Terlintas kembali respon Hanum setelah melihat Bram. Gadis itu sangat membenci ku tersirat dimata nya.
"Apa yang harus aku lakukan ?, agar rasa bersalah ini tak menghantui ku." Besit Bram dalam hati.
Bram sadar tidak akan bisa membalikkan keadaan menjadi seperti semula tapi setidaknya harus menebus semua kesalahan yang telah dilakukannya terhadap gadis itu.
Bram sangat frustasi dengan keadaan yang sekarang dialami nya. Tidak pernah terlihat seputus asa ini.
Brian mengetuk ruang kerja dengan perlahan dibukanya pintu tanpa disadari oleh Bram.
Brian menyapanya tetapi tidak mendapatkan respon. Bram masih berkelut dengan pikirannya yang berlarian tak tentu arah.
"Bram." Sapa Brian kembali seraya menyentuh bahu atasannya sekaligus sahabatnya itu.
Sentuhan Brian menyadarkan nya dari perasaannya yang berkecamuk didalam hati.
"Eh... Kamu, sapa Bram tak bersemangat kemudian membisu kembali."
Brian tahu tentang kejadian itu setelah mamanya Bram menceritakan semua yang terjadi. Pasti dia sangat terpukul atas perbuatan yang telah ia lakukan sendiri.
Bahkan Bram tak percaya pada dirinya sendiri hingga sampai berbuat sedemikian keji dan hina. Bram bukan lah laki-laki yang suka menyakiti hati wanita.
Hanya satu wanita yang dekat dengan Bram yaitu Clara dan hubungan mereka telah berakhir.
"Apa hubungan Bram dengan gadis itu ?, Begitu besar rasa keingin tahuan Brian dari kejadian ini."
Pertayaan Bram membuyarkan lamunannya.
"Apa yang harus saya lakukan ?, ucap Bram lirih kepada sahabat sekaligus asisten pribadinya."
" Kamu harus menikahinya." Jawab Brian dengan tegas.
"Gila kamu !!, ucap Bram sedikit keras."
"Menatap wajah ku saja dia sudah tak sudi terlihat dengan jelas dimatanya, melajutkan bicaranya dengan putus asa."
"Kamu harus membujuk nya Bram dengan mendekati gadis itu secara perlahan sehingga ia mau menerima mu." Saran Brian.
"Baiklah kalau begitu, semoga ini bisa menutupi kesalahan terbesar ku," ucap Bram dengan mata penuh harapan.
"Aku akan mencari tahu semua tentang gadis itu, agar engkau mudah mendekatinya dan mengenal pribadinya." Ucap Brian.
Perkataan Brian merupakan angin segar bagi nya. Yang membuat optimis akan sebuah harapan terhadap penebusan rasa bersalahnya.
Ada sedikit senyum harapan yang terukir di ujung bibi Bram.
"Aku akan pulang, melihat keadaan gadis itu semoga ia tidak melempar bantal kembali kewajah ku. Kamu atur semua pekerjaan untuk sementara aku akan fokus pada gadis itu, ungkap Bram."
"Baiklah jangan khawatir soal pekerjaan aku akan membereskan semua," ucap Brian meyakinkan.
Bram meminta sopir pribadinya untuk mengantar kembali kerumah. Disepanjang jalan Bram merasa sangat gugup.
"Apa yang akan aku lakukan setibanya disana ?," besitnya dalam hati.
Bram teringat perkataan dokter Rini jika menghadapi seseorang yang trauma atas suatu kejadian.
Pertama Bram akan memastikan gadis itu berada dalam kondisi aman dan tidak mencoba bunuh diri lalu membujuknya untuk mengikuti psikoterapi dan serta menghubungi keluarga nya.
Mobil melaju memasuki gerbang dan perasaan Bram semakin gelisah walaupun dokter Rini telah memberi masukan kepadanya.
"Ma gimana keadaan gadis itu ?, tanya Bram ketika berpapasan mama ditangga."
"Hanum namanya Hanum Bram memperkenalkan. Emosinya sudah mulai terkendali berbeda dari pagi tadi saat melihat kamu." Ucap mama.
"Apa aku bisa bertemu dengan nya ma?, tanya Bram."
"Jangan dulu... Biarkan dia tenang beberapa hari ini. Dokter Rini menyarankan Hanum menjalankan psikoterapi untuk mengurangi trauma pasca kejadian itu," saran mama.
Dengan menarik nafas panjang mama melanjutkan bicaranya pada putranya itu.
"Kamu harus mencari keluarganya, itu yang terpenting. Walau kita tidak tahu respon dari keluarganya terhadap kita." Ungkap mama dengan nada sedih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 283 Episodes
Comments
𝑵𝒂𝒂𝑬𝒓𝒏𝒂𝒂02
Jempol lagi
2020-09-08
1
Priska Anita
Nice story 💜
2020-08-26
1
zsarul_
hai aku mampir lagii 🤗
semangat lanjut ya thorrr ❤️
jgn bosen² mapir ke cerita aku ya ehehe
2020-08-25
1