Raut wajah Dina beserta keluarga cemas dan panik. Sudah satu malam Hanum tidak pulang dan memberi kabar keberadaannya. Dina menyesal sekali waktu itu tidak memaksa Hanum untuk dijemputnya.
Berkali-kali nomor ponsel Hanum dihubungin tapi tidak ada jawaban sama sekali. Pagi ini dicoba menghubungin nomor itu kembali terdengar nada ponsel tidak aktif atau diluar jangkauan.
"Hanum kemana dirimu apa yang terjadi, besit Dina dihati."
"Mengapa nomor ponsel mu tidak bisa dihubungi lagi ?. Apa yang terjadi pada dirimu ?, ucap dibibir Dian."
"Jika dalam waktu 1x 24 jam kita belum juga mendapatkan kabar dari Hanum maka kita wajib lapor ke polisi, ungkap ayah Dins."
Mendengar perkataan ayah menambah kegelisahan dihati ibu dan aku.
"Yah, apa Hanum diculik ?, tanya Dina membuat ayah dan ibunya menatap bersamaan."
"Hanum bukan anak-anak yang mudah terayu dengan seseorang kemudian mengikuti orang tersebut. Kalau dia terhipnotis lalu mengikuti saja perintah orang yang menghipnotis bisa saja kan yah." Ujar Dina.
"Saya tahu benar karakter sahabat ku. Sosok perempuan yang bertanggung jawab, mandiri dan tidak pernah ingin menyusahkan orang lain." Penjelasan Dina pada kedua orangtuanya
"Bahkan Hanum rela berkorban untuk orang-orang yang disayangi. Dia tidak akan mau membuat kita jadi begini, pasti sudah terjadi sesuatu padanya yah, ungkap Dina dengan tangis yang tak tertahankan lagi."
Hari sudah beranjak malam namun kabar keberadaan Hanum juga belum diketahui. ayah memutuskan untuk pergi membuat laporan orang hilang ke kantor polisi.
"Bagaimana kita memberitahukan kabar ini kekeluarga Hanum ?, tanya ibu sedih."
Ibu sangat terpukul atas kejadian ini. Hanum sudah dianggap sama seperti putrinya sendiri. Ku lihat tangis ibu pun tak terbendung lagi, perasan kehilangan terlihat jelas dimatanya.
Rasa yang berkecamuk didalam hati tumpah ruah melalui tangisan ibu. Ayah berusaha menenangi ibu.
"Kita berdoa saja semoga Allah melindungi nya." Ungkap ayah kepada kami berdua.
Ayah Dina menghubungin orangtua Hanum, terdengar salam dari seberang sana.
"Assalamualaikum pak Hadi, terdengar suara ayah Hanum mengucapkan salam."
"Wa'alaikum salam, jawab ayah dengan lirih."
"Ada apa pak ?, apa Hanum merepotkan disana?, tanya ayah Hanum."
Cukup lama ayah berbicara dengan orang tua Hanum. Terdengar ayah menceritakan semua dari awal sampai akhir kronologi hilangnya Hanum.
Ayah beberapa kali mengucapkan kata maaf. Terlihat sekali mata ayah berkaca-kaca sambil mengucap kata maaf.
******************************************
Setelah mendengar kabar dari pak Hadi ayahnya Dina. Ayah terduduk lemas dikursi. Pikirannya berkecamuk tak tentu arah.
Ibu yang sedari tadi mendengar pembicaran ayah dengan pak Hadi hanya menangis di pojok ruang tamu tersebut. Melihat kedua orangtua nya seperti itu Hani jadi bertanya.
"Ada apa yah ?, kenapa ibu menangis?, tanya Hani."
"Kakak mu hilang pak Hadi ayahnya Dina baru memberitahu kabar ini." Jawab ayah sembari menahan tangis.
Nina yang berada disamping ku ikut juga mendengar perkataan ayah. Seketika ia berteriak keras memanggil nama Hanum dan tangis pun pecah.
Ibu pingsan tak kuat menahan perasaan kehilangan putri sulungnya. Kami pun menjadi panik dan segera mengangkat ibu dan membaringkannya diatas kasur.
"Hani, Nina, besok ayah akan kekota. Kalian jaga ibu mu. Berdoa lah nak buat kakak mu semoga dalam lindungan Allah dan dapat berkumpul kembali bersama kita," ungkap ayah dengan isak tangis yang tak tertahankan.
###
Bagaimana Reader apakah sudah menguras emosi kalian kah beberapa episode ini?
Silakan like dan komen ya 😊😊 biar Author tambah semangat. Plzz rate ⭐5 yaa
Jangan berhenti sampai disini akan banyak konflik yang bermunculan dalam cerita ini. Selamat membaca 😊
Vote sebanyak,-banyaknya 😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 283 Episodes
Comments
Ghazy Al Ghifari
hadis thor
2021-03-27
0
Angela Jasmine
6 like sampai sini kak
Nanti lanjuuuttt lagi
Salam malam minggu 😍😍😍
2020-09-19
2
𝑵𝒂𝒂𝑬𝒓𝒏𝒂𝒂02
Hy thor aku mampir lagi🤗
2020-09-08
1