Ch. 9: Tawaran yang Sama

Sehari, dua hari hingga sepekan bekerja, Myria merasa belum terbiasa. Beberapa kali dia hampir ketumpahan kuah panas. Namun, penanggung jawab catering yang telah dipercayai oleh ibu Erika cepat tanggap. Wanita itu segera memindah Myria ke bagian yang lebih mudah.

Gadis 18 tahun itu kini pindah ke bagian pembungkusan dan pengiriman. Hari pertama pindah bagian, semua baik-baik saja. Hanya rasa lelah yang memang tidak berkurang sedikit pun. Hal itu wajar karena Myria bekerja usai sekolah.

“Myria, besok akhir pekan. Aku dengar sekolahmu libur, jadi bisa full time untuk kerja besok.”

Myria mengangguk. Memang seperti itu aturan yang disepakatinya dengan ibu Erika sebelum masuk kerja. Dia akan bekerja sebentar dari jam empat sore hingga jam sembilan malam kala week days. Namun, saat akhir pekan tiba, jam kerja bertambah dari sembilan pagi ke sembilan malam. Dua belas jam  Myria gunakan untuk mencari penghasilan.

Gaji memang tidak sebanyak karyawan tetap di usaha catering milik keluarga Erika, tetapi masih cukup untuk hidup dan menabung biaya sekolah.  Myria  terpaksa memangkas keinginan. Dia harus terima hidup apa adanya tanpa bantuan dari siapa pun.

“Bu, aku pasti bisa melewati kehidupan ini meski enggak ada saudara. Aku bisa rasain sekarang, gimana jadi anak tunggal tanpa ada orang tua. Ibu pasti dulu sangat kuat.”

Rasa lelah harus segera dibayar dengan istirahat. Myria melangkah menuju pinggir jalan raya untuk mencari angkutan. Jalanan mulai sepi karena sejak sore hujan. Para pekerja sebenarnya disediakan mess untuk tinggal, tetapi lantaran masih sekolah dan butuh tempat untuk fokus belajar, Myria tetap ingin tinggal di kost sendiri.

Udara yang awalnya sejuk berubah dingin serasa menusuk tulang. Myria mengeratkan jaket dengan dua tangan menyelip di kantung kanan dan kiri. Sepatu sekolah yang masih membungkus kakinya turut lembab karena melewati jalanan becek.

Ketika hampir menjangkau ujung gang dan tiba di pinggir jalan raya, Myria dikagetkan oleh sekumpulan pria asing. Baru kali ini dia melihat orang-orang dengan tampilan menyeramkan seperti itu ada di sana. Sebagai perempuan, tentu saja Myria waswas.

Akan tetapi, seperti apa pun kondisi, tidak mungkin Myria kembali berbalik arah. Dia menunduk sambil berdoa saat kakinya terus melangkah agar bisa melewati kumpulan pria asing itu.

 “Cewek.”

Satu suara yang ditangkap telinga mampu membuat debaran jantung. Myria pura-pura tidak mendengar dan mempercepat langkah. Namun, nyatanya, takdir tidak selalu baik. Empat pria dengan dandanan kaus hitam dan jeans sobek-sobek itu kompak mendekat.

“Eits, kenalan dulu, dong,” Satu cowok berambut merah  dengan dua tindik di telinga kiri mengadang. Myria refleks berhenti dan mencengkeram jaketnya erat-erat. “Kita-kita baru liat ada cewek semanis elo lewat sini. Warga baru, ya?” kata pria itu dengan senyum menakutkan dan  tersusul tawa teman-temannya.

“Kok, diem?” Pria lain menyahut dan sukses membuat Myria makin mundur hingga kesulitan untuk pergi.

“Masih hujan. Gimana kalau lo neduh dulu bareng kita di sini. Dijamin nggak akan kedinginan karena kita bisa bikin lo anget.”

Myria terdiam sembari menggeleng. Toh, menjawab akan ada masalah. Dia berjalan mundur beberapa langkah, lalu menyelip dan berlari ke sebelah kiri dari gerombolan. Kaki kecilnya selain harus kuat menopang hidup, ternyata harus siap untuk menghindari bahaya.

“Eits, ke mana lo!”

Ransel Myria tertarik bersamaan jilbab yang dipakai. Dia sampai mendongak dan kesakitan atas perbuatan pria berambut merah  tadi. “Tolong, Kak, lepasin aku,” kata Myria dengan suara bergetar. Sekuat tenaga dia menahan rasa takut dan berusaha bicara baik-baik.

Akan tetapi, bukan kebebasan yang didapat Myria. Nyatanya, suara gadis itu makin membuat empat pria tadi tersenyum bungah. “Bukan cuma tampang lo yang manis, suara lo juga ternyata.”

“Apalagi tubuhnya, Bro.” Teman lain menyahut dan lagi-lagi tersusul gelak tawa.

Myria terus menggeleng serta berusaha menarik diri. Dia tendang satu kaki pria yang menarik tasnya, lalu memukul para pria lain dengan siku. Saat lepas, dia harus segera berlari tanpa melihat arah.

Gerimis makin deras dibarengi malam kian sunyi. Jam terus bergerak, sementara angkutan sulit sekali dicari. Myria kebingungan. Para lelaki yang mengganggunya tidak mau menyerah dan  terus mengejar. Padahal, kakin mulai lelah seiring napasnya yang tersengal.

“Ya, Rabb, tolong hamba.”

Doa melangit dari mulut Myria. Saat itu pula sebuah motor berhenti dan pengendaranya berteriak, “Naik, My!”

“Kasa.”

“Buruan!” Angkasa berteriak lebih kencang lagi. Dua matanya masih awas melihat ke belakang agar tahu seberapa dekat para pria pengejar yang masih mengincar. “Myria!”

Buru-buru Myria berlari dengan mengangkat rok. Bahkan, trotoar jalan yang tidak rata hampir membuatnya terjerembap. Sementara itu, Angkasa masih mengawasi, lalu segera mengulurkan tangan agar Myria mudah menaiki motor.

“Woi!” Teriakan salah satu pria pengganggu yang nyaris sampai, menimbulkan kepanikan bagi Angkasa. Dia segera siap-siap untuk melaju. Bagaimana tidak panik? Meski Angkasa juga lelaki, tetapi satu lawan empat orang bukan sesuatu yang bisa dianggap remeh.

“Pegangan, My,” kata Angkasa dan segera menarik tuas gas. Motor melesat di tengah hujan dan meninggalkan tempat menyeramkan itu.

Saat kendaraan sudah melaju beberapa kilometer, Myria di belakang justru terisak. Pikiran gadis itu langsung kalut andai hal buruk benar-benar menimpa dirinya. Angkasa, cowok itu selalu ada di saat dirinya butuh. Entah sengaja atau tidak, Myria sudah sepantasnya bersyukur dan mengucap terima kasih.

Dari kaca spion sebelah kiri, Angkasa terus mengamati. Pendar lampu jalanan tidak bisa memperjelas wajah Myria. Namun, cowok itu tahu kalau teman kelasnya tengah menangis. Dia diam dan menunggu keadaan tenang.

“Lo yakin nggak mau nikah sama gue, My?” Angkasa bicara setelah menurunkan Myria tepat di depan kamar kost. “Gue bisa anter lo ke mana pun dan nggak perlu kayak gini. Ini terlalu bahaya, Myria.”

Myria mengangkat wajah. Seluruh mukanya memerah karena terlalu lama menangis. Bahkan, gadis itu masih sesenggukan lantaran kejadian yang baru saja menimpa nyaris menghancurkan segala masa depan kehidupannya.

“Lo nggak perlu kerja lagi. Biaya sekolah atau semua hal, bisa dibantu Papa sama Mama. Kita masih muda, My. Seharusnya bisa fokus belajar tanpa mikir kerasnya hidup ini. Gue nggak maksud ngremehin lo atau gimana, tapi gue pengin lihat lo hidup wajar kayak anak-anak seumuran kita.”

“Kasa ….”

“Jangan bilang kalau lo udah terbiasa.” Angkasa menukas. Dia seolah enggan mendengar pembelaan dari Myria. “Sedewasa-dewasanya orang di umuran kita gini, gue yakin di lubuk hati lo juga pengin hidup kayak anak muda lain.”

Myria membisu. Dia tidak menjawab apa pun. Berbeda dari hari-hari sebelumnya yang sering mendebat, bibirnya kini seakan terjahit akan benang takdir.

“Ikut gue ke rumah sekarang kalau lo setuju.” Angkasa membuat keputusan. Masih di tempat yang sama dengan kondisi rintik hujan mulai hilang, dia menunggu jawaban.

Bak dikejar dan terdesak keadaan , Myria bimbang. Pikirannya buntu dan berhenti di  tempat.

“Percaya sama gue. Gue nggak akan ngapa-ngapain lo meski kita nikah. Gue tunggu lo siap.”

Sebanyak apa pun perkataan diucap Angkasa. Myria hanya mengamati tanpa membalas. Bibir gadis itu mulai membiru karena menahan dingin. Belum lagi, kondisi seragam tak kalah memprihatinkan, semua basah sama halnya dengan Angkasa.

“Ganti baju lo. Gue tunggu di sini.”

Tawaran Angkasa tidak dijawab saat itu juga. Myria masih menunduk dan meremass ujung jilbab yang dikenakan. Namun, setelah itu, dia melakukan apa yang dikatakan cowok di depannya.

Terpopuler

Comments

nuri

nuri

lah.. emangnya mau ngapain sih Sa? 😀

2024-01-05

0

@ Mmh adil @

@ Mmh adil @

emng ibu sama bpnya s kasa setuju

2023-09-26

1

Indo Mie

Indo Mie

Terima, terima,,, aku ja mau kok wkwkwkwk

2023-09-16

0

lihat semua
Episodes
1 Ch. 1: Hampir Celaka
2 Ch. 2: Duka
3 Ch. 3: Lagi-Lagi Dia
4 Ch. 4: Tertipu
5 Ch. 5: Rencana Kerja
6 Ch. 6: Maksa
7 Ch. 7: Kenapa Harus Myria?
8 Ch. 8: Keputusan Myria
9 Ch. 9: Tawaran yang Sama
10 Ch. 10: Bertemu Orang Tua
11 Ch. 11: Status Baru
12 Ch. 12: Malam Pertama
13 Ch. 13: Tentang Angkasa
14 Ch. 14: Permintaan Angkasa
15 Ch. 15: Dihukum
16 Ch. 16: Kekacauan Friska
17 Ch. 17: Larangan Angkasa
18 Ch. 18: Pertanyaan Myria
19 Ch. 19: Peringatan
20 Ch. 20: Menggoda Myria
21 Ch. 21: Angkasa Marah
22 Ch. 22: Perang Dingin
23 Ch. 23: Mencari Myria
24 Ch. 24: Sorry
25 Ch. 25: Saran Mama
26 Ch. 26: Hati yang Memanas
27 Ch. 27: Erika Bukan Manusia
28 Ch. 28: Menghindar
29 Ch. 29: Pertandingan
30 Ch. 30: Menantang Angkasa
31 Ch. 31: Bolehkah Cemburu?
32 Ch. 32: Deep Talk
33 Ch. 33: Tekad Sakti
34 Ch. 34: Terimpit Keadaan
35 Ch. 35: Rencana Kuliah
36 Ch. 36: Perkara Imsomnia
37 Ch. 37: Serba Salah
38 Ch. 38: Si Pengacau
39 Ch. 39: Tidak Mungkin Mengalah
40 Ch. 40: Belajar Kelompok
41 Ch. 41: Tukang Modus
42 Ch. 42: Ujian Semester
43 Ch. 43: Ujung Emosi
44 Ch. 44: Usul Myria
45 Ch. 45: Tidak Ada yang Kebetulan
46 Ch. 46: Pengumuman Remidi
47 Ch. 47: Lomba Class Meeting
48 Ch. 48: Gara-Gara Angkasa
49 Ch. 49: Ribut
50 Ch. 50: Khawatir
51 Ch. 51: Membujuk Myria
52 Ch. 52: Debat
53 Ch. 53: Pengkhianatan Angkasa
54 Ch. 54: Permintaan Myria
55 Ch. 55: Ibu Mertua
56 Ch. 56: Pertemuan Wali Murid
57 Ch. 57: Langit Malam
58 Ch. 58: Candaan Dua Sahabat
59 Ch. 59: Terima Raport
60 Ch. 60: Misi Merusak Myria
61 Ch. 61: Tak Kuat Menahan
62 Ch. 62: Awas, Kasa!
63 Ch. 63: Berdarah-darah
64 Ch. 64: Baik-Baik Saja
65 Ch. 65: Obrolan Santai
66 Ch. 66: Permohonan Maaf
67 Ch. 67: Perkara Sakti Lagi
68 Ch. 68: Lega
69 Ch. 69: Myria Hasya Iswari
70 Ch. 70: Di Luar Dugaan
71 Ch. 71: Kembali Sekolah
72 Ch. 72: Siapa Ayahmu?
73 Ch. 73: Sulit Percaya
74 Ch. 74: Kalut
75 Ch. 75: Terima Saran
76 Ch. 76: Tes DNA
77 Ch. 77: Memanggil Ayah
78 Ch. 78: Suatu Fakta
79 Ch. 79: Tawa Bersama
80 Ch. 80: Kencan Pertama
81 Ch. 81: Bertemu Tanpa Sengaja
82 Ch. 82: Pertemuan
83 Tamat
84 Info
85 Muhasabah Cinta
86 Kisah Sakti (Angkasa seri 3)
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Ch. 1: Hampir Celaka
2
Ch. 2: Duka
3
Ch. 3: Lagi-Lagi Dia
4
Ch. 4: Tertipu
5
Ch. 5: Rencana Kerja
6
Ch. 6: Maksa
7
Ch. 7: Kenapa Harus Myria?
8
Ch. 8: Keputusan Myria
9
Ch. 9: Tawaran yang Sama
10
Ch. 10: Bertemu Orang Tua
11
Ch. 11: Status Baru
12
Ch. 12: Malam Pertama
13
Ch. 13: Tentang Angkasa
14
Ch. 14: Permintaan Angkasa
15
Ch. 15: Dihukum
16
Ch. 16: Kekacauan Friska
17
Ch. 17: Larangan Angkasa
18
Ch. 18: Pertanyaan Myria
19
Ch. 19: Peringatan
20
Ch. 20: Menggoda Myria
21
Ch. 21: Angkasa Marah
22
Ch. 22: Perang Dingin
23
Ch. 23: Mencari Myria
24
Ch. 24: Sorry
25
Ch. 25: Saran Mama
26
Ch. 26: Hati yang Memanas
27
Ch. 27: Erika Bukan Manusia
28
Ch. 28: Menghindar
29
Ch. 29: Pertandingan
30
Ch. 30: Menantang Angkasa
31
Ch. 31: Bolehkah Cemburu?
32
Ch. 32: Deep Talk
33
Ch. 33: Tekad Sakti
34
Ch. 34: Terimpit Keadaan
35
Ch. 35: Rencana Kuliah
36
Ch. 36: Perkara Imsomnia
37
Ch. 37: Serba Salah
38
Ch. 38: Si Pengacau
39
Ch. 39: Tidak Mungkin Mengalah
40
Ch. 40: Belajar Kelompok
41
Ch. 41: Tukang Modus
42
Ch. 42: Ujian Semester
43
Ch. 43: Ujung Emosi
44
Ch. 44: Usul Myria
45
Ch. 45: Tidak Ada yang Kebetulan
46
Ch. 46: Pengumuman Remidi
47
Ch. 47: Lomba Class Meeting
48
Ch. 48: Gara-Gara Angkasa
49
Ch. 49: Ribut
50
Ch. 50: Khawatir
51
Ch. 51: Membujuk Myria
52
Ch. 52: Debat
53
Ch. 53: Pengkhianatan Angkasa
54
Ch. 54: Permintaan Myria
55
Ch. 55: Ibu Mertua
56
Ch. 56: Pertemuan Wali Murid
57
Ch. 57: Langit Malam
58
Ch. 58: Candaan Dua Sahabat
59
Ch. 59: Terima Raport
60
Ch. 60: Misi Merusak Myria
61
Ch. 61: Tak Kuat Menahan
62
Ch. 62: Awas, Kasa!
63
Ch. 63: Berdarah-darah
64
Ch. 64: Baik-Baik Saja
65
Ch. 65: Obrolan Santai
66
Ch. 66: Permohonan Maaf
67
Ch. 67: Perkara Sakti Lagi
68
Ch. 68: Lega
69
Ch. 69: Myria Hasya Iswari
70
Ch. 70: Di Luar Dugaan
71
Ch. 71: Kembali Sekolah
72
Ch. 72: Siapa Ayahmu?
73
Ch. 73: Sulit Percaya
74
Ch. 74: Kalut
75
Ch. 75: Terima Saran
76
Ch. 76: Tes DNA
77
Ch. 77: Memanggil Ayah
78
Ch. 78: Suatu Fakta
79
Ch. 79: Tawa Bersama
80
Ch. 80: Kencan Pertama
81
Ch. 81: Bertemu Tanpa Sengaja
82
Ch. 82: Pertemuan
83
Tamat
84
Info
85
Muhasabah Cinta
86
Kisah Sakti (Angkasa seri 3)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!