Ch. 13: Tentang Angkasa

Sepasang mata Angkasa terbelalak mendengar jawaban Myria. Dia yang awalnya sandaran langsung duduk tegak dan sedikit mencondongkan badan pada istrinya. Cowok berkaus putih itu bertanya lagi, “Serius Mama nyuruh lo gitu?”

Myria mengangguk. “Dua rius.”  Memang bukan waktunya bercanda, tetapi Myria menjawab santai tanpa beban. Berbeda sekali dengan suaminya.

Angkasa melipat kaki dan duduk bersila, lalu menarik guling ke dekapan. “Terus apa keputusan lo?”

Myria menggeleng. “Enggak tahu. Aku bilang sama Bunda kalau mau minta persetujuan kamu dulu.”

“Oh.” Angkasa manggut-manggut. Layaknya pria dewasa, pemuda itu mengusap-usap dagu sambil berpikir. Myria di depannya merasa lucu melihat perubahan tersebut.

Orang bilang, watak pasangan akan terlihat wujud aslinya setelah menikah. Sepertinya itu memang benar dialami Myria kali ini. Gadis bermata bulat itu sekarang bisa bebas melihat sikap Angkasa yang jarang sekali ditunjukkan di sekolah.

“Kayaknya nggak perlu, My. Besok atau kapan kalau Mama nanya, jawab aja gue nggak bakal ngapa-ngapain lo. Lagian kemarin juga udah bilang, Mama nggak percayaan banget sama gue.”

Myria tak bisa lagi menahan tawa. Gadis itu terkikik sembari menutup mulut. Angkasa langsung memandang ke arahnya dan berceletuk, “Kenapa lo malah ketawa? Ada yang lucu dari gue?”

“Iya. Kamu ternyata beda kepribadian kalau di rumah.”

Lidah Angkasa berdecak. Dia mengangsur tubuhnya mundur, lalu menarik segelas air putih dari nakas untuk minum. “Gue mau turun. Mau diambilin apa lo?”

“Enggak. Aku mau tidur.”

“Oh. Oke.”

Putra keluarga Sastra itu keluar dan menutup pintu. Dia menyisakan Myria seorang diri di kamar yang cukup luas. Istrinya turun dari kasur, lalu berjalan-jalan ke meja belajar.

Semua buku tersusun rapi di rak, beberapa alat tulis dan satu laptop terletak di meja dibarengi lampu belajar. Benda-benda itu menarik perhatian Myria. Namun, dari sekian barang yang ada, Myria lebih tertarik dengan satu bingkai foto berisi gambar Angkasa dan satu cowok. Dia menarik kursi, lalu mengambil bingkai tersebut. “Mirip. Apa dia saudara Angkasa?”

“Iya. Itu kakak gue.”

Suara dari arah belakang membuat Myria langsung memutar kursi belajar. Dia melihat Angkasa datang menghampiri dengan dua cup es krim di tangan. “Nih, buka sendiri.”

Bingkai dikembalikan ke meja, satu tangan Myria menerima pemberian es krim meski sedikit tidak paham mengapa malam-malam suaminya makan makanan tersebut.

“Itu foto gue waktu SMP sama kakak gue udah SMA, tapi dia udah meninggal.”

“Hah?” Myria menutup mulut karena syok. Es krim di tangannya untung tidak jatuh ke lantai dan masih dipegang satu tangan lainnya.

“Dia meninggal dua tahun lalu.” Angkasa meneruskan bicara. “Ya, kita kelas satu awal-awal masuk sekolah SMA.”

“Me–meninggalnya karena apa?” Myria bertanya penuh kehati-hatian. Dia khawatir pertanyaannya itu menyinggung hati Angkasa apalagi sampai membuat sedih.

“Kecelakaan pesawat. Waktu itu kakak gue mau balik ke sini, dia kuliah di luar negeri baru dapat tiga semester. Tapi, takdir Allah beda lagi sama harapan keluarga.”

Myria menatap iba pada Angkasa. Dia sampai lupa membuka es krim yang sejak tadi ada di tangan karena fokus mendengarkan. Padahal, Angkasa bercerita hal itu sudah begitu tegar dan terkesan baik-baik saja. Namun, justru Myria yang bersedih. Bukan hanya alasan iba, tetapi Myria tahu rasanya kehilangan keluarga untuk selama-lamanya.

“Kasa.”

“Gue cerita, kok, lo malah nangis, My?” Angkasa segera menaruh es krim ke meja. Cowok itu sampai berlutut di depan istrinya karena khawatir.

Dapat perlakuan demikian dari Angkasa, Myria makin terisak. Dua matanya sampai tidak berhenti mengeluarkan air. Padahal, tidak ada yang salah dari omongan suaminya, tetapi hati gadis itu masih sakit. Luka di batinnya belum kering apalagi ingatan di kepala, mungkin tidak akan pernah terhapus.

“Sorry, My. Gue lupa kalau lo ….” Angkasa tak sanggup meneruskan kalimat. Dia menelan kembali semua kosakata yang ada di ujung lidah. Cowok itu menaikkan tangan dan perlahan mencoba menggenggam tangan Myria. “Gu–gue ….” Mendadak Angkasa gugup. Ada yang salah dengan debaran di jantungnya kali ini. “Gue tadi cuma mau berbagi cerita sama lo, My. Bukan maksud ingetin lo sama kejadian beberapa minggu lalu.”

Myria terdiam, tetapi berusaha menenangkan jiwanya yang terguncang lagi. Dia mencoba menarik garis senyum di bibir agar tidak merepotkan. “Bukan salah kamu, kok. Aku aja yang masih sering inget Ibu.”

Jejak air mata di pipi sang istri sebenarnya ingin sekali Angkasa hapus dengan telapak tangan. Namun, dia belum seberani itu. Akhirnya, Angkasa hanya diam berlutut sambil mengulas senyum, berharap Myria segera tenang.

“Kalau lo udah tenang, makan es krim itu. Keburu meleleh nanti.”

Myria tertawa sekali. Dia mengangguk dan memutar badan sedikit. “Kenapa bawakan aku es krim?”

“Gue suka ngemil es krim kapan aja.”

Bertambah lagi keunikan Angkasa yang baru diketahui Myria. Gadis itu enggan percaya, tetapi memang begitu adanya. “Kamu banyak kejutan, ya?”

Satu alis Angkasa terangkat, sedangkan tangan sudah sibuk kembali menyuapkan es krim. Dia berdiri agar tidak kesemutan.

“Apalagi kebiasaanmu yang tersembunyi?”

“Gue?”

Myria mengangguk-angguk.

“Gue juga suka kucing. Gue suka motoran, gue suka basket, sama ….”

“Sama apa?”

“Suka sama lo.”

Myria langsung menunduk. Dia sengaja menghindari tatapan Angkasa agar tidak ketahuan sedang tersipu. Bahkan, tangan yang memegang sendok kecil di cup es krim itu berputar-putar tanpa henti guna mengurai kecanggungan.

“Lo nggak pernah pacaran, ya, My?”

Wajah Myria baru terangkat. Dia menggeleng.

“Keliatan soalnya. Polos bener lo. Tapi nggak pa-pa, gue suka yang polos-polos.”

“Kasa!”

“Nah, ini, nih. Gue lebih suka lagi kalau lihat lo marah-marah ketus gini.”

“Angkasa!”

Angkasa tertawa puas. Dia mundur dan duduk di sofa karena pegal berdiri sedari tadi. Cowok itu meraih remote, lalu menyalakan televisi. “Besok libur, malam ini mau nonton nggak?”

“Enggak, aku mau tidur,” kata Myria sembari bangkit dari kursi lalu ke kamar mandi untuk gosok gigi.

Angkasa terabaikan, tetapi cowok itu tidak terlalu ambil pusing. Dia terus menikmati siaran televisi dan mencari film bagus untuk ditonton.

Jam malam terus merangkak naik. Myria sudah terlelap sedari tadi, sementara Angkasa menonton film sendirian. Bungkus camilan berserak di lantai karena mulut cowok itu tidak bisa diam dan terus mengunyah tiada henti. “Cepet banget habis,” gumam Angkasa saat bungkus potato chips ketiganya telah kosong. Mau tidak mau, dia harus turun dan mengambil ulang.

Akan tetapi, belum sampai menjangkau pintu, perhatian Angkasa tersita oleh kondisi Myria. Istri barunya itu tampak gelisah dan bergumam resah.

Angkasa mendekat. Dia membuang sandal lantainya dan merangkak naik. “My, lo nggak pa-pa?”

“Bu ….” Myria mengigau dengan suara parau. “Ibu.”

Angkasa mengurungkan niat untuk turun. Dia berusaha membangunkan Myria lebih dahulu. Namun, tak kunjung perempuan itu sadar. Tiba-tiba ide muncul di kepala Angkasa. Dia ikut merebahkan badan dan menarik Myria ke pelukan. Angkasa berharap, pelukannya bisa menenangkan Myria tanpa membangunkan.

“Biarin aja kalau besok dia marah. Gue tinggal jelasin. Beres!”

Terpopuler

Comments

nuri

nuri

peluk doang, gpp sa. pokoke skrang mau ngapa2in sah2 ja lah👏

2024-01-05

0

@ Mmh adil @

@ Mmh adil @

pinnter mengambil kesempatan

2023-09-26

1

Indo Mie

Indo Mie

Lah istri aku inih wkwkwk,,,

2023-09-16

0

lihat semua
Episodes
1 Ch. 1: Hampir Celaka
2 Ch. 2: Duka
3 Ch. 3: Lagi-Lagi Dia
4 Ch. 4: Tertipu
5 Ch. 5: Rencana Kerja
6 Ch. 6: Maksa
7 Ch. 7: Kenapa Harus Myria?
8 Ch. 8: Keputusan Myria
9 Ch. 9: Tawaran yang Sama
10 Ch. 10: Bertemu Orang Tua
11 Ch. 11: Status Baru
12 Ch. 12: Malam Pertama
13 Ch. 13: Tentang Angkasa
14 Ch. 14: Permintaan Angkasa
15 Ch. 15: Dihukum
16 Ch. 16: Kekacauan Friska
17 Ch. 17: Larangan Angkasa
18 Ch. 18: Pertanyaan Myria
19 Ch. 19: Peringatan
20 Ch. 20: Menggoda Myria
21 Ch. 21: Angkasa Marah
22 Ch. 22: Perang Dingin
23 Ch. 23: Mencari Myria
24 Ch. 24: Sorry
25 Ch. 25: Saran Mama
26 Ch. 26: Hati yang Memanas
27 Ch. 27: Erika Bukan Manusia
28 Ch. 28: Menghindar
29 Ch. 29: Pertandingan
30 Ch. 30: Menantang Angkasa
31 Ch. 31: Bolehkah Cemburu?
32 Ch. 32: Deep Talk
33 Ch. 33: Tekad Sakti
34 Ch. 34: Terimpit Keadaan
35 Ch. 35: Rencana Kuliah
36 Ch. 36: Perkara Imsomnia
37 Ch. 37: Serba Salah
38 Ch. 38: Si Pengacau
39 Ch. 39: Tidak Mungkin Mengalah
40 Ch. 40: Belajar Kelompok
41 Ch. 41: Tukang Modus
42 Ch. 42: Ujian Semester
43 Ch. 43: Ujung Emosi
44 Ch. 44: Usul Myria
45 Ch. 45: Tidak Ada yang Kebetulan
46 Ch. 46: Pengumuman Remidi
47 Ch. 47: Lomba Class Meeting
48 Ch. 48: Gara-Gara Angkasa
49 Ch. 49: Ribut
50 Ch. 50: Khawatir
51 Ch. 51: Membujuk Myria
52 Ch. 52: Debat
53 Ch. 53: Pengkhianatan Angkasa
54 Ch. 54: Permintaan Myria
55 Ch. 55: Ibu Mertua
56 Ch. 56: Pertemuan Wali Murid
57 Ch. 57: Langit Malam
58 Ch. 58: Candaan Dua Sahabat
59 Ch. 59: Terima Raport
60 Ch. 60: Misi Merusak Myria
61 Ch. 61: Tak Kuat Menahan
62 Ch. 62: Awas, Kasa!
63 Ch. 63: Berdarah-darah
64 Ch. 64: Baik-Baik Saja
65 Ch. 65: Obrolan Santai
66 Ch. 66: Permohonan Maaf
67 Ch. 67: Perkara Sakti Lagi
68 Ch. 68: Lega
69 Ch. 69: Myria Hasya Iswari
70 Ch. 70: Di Luar Dugaan
71 Ch. 71: Kembali Sekolah
72 Ch. 72: Siapa Ayahmu?
73 Ch. 73: Sulit Percaya
74 Ch. 74: Kalut
75 Ch. 75: Terima Saran
76 Ch. 76: Tes DNA
77 Ch. 77: Memanggil Ayah
78 Ch. 78: Suatu Fakta
79 Ch. 79: Tawa Bersama
80 Ch. 80: Kencan Pertama
81 Ch. 81: Bertemu Tanpa Sengaja
82 Ch. 82: Pertemuan
83 Tamat
84 Info
85 Muhasabah Cinta
86 Kisah Sakti (Angkasa seri 3)
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Ch. 1: Hampir Celaka
2
Ch. 2: Duka
3
Ch. 3: Lagi-Lagi Dia
4
Ch. 4: Tertipu
5
Ch. 5: Rencana Kerja
6
Ch. 6: Maksa
7
Ch. 7: Kenapa Harus Myria?
8
Ch. 8: Keputusan Myria
9
Ch. 9: Tawaran yang Sama
10
Ch. 10: Bertemu Orang Tua
11
Ch. 11: Status Baru
12
Ch. 12: Malam Pertama
13
Ch. 13: Tentang Angkasa
14
Ch. 14: Permintaan Angkasa
15
Ch. 15: Dihukum
16
Ch. 16: Kekacauan Friska
17
Ch. 17: Larangan Angkasa
18
Ch. 18: Pertanyaan Myria
19
Ch. 19: Peringatan
20
Ch. 20: Menggoda Myria
21
Ch. 21: Angkasa Marah
22
Ch. 22: Perang Dingin
23
Ch. 23: Mencari Myria
24
Ch. 24: Sorry
25
Ch. 25: Saran Mama
26
Ch. 26: Hati yang Memanas
27
Ch. 27: Erika Bukan Manusia
28
Ch. 28: Menghindar
29
Ch. 29: Pertandingan
30
Ch. 30: Menantang Angkasa
31
Ch. 31: Bolehkah Cemburu?
32
Ch. 32: Deep Talk
33
Ch. 33: Tekad Sakti
34
Ch. 34: Terimpit Keadaan
35
Ch. 35: Rencana Kuliah
36
Ch. 36: Perkara Imsomnia
37
Ch. 37: Serba Salah
38
Ch. 38: Si Pengacau
39
Ch. 39: Tidak Mungkin Mengalah
40
Ch. 40: Belajar Kelompok
41
Ch. 41: Tukang Modus
42
Ch. 42: Ujian Semester
43
Ch. 43: Ujung Emosi
44
Ch. 44: Usul Myria
45
Ch. 45: Tidak Ada yang Kebetulan
46
Ch. 46: Pengumuman Remidi
47
Ch. 47: Lomba Class Meeting
48
Ch. 48: Gara-Gara Angkasa
49
Ch. 49: Ribut
50
Ch. 50: Khawatir
51
Ch. 51: Membujuk Myria
52
Ch. 52: Debat
53
Ch. 53: Pengkhianatan Angkasa
54
Ch. 54: Permintaan Myria
55
Ch. 55: Ibu Mertua
56
Ch. 56: Pertemuan Wali Murid
57
Ch. 57: Langit Malam
58
Ch. 58: Candaan Dua Sahabat
59
Ch. 59: Terima Raport
60
Ch. 60: Misi Merusak Myria
61
Ch. 61: Tak Kuat Menahan
62
Ch. 62: Awas, Kasa!
63
Ch. 63: Berdarah-darah
64
Ch. 64: Baik-Baik Saja
65
Ch. 65: Obrolan Santai
66
Ch. 66: Permohonan Maaf
67
Ch. 67: Perkara Sakti Lagi
68
Ch. 68: Lega
69
Ch. 69: Myria Hasya Iswari
70
Ch. 70: Di Luar Dugaan
71
Ch. 71: Kembali Sekolah
72
Ch. 72: Siapa Ayahmu?
73
Ch. 73: Sulit Percaya
74
Ch. 74: Kalut
75
Ch. 75: Terima Saran
76
Ch. 76: Tes DNA
77
Ch. 77: Memanggil Ayah
78
Ch. 78: Suatu Fakta
79
Ch. 79: Tawa Bersama
80
Ch. 80: Kencan Pertama
81
Ch. 81: Bertemu Tanpa Sengaja
82
Ch. 82: Pertemuan
83
Tamat
84
Info
85
Muhasabah Cinta
86
Kisah Sakti (Angkasa seri 3)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!