Bruuuk,,,,,ku rebah kan tubuh ku di atas kasur. Sungguh melelahkan hari ini, bagaimana tidak sedari pagi sampai sore ku bereskan semua buku-buku, pekakas yang ku punya dan memasukkan kedalam box yang telah ku siapkan.
Semua ini akan ku bawa pulang kekampung dan sebagian pekakas masih bisa digunakan akan ku tinggal kan sebagai kenang-kenangan buat teman sekost ku.
Ku tatap langit-langit di kamar ku, terlintas kembali kedalam pikiran ku. Bagaimana masa diawal memasuki kuliah.
Butuh perjungan untuk dapat kuliah diluar kota kelahiranku, dengan penghasilan ayah yang hanya sebatas pegawai negeri tanpa jabatan. Ayah bertemu dengan seseorang yang memberikan jalan menjadi pegawai negeri saat itu.
Kalau dilihat dari keluarga besar ayah yang berprofesi petani itu sangat sulit. Takdir Allah mempertemukan ayah dengan orang baik yang merubah kehidupan ayah.
Masih lekat diingatan ku, ayah mengayuh sepeda ontel membawa sesuatu dibelakang. Ya peralatan servis, ayah menjadi tukang servis elektronik keliling untuk menambah pemasukan buat dapur kami agar tetap mengebulkan asap.
Begitu juga Ibu ku yang setiap hari pasaran yaitu senin dan sabtu membantu berjualan sayur mayur salah satu dagangan teman nya.
Terkadang upahnya hanya diberikan tidaklah seberapa hanya sebagian sayur yang tidak habis dijual oleh teman Ibu, sudah membuat Ibu bahagia bisa meringankan beban ayah.
Tanpa terasa bulir bening menitik diujung mata ku, mengingat semua itu.
Malam itu ku beranikan bicara, yang menjadi awal nya langkah kaki ku meneruskan pendidikan ku.
"Yah, aku mendapatkan dua undangan dari universitas ternama sebagai mahasiswa undangan dan aku lulus di kedua universitas tersebut yah," ujar ku dengan mata berkaca menantap ayah.
Aku Tahu ini akan menambah beban secara finansial buat keluargaku, terutama ayah yang menjadi satu-satunya tulang punggung didalam keluarga.
"Universitas yang pertama membutuhkan Waktu 4 jam perjalanan dari kota kelahiranku dan yang satunya lagi bahkan membutuhkan waktu yang tidak singkat karena berbeda provinsi." Ungkap ku dengan mata berkaca menantap ayah.
"Selamat sayang, Kamu memang anak yang bisa dibanggakan ayah, Ibu dan adik-adik mu. Bukan mudah mendapatkan semua undangan itu. Memang sudah sepantasnya Hanum dapatkan nak, karena prestasi yang baik disekolah." Suara ayah menambah kekuatan ku untuk maju mengubah derajat keluarga kami.
"Terima Kasih ayah," ucap ku sembari berlari memeluk dan tak terasa jatuh bulir bening diujung mata ku.
"Bagaimana dengan ibu? , Apakah akan mengizinkan ku tuk jauh dari kalian? Trus biaya kuliah ku?, ucap ku lirih mengingat penghasilan ayah yang tak begitu besar.
"Jangan dipikirkan, biarlah ayah yang memikirkan biaya kuliah. Bagi ayah pendidikan itu penting, cukup ayah yang tidak bisa mengenyam pendidikan tinggi dengan segalanya keterbatasan pada saat itu. Tapi jangan anak-anak ayah, masalah Ibu mu biar ayah yang bicara nantinya." Jawab ayah meyakinkan ku.
Mendengar perkataan ayah membuat bulir bening di ujung mata ku tumpah tak tertahankan dan semakin mengeratkan pelukan ku.
Dering ponsel membuyarkan lamunan ku, tertera nama sahabatku dipanggilan tersebut.
"Waduuuh...Gawat ini pasti karena kemaren," jatung hati Hanum berdetak kecang.
Ku angkat panggilan tersebut, terdengar langsung suara sahabat ku mengoceh tanpa membiarkan ku mengucapkan salam...
"Hanum,, Kamu jahat !. Tega banget setelah selesai acara diaula itu dirimu menghilang begitu saja!!!!, mana janji mu !!, ucap Dina dengan suara menggebu bak sound sytem terdengar ditelinga Hanum.
###
Hy Reader,, gimana? moga kalian suka ya dengan cerita ini. Dukung tulisan ku ya agar tetap semangat melanjutkan episode berikutnya melalui like dengan jempol manis👍👍 nya boleh juga ditambah komentar yang membangun 😊😊 plzzzz vote buat authornya yaaa
Saya Tunggu 😉😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 283 Episodes
Comments
sunarsih 1970
sediih
2021-04-06
1
Ghazy Al Ghifari
sedih
2021-03-18
1
Ullan Sanjaya
jadi iget kisah aku dulu ...tp sayang aku harus putus di tengah jlan..☹️☹️☹️
2020-09-25
0