Episode 5

Hari Sabtu merupakan hari

yang menyenangkan buat siapapun, termasuk Renata. Dia bisa bangun siangan dan

bermalas-malasan di tempat tidur. Tidak ada acara apapun di hari Sabtu ini.

Tiba-tiba ketika masih tergolek di tempat tidur, ponselnya berbunyi. Dia lihat

di layar masih jam 7.15 pagi. Ternyata dari Tia.

“Wooiiii.... ngapain

pagi-pagi gangguin orang tidur sih?”

“Eeeiittss... pagi-pagi

main gas pool aja neng. Udah siang nih, molor aja. Pamali anak gadis bangun

siang-siang. Susah jodoh tauuu...”

“Bodo!!! Aku tutup nih kalo

cuman mau merepet pagi-pagi!!!”

“Eeee... tunggu... Kamu

gak ada acara kan hari ini. Jalan yuk daripada bengong di rumah.”

“Kemana lagiiii... males

ah.”

“Ntar gue jemput. Loe gak

usah repot-repot naik taxi.”

“Iyaaaa... mau kemana onengggg...?

Aku ngantuk.... pengen istirahat!!!” jawab Renata ogah-ogahan

“Iya loe tidur aja lagi.

Ntar agak siangan jemputnya kok. Yang jelas tempatnya enak. Loe pasti seneng.

Oke neng...?’

“Iye.... jam berapa loe

jemput. Terus kita mau kemana? Aku gak mau kalau gak jelas!!!”

“Memang pernah aku ngajak

kamu gak jelas...? Enggak kan....?”

“Iya.... tapi bilang dulu

mau kemana....!!!!”

“Issshhhh.... bawel amat

sih Ren.... udah siap-aiap saja...!!!!”

“Jam berapa kamu

jemput...?” Akhirnya Renata menyerah.

“Jam sepuluhan lewat

ya... Oke? Gua tutup nih, mau nerusin beres-beres kamar dulu. Yang jelas.... pasti

gua ngajak ke tempat yang enak. Daaaggg”

Setelah nada terputus,

Renata melempar ponselnya ke kasur, Matanya terpejam, ingin melanjutkan kembali

tidurnya, tapi tidak lama kemudian dia bangun, membereskan tempat tidurnya dan

keluar kamar. Masih cukup waktu untuk bermalas-malasan. Pikir Renata.

“Pagi jeng, sudah bangun

nih. Mau sarapan apa?” tanya mbok Jum begitu melihat Renata masuk ke dapur

mengambil air putih segelas, kemudian meminumnya sampai habis. Ini memang

kebiasaan Renata, bangun tidur langsung minum air putih.

“Kayaknya males sarapan

mbok. Minum kopi aja... gak papa ya.....” jawab Renata sambil duduk di kursi

makan dan memainkan ponselnya.

“Eee.... harus sarapan. Mbok

bikinin nasi goreng pedes ya sama telor ceplok atau sama abon juga ada kok.

Atau kalau jeng Rena mau makan yang lain juga gak papa, biar simbok siapkan”

Renata memang susah untuk

sarapan, tapi dengan berbagai rayuan, mbok Jum selalu berhasil memaksa Renata

sarapan. Dan tiap kali mbok Jum merayu untuk makan, Renata pasti tidak bisa

mengelak. Meskipun sedikit, yang penting ada yang masuk. Itu kata-kata mutiara

mbok Jum. Ini salah satu alasan yang membuat ibunya memaksa mbok Jum harus ikut

kalau Renata mau ke Jakarta.

“Oke dech mbok, pake abon

saja. Tapi gak usah banyak-banyak ya. Rena mandi dulu.” Jawab Renata. Dia

memang tidak tega juga untuk menolak tawaran mbok Jum, dan mbok Jum senang

dengan usahanya yang selalu berhasil untuk membujuk Renata mau sarapan.

“Naaahhh... begitu.... nanti

siang mau dimasakin apa lagi jeng”

“Kayaknya siang Rena gak

makan di rumah mbok. Tia ntar jemput mau ngajak jalan. Terserah mbok Jum aja mau

masak apa. Ehhh duit belanja masih ada gak mbok..?”

“Masih ada kok. Masih cukup

buat seminggu malah. Besok saja kalau sudah habis, simbok  minta lagi. Di kulkas juga masih banyak kok sayuran“

“Yo wis tak mandi dulu

mbok.” Kata Renata sambil melangkah ke kamarnya lagi untuk mandi.

Jam 10.30 terdengar bunyi

klakson mobil di depan rumah. Tia sudah datang. Renata sudah siap dengan

memakai jeans dan blus kembang-kembang putih serta sneaker dengan warna senada

plus tas selempang. Wajahnya terlihat cerah, tapi tetap saja matanya tidak

secerah wajahnya. Mata kucing yang terluka. Seperti Bram menyebutnya.

“Weeeiiitssss.... seger

amat si eneng. Abis mandi ya....? Gak sewot lagi kan.....???” sapa Tia begitu

Renata muncul.

“Lhooo.. kirain

sendirian, ehhh... sama mas Arya juga to... Tumben mas ikut, gak lagi sibuk ni?”

kata Renata sambil masuk ke mobil, kemudian mobil mulai jalan.

“Iya sekalian ada perlu, mumpung

arahnya sama...” jawab Tia

“Sekali-sekali Ren.

Refreshing... mumpung libur, pengen santai sejenak...” jawab Arya

“Emang kita mau jalan

kemana sih, pake rahasia segala... Atau.... jangan-jangan aku cuma mau dijadiin

obat nyamuk..???” tanya Renata penasaran

“Halaaahhh.... udah gak

usah protes mulu...!!!”

“Sudah Ren.... nurut saja...

Emang susah nih kalau Tia sudah punya mau... gak boleh orang protes..” kata

Arya lagi.

“Bawaan orok mas.... Mas

Arya udah apal kan...????” tanya Renata

“Bagaimana gak apal

Ren.... udah bertahun-tahun....” kata Arya lagi sambil garuk-garuk kepala.

Sementara Tia cuma ketawa mendengar dialog Renata dengan Arya.

Setelah perjalanan

memakan waktu satu jam lebih sedikit karena macet, mereka sampai di areal rumah

makan yang cukup luas. Renata heran, mau makan aja nyari yang jauh-jauh, pake

macet lagi. Emang gak ada yang dekat apa. Tanyanya dalam hati, sambil  mengedarkan pandangannya ke sekiling rumah makan.

“Gak usah bengong neng.

Di sinilah tempat makan ikan yang enak. Loe pasti  balik kesini lagi kalau dah ngrasain masakan

ikan di sini.” Kata Tia karena melihat temannya bengong setelah turun dari

mobil, dan Tia tahu Renata paling hoby makan ikan. Bahkan sepiring pun sanggup

dia habiskan kalau hanya ikan bakar. Wajah Renata pun berbinar begitu akan ketemu

dengan makan favoritnya

“Gak ada yang lebih jauh

lagi..? Biar pingsan duluan.....” tanya Renata iseng.

“Udah ..... protes mulu dari

tadi.... Loe rasain aja ntar. Yuk masuk, cari tempat yang enak.” Ajak Tia

sambil melangkah masuk ke areal rumah makan.

Kebetulan tempat makan

ini model saung-saung dengan tempat duduk model lesehan, dan masih banyak yang

kosong, karena memang belum jam makan. Tapi kalau terlambat, pasti tidak

kebagian posisi yang enak, karena rumah makan ini selalu ramai. Apalagi hari

Sabtu dan Minggu. Mereka sudah mendapat saung yang agak ke belakang, di dekat

pohon besar, sehingga tempatnya sangat teduh.

“Mas Arya mau pesan apa?”

tanya Tia pada Arya sambil menyodorkan daftar menu.

“Ikan bakar aja yang

polos. Boleh juga tambah yang kuah asam buat rame-rame. Terus otak-otaknya

jangan lupa, buat iseng nunggu...” kata Arya.

“Kamu apa Ren?”

“Apa aja. Gak tau juga

yang recomended apa di sini. Tapi ikan bakar boleh juga tuh... kayaknya enak”

Sambil menunggu pesanan,

mereka asyik ngobrol sambil bercanda. Renata dapat mengimbangi candaan Tia dan

Arya meskipun tidak seheboh Tia. Tak lama pesanan otak-otak datang.

“Ayo Ren dicobain,

otak-otaknya juga enak lho. Kerasa ikannya...” kata Tia.

“Enak juga ya tempatnya.

Untung dapat di sini, gak terlalu panas..” kata Renata sambil mengedarkan

pandangannya lagi ke sekeliling area rumah makan yang disekitarnya banyak

pepohonan. Kemudian menikmati otak-otak yang ada di depannya.

Tiba-tiba ponsel Arya bunyi,

ada panggilan masuk.

“Loe sudah sampai? Oke

kita di saung belakang, deket pohon yang gede, lurus dari depan. Langsung aja

ke sini!!.”

Jawab Arya saat terima

telepon. Renata mengerutkan dahinya meskipun masih tetap asyik melihat

pemandangan di sekitarnya.

Tidak lama muncul Bram di

depan mereka dengan kacamata hitam. . Wajahnya terlihat tampan dengan memakai

kaos putih lengan pendek pas di badan dan celana jeans, menambah makin gagah penampilannya.

Dan ini semakin menarik gadis-gadis menoleh ke arahnya apabila berpapasan.

“Upss... sory telat.

Siang Ren...” kata Bram sambil duduk di dekat Arya dengan mengatupkan ke dua

tangannya di dada, seperti meminta maaf atas keterlambatannya.

“Eeee... kita bertiga lho.

Masak Rena doang yang disapa...”protes Tia sambil manyun bibirnya.

“Selamat siang ibu Tia

dan bapak Arya. Apa kabarnya? Sehat kan anda berdua....?”jawab Bram sambil

ketawa.

“Diihhh... basi.... Tahu

gak Ren... susah kalau janjian ma atlet tenis yang orang penting. Sibuk terus

kalo hari Sabtu” balas Tia lagi.

“Heee.... heee...... sory....

jadwal gak bisa cancel Tia, lagian kamu bilang mendadak. Aku sudah terlanjur

janji, gak enak batalinnya. Gak telat lama kan...?” jawab Bram sambil tersenyum

manis. Dia terpesona dengan penampilan Renata yang sederhana tapi terlihat

sangat cantik. Bedak tipis, dengan lipstik yang tipis pula, tidak terlalu

mencolok, sangat sederhana Tapi justru dengan kesederhanaan itulah makin

menampilkan kecantikannya yang alami. Bibir tipis dan hidung yang sedikit

mancung, wajah oval, serta rambut hitam panjang yang sedikit bergelombang,

benar-benar kombinasi yang sangat indah di mata Bram. Meskipun mata kucingnya

terlihat sendu.

“Iyaaaa... tapi jangan

bikin mood ilang donk. Kalo gak bisa on time mestinya jangan janji... Kasian

tuh Rena nunggu kelamaan...” kata Tia pura-pura kesal sambil menoleh ke arah

Renata, sementara Renata bengong-bengong mendengar omongan Tia sambil matanya

melotot ke arah Tia, karena dia memang tidak paham dengan acara mereka. Sembarangan

saja Tia ngomong.

“Ar cewek loe kenapa sih

sewot mulu... datang bulan ya....? Atau jatah loe kurang...?” Bram meledek Tia yang

makin membuat Tia cemberut yang membuat Bram tambah ngakak.

“Soryyyy....Tia...becanda,

begitu saja ngambek.....  Ngomong-ngomong...

udah pesen makan...???” tanya Bram lagi.

“Udah. Tinggal mas Bram

pesen minum apa., kalau makan, aku pesen ikan bakar sama kuah asam. Ini Ren

tempat makan yang dijanjiin mas Bram. Ntar kalo gak enak, dia yang

tanggungjawab. Tapi kalo loe cocok, besok-besok bisa minta mas Bram buat ngajak

kesini lagi.... heee..” kata Tia sambil mengedipkan matanya ke arah Bram.

“Siaaaappp... dengan

senang hati tuan putri...” jawab Bram sambil membungkukkan badannya

“Tuhhh... Ren tinggal

buat jadwal kapan loe mau....” Tia mengedipkan matanya kembali ke Renata, yang

dijawab dengan pelototan mata lagi. Renata tidak bisa menjawab apa-apa. Takut

salah ngomong, bisa berabe kalau di depan Tia.

“Heeehhhh... kenapa sih

mata loe sekarang hoby melotot terus, ntar copot lhooo...” Tia geli melihat

Renata yang dari tadi melototin dia terus, sambil mulutnya manyun tanda-tanda

kesal dengan ulah Tia. Renata memang sudah paham kalau mulut temannya ini kadang

bocor juga. Jadi percumah juga meladeni omongannya.

Setelah semua pesanan datang,

mereka makan dengan diselingi obrolan-obrolan ringan. Dan lagi-lagi Renata

lebih banyak menjadi pendengar, meskipun sekali-kali menjawab dan menimpali

obrolan temannya.

Renata makan dengan asyik,

bahkan sangat menikmati ikan bakar yang penuh di piringnya. Sangat pelan dia

meresapi cita rasa ikan yang menurut dia memang benar-benar enak. Pikirnya, gak

rugi jauh-jauh datang, karena memang ikan bakarnya enak dan masih segar. Kondisi

ini tidak lepas dari tatapan ke tiga temannya. Bahkan Bram sering melirik Rena

dengan senyum di bibirnya. Dia tertarik dengan penampilan Renata yang sangat

tenang menikmati makanannya, seolah-olah tidak peduli dengan sekelilingnya. Bram,

Arya dan Tia pun yang kadang saling pandang memperhatikan dirinya, tidak

dihiraukan. Cuek bebek.

Mereka ber empat makan

dengan serius, sangat menikmati sajian ikan bakar yang memang benar-benar enak

dan pas di lidah.

Terlihat Tia dan Arya

sudah menyelesaikan makannya, yang dilanjutkan dengan makan buah potong, sedangkan

Renata dan Bram masih asyik dengan ikan bakarnya.

“Tambah lagi Ren ikannya...”

kata Bram tiba-tiba.

“Eeee... udah mas... cukup”

jawab Renata dengan sedikit gugup karena kaget.

Tidak lama, ponsel Tia

berbunyi nada panggilan masuk. Tia melirik ke arah Arya dan berdiri sedikit menjauh

untuk menerima telephon.

“.........”

“Oke... oke.., gak papa

kok....” jawab Tia

“............”

“Harus sekarang ya.... Oke

aku balik.... tunggu ya......” jawab Tia lagi.

“Soryyyy.... ada perlu

mendadak yang gak bisa ditinggal. Aku sama mas Arya pamit duluan ya... Rena

lanjutin aja makannya. Ntar loe pulang sama mas Bram. Mas tolong ya ntar Rena

dianter pulang. Aku balik dulu ada perlu....” tiba-tiba Tia bicara panjang

lebar tanpa jeda sambil mengemasi tasnya, kemudian menghabiskan minumnya.

Renata terlihat bingung,

menoleh ke arah Tia dan Arya bergantian.

“Aku ikut....” kata Rena

sambil akan bangkit berdiri dari duduknya, sementara makannya belum selesai.

“Eeeiittss... gak usah Ren...

ini aku bener-bener perlu. Kamu terusin dech. Sayang kan kalo gak abis. Lagian

mas Bram juga belum selesai tuh. Nikmati aja.... Soryyy... aku bener-bener ada

perlu” jawab Tia sambil menahan Renata yang mau berdiri.

“Tapi.....” Renata

memotong omongan Tia, tapi tidak bisa berbuat apa-apa.

“Sudah.... kamu lanjut aja....

Aku tinggal dulu ya.....” kata Tia lagi, buru-buru.

“Tapi Tia......” kembali

Renata bicara, tapi lagi-lagi Tia memotong.

“Udah gak ada

tapi-tapian.... Dah ya balik dulu.. yuk mas kita udah ditunggu, ntar kelamaan....

ini urusan keluarga kok. Mas Bram bener ya... tolong anterin Rena sampai

rumah.... jangan sampe ilang. Barang langka, sory kalau ngrepotin... daa......”

jawab Tia sambil menarik tangan Arya. Dia kuatir kalau Renata nekat ikut

pulang. Bisa-bisa rencana yang sudah dia susun dengan Arya batal. Dan ini memang

tak tik Tia dan Arya yang akan membiarkan Renata berdua dengan Bram. Arya

sengaja mengirimkan nada panggil ke ponsel Tia dan Tia pun pura-pura menerima

telephoen, seolah-olah ada yang menyuruh pulang. Mereka berupaya agar Bram bisa

lebih dekat lagi mengenal Renata, dan mudah-mudahan upaya itu berhasil, apalagi

dengan momen langka dan sulit mengajak Renata seperti ini

“Uuupppsss... untung Rena

gak ngotot minta ikut balik. Kacau dah kalo gagal...” kata Tia setelah di dalam

mobil meninggalkan rumah makan.

“Tapiiii... kasihan juga

lho kalo liat muka Rena tadi... dia pasti kaget kita tinggalin  berdua dengan Bram . Kamu kejem amat sih yang...”

kata Arya.

“Abisss... gimana lagi.

Soalnya susah banget tuh anak. Paling dia ngomel-ngomel ntar hari Senin. Biar

aja, dua hari ini aku gak kontak dia dulu, dari pada ntar kena semprot....”

“Aku gak bisa bayangin,

mereka ngobrol apa ya..... apalagi dengan Rena yang cuek begitu...” kata Arya

lagi.

“Yaaa... kita lihat

respon Rena hari Senin saja, bagaimana komen dia.... paling ngambek... gak mau

negur....”

Terpopuler

Comments

Amarantha Chitoz

Amarantha Chitoz

msh ngikutin

2024-08-13

0

Inn

Inn

smpe sini suka critax,,,

2022-05-12

1

SitiNur20969975

SitiNur20969975

🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗😘😘😘😘😘😘😜

2021-10-12

0

lihat semua
Episodes
1 *SATU*
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Episode 126
127 Episode 127
128 Episode 128
129 Episode 129
130 Episode 130
131 Episode 131
132 Episode 132
133 Episode 133
134 Episode 134
135 Episode 135
136 Episode 136
137 Episode 137
138 Episode 138
139 Episode 139
140 Episode 140
141 Episode 141
142 Episode 142
143 Episode 143
144 Episode 144
145 Episode 145
146 Episode 146
147 Episode 147
148 Episode 148
149 Episode 149
150 Episode 150
151 Episode 151
152 Episode 152
153 Episode 153
154 Episode 154
155 Episode 155
156 Episode 156
157 Episode 157
158 Episode 158
159 Episode 159
160 Episode 160
161 Episode 161
Episodes

Updated 161 Episodes

1
*SATU*
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Episode 126
127
Episode 127
128
Episode 128
129
Episode 129
130
Episode 130
131
Episode 131
132
Episode 132
133
Episode 133
134
Episode 134
135
Episode 135
136
Episode 136
137
Episode 137
138
Episode 138
139
Episode 139
140
Episode 140
141
Episode 141
142
Episode 142
143
Episode 143
144
Episode 144
145
Episode 145
146
Episode 146
147
Episode 147
148
Episode 148
149
Episode 149
150
Episode 150
151
Episode 151
152
Episode 152
153
Episode 153
154
Episode 154
155
Episode 155
156
Episode 156
157
Episode 157
158
Episode 158
159
Episode 159
160
Episode 160
161
Episode 161

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!