Seperti mau keluar mata Bram melihat Hanum dihadapannya. "Kamu siapa ?, kok bisa ada disini?, ucap Bram penuh tanya."
"Apa kamu bilang ?, kenapa aku sampai ada disini ?, Kenapa jadi malah kamu yang balik bertanya !!, jawab Hanum dengan amarah."
Bulir putih diujung mata jatuh tak tertahankan diparas cantik Hanum.
"Laki-laki sakit !!!, teriak Hanum sambil menangis tersedu."
Disela tangis nya ia berkata lirih: "Setelah perbuatan keji yang kau lakukan terhadap ku !!...Sekarang malah bertanya mengapa aku ada disini ?."
Tangis Hanum pecah tak tertahankan lagi. Hanum perlihatkan memar yang ada dibagian pergelangan tangan dan lehernya ke mata Bram.
Seketika tubuh Bram tak bertenaga dan akhirnya terduduk dengan lutut terlipat sambil meremas rambut dan telihat raut penyesalan yang sangat mendalam.
Berusaha mengingat-ingat apa yang telah terjadi semalam dan yang sudah dilakukannya terhadap gadis yang ada dihadapanya itu.
"Siapa Clara ?, kenapa amarahmu kau lampiaskan kepada ku ?, aku bukan Clara !!, teriak Hanum dengan keras."
Suara Hanum terdengar sampai ke ruangan bawah. Sontak semua yang ada di ruangan bawah terkejut. Mereka saling menatap satu sama lain dan segera menuju sumber suara.
"Aku Hanum". Ucapnya dengan lirih dan sendu.
Penglihatan Hanum seketika gelap dan tubuhnya tak bisa menopang berat tubuhnya lagi.
Bruuk Hanum terjatuh kelantai seketika tanpa sadarkan diri.
Bram semakin panik melihat wanita dihadapanya pingsan. Ia hanya terpaku melihat Hanum telah jatuh kelantai.
Mama dan papa Bram melihat kejadian tersebut dan sangat terkejut dengan apa yang terjadi.
"Siapa wanita ini ?, mengapa dia sampai pingsan dan sejak kapan dia ada dikamar ini?, tanya mama panik."
Pertanyaan mama yang beruntun tak satu pun dijawab oleh Bram. Dia tak mampu menjelaskan dan tentu saja masih bingung dengan yang barusan terjadi.
Bram yang masih terduduk lemas hanya diam membisu. "Apa yang telah kamu lakukan Bram!!!, tanya papa."
Dengan sorot mata penuh penuh amarah dan langsung mengangkat Hanum dan membaringkan diatas tempat tidur.
"Segera telpon dokter Rini." Perintah papa pada pak Kus.
"Baik tuan, jawabnya cepat."
Sekitar tiga puluh menit dokter yang ditelpon tiba. Dokter Rini adalah dokter keluarga Bram. Ia akan datang kapan pun keluarga ini membutuhkan.
Semua wajah diruangan itu menunjukkan wajah tegang menunggu hasil pemeriksaan dokter Rini.
"Nona ini shock itu yang menyebabkan pingsan, kemudian saya temukan banyak sekali memar ditubuh akibat benturan dan bekas cengkeraman yang kuat dibagian leher dan pergelangan tangan, ujar dokter Rini."
Selanjutnya ia menjelaskan bahwa telah terjadi pelecehan seksual terhadap gadis yang diperiksanya.
Untuk membuktikan perkataan nya, dokter Rini meminta untuk membawa kerumah sakit agar dilakukan pengecekan secara maksimal dan menyeluruh.
Papa dan mama Bram seketika terkejut mendengar penjelasan dari dokter pribadi keluarga mereka. Serentak mereka menatap Bram dengan penuh tanda tanya dan amarah.
Tangan Bram ditarik papa menuju suatu ruangan. Bram hanya mengikuti langkah kaki laki-laki paruh baja itu.
Emosi lelaki paruh baya itu tidak tertahankan lagi. Tamparan keras mengenai pipi Bram.
Telihat darah menetes diujung bibir Bram. Bram masih tak berkutik dan mematung dengan seribu bahasa.
Tak ada perlawanan dari tindakan yang didapatnya. Ini menyebabkan papa Bram menjadi bingung dan meredakan emosinya. Dengan sikap putranya seakan telah mengakui kesalahan yang telah dilakukannya.
"Ceritakan kepada ku ?, tanya papa setelah mengatur nafas dan emosinya."
Bram mengangkat kepalanya dan menatap wajah papa dengan sorot mata penuh penyesalan.
"Maafkan aku... ucap Bram lirih."
Satu kata yang hanya keluar dari mulut putranya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 283 Episodes
Comments
Ghazy Al Ghifari
sukaaaa
2021-03-24
1
YENK
like
2021-03-14
1
Nay⚘
hadirrr
2020-08-30
0