.
.
.
Adi menghentikan langkah kakinya membuat Anna yang mengocehpun berhenti,
"kenapa? ". tanya Anna
Adi melirik ke arah samping mendengar pertanyaan Anna pun tersenyum, Ia menggeleng kepalanya mendekati Anna merangkul pinggang Anna.
Anna memicingkan matanya curiga, "apaa?? ".
"ada yang mengawasi kita". bisik Adi terlihat begitu intim dengan Anna.
Anna hendak melihat arah lain tapi segera Adi mencium pipi Anna, Anna melebarkan matanya ke Adi.
"ka.... muu? ". tuding Anna
"apa om mu adalah orang yang suka mengintai? ". tanya Adi mengalihkan.
"om? jadi yang mengawasimu adalah Om ku? bagaimana kamu bisa tau? ". tanya Anna pun melupakan kecupan manis tadi di pipinya yang merupakan perbuatan Adi.
"entahlah..! instingku sangat kuat". jawab Adi
mereka terus saja berbicara tanpa disadari tangan Adi memang terus melingkar dipinggang Anna sepanjang jalan, beberapa karyawan Asia Group melihatnya pun menahan senyum.
tak disangka oleh mereka yang menilai Adi kejam tak punya hati bisa tersenyum dan terkekeh pada Anna, terlebih lagi Adi terlihat seperti Pria normal didekat Anna bukan Pria kejam yang membuat para pekerjanya kabur sampai mengundurkan diri tidak mau bekerja lagi.
.
.
Anna tiba di Rumah Sakit Hewan milik Leonard yang di tempati oleh Caca,
"Anna? tumben..? kamu ngapain kes...? ". senyum lebar Caca berlari ke Anna namun melihat Adi membuatnya terdiam.
"ngapain dia kesini? kamu mengajaknya? ". tanya Caca ke Anna dengan kesal.
Anna terkekeh, "kenapa kamu sinis sekali padanya hmmm? dia suamiku, atasanmu". gemas Anna
"coba saja kalau dia memecatku". Caca malah terlihat tidak takut sama sekali.
"sudahlah..! kamu harus menghargainya". peringatan Anna serius.
Caca memutar bola matanya dengan malas, "kapan aku tidak menghargainya hmm? aku masih kesal padanya yang membuat kami khawatir di hari pernikahan Kak Ara dan Bang Abi mencarimu".
Anna mengulum senyumnya, "tapi kan aku udah jelaskan..! dadanya infeksi, luka infeksinya itu mengerikan dan aku tidak punya waktu membawanya ke Rumah Sakit, pikiranku saat itu hanya ingin mengorek luka itu".
"ya.. ya.. ya". Caca menjawab dengan malas.
Adi sibuk melihat sekitar juga ada banyak Foto Anna, Caca dan Sekar wisuda bersama, bekerja bersama, liburan bersama dan banyak lagi.
wajar saja banyak foto pribadi disana sebab Rumah Sakit Hewan ini milik Leonard dan Caca sudah izin pada Leonard untuk memasang foto apapun,
Adi mengulum senyum manisnya hingga wajah tampannya bertambah berkali-kali lipat, Ia hanya menatap 1 Gadis saja yaitu Anna padahal sudah setiap hari Adi memandang Istrinya bangun tidur, muka bantal, tidur, tapi Adi seolah tidak pernah bosan memandang Anna.
bughhh..
Adi memutar kepalanya melihat Anna menatap datar dirinya, "kamu ngapain tadi?". tanya Adi
"aku memukulmu cukup kuat, apa tidak sakit? ". tanya Anna melihat kepalan tangannya.
"tidak..! seperti sebuah tepukan saja". jawab Adi santai
Anna memukul Adi sekali lagi bukannya Adi kesakitan malah Anna yang kesakitan karna tubuh suaminya itu sangat keras penuh otot.
"sakit? bukankah kamu yang bilang tanganmu berharga hmm? kenapa mencoba memukulku? tanganmu yang sakit kan?". ledek Adi mengambil tangan Anna dan melihatnya.
Anna memanyunkan bibirnya, Ia tidak berkomentar apapun membiarkan Adi melihat tangannya.
.
di Restaurant,
Adi dan Anna berjalan beriringan, sesekali Anna berhenti melihat-lihat sekitar.
Adi menggenggam tangan Anna hingga siempunya menoleh,
"kenapa pegang-pegang? takut aku hilang?". tanya Anna berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Adi.
"aku yang takut hilang". jawab Adi
Anna menjatuhkan rahangnya, "udah besar nggak usah manja ya? apa gunanya searlock? ".
"merepotkan". jawab Adi
"apanya? aku? ". tanya Anna dengan horror.
"bukan..! aplikasi itu". jawab Adi
alhasil Anna tidak bisa melepaskan diri dari Adi selalu saja Adi bilang takut hilang, badan sebesar itu mana mungkin hilang di Restaurant ini?, percuma punya mulut tidak bisa bertanya bukan? Anna hanya berpikir Adi mempermainkannya padahal Adi cuma ingin menempel saja didekat Anna.
"eeh..? banyak sekali wanita seksi". tunjuk Anna melihat ke Adi demi mengalihkan perhatian Adi supaya Anna bisa kabur.
Adi bukannya melirik sedikitpun malah menatap Anna saja,
"hei...? kenapa menatapku? disana wanita seksinya". Anna memperbaiki arah tatapan Adi.
"aku lapar Anna..! ". keluh Adi memutar kembali wajahnya ke Anna.
Anna menganga lebar, bisa-bisanya Adi tidak terpengaruh dengan wanita-wanita seksi yang kekurangan bahan itu malah menyeret tangan Anna melewati mereka semua, Anna memperhatikan wajah Adi yang sedikitpun tidak melirik ke salah satu dari gerombolan wanita seksi itu.
"apa dia memang lelaki normal? ". batin Anna mulai meragukan kenormalan Adi.
di meja makan,
"kenapa menatapku seperti itu hmm? kamu seperti mengulitiku". tanya Adi mengambil segelas air minum.
"apa kamu impoten? ". tanya Anna memicing curiga
Adi yang sedang minum tersedak seketika, Ia terbatuk-batuk tapi Anna malah terlihat tidak merasa bersalah sedikitpun malah semakin mencurigai suaminya.
"ka.. kamu..? kenapa bertanya seperti itu ha? ". tanya Adi dengan muka memerah mengelap bibir, kemeja, jas serta celana nya yang basah.
"teruss?? kamu tidak impoten? ". tanya Anna lagi tanpa beban.
Adi memijit pelipisnya yang berdenyut nyeri, "aku..? aku Pria normal Anna..! apa kamu tidak tau? kan aku sudah bilang kalau aku Normal".
"terus kenapa tidak melirik wanita-wanita tadi? bukankah kamu tidak normal namanya". sambar Anna
Adi menjatuhkan rahangnya, diluar sana mana ada Istri yang senang suaminya melihat wanita lain pasti bahagia sekali jika punya Suami yang tak melihat wanita lain selain Istrinya saja, tapi Anna?? bisa-bisanya mengatakan dirinya Impoten hanya karna tidak melihat para wanita seksi tadi.
"haruskah kita buktikan? ". tanya Adi dengan serius tapi alisnya mengkerut seolah tak terima kata-kata Anna yang mengira dirinya Impoten.
"buktikan apa? ". tanya Anna tak percaya,
"aku bukan impoten". jawab Adi
Anna terlihat tidak percaya perkataan Adi,
didalam Mobil menuju Mansion Anna pun bisa-bisanya Anna mengejek Adi lelaki tidak normal, Adi diam saja tanpa berkomentar.
"tidak usah malu Adi..! aku senang kok kalau kamu impoten". senyum lebar Anna menepuk-nepuk pundaknya.
Adi melirik Anna sekilas, "apa dia lupa apa yang pernah aku lakukan? aku pernah menggigit lehernya, aku juga pernah mengatakan padanya kalau aku normal". batin Adi yang tak habis fikir jalan pemikiran Istrinya yang katanya dikenal sebagai Dokter jenius.
masih muda Anna sudah mendapat gelar Profesor saking hebatnya dirinya mengoperasi Pasien, tapi masalah lelaki dan hati, Anna si gadis bermata biru itu malah berbanding terbalik.
"kamu bilang aku impoten hanya karna tidak melihat para wanita itu ya? kalau begitu bagaimana jika tubuhmu yang terbuka? akan ku buktikan aku bukan Pria Impoten". kata Adi dengan serius.
Anna membeku ditempat, Ia menelan salivanya bersusah payah.
"bohong...! dia pasti berbohong, kalau dia Normal mana mungkin mengabaikan pemandangan indah tadi? aku tidak percaya, dia pasti hanya ingin menjaga harga dirinya saja". batin Anna menenangkan diri dari rasa panik itu.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments
Zanzan
kelamaan thor... gak nyatu2 adi ma anna
2024-01-22
2
Irnawati Irna
hahaha pemikiran yang selalu ke sana sini
2023-02-28
1
wiwik
selamat pagi semuanya
2023-01-29
2