Episode 11

Renata sangat kikuk

mendengar dan mendapat perlakuan seperti itu oleh Erwin. Dia merasa serba

salah. Dia tidak ingin memberi harapan pada Erwin. Apalagi tatapan mata Erwin

begitu lembut pada Renata, juga perlakuannya. Menjadikan Renata sangat tidak

enak.

“Ayooo... jangan diliatin

aja. Atau kamu gak cocok dengan lauknya..?”

‘Eeee... iya pak. Gak

kok,saya termasuk pemakan segala. Gak pilih-pilih...” jawab Renata.

“Silakan bapak ambil

duluan...”

“Lhooo... kan saya tuan

rumah, tamu dulu dong... atau perlu saya yang ambilkan..?’

“Gaaak... gak usah pak ,

biar saya ambil sendiri.” Kata Renata sambil mengambil piring dan mengisi

sedikit nasi.

“Kok cuma sedikit nasinya...

Lagi diit..?”

“Ntar tambah lagi

pak...takut gak habis... Sayang makanan” Renata kemudian mengambil lauk dan

sayur secukupnya, yang selanjutnya Erwin juga mengambil nasi beserta lauknya..

Berdua makan dalam diam.

Sesekali Erwin melihat ke wajah Renata yang makan sambil menunduk. Dalam hati

dia sangat mengagumi Renata dengan kecantikannya yang alami dan matanya yang

sendu. Erwin memang diam-diam menaruh hati pada Renata, tapi sepertinya Renata

selalu menghindar, sehingga membuat Erwin makin penasaran.

“Buahnya Ren...”kata

Erwin setelah melihat piring Renata kosong dan tidak mau tambah lagi. “Iya

pak... sudah cukup. Gak muat tempatnya...”

Setelah dirasa cukup,

Renata pamit untuk kembali ke ruangannya. Dia tidak mau ber lama-lama di

ruangan Erwin. Renata merasa tidak enak, apalagi tadi waktu mau masuk ke

ruangan Erwin, banyak staf di divisi Erwin yang memandang penuh keheranan ke

arah Renata.

“Pak saya pamit,

terimakasih banyak makan siangnya,” kata Renata sambil berdiri, yang diikuti

oleh Erwin.

“Kok buru-buru. Santai

aja, kita ngobrol-ngobrol dulu, saya sudah ijin bos kamu kok kalo mau makan

siang...”

“Maaf pak masih ada

kerjaan yang harus saya selesaikan...”

“Oke dech... kapan-kapan

makan bareng lagi ya...”

Renata tidak menjawab,

dia hanya tersenyum, Tidak tahu harus menjawab apa, karena dia tidak mau

memberi harapan pada Erwin.

“Mari.... pak, saya ijin

keluar..” kata Renata sambil melangkah keluar, kearah pintu kaca..

Sampai di ruangannya, Renata

belum melihat keberadaan Tia, mungkin masih makan di kantin. Kata Renata dalam

hati. Dia merenung dengan apa yang barusan dia alami, makan dengan Erwin, yang

memang tidak bisa dia hindari. Renata membuka laptopnya untuk melanjutkan

pekerjaannya, sambil sesekali menghela nafas. Tak lama kemudian, terlihat Tia

masuk ruangan setelah selesai keluar makan siang dengan teman-temannya yang lain.

Tia berjalan mendekati Renata.

“Hei.... gimana acara

maksinya sama si ganteng..?”

“Diihhhh.... Kok tau

kalau aku maksi..?”

“Ada deeechhh... eh.... gue

serius Ren, kenapa tiba-tiba ada acara maksi begitu...?” Tia masih penasaran.

“Yaaa... mana gua tau... Katanya

sih karena aku pasti gak mungkin jalan keluar nyari makan, gara-gara kakiku masih

sakit, jadi ngundang makan.” jawab Renata dengan muka datar.

“Cieee... so sweet.....

Kayaknya mulai nih gerilya....”

“Ih... apaan sih...?”

“Gue cuma ngingetin Ren,

ada mas Bram yang sangat serius sama kamu lho...”

“Lhooo... emang aku ngapain..?

Orang gak ngapain juga...”

“Yeeee... siapa tau

khilaf dengan kegantengan si bos. Padahal kalo dipikir-pikir, mas Bram kan

ganteng juga. 11/12 lah sama si bos sebelah, heeee... Juga sama-sama tajir”

Renata melotot mendengar

candaan Tia. Dia tau Tia cuma menggoda saja

“Ren loe harus siap-siap.

Pasti ntar lagi jadi viral... he..... he...”

“Maksudnya....????” tanya

Renata heran

“Yaaa.... apalagi kalau

bukan acara maksi bareng direktur ganteng.... hee.....”

Renata tidak mau

menanggapi candaan Tia. Dia acuh dan lebih memilih menyelesaikan pekerjaannya.

Ketika jam pulang tiba.

Renata dan Tia sedang berkemas, beres-beres dokumen yang masih berserakan di

atas mejanya. Renata rencana mau pulang naik taksi kembali.

“Ren kamu pulang bareng

aku ya. Mas Arya mau jemput.”

“Kok tumben mas Arya bisa

pulang cepet lagi.”

“Lagi gak banyak kerjaan,

lagian papinya mas Bram juga sedang ke luar negri. Dia kan orang kepercayaan

papinya mas Bram”

“Arah kita kan beda, aku

turun di jalan aja ya, biar lanjut naik taksi....”

“Yaelahhh... kayak sama

siapa aja, udah... aku drop di rumah aja.”

“Renata kita pulang

bareng ya, saya antar ke rumah...” tiba-tiba suara berat yang sudah sangat dikenal

muncul dari belakang tempat duduk Renata. Erwin dengan senyuman yang menawan

sudah berdiri di situ. Renata heran, dari mana ni orang tiba-tiba nongol, bikin

kaget saja, gak kedengaran langkahnya. Katanya dalam hati.

‘Eeee... pak Erwin... Gak

usah pak, terimakasih. Saya bareng Tia saja...”

“Lhooo... tadi saya

denger katanya tidak searah dengan Tia dan kamu mau turun di jalan...”

Tia diam saja, tidak

berani ikutan menjawab. Renata jadi serba salah, dan sebenarnya mengharap Tia

mau membantu menjawab, tapi ternyata Tia malah cuek. Sialan kamu Tia. Kata Renata

dalam hati. Bantuin jawab napa.....

“Ayolah Ren.... sebentar lagi

juga sepertinya mau hujan lho, keburu macet.”

“Tapi pak...” Jawab

Renata lagi.

“Please... aku antar

pulang. Oke..?” suara tegas dan dalam Erwin terdengar. Ini nih mulai dengan

sifat aslinya seorang bos yang suka printah. Dalam hati Renata. Dia pun menoleh

ke arah Tia, diikuti Erwin yang juga menoleh ke arah Tia.

“Gak apa-apa kan Tia,

saya yang mengantar Renata pulang..?” tiba-tiba Erwin bicara ke arah Tia.

“Eeee... silakan saja pak

kalau tidak merepotkan bapak.” Tia tidak dapat mengelak

“Gak repot kok. Lagian

saya juga gak ada keperluan lain lagi.” Erwin meyakinkan Tia dan

Renata.

“Gimana Ren... ayo kita

pulang sekarang..” suara Erwin lagi dengan nada seperti memerintah, tapi halus.

“Iii... iya pak sebentar

saya kunci laci dulu..”jawab Renata sedikit gugup. Kemudian berdiri dari tempat

duduknya.

“Tia yuk duluan... salam buat

mas Arya ya...” kata Renata dengan malas.

“Oke... ati-ati ya. Pak

titip Renata ya, sampai rumah tetap utuh...” Tia mencoba memecah suasana karena

melihat Renata cemberut ke arah dia. Erwin tersenyum sedangkan Renata mendelikkan

matanya ke arah Tia.

“Heee.... jangan kuatir.

Pasti aman. Yuk saya duluan...” jawab Erwin.

“Silakan pak...” jawab

Tia sambil mengedipkan sebelah matanya pada Renata.

Kemudian berdua melangkah

keluar ruangan menuju ke arah lift. Keluar dari lift, berdua menuju depan lobby

untuk menunggu mobil Erwin yang sedang disiapkan oleh asistennya. Tak lama muncul

mobil di depan mereka. Erwin membuka pintu mobil sebelah depan kiri dan

mempersilakan Renata masuk, sementara asisten Erwin turun dan mempersilakan Erwin.

“Bapak tidak pakai sopir.?

Bukanya tiap direktur disiapkan sopir pak” Renata heran. Erwin tidak menjawab,

tapi kemudian melajukan mobilnya meninggalkan lobby kantor.

“Ren tolong kalau tidak

di kantor jangan panggil bapak ya. Kayaknya aku sudah tua gitu kalau kamu

panggil bapak. Atau aku memang pantas jadi bapakmu ya.....” Erwin bercanda.

“Aku lebih suka bawa

mobil sendiri, kecuali sedang malas atau capek.” Sambung Erwin lagi.

“Tapi pak... ini kan

masih di lingkungan kantor ” Renata masih bertahan.

“Maksudku di dalam

ruangan kantor atau urusan pekerjaan. Oke..??”

 Mobil mulai menelusuri jalan raya yang mulai

macet karena jam pulang kantor. Erwin pun dengan santai mengendarai mobilnya.

Menikmati kemacetan, katanya.

“Kita makan dulu ya...”

Erwin membuka suara.

“Gak usah pak, langsung

pulang aja. Sepertinya kaki saya kerasa sakit lagi..”

“Pak lagi....??” tanya

Erwin

“Eee... gak usah ee... mas...,

kaki rasanya sudah nyut-nyutan” Renata grogi ketika menyebut mas pada Erwin.

Dan Erwinpun tersenyum mendengar Renata memanggilnya mas.

“Good girl. Panggilan

yang enak...” Kata Erwin, yang makin membuat Renata salah tingkah dan wajahnya

memerah. Erwin tertawa.

“Kenapa tertawa pak... eee..

mas...???”

“Aku suka panggilan itu..”

Renatapun diam sambil matanya menoleh ke luar jendela.

“Kenapa kakimu? Apa perlu

ke dokter..?” tanya Erwin dengan kuatir.

“Gak papa kok. Mungkin

kaget aja buat jalan dan duduk seharian. Lagian udah diurut dua kali.”

“Oke kalau begitu kita cari

tempat makan yang gak usah pake jalan jauh, kebetulan ada cafe langganan yang

dekat dan makanannya enak. Bagaimana Ren.... setuju...?”.  tanya Erwin dengan penuh berharap. Renata

kehabisan alasan untuk menolak. Akhirnya setuju.

“Terserah aja...”

Terpopuler

Comments

Amarantha Chitoz

Amarantha Chitoz

lanjuuuttt

2024-08-18

0

lihat semua
Episodes
1 *SATU*
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Episode 126
127 Episode 127
128 Episode 128
129 Episode 129
130 Episode 130
131 Episode 131
132 Episode 132
133 Episode 133
134 Episode 134
135 Episode 135
136 Episode 136
137 Episode 137
138 Episode 138
139 Episode 139
140 Episode 140
141 Episode 141
142 Episode 142
143 Episode 143
144 Episode 144
145 Episode 145
146 Episode 146
147 Episode 147
148 Episode 148
149 Episode 149
150 Episode 150
151 Episode 151
152 Episode 152
153 Episode 153
154 Episode 154
155 Episode 155
156 Episode 156
157 Episode 157
158 Episode 158
159 Episode 159
160 Episode 160
161 Episode 161
Episodes

Updated 161 Episodes

1
*SATU*
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Episode 126
127
Episode 127
128
Episode 128
129
Episode 129
130
Episode 130
131
Episode 131
132
Episode 132
133
Episode 133
134
Episode 134
135
Episode 135
136
Episode 136
137
Episode 137
138
Episode 138
139
Episode 139
140
Episode 140
141
Episode 141
142
Episode 142
143
Episode 143
144
Episode 144
145
Episode 145
146
Episode 146
147
Episode 147
148
Episode 148
149
Episode 149
150
Episode 150
151
Episode 151
152
Episode 152
153
Episode 153
154
Episode 154
155
Episode 155
156
Episode 156
157
Episode 157
158
Episode 158
159
Episode 159
160
Episode 160
161
Episode 161

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!