-benar tidak bisa konsen dengan

dokumen-dokumen yang ada di mejanya. Pikirannya masih tertuju pada raut muka

Renata yang sendu. Ada sesuatu yang hilang ketika Renata dan Tia selesai makan

dan meninggalkan restauran itu.

“Apakah aku harus

mengejarnya...????” kata Bram dalam hati.

Bram duduk sambil

mengacak-acak rambutnya.

Bayangan wajah Renata

terus menari-nari dalam pikirannya. Lalu dia membuka ponselnya, ada WA dari Tia

yang ternyata mengirimkan foto Renata secara diam-diam. Terlihat wajah cantik

Renata di layar ponsel nya. Rambut hitam sebahu dengan hidung yang sedikit

mancung, mata bulat dengan tatapan mata yang menyiratkan ada kesedihan di sana,

serta bibir yang mungil dengan senyum tipis.

“Re....na......ta......”

desah Bram menyebut nama.

“Ada apa dengan kamu

Ren.....Kenapa aku baru lihat sekali, sepertinya ada banyak cerita yang bisa

kubaca dari wajahmu......?” Kata Bram dalam hatinya.

Kembali dia membolak

balikkan dokumen di depannya tanpa membaca. Ditutup lagi, buka lagi dan tutup

lagi. Itu yang dilakukan Bram di mejanya, dengan laptop yang tetap terbuka tapi

sama sekali tidak disentuhnya. Pikirannya melayang kemana-mana. Tapi hanya satu

bayangan yang ada di benaknya. Wajah Renata yang sendu. Mata itu...... penuh

kesedihan.....Bram kemudian mengusap-usap mukanya dengan kasar sambil beberapa

kali menghela nafas panjang.

“Hooiiiii.....bro ngapain

loe, kayak cacing kepanasan mau lahiran...ada apa sih? Gua liatin dari tadi tu

dokumen cuma dibolak balik doang. Kucel ntar lama-lama....” Tiba-tiba Joni,

salah satu temannya yang kebetulan duduk di dekatnya bertanya.

“Loe kenapa? Gua

lihat-lihat sejak loe pulang dari makan siang jadi aneh begini. Kesambet setan

dimana...??? Gak biasanya loe gelisah..., mana pake ngucel-ngucel rambut lagi.

Ngaca tuh....muka udah kayak apaan aja...” Kembali Joni melanjutkan

pertanyaannya panjang kali lebar.

Bram cuma nyengir

mendengar keheranan temannya. Kali ini sepertinya dia benar-benar menyerah

dengan hatinya. Pertemuan pertama yang bisa memporak porandakan perasaannya.

Bayangan wajah Renata yang seolah-olah selalu mengikutinya.

“Loe lagi jatuh cinta

bro? Sama cewek mana...????” tanya Joni penasaran. Karena yang dia tahu, selama

ini Bram belum punya pacar, bahkan dekat dengan cewek pun tidak pernah, tapi

kali ini tingkahnya jadi aneh mendadak.

“Gaaak.... gua cuman lagi

penasaran aja....”

“Penasaran ma cewek?”

desak Joni lagi, ikut-ikutan penasaran juga.

“Aaahhhhh....udah deh,

gak ada apa-apa kok.” sahut Bram

“Ayolaaahhh...sama cewek

mana, gak usah pake rahasia segala.” Joni mendesak lagi

“Upss...udah gua lagi

banyak kerjaan , ntar lagi... minggu depan mesti ke lapangan nih, jadi harus

kelar dokumennya....” Bram menghindar.

Yaaa, Bram memang tidak

mempunyai teman wanita yang dekat, apalagi yang namanya pacar. Meskipun banyak

cewek-cewek yang mengharapkan jadi pacarnya, bahkan istrinya. Dengan wajah yang

ganteng, body yang tinggi proporsional, serta pekerjaan yang bagus dan dari

keluarga kaya, siapa yang akan menolak, bahkan kalau perlu mengorbankan harga

dirinyapun mau, asal bisa jadi pacar Bram. Untunglah Bram berasal dari keluarga

yang taat akan agama dan selalu diajarkan untuk menghargai wanita.

“Bram...sebenernya cewek

yang seperti apa sih yang loe cari....? Gak ada satupun yang menarik gitu dari

sekian cewek yang ada..., yang deket sama loe..???” tanya Joni heran.

“Hhhmmmm....kemaren

belum...tapi gak tahu besok-besok.” Jawab Bram pendek

“Cewek mana....ada di

kantor ini??? Atau temen gereja loe, atau mantan temen sekolah...kuliahhhh???’

Joni mencecar dengan pertanyaan, makin penasaran.

“Udaaahhhh....besok-besok

lagi...berisik amat loe....!!!”

Terpopuler

Comments

Amarantha Chitoz

Amarantha Chitoz

coba nyimak dl thorrr

2024-08-13

0

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

lanjut

2022-10-09

0

Oh Dewi

Oh Dewi

Ceritanya seru kaya novel yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu

2022-06-06

0

lihat semua
Episodes
1 *SATU*
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Episode 126
127 Episode 127
128 Episode 128
129 Episode 129
130 Episode 130
131 Episode 131
132 Episode 132
133 Episode 133
134 Episode 134
135 Episode 135
136 Episode 136
137 Episode 137
138 Episode 138
139 Episode 139
140 Episode 140
141 Episode 141
142 Episode 142
143 Episode 143
144 Episode 144
145 Episode 145
146 Episode 146
147 Episode 147
148 Episode 148
149 Episode 149
150 Episode 150
151 Episode 151
152 Episode 152
153 Episode 153
154 Episode 154
155 Episode 155
156 Episode 156
157 Episode 157
158 Episode 158
159 Episode 159
160 Episode 160
161 Episode 161
Episodes

Updated 161 Episodes

1
*SATU*
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Episode 126
127
Episode 127
128
Episode 128
129
Episode 129
130
Episode 130
131
Episode 131
132
Episode 132
133
Episode 133
134
Episode 134
135
Episode 135
136
Episode 136
137
Episode 137
138
Episode 138
139
Episode 139
140
Episode 140
141
Episode 141
142
Episode 142
143
Episode 143
144
Episode 144
145
Episode 145
146
Episode 146
147
Episode 147
148
Episode 148
149
Episode 149
150
Episode 150
151
Episode 151
152
Episode 152
153
Episode 153
154
Episode 154
155
Episode 155
156
Episode 156
157
Episode 157
158
Episode 158
159
Episode 159
160
Episode 160
161
Episode 161

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!