Episode 4

Seminggu lebih kejadian

di gereja telah berlalu. Dan siang ini Tia dan Arya sudah sepakat untuk

mempertemukan Renata dan Bram dengan cara makan siang bersama tanpa

sepengetahuan Renata.

“Cepet Ren mumpung boss

gak ada, kita keluar sekarang yuk.” Tia mengajak Renata makan di luar kantor.

“Gak sabar amat

sih....!!!!” Kata Renata sedikit cemberut

“Keburu abis waktu

istirahat...”

Setelah sekitar duapuluh

menit, keduanya sampai di restaurant langganan dan mencari tempat duduk di pijok

yang menjadi favorit mereka. Sedang serius memilih makanan di daftar menu,

datang Arya berdua dengan Bram ke meja mereka. Tia dan Renata menoleh. Dan saat

tatapan mata Bram bertemu dengan Renata, ada desiran halus di dadanya, melihat

mata sendu yang memperlihatkan ada luka di dalamnya.

“Eh... mas, duduk yuk.

Ren kenalin ini temen mas Arya. Mas Bram ini temenku, kenalin.” Kata Tia sambil

berdiri.

“Bramantyo...” Sambil

mengulurkan tangannya.

“Renata....”

“ Kalian sudah pesan apa?

Kita ngikut aja, atau Bram kamu mau apa? ” Tanya Arya

“Eeemmm... ter...terserah

apa aja ngikut” Jawab Bram sambil sedikit gugup, karena tertangkap basah Arya

dia sedang memandangi wajah Renata yang tertunduk asyik dengan ponsel di

tangannya.

“Eeeiiittss... knapa jadi

gugup loe? Gak ada menu terserah...” Jawab Arya menggoda Bram.

“Kamu pesen apa Ren?

Terserah juga, ........?” Goda Arya

“Biar Tia aja yang pesen

mas, udah apal kok dia. Aku ngikut aja....” Kata Renata lembut sambil melirik

Tia.

“Yaaakk.... oke makanan

udah, tinggal masing-masing mau minum apa?” Kata Tia sambil menyodorkan daftan

minuman ke tengah meja.

Setelah semua  lengkap, sambil menunggu pesanan datang,

mereka terlibat dalam obrolan. Hanya Renata yang terlihat diam mendengarkan

obrolan teman-temannya, sekali-kali jawab  kalau ada pertanyaan.

“Ren ini mas Bram yang

pernah aku omongin dulu, yang mau ku kenalin sama kamu. Dia sohib mas Arya,

malah bisa disebut kayak sodara cuma beda emak sama bapak doank. Eeiiitss..

satu lagi, beda urat. Maksud gue, yang satu urat boss, yang satunya urat malu.....haaa....”

Bram sama Arya tertawa

ngakak mendengar omongan ngacau Tia, sementara Renata hanya tersenyum seperti males-malesan

dengan menarik sudut bibirnya sedikit. Cuma untuk menghargai guyonan sahabatnya

saja, sedangkan pikirannya melayang entah kemana.

“Dan mas Bram, Renata ini

sahabatku yang paling....eeemmm..paling apa yah...paling smuanya dech...Yang

jelas paling baik...tapi paling bawel juga....`”

Sampai dengan pesanan

datang, mereka masih ngobrol seru .

“Yuk dimakan, dah laper

nih. Sengaja tadi kosongin perut biar muat banyak..” Kata Arya

“Lho kok Rena cuma makan

itu..” Tanya Bram setelah melihat piring Rena cuma berisi salad buah.

“Rena beda mas..kalau

makan ikan aja dia paling doyan. Cuma di sini ikannya kurang enak, jadi dia gak

mau pesen.” Jawab Tia karena Rena cuma diam.

“Ini sudah cukup kok..”

Rena menjawab pendek sambil terus mengunyah makanannya.

“ Ajak donk kita makan

ikan di tempat langganannya mas Bram itu.., di mana mas aku lupa. Yang dulu

kita pernah makan itu. Enak lhooo ikannya. Segar-segar lagi..”

“ Kamu aja kalo soal

makanan paling inget, gak ada yang boleh lewat.” Tiba-tiba Arya menyahut omongan

Tia.

“Lhooo iya kan mas, ikan

di situ enak. Mas Arya aja cuma makan ikan gak pake nasi, mana ambil yang porsi

gede lagi”

“Oke..oke..kapan kalian

mau. Ada lagi tempat yang lebih enak dan bagus. Cuma agak jauh lokasinya..”Bram

memotong perdebatan Tia dan Arya.

“Gak sejauh hatimu padaku

kan mas...ya gak Ren” Kata Tia tertawa sambil melirik Renata dan menyikut

pinggangnya, karena Renata makan sambil  menunduk terus memandangi piringnya

“Uuupss...ke... kenapa?” Tanya

Rena yang dari tadi makan salad tanpa ikut komentar menjawab sedikit gugup

dengan pertanyaan Tia. Tia tertawa melihat muka Renata terlihat bengong.

“Laaahhh...makan sambil

ngelamun. Mikirin apa sih non? Direktur baru yang ganteng mah gak usah

dipikirin. Dia juga udah ada yang mikirin makan siangnya kok, ada sekretarisnya

tuhhh.... Jauuuhhh... mikir yang deket aja..”

“Apaan sih...ngaco aja..”

Jawab Rena sedikit sewot sambil mulutnya manyun

Dalam hati Bram, lucu

juga nih cewek kalo lagi sewot. Wajahnya kelihatan sangat imut dan lucu. Tanpa

sadar bibirnya tersenyum sambil matanya tetap memandang Renata. Hal ini membuat

Renata merasa grogi dan pengen lari dari hadapan Bram.

“Heeiii...ngapain loe

senyum-senyum sendiri. Kesambet ya....?”Ttiba-tiba Arya menyodok pinggang Bram

di sebelahnya. Bram malu karena ketahuan lagi dari tadi melihat ke arah Renata

terus yang duduk persis di depannya. Dan tanpa sadar Renata melihat ke arah Bram,

yang kebetulan juga sedang memandang wajahya sehingga tatapan mata keduanya

bertemu. Ada desiran halus di hati Bram. Mata itu..., seperti mata kucing. Tapi

kucing yang sedang terluka, dan luka itu tidak dapat disembunyikan sehingga

terpancar di matanya. Kata Bram dalam hati.

Renata salah tingkah,

kemudian langsung memalingkan wajahnya. Menghindar dari tatapan Bram.

“Wooiii... gimana nih

urusan makan ikan? Kok jadi malah pandang-pandangan gitu sih? Kapan mas Bram?” Tiba-tiba

Tia menyadarkan Bram dan Renata, yang membuat keduanya salah tingkah.

“Heiii... ada apa?” Tanya

Bram sambil heran.

“Loe dari tadi ngapain

aja Bram.... gak dengerin orang ngomong...” Arya meledek Bram yang membuat Bram

garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

“Waaahhh... mas Arya

rupanya kita salah ajak orang nih makan di sini. Yang satu ngelamun, eh yang

satunya bengon mikirin anak orang. Nyesel dah gua....” Kata Tia sambil geleng-geleng

kepala, sedangkan Arya cuma nyengir denger ocehan pacarnya.

“Ada apa lagi calon

nyonya Arya.... kok sewot mulu perasaan dari tadi. Gak dapat jatah dari Arya.?”

Tanya Bram lagi

“Laaahhh ini si Rena

mikirin direktur ganteng, eh mas Bram gak tau mikirin siapa. Diajak ngobrol

pada gak konek... eehhh.. gak tauya malah padang-pandangan berdua. Atau

jangan-jangan kalian pada saling mikirin ya.....?” Tia berkata sambil mencolek

pipi Renata. Mendengar ocehan Tia, muka Renata memerah menahan malu, tapi juga

kesal dengan sahabatnya yang bawel itu.

“Isshh... ngapain sih...

udah selesai kan makannya?. Kita mesti cepet-cepet balik Tia, keburu bos

dateng...” Rena menjawab sambil mengalihkan topik bahasan, karena ingin buru-buru

pergi dari tempat itu, apalagi dari hadapan Bram, yang membuat Tia dan Arya

makin gencar meledeknya karena salah tingkahnya.

“Eeeiitts... tunggu sayang.....

Udah gak sabar ya pengen cepet ketemu direktur ganteng. Kita belum ada

kesepakatan nih sama mas Bram..” Jawab Tia.

“Loe ngapain sih

nyebut-nyebut direktur mulu... kurang kerjaan..!” Renata mulai sewot dengan

omongan sahabatnya. Memang Tia orangnya baik, tapi kadang mulutnya sedikit

bocor dan blong. Apa yang ada di pikirannya kadang langsung keluar dari

mulutnya. Untung saja Renata sudah paham dengan tabiat Tia. Jadi biasanya

omongan Tia cuma masuk telinga kiri keluar telinga kanan. Gak usah dimasukin ke

hati, meskipun kadang ngeselin dan bikin malu. Seperti saat ini, omongannya

lebih ngaco, apalagi soal direktur ganteng dan soal pandang-pandangan dengan

Bram, yang membuat Renata gemes. Karena dia memang tidak ada apa-apa dengan

direktur ganteng. Renata selalu menghindar tiap kali direktur itu mendekatinya

dengan berbagai alasan. Dan Tia sangat paham dengan hal itu. Bahkan sering

membantu menghindar dengan segala akal bulusnya.

“Gimana mas, kapan mau

ngajak makan ikan. Mumpung Rena masih punya hobby makan ikan lho. Repot ntar

kalo dia ganti hobby makan orang.. haa....”

Rena diam saja sambil

menghela napas panjang denger omongan Tia, dan Tia paham kalau Rena sedikit

kesal dengan omongannya. Tapi sebenernya maksud Tia untuk mencairkan kekakuan antara

Bram dan Renata. Selain itu juga biar ada momen lagi pertemuan antara Bram

dengan Rena, makanya dia terus mendesak Bram.

“Oke... sekarang juga

boleh. Ayuukkk...” Jawab Bram

“Itu mah kelihatan gak

iklas mas. Udah tau abis makan, nawarin makan lagi. Lagian ini masih jam

kantor. Emang mas Bram yang punya kantor sediri....?” Jawab Tia cemberut

“Oke kamu yang atur waktunya.

Aku sama Arya tinggal ngikut aja. Gimana Ar..?”

Arya hanya mengangkat ke

dua bahunya tanda setuju

“Rena kamu maunya kapan?”

Tanya Tia sambil menoleh ke arah Renata

“Haa... knapa aku...?” Jawab

Rena bengong tapi cuek

“Yaaahhh... percuma

ngajak ngobrol orang oon...” Kata Tia sambil menowel hidung Rena yang dibalas

dengan cubitan di pinggang Tia.

“Oke kalau begitu atur

aja waktunya. Begitu fix info ke aku ya..” Kata Bram akhirnya. Dia tidak tega

kalau Renata di bully terus oleh Tia.

“Asshiiaaappp boss..”Jawab

Tia.

Setelah ngobrol-ngobrol

sejenak, mereka memutuskan pulang ke kantor masing-masing lagi, karena jam istirahat

hampir selesai.

“Ayo aku antar dulu

kalian ke kantor biar cepet,” Kata Bram.

Berempat menuju tempat

parkir dan masuk ke mobil Bram, menuju ke kantor Rena dan Tia.

“Makasih mas udah

ditraktir.” Kata Tia pada Bram setelah turun dari mobil di depan lobby kantor.

Bram menoleh ke arah Renata

sambil tersenyum. Rena juga membalas senyum sambil berkata pelan. “ Makasih mas

Bram. Yuk mas Arya, trims juga ya.” Kemudian keduanya memasuki lobby kantor.

“Gimana Bram...?” Tanya

Arya setelah keluar dari arena kantor Rena dan Tia

“Apanya yang gimana?”

“Kesan dan pesan loe ke

Renata...haaa....” Kata Arya sambil tertawa

“Si mata kucing yang

terluka. Yaaa....loe liat aja ntar endingnya gimana. Yang jelas gua mau

perjuangkan Renata” jawan Bram sambil menghela nafas.

“Teruss....lanjutannya.???

Kamu berniat serius kan, gak main-main.???’ Tanya Arya lagi.

“Emang aku ada tampang

tukang mainin cewek..???”

“Lhooo...siapa tahu,

sekarang loe udah tambah pinter.”

“Gak...aku niat serius.

Rasanya baru kali ini aku bener-bener gak bisa berkutik. Loe mau kan bantuain...???”

“Oke....ntar sama Tia aku

pasti bantuin perjuangan loe.”

“Aku sebenernya kasihan

juga sama Renata. Orangnya baik dan gak macem-macem, dasar lakinya saja yang

kurang ajar. Ke luar negri bukannya bener, eeehhhh....tahu-tahu nikah  di sana. Mana gak ada omongannya lagi....gimana

coba gak shock...” Kata Arya dengan muka kesal.

“Yaaaa....siapa tahu ada

alasan yang kita sama-sama gak tahu Ar...”Jjawab Bram.

“Yaaa...alasannya memang

dia gak setia..”

“Memang dia nikah sama

siapa...?” Tanya Bram penasaran.

“Katanya sih sama mantan

pacarnya yang sama-sama kuliah di sana. Aku juga gak begitu jelas. Tahu-tahu

ada yang kirim foto nikahan mereka. Hanya itu yang sampai ke Renata. Padahal

rencananya, setelah pulang dari luar negri, mereka mau tunangan, dan beberapa bulan

kemudian, dua atau tiga bulan, mereka mau nikah. Kamu pernah merasakan kan,

dulu bagaimana rasanya...?” Cerita Arya panjang lebar.

Bram mejadi sedikit lebih

tahu latar belakang Renata.

“Ya.....kalau kita

laki-laki mungkin bisa lebih rasional, tapi kalau cewek? Kamu saja yang

ngalamin, butuh waktu sekian lama, baru sekarang ketemu Renata, mulai terbuka

lagi...”

“Rasa-rasanya aku bisa

lebih memahami kalau ceritanya begitu. Sepertinya hampir sama jalan ceritanya.

Mirip-mirip, semoga saja....” kata Bram pelan sambil membayangkan kembali wajah

Renata dengan mata sendunya.

****

“Ren gimana kesan loe

dengan mas Bram?” Tanya Tia setelah duduk di ruang kerjanya

“Heeemm...biasa aja”Jawab

Rena cuek sambil tetap membaca berkas-berkas yang ada di mejanya, dan sekali-kali

melihat di layar laptopnya.

“Maksud gue gimana gitu,

orangnya...., penampilannya... atau apanyalah gitu....” Desak Tia lagi

“Sssstttt... udah jangan

berisik. Gua lagi repot nih. Dokumen besok pagi harus sudah siap.” Jawab Renata

tanpa menolehkan kepalanya.

“Tapi......”

“Udah dech Tia... please.....

jangan sekarang....” Jawab Renata dengan muka memelas.

“Oke... oke.... next kita

omongin lagi ya...’ Jawab Tia sambil ngeloyor pergi

Setiap kali Tia menanyakan

tentang Bram pada Renata, selalu tidak dijawab dan Renata menghindar dari

pertanyaan-pertanyaan Tia dengan cara menyibukkan diri dengan dokumen-dokumen

yang menumpuk di mejanya. Akhirnya Tia pun menyerah, tidak lagi menanyakan pada

Renata, karena dia berpikir, toh mereka baru bertemu sekali, itupun hanya sekedar

makan siang. Tia menghibur diri sendiri. Maka Tia akan berusaha terus untuk

mempertemukan kembali Bram dengan Renata di hari-hari berikutnya dengan

berbagai alasan. Dan upaya ini didukung oleh Arya, yang memang sangat senang

kalau Bram bisa menjadi pacar Renata, bahkan sukur-sukur berlanjut sampai menjadi

suami istri.

Dan sore itu Tia masih

mengejar pertanyaan tadi siang yang belum putus, karena dia masih penasaran.

Kebelulan pekerjaan sudah selesai dan tinggal tunggu jam pulang.

“Ren... masih nyambung pertanyaanku

yang tadi siang, kamu belum jawab...”

“Pertanyaan yang mana

lagi Tia....????”

“Jangan pura-pura lupa

ya.... tentang mas Bram...”

“Apanya yang mau kamu

tanyain bawel...!!!”

“Soal mas Bram... menurut

kamu gimana..???”

“Apanya yang gimana? Kan

ketemu juga baru sekali, itupun cuma sebentar, terus pendapat yang gimana

lagi?”

“Berarti perlu ketemu

lagi ya, biar kamu punya pendapat...???” Ledek Tia, yang membuat Renata sedikit

sewot.

“Udah ah.... ngaco aja

kamu kalau ngomong...!!”

“Tapi ini aku serius... Kalau

misalnya mas Bram ternyata naksir kamu... terus kamu gimana, mau terima

gak...?”

“Ah.... udah... gak usah

ngomongin itu lagi...!!!”

“Ren... aku serius... kalau

mas Bram bener-bener jatuh cinta sama kamu, kamu mau mencoba kan...??”

Renata diam tidak menjawab.

Dia hanya menghela nafas panjang.

“Gak usah berandai-andai

Tia. Aku gak mu mikirin dulu....”

“Ren... mas Bram orangnya

baik. Aku kenal betul sama dia. Jadi terus terang... aku berharap kamu mau

mencoba membuka diri sedikiiiitttt..... aja untuk dia”

“Jangan terlalu berharap

Tia, karena akupun juga tidak berani berharap lagi...” kata Renata dengan wajah

sendu.

“Rennn... please... jangan

putus asa. Everything to be allright. Oke...???” kata Tia sambil mencium pipi

Renata untuk menguatkan sahabatnya.

Terpopuler

Comments

Amarantha Chitoz

Amarantha Chitoz

hhhhmmmmm...

2024-08-13

0

Sis Fauzi

Sis Fauzi

lima likes 👍👍👍👍👍 dan lima bintang 🌟🌟🌟🌟🌟 buat kamu Thor ❤️
Feedback DIBALIK EMOTICON CINTA dan RICH PRANAJA PEWARIS TIRTANALA ❤️ 👍🙏

2021-03-31

1

Sis Fauzi

Sis Fauzi

likes and comment

2021-03-31

1

lihat semua
Episodes
1 *SATU*
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Episode 126
127 Episode 127
128 Episode 128
129 Episode 129
130 Episode 130
131 Episode 131
132 Episode 132
133 Episode 133
134 Episode 134
135 Episode 135
136 Episode 136
137 Episode 137
138 Episode 138
139 Episode 139
140 Episode 140
141 Episode 141
142 Episode 142
143 Episode 143
144 Episode 144
145 Episode 145
146 Episode 146
147 Episode 147
148 Episode 148
149 Episode 149
150 Episode 150
151 Episode 151
152 Episode 152
153 Episode 153
154 Episode 154
155 Episode 155
156 Episode 156
157 Episode 157
158 Episode 158
159 Episode 159
160 Episode 160
161 Episode 161
Episodes

Updated 161 Episodes

1
*SATU*
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Episode 126
127
Episode 127
128
Episode 128
129
Episode 129
130
Episode 130
131
Episode 131
132
Episode 132
133
Episode 133
134
Episode 134
135
Episode 135
136
Episode 136
137
Episode 137
138
Episode 138
139
Episode 139
140
Episode 140
141
Episode 141
142
Episode 142
143
Episode 143
144
Episode 144
145
Episode 145
146
Episode 146
147
Episode 147
148
Episode 148
149
Episode 149
150
Episode 150
151
Episode 151
152
Episode 152
153
Episode 153
154
Episode 154
155
Episode 155
156
Episode 156
157
Episode 157
158
Episode 158
159
Episode 159
160
Episode 160
161
Episode 161

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!