Ch. 17: Larangan Angkasa

Bel pulang sekolah menjadi momen yang ditunggu para siswa setelah berkutat dengan pelajaran sehari penuh. Jarum jam di dinding berada di angka tiga. Myria bergegas membereskan buku dan alat tulis karena hampir satu kelas telah keluar, termasuk Angkasa. Gadis itu memang meminta sang suami bersikap wajar tanpa berlebihan meski sudah menikah.

“Kamu masih mau kerja di tempat Erika, My?” Suara Friska terdengar sampai bangku-bangku sebelah. Hati gadis itu masih panas gara-gara insiden jam istirahat tadi.

“Iya. Mau gimana lagi?”

“Nyari tempat lain, kek. Kamu bisa-bisanya temenan sama cewek modelan si Erika. Apa kehadiran aku nggak cukup buat hidup kamu, My?”

Selesai sudah memasukkan buku-buku ke tas. Myria berhenti dan menatap Friska dengan saksama. Dia membuang napas. “Temen, kan, boleh banyak, Fris. Kalau sahabat, cukup yang bisa dipercaya aja.”

Dapat jawaban demikian dari Myria, Friska mengalah. Dia tidak ingin adu mulut perkara beda pendapat dan merenggangkan hubungan persahabatan. Perlahan, tangan gadis itu meraih tangan Myria. “My, aku gini bukan bermaksud ngelarang. Tapi lihat, deh, si Erika tiba-tiba curiga sama kamu cuma gara-gara dihukum bareng Angkasa. Dia kelihatan enggak rela lihat cewek dekat Angkasa. Kamu mau berurusan sama hal kayak gitu?”

Myria melipat bibir. Dia memutar ulang ingatan yang baru saja terjadi beberapa jam lalu. Meski sempat tebersit pemikiran yang sama seperti Friska, tetap saja Myria berusaha netral. Dia tidak ingin mengotori hati dan pikiran atas praduga yang belum tentu benar.

“Udah, ah. Kita pulang aja dulu. Aku kemarin enggak kerja di catering. Kalaupun hari ini dipecat, ya, terima aja. Jadi kamu nggak perlu khawatir lagi, kan?”

Napas pasrah terembus pelan dari mulut Friska. Dia menggendong ranselnya dan berdiri, lalu meninggalkan kelas bersama Myria.

Angkutan yang membawa Friska telah hilang dari pandangan. Tinggal Myria seorang diri. Dia memang izin pada Angkasa untuk berangkat dan pulang sendiri tanpa dibonceng atau diantar sopir keluarga. Awalnya, mertua dan sang suami tidak terima, tetapi Myria bicara pelan-pelan mengutarakan alasan.

Ponsel bergetar. Myria lekas mengalihkan perhatian dan melihat nama Angkasa terpampang di layar. Dahi otomatis mengerut karena mengira suaminya sudah pulang lebih dahulu.

“Di mana lo?”

Suara sahutan dari seberang membuat Myria langsung beristigfar. Dia mundur dan menuju halte untuk duduk. “Nunggu angkutan.”

“Di halte?”

“Iya.”

“Tunggu di situ, gue susulin elo.”

Panggilan terputus sepihak. Padahal, Myria belum sempat menyahut. Tidak seberapa lama, cowok berseragam SMA sama dengannya telah tiba.

Myria mendekat. “Kan, udah bilang nggak perlu bareng. Aku masih mau ke tempat kerja.”

“Gue nggak ngasih izin lo kerja!”

Mata bulat Myria melotot. “Ka, tapi kemarin kamu nggak bilang gini.”

“Gue kira elo cuma nggak mau berangkat pulang bareng, ternyata masih nekad kerja. Nggak kapok lo dikejar preman?”

“Pulangnya bisa minta jemput kamu,” jawab Myria dengan langgam tenang karena berusaha mempertahankan pendapat.

Angkasa berdecak keras. Dia membuka kaca helm dan menatap intens Myria. “Masih berani ngomong terus elo, My? Nggak inget kata Rasulullah tentang ketaatan istri yang diminta sujud pada suaminya andai itu boleh?”

Myria kicep. Dia menunduk. “Ma–maaf.”

Mendapati wajah muram Myria, ketegasan Angkasa melemah. Dia membuang pandangan dan menghela napas. “Gue gini karena khawatir." Cowok itu menurunkan intonasi bicara. "Sebagai suami, mana tega hati gue biarin elo sibuk tanpa jeda. Sekolah seharian, masih mau kerja. Di rumah, elo tetap harus belajar lagi sambil ngurus gue. Ya, gue nggak nuntut diurusi, tapi apa pun itu, gue nggak setuju. Lo butuh uang? Tinggal bilang, nggak perlu susah-susah kerja lagi.”

Lalu lalang kendaraan tidak mengusik Angkasa sedikit pun untuk terus memberi nasihat. Meski kondisi sangat tidak tepat, tetapi cowok itu telanjur geram. Maka dari itu, Angkasa melampiaskan kekesalan di situ agar bisa membawa istrinya pulang. Beruntungnya tidak ada orang lain lagi di halte tersebut.

“Naik! Gue anter lo ke tempat catering buat pamitan ngundurin diri.”

Meski bukan kemauan hati, Myria menurut. Dia harus terima bahwa sekarang apa-apa yang akan dilakukan perlu persetujuan suami. Gadis itu naik perlahan ke boncengan dan memakai helm yang dibawakan Angkasa.

“Pegangan!” perintah Angkasa lagi.

Myria membisu. Dia masih tahu berada di mana sekarang. Lagi pula, sebelum menikah, Myria tidak terlalu dekat dengan Angkasa dan tidak semua orang begitu mudah menghapus kecanggungan.

“My.”

“Kasa, kita di sekolah. Maaf aku nggak mau.”

Angkasa diam. Dia lirik wajah istrinya dari spion beberapa detik, lalu menurunkan kaca helm. Pemuda itu mulai menyalakan mesin dan segera menarik tuas gas motor hingga kendaraan itu melaju.

Kepergian Angkasa dan Myria, ternyata tidak luput dari penglihatan Erika. Gadis dengan rambut legam itu sengaja membuntuti Angkasa sedari tadi. Dia awasi mantan kekasihnya dari parkiran sampai menguping pembicaraan di telepon. Dua tangan mengepal, Erika menatap penuh kebencian ke arah depan di mana motor Angkasa sudah melaju.

“Gue nggak percaya kalau mereka nggak ada apa-apa. Mana mungkin kalau cuma temen, tapi bisa boncengan gitu.”

“Tenang, Rik. Kebetulan aja kali. Angkasa emang dari dulu suka nolong, kan?”

Jawaban Risti tidak menenangkan hati sama sekali. Meskipun yang dikatakan benar perihal Angkasa suka menolong, tetap saja Erika curiga. Pikiran Erika masih menerka, benarkah sikap Angkasa kali ini murni tolong menolong?

“Nggak mau tahu gimana caranya, gue harus dapat jawaban soal mereka. Bantu gue cari tahu ada apa sebenarnya, Ris,” kata Erika sembari melangkah pergi. Dua kakinya mengentak trotoar jalan karena tidak terima atas apa yang baru saja disaksikan.

Terpopuler

Comments

Alanna Th

Alanna Th

salut atas sikap tegas kasa thdp erika. skali brkhianat cinta, sulit tobatnya

2024-02-23

2

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Calon2 Jalang,,Dia yg berkhianat tapi sekarang seakan dia yg tersakiti dan kd korban nya..

2023-10-28

1

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

#Suami
#Tanggung jawab

2023-10-27

0

lihat semua
Episodes
1 Ch. 1: Hampir Celaka
2 Ch. 2: Duka
3 Ch. 3: Lagi-Lagi Dia
4 Ch. 4: Tertipu
5 Ch. 5: Rencana Kerja
6 Ch. 6: Maksa
7 Ch. 7: Kenapa Harus Myria?
8 Ch. 8: Keputusan Myria
9 Ch. 9: Tawaran yang Sama
10 Ch. 10: Bertemu Orang Tua
11 Ch. 11: Status Baru
12 Ch. 12: Malam Pertama
13 Ch. 13: Tentang Angkasa
14 Ch. 14: Permintaan Angkasa
15 Ch. 15: Dihukum
16 Ch. 16: Kekacauan Friska
17 Ch. 17: Larangan Angkasa
18 Ch. 18: Pertanyaan Myria
19 Ch. 19: Peringatan
20 Ch. 20: Menggoda Myria
21 Ch. 21: Angkasa Marah
22 Ch. 22: Perang Dingin
23 Ch. 23: Mencari Myria
24 Ch. 24: Sorry
25 Ch. 25: Saran Mama
26 Ch. 26: Hati yang Memanas
27 Ch. 27: Erika Bukan Manusia
28 Ch. 28: Menghindar
29 Ch. 29: Pertandingan
30 Ch. 30: Menantang Angkasa
31 Ch. 31: Bolehkah Cemburu?
32 Ch. 32: Deep Talk
33 Ch. 33: Tekad Sakti
34 Ch. 34: Terimpit Keadaan
35 Ch. 35: Rencana Kuliah
36 Ch. 36: Perkara Imsomnia
37 Ch. 37: Serba Salah
38 Ch. 38: Si Pengacau
39 Ch. 39: Tidak Mungkin Mengalah
40 Ch. 40: Belajar Kelompok
41 Ch. 41: Tukang Modus
42 Ch. 42: Ujian Semester
43 Ch. 43: Ujung Emosi
44 Ch. 44: Usul Myria
45 Ch. 45: Tidak Ada yang Kebetulan
46 Ch. 46: Pengumuman Remidi
47 Ch. 47: Lomba Class Meeting
48 Ch. 48: Gara-Gara Angkasa
49 Ch. 49: Ribut
50 Ch. 50: Khawatir
51 Ch. 51: Membujuk Myria
52 Ch. 52: Debat
53 Ch. 53: Pengkhianatan Angkasa
54 Ch. 54: Permintaan Myria
55 Ch. 55: Ibu Mertua
56 Ch. 56: Pertemuan Wali Murid
57 Ch. 57: Langit Malam
58 Ch. 58: Candaan Dua Sahabat
59 Ch. 59: Terima Raport
60 Ch. 60: Misi Merusak Myria
61 Ch. 61: Tak Kuat Menahan
62 Ch. 62: Awas, Kasa!
63 Ch. 63: Berdarah-darah
64 Ch. 64: Baik-Baik Saja
65 Ch. 65: Obrolan Santai
66 Ch. 66: Permohonan Maaf
67 Ch. 67: Perkara Sakti Lagi
68 Ch. 68: Lega
69 Ch. 69: Myria Hasya Iswari
70 Ch. 70: Di Luar Dugaan
71 Ch. 71: Kembali Sekolah
72 Ch. 72: Siapa Ayahmu?
73 Ch. 73: Sulit Percaya
74 Ch. 74: Kalut
75 Ch. 75: Terima Saran
76 Ch. 76: Tes DNA
77 Ch. 77: Memanggil Ayah
78 Ch. 78: Suatu Fakta
79 Ch. 79: Tawa Bersama
80 Ch. 80: Kencan Pertama
81 Ch. 81: Bertemu Tanpa Sengaja
82 Ch. 82: Pertemuan
83 Tamat
84 Info
85 Muhasabah Cinta
86 Kisah Sakti (Angkasa seri 3)
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Ch. 1: Hampir Celaka
2
Ch. 2: Duka
3
Ch. 3: Lagi-Lagi Dia
4
Ch. 4: Tertipu
5
Ch. 5: Rencana Kerja
6
Ch. 6: Maksa
7
Ch. 7: Kenapa Harus Myria?
8
Ch. 8: Keputusan Myria
9
Ch. 9: Tawaran yang Sama
10
Ch. 10: Bertemu Orang Tua
11
Ch. 11: Status Baru
12
Ch. 12: Malam Pertama
13
Ch. 13: Tentang Angkasa
14
Ch. 14: Permintaan Angkasa
15
Ch. 15: Dihukum
16
Ch. 16: Kekacauan Friska
17
Ch. 17: Larangan Angkasa
18
Ch. 18: Pertanyaan Myria
19
Ch. 19: Peringatan
20
Ch. 20: Menggoda Myria
21
Ch. 21: Angkasa Marah
22
Ch. 22: Perang Dingin
23
Ch. 23: Mencari Myria
24
Ch. 24: Sorry
25
Ch. 25: Saran Mama
26
Ch. 26: Hati yang Memanas
27
Ch. 27: Erika Bukan Manusia
28
Ch. 28: Menghindar
29
Ch. 29: Pertandingan
30
Ch. 30: Menantang Angkasa
31
Ch. 31: Bolehkah Cemburu?
32
Ch. 32: Deep Talk
33
Ch. 33: Tekad Sakti
34
Ch. 34: Terimpit Keadaan
35
Ch. 35: Rencana Kuliah
36
Ch. 36: Perkara Imsomnia
37
Ch. 37: Serba Salah
38
Ch. 38: Si Pengacau
39
Ch. 39: Tidak Mungkin Mengalah
40
Ch. 40: Belajar Kelompok
41
Ch. 41: Tukang Modus
42
Ch. 42: Ujian Semester
43
Ch. 43: Ujung Emosi
44
Ch. 44: Usul Myria
45
Ch. 45: Tidak Ada yang Kebetulan
46
Ch. 46: Pengumuman Remidi
47
Ch. 47: Lomba Class Meeting
48
Ch. 48: Gara-Gara Angkasa
49
Ch. 49: Ribut
50
Ch. 50: Khawatir
51
Ch. 51: Membujuk Myria
52
Ch. 52: Debat
53
Ch. 53: Pengkhianatan Angkasa
54
Ch. 54: Permintaan Myria
55
Ch. 55: Ibu Mertua
56
Ch. 56: Pertemuan Wali Murid
57
Ch. 57: Langit Malam
58
Ch. 58: Candaan Dua Sahabat
59
Ch. 59: Terima Raport
60
Ch. 60: Misi Merusak Myria
61
Ch. 61: Tak Kuat Menahan
62
Ch. 62: Awas, Kasa!
63
Ch. 63: Berdarah-darah
64
Ch. 64: Baik-Baik Saja
65
Ch. 65: Obrolan Santai
66
Ch. 66: Permohonan Maaf
67
Ch. 67: Perkara Sakti Lagi
68
Ch. 68: Lega
69
Ch. 69: Myria Hasya Iswari
70
Ch. 70: Di Luar Dugaan
71
Ch. 71: Kembali Sekolah
72
Ch. 72: Siapa Ayahmu?
73
Ch. 73: Sulit Percaya
74
Ch. 74: Kalut
75
Ch. 75: Terima Saran
76
Ch. 76: Tes DNA
77
Ch. 77: Memanggil Ayah
78
Ch. 78: Suatu Fakta
79
Ch. 79: Tawa Bersama
80
Ch. 80: Kencan Pertama
81
Ch. 81: Bertemu Tanpa Sengaja
82
Ch. 82: Pertemuan
83
Tamat
84
Info
85
Muhasabah Cinta
86
Kisah Sakti (Angkasa seri 3)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!