"Ada darah dibahu mu, apa kamu terluka Bram?, tanya dokter Rini sambil mendekat dan memeriksa bahu Bram."
"Luka robek dibahu mu cukup dalam dan perlu dijahit sekarang buka jas mu," perintah dokter Rini.
Bram hanya diam terpaku mendengar perkataan dokter Rini tentang kondisi Hanum. Pikiran nya masih tertuju pada Hanum dan tak merespon pertanyaan dokter Rini.
Membiarkan pak Kus membuka jas dan bajunya. Tak bergeming sedikit pun ketika dokter menjahit luka robek bahunya.
"Sudah selesai." Ucap dokter ketika selesai memasang perban di bahu Bram.
"Tuan muda silahkan ganti pakainnya. Biarkan nyonya yang menjaga non Hanum," ujar pak Kus.
"Ya Bram kamu istirahat saja dikamar mu," bujuk mama.
Wanita paruh baya itu tidak mau bertanya tentang apa yang terjadi sehingga menyebabkan bahu Bram terluka.
Walaupun kekhawatiran ada dihatinya setelah melihat darah yang mengalir di bahu Bram.
"Pak Kus dimana tas wanita yang ada di dalam mobil saya waktu itu?, tanya Bram setiba dikamar."
" Ini tuan muda," ucapnya sambil memberikan tas yang dimaksud Bram.
Bram mencari apapun yang menjadi identitas Hanum tetapi tak menemukan apa yang dicari terkecuali sebuah ponsel dengan layar pecah.
Teringat kembali pada malam itu Bram merampas handphone Hanum dan melemparnya ke kursi belakang mobil.
Dering ponsel membuyarkan lamunan Bram. Tertera nama Brian dipanggilan tersebut.
Secepatnya ia angkat panggilan itu terdengar suara Brian berkata: " Bram aku sudah mendapatkan informasi tentang gadis itu. Ia tinggal di kota X empat jam perjalanan dari kota ini. Namanya Hanum anak tertua dari tiga bersaudara yang semuanya perempuan." Penjelasan mengenai Hanum.
"Ayahnya seorang pegawai negeri disalah satu instansi pemerintah dan Hanum adalah seorang guru. Dia tinggal disini dirumah temannya yang bekerja disebuah bank. Aku sudah mendapatkan alamat rumah serta telpon yang bisa dihubungi," ucap Brian dengan menarik nafas.
"Apakah kamu sudah menghubungi keluarga itu?, tanya Bram."
"Sudah, bahkan aku sudah mendatangi rumah teman Hanum, jawab Brian."
"Mereka histeris dan sangat terkejut bahkan ayah Hanum juga ada disana. Ia datang dari kampung karena berita kehilangan yang dikabarkan keluarga Dina. Ibu Dian sempat pingsan setelah mendengar kabar tentang Hanum. Setengah jam lagi aku akan membawa mereka kerumah mu", ungkap Brian.
Panggilan pun berakhir dengan berkecamuknya pikiran Bram saat ini. Tak bisa ia bayangkan respon keluarga Hanum ketika bertemu dengannya.
******************************************
Pak Kus mengetuk pintu kamar Bram. "Tuan boleh saya masuk", tanya nya.
"Masuk lah pak", jawab suara dari dalam kamar.
"Tuan diminta nyonya dan tuan besar untuk turun karena ada keluarga dari non Hanum", ucap pak Kus.
Wajah Bram langsung terlihat pucat dan jantung nya berdetak lebih kencang. "Aku harus menghadapi apa pun yang mereka katakan dan Lakukan terhadap ku. Sudah sepantasnya aku menuai atas perbuatan ku yang keji dan hina," besit Bram dalam hati.
Bram tak berani menatap wajah yang ada dihadapannya. Kedua orang tua Bram telah menceritakan semua yang terjadi pada Hanum.
Hanya kata maaf yang berulang-ulang keluar dari mulut kedua orang tua Bram. Mereka pasrah jika pihak keluarga Hanum membawa nya ke pihak berwajib.
Walaupun berimbas buruk terhadap nama baik dan bisnis keluarga Bram.
"Maaf." Satu kata yang keluar dari mulut Bram dengan gurat wajah bersalah dan putus asa menantap wajah yang ada dihadapannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 283 Episodes
Comments
Ghazy Al Ghifari
semangat thor
2021-03-27
0
Eyha
10 like lagi untukmu kakak author
2020-09-09
1
SR_Muin
semangaat
Mampir juga yuk di novelku, LOVE STRUGGLE (PERJUANGAN CINTA) ❤️
Ditunggu 🤗
2020-08-23
1