Ch. 6: Maksa

“Yaelah, Rik. Kenalan, ya, tinggal aja dateng ke kelas. Kalau nggak, dua cewek tu suka ke perpus. Lo samperin aja mereka terus bilang mau temenan.” Pemuda satu kelas dengan Myria berceletuk. Dia mengusap keringat di wajahnya karena rasa pedas dari bakso yang baru saja dihabiskan.

“Lagian kenapa lo tiba-tiba pengin kenal?” Satu teman yang lain berceletuk.

“Ada, deh.”

“Jiah.”

“Udahlah, Bro. Palingan ujung-ujungnya mau dapetin si Kasa lagi pakek cara temenan sama para tu cewek.” Teman lain tak kalah heboh. Mereka bicara blak-blakan seolah sudah paham watak Erika. Gadis berwajah oval itu memang selalu punya cara untuk kembali mendekati Angkasa. Bahkan, Erika rela pindah sekolah demi mengejar dan dapat maaf dari mantan kekasihnya itu.

Obrolan riuh para siswa geng motor itu berakhir karena bel pelajaran berbunyi. Gerombolan yang terdiri dari lima siswa dan dua siswi itu kembali ke kelas masing-masing. Erika sempat meminta nomor ponsel Myria, tetapi teman sekelas Angkasa belum sempat memberikan.

“Lo nekad banget, sih, Rik, sampai mau temenan sama cewek-cewek yang penampilannya gitu? Kita beda tau dari mereka.”  Teman perempuan yang satu kelas dengan Erika bicara cepat karena penasaran. Selama di kantin, dia sibuk memperhatikan cowok idamannya bernama Sakti.

“Jangan brisik lo. Gue punya cara sendiri atas apa yang gue bilang barusan.”

“Jadi yang dibilang si Sakti bener kalau lo mau deket si Kasa lewat itu cewek? Atau jangan-jangan lo mau tobat, lagi, jadi cewek muslimah yang sesungguhnya?”

“Risti, kalau lo nggak bisa diem. Gue lakban beneran itu mulut.”

Cewek yang dipanggil Risti itu menutup mulut. Dia tak lagi menggoda saat Erika sudah tidak bisa diajak bercanda. Padahal, gadis itu pikir, apa salahnya bertanya?

Sepanjang pelajaran, Myria tidak bisa fokus. Otaknya masih berputar mencari tempat-tempat yang nanti akan dituju. Meski Friska sudah menyarankan toko bunga depan sekolah, Myria tidak ingin bergantung di situ secara penuh. Gadis itu sadar akan status dirinya masih pelajar, mungkin akan sulit mencari pekerjaan. Jangankan itu, orang lain yang jelas-jelas lulus berijazah dan punya sertifikat keahlian saja masih banyak yang menganggur.

“My.”

“Hah?”

“Hah, heh, hah, heh.” Friska menggerutu. Mukanya cemberut dengan dahi berkerut. “Kamu dengerin penjelasan guru nggak, sih? Disuruh nyalin terus kerjakan soalnya, malah bengong.”

Myria langsung menoleh sekitar. Dia dapati semua siswa sudah serius dengan buku dan alat tulis masing-masing. Hanya dirinya yang diam sejak tadi.

Dapat protes dari Friska, Myria menyengir sambil menarik jilbab. Dia bergegas melakukan perintah sang guru sebelum tepergok bahwa selama pelajaran tidak memperhatikan. Sejenak, beban pikiran harus ditinggalkan agar bisa fokus pada apa yang ada saat ini.

“Oke, kalau belum selesai. Kita akan bahas jawabannya besok. Karena waktu pelajaran Ibu sudah habis, jadi pertemuan kali ini cukup sampai di sini. Selamat siang.”

“Siang, Bu.” Semua siswa bersorak riang. Masing-masing dari mereka bergegas pulang.

“My, kalau pikiran udah buntu banget, tuh, cerita. Udah nggak anggep aku sahabatmu, ya, sampai diem mulu dari pagi.”

Myria yang masih sibuk menulis terganggu. Kepalanya terangkat untuk melihat Friska. Dia menjawab, “Kok, kamu ngomongnya gitu, Fris?”

Tidak peduli teman lain mulai meninggalkan kelas, Friska masih melanjutkan pertanyaan, “Habisnya kamu hari ini kayak bukan Myria yang biasa. Banyak diem dan ngelamun. Aku aja kamu abaikan.”

Jawaban Friska membuat Myria menghela napas. Gadis itu menegakkan posisi duduk, lalu berakhir menyandarkan diri di kursi. “Dari hari Ibu meninggal, aku nggak yakin bisa hidup sebaik-baiknya kayak apa yang dibilang Bu Guru kemarin. Aku masih menganggap kalau aku anak kecil, Fris. Umur kita belum ada 20 tahun, tapi aku udah ditakdirkan hidup sendiri.”

Wajah ketus Friska berubah perlahan-lahan usai mendengar sedikit kalimat dari Myria. Dia bisa lihat sahabatnya itu masih kalut dan sulit untuk bangkit. Andai ujian itu menimpa dirinya, Friska mengira akan merasakan kesedihan mendalam seperti itu pula.

“My ….”

Myria menoleh. Dua indra penglihatannya sudah berkaca-kaca, tetapi sebisa mungkin tersenyum. Dunia terasa begitu berat dijalani dengan badannya yang mungil. Dia yang masih belia dipaksa berdiri di atas kaki sendiri tanpa bisa menolak.

“Aku ada buat kamu.” Friska melanjutkan kalimatnya. Dia mendekat dan berakhir memeluk. Tak kuasa lagi untuk pura-pura, Myria menumpahkan segala beban yang menyesakkan dada beberapa hari pasca kematian sang ibunda.

“Aku bingung, Friska. Mau dibawa ke mana hidupku ini? Semua teman kita punya keluarga meski hanya satu atau dua orang, sedangkan aku?”

“My … jangan bicara gitu lagi. Keluargamu itu aku.”

Tak lagi menjawab, hal yang dilakukan Myria adalah meneruskan tangis. Dia ingin dadanya lega kembali setelah ini. Hidup memang kadang terasa tidak adil, tetapi kembali lagi bahwa sifat Sang Pencipta salah satunya ialah Maha Adil.

Puas menangis hampir satu jam dan mengakibatkan mata sembab, akhirnya Friska mengajak Myria pulang. Sesuai kesepakatan siang tadi di kantin, dua gadis itu ingin mencoba mencari pekerjaan. Toko bunga yang pertama kali mereka tuju.

Setelah masuk beberapa menit dan bertemu pemilik toko, ternyata Myria dan Friska keluar tanpa harapan. Tidak ada lowongan kerja sampingan karena tempat tersebut sudah memiliki karyawan. Dua gadis itu ganti pergi ke tempat lain. Namun, nyatanya memang tidak semudah itu mencari kerja. Sampai sore pun, mereka pulang sia-sia.

“Chat aku kalau udah sampek rumah.” Pesan terakhir dari Friska sebelum gadis itu naik angkutan lebih dahulu dibanding  Myria. Sahabatnya itu pun mengangguk dan berdiri seorang diri di pinggir jalan untuk menunggu angkutan lain.

“Nggak pulang lo?”

Myria berjingkat saat mendengar suara orang lain di dekatnya. Dia menoleh dan mendapati Angkasa. Entah datang dari mana cowok itu, selalu saja muncul. “Ini mau pulang.” Myria menjawab santai demi menutup keterkejutan.

“Mau bareng nggak?”

“Nggak,” jawab Myria tanpa pikir panjang.

“Serius?”

“Dua rius.” Myria kembali menolak penuh kepercayaan diri.

Angkasa tak lagi bertanya. Dia melangkah pergi menuju motor yang teparkir di bahu jalan, sementara Myria memandanginya dari belakang. Baru dapat beberapa meter, cowok itu memutar tubuh secara cepat dan sukses membuat Myria kelabakan.

“Lo mau ikut nggak?” teriak Angkasa sekali lagi. Namun, apa yang didapat? Tetap saja penolakan dari Myria. “Bentar lagi ujan, lo mau basah kuyup di sini kayak kemarin-kemarin?” sambungnya lagi.

“Nggak sampek hujan, angkotnya pasti udah dateng.” Myria tetap ngeyel dengan pendapatnya. Dia sengaja tidak ingin tertipu lagi atas kebaikan Angkasa yang jelas-jelas ada maksud tersembunyi.

“Kayak dukun aja lo tau kalau angkot datang pas belum hujan.”

“Kasa!” Dari jarak beberapa meter, Myria memelototi teman sekelasnya itu. Angkasa tertawa miring dan memakai helm.

Mesin motor menyala hingga kendaraan melaju. Sampai di depan Myria, lagi-lagi Angkasa menawarkan diri. “Alergi lo sama gue sampai gak mau dibonceng?”

“Nggak.”

“Gue baikin nggak mau. Aneh lo, padahal kemarin oke-oke aja.”

“Males. Kamu modusin aku doang.”

“Modus apaan?”

“Pikir sendiri.” Myria melengos. Dia bergeser ke samping menjauhi Angkasa. Namun, tetap saja diikuti.

“Buruan naik!” Bukan mengajak lagi, melainkan Angkasa berubah memerintah.

“Nggak mau.”

“Gue tarik lo.”

“Kasa!” Myria nyaris mengentakkan sepatunya ke trotoar yang dipijak saat ini karena geram. Namun, tidak jadi. Dia menarik napas dan membuangnya pelan untuk mengontrol diri. “Kenapa kamu banyak ngomong kalau cuma berdua gini?”

“Karena gue tertarik sama lo.”

.

.

Terpopuler

Comments

Happyy

Happyy

😚😚

2023-10-03

1

@ Teh iim🍒🍒😘

@ Teh iim🍒🍒😘

Waduh Angkasa nembak Myria

2023-09-03

0

Geta Andesiska

Geta Andesiska

jujur banget c amu Kasa

2023-08-30

0

lihat semua
Episodes
1 Ch. 1: Hampir Celaka
2 Ch. 2: Duka
3 Ch. 3: Lagi-Lagi Dia
4 Ch. 4: Tertipu
5 Ch. 5: Rencana Kerja
6 Ch. 6: Maksa
7 Ch. 7: Kenapa Harus Myria?
8 Ch. 8: Keputusan Myria
9 Ch. 9: Tawaran yang Sama
10 Ch. 10: Bertemu Orang Tua
11 Ch. 11: Status Baru
12 Ch. 12: Malam Pertama
13 Ch. 13: Tentang Angkasa
14 Ch. 14: Permintaan Angkasa
15 Ch. 15: Dihukum
16 Ch. 16: Kekacauan Friska
17 Ch. 17: Larangan Angkasa
18 Ch. 18: Pertanyaan Myria
19 Ch. 19: Peringatan
20 Ch. 20: Menggoda Myria
21 Ch. 21: Angkasa Marah
22 Ch. 22: Perang Dingin
23 Ch. 23: Mencari Myria
24 Ch. 24: Sorry
25 Ch. 25: Saran Mama
26 Ch. 26: Hati yang Memanas
27 Ch. 27: Erika Bukan Manusia
28 Ch. 28: Menghindar
29 Ch. 29: Pertandingan
30 Ch. 30: Menantang Angkasa
31 Ch. 31: Bolehkah Cemburu?
32 Ch. 32: Deep Talk
33 Ch. 33: Tekad Sakti
34 Ch. 34: Terimpit Keadaan
35 Ch. 35: Rencana Kuliah
36 Ch. 36: Perkara Imsomnia
37 Ch. 37: Serba Salah
38 Ch. 38: Si Pengacau
39 Ch. 39: Tidak Mungkin Mengalah
40 Ch. 40: Belajar Kelompok
41 Ch. 41: Tukang Modus
42 Ch. 42: Ujian Semester
43 Ch. 43: Ujung Emosi
44 Ch. 44: Usul Myria
45 Ch. 45: Tidak Ada yang Kebetulan
46 Ch. 46: Pengumuman Remidi
47 Ch. 47: Lomba Class Meeting
48 Ch. 48: Gara-Gara Angkasa
49 Ch. 49: Ribut
50 Ch. 50: Khawatir
51 Ch. 51: Membujuk Myria
52 Ch. 52: Debat
53 Ch. 53: Pengkhianatan Angkasa
54 Ch. 54: Permintaan Myria
55 Ch. 55: Ibu Mertua
56 Ch. 56: Pertemuan Wali Murid
57 Ch. 57: Langit Malam
58 Ch. 58: Candaan Dua Sahabat
59 Ch. 59: Terima Raport
60 Ch. 60: Misi Merusak Myria
61 Ch. 61: Tak Kuat Menahan
62 Ch. 62: Awas, Kasa!
63 Ch. 63: Berdarah-darah
64 Ch. 64: Baik-Baik Saja
65 Ch. 65: Obrolan Santai
66 Ch. 66: Permohonan Maaf
67 Ch. 67: Perkara Sakti Lagi
68 Ch. 68: Lega
69 Ch. 69: Myria Hasya Iswari
70 Ch. 70: Di Luar Dugaan
71 Ch. 71: Kembali Sekolah
72 Ch. 72: Siapa Ayahmu?
73 Ch. 73: Sulit Percaya
74 Ch. 74: Kalut
75 Ch. 75: Terima Saran
76 Ch. 76: Tes DNA
77 Ch. 77: Memanggil Ayah
78 Ch. 78: Suatu Fakta
79 Ch. 79: Tawa Bersama
80 Ch. 80: Kencan Pertama
81 Ch. 81: Bertemu Tanpa Sengaja
82 Ch. 82: Pertemuan
83 Tamat
84 Info
85 Muhasabah Cinta
86 Kisah Sakti (Angkasa seri 3)
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Ch. 1: Hampir Celaka
2
Ch. 2: Duka
3
Ch. 3: Lagi-Lagi Dia
4
Ch. 4: Tertipu
5
Ch. 5: Rencana Kerja
6
Ch. 6: Maksa
7
Ch. 7: Kenapa Harus Myria?
8
Ch. 8: Keputusan Myria
9
Ch. 9: Tawaran yang Sama
10
Ch. 10: Bertemu Orang Tua
11
Ch. 11: Status Baru
12
Ch. 12: Malam Pertama
13
Ch. 13: Tentang Angkasa
14
Ch. 14: Permintaan Angkasa
15
Ch. 15: Dihukum
16
Ch. 16: Kekacauan Friska
17
Ch. 17: Larangan Angkasa
18
Ch. 18: Pertanyaan Myria
19
Ch. 19: Peringatan
20
Ch. 20: Menggoda Myria
21
Ch. 21: Angkasa Marah
22
Ch. 22: Perang Dingin
23
Ch. 23: Mencari Myria
24
Ch. 24: Sorry
25
Ch. 25: Saran Mama
26
Ch. 26: Hati yang Memanas
27
Ch. 27: Erika Bukan Manusia
28
Ch. 28: Menghindar
29
Ch. 29: Pertandingan
30
Ch. 30: Menantang Angkasa
31
Ch. 31: Bolehkah Cemburu?
32
Ch. 32: Deep Talk
33
Ch. 33: Tekad Sakti
34
Ch. 34: Terimpit Keadaan
35
Ch. 35: Rencana Kuliah
36
Ch. 36: Perkara Imsomnia
37
Ch. 37: Serba Salah
38
Ch. 38: Si Pengacau
39
Ch. 39: Tidak Mungkin Mengalah
40
Ch. 40: Belajar Kelompok
41
Ch. 41: Tukang Modus
42
Ch. 42: Ujian Semester
43
Ch. 43: Ujung Emosi
44
Ch. 44: Usul Myria
45
Ch. 45: Tidak Ada yang Kebetulan
46
Ch. 46: Pengumuman Remidi
47
Ch. 47: Lomba Class Meeting
48
Ch. 48: Gara-Gara Angkasa
49
Ch. 49: Ribut
50
Ch. 50: Khawatir
51
Ch. 51: Membujuk Myria
52
Ch. 52: Debat
53
Ch. 53: Pengkhianatan Angkasa
54
Ch. 54: Permintaan Myria
55
Ch. 55: Ibu Mertua
56
Ch. 56: Pertemuan Wali Murid
57
Ch. 57: Langit Malam
58
Ch. 58: Candaan Dua Sahabat
59
Ch. 59: Terima Raport
60
Ch. 60: Misi Merusak Myria
61
Ch. 61: Tak Kuat Menahan
62
Ch. 62: Awas, Kasa!
63
Ch. 63: Berdarah-darah
64
Ch. 64: Baik-Baik Saja
65
Ch. 65: Obrolan Santai
66
Ch. 66: Permohonan Maaf
67
Ch. 67: Perkara Sakti Lagi
68
Ch. 68: Lega
69
Ch. 69: Myria Hasya Iswari
70
Ch. 70: Di Luar Dugaan
71
Ch. 71: Kembali Sekolah
72
Ch. 72: Siapa Ayahmu?
73
Ch. 73: Sulit Percaya
74
Ch. 74: Kalut
75
Ch. 75: Terima Saran
76
Ch. 76: Tes DNA
77
Ch. 77: Memanggil Ayah
78
Ch. 78: Suatu Fakta
79
Ch. 79: Tawa Bersama
80
Ch. 80: Kencan Pertama
81
Ch. 81: Bertemu Tanpa Sengaja
82
Ch. 82: Pertemuan
83
Tamat
84
Info
85
Muhasabah Cinta
86
Kisah Sakti (Angkasa seri 3)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!