.
.
.
hampir 6 jam Adi marah-marah berkepanjangan lalu mengebrak meja membuat mereka semua yang ada di Ruangan Rapat terlonjak kaget tapi masih menunduk,
Adi duduk di kursi kebesarannya lalu memijit pangkal hidungnya,
"pergi kalian dari sini sebelum aku marah..!". kata Adi dengan nada pelan namun tersirat kata-kata penuh ancaman.
buru-buru mereka bangkit, padahal Adi kan sedang marah kenapa Adi mengusirnya sebelum marah? lalu 6 jam membentak tadi apa? betapa mengerikannya Adi ini dimata mereka yang ada di Ruangan itu.
"bersihkan berkas kalian...! ". bentak Adi membuat bawahan yang kocar-kacir hendak keluar segera berlarian seperti gerombolan semut memungut kertas-kertas yang berserakan.
"jangan buat kesalahan yang sama! ". peringatan Radit saat semua karyawan Asia Group keluar dari Ruangan rapat.
mereka mengangguk-angguk dengan wajah pucat, tak ada yang bersuara diantara mereka yang berjalan seperti kehilangan roh didalam tubuh mereka.
sungguh Adi begitu mengerikan, mereka tidak bisa membayangkan bagaimana hidup semua karyawan serta Pimpinan Asia Group kedepannya memiliki atasan kejam yang hobi membentak seperti Adi itu pada mereka.
di Ruangan Rapat,
Radit berdiam diri disamping Adi yang masih betah dengan posisinya, hampir 1 jam Adi tetap diposisi itu sejak para Karyawan Adi membubarkan diri.
"sudah jam berapa? ". tanya Adi
Radit menjawab, "jam 4 Sore Tuan".
Radit tak heran lagi dengan amarah Adi, jika Adi dalam keadaan marah tidak boleh disanggah, dicela, dipotong pembicaraannya atau bahkan menegurnya, biarkan Adi berbicara terlebih dahulu, jika Adi sudah bertanya Jam pada Radit maka amarah Adi sejak tadi sudah memudar.
"huh..!?? apa mereka tidak sekolah? bagaimana bisa semua begitu kacau?? aku sempat ragu kalau Perusahaan ini adalah Perusahaan Raksasa dan terkaya SeAsia, bedeb*h tidak berguna....!! cara kerja mereka semua mengotori nama besar Asia Group...! ". keluh Adi
"apa perlu saya pecat semuanya Tuan? ". tanya Radit yang memiliki kuasa penuh memecat Karyawan Asia Group.
Sekretaris Im tidak membatasi perintah Radit, Leonard percaya dengan kemampuan 2 Pemuda tangguh itu dalam menjalankan Perusahaan.
Mal ANA di bangun oleh Adi dan Radit, sepak terjangnya (kesulitan) dunia bisnis sudah menjadi makanan sehari-hari kedua Pria itu, orang yang berjuang dari Nol tidak akan mengecewakan diberi posisi sangat tinggi pasti akan tetap berhasil, berbeda jika Orang yang tidak berjuang dari Nol (alias langsung dijadikan Pimpinan begitu saja) pasti hanya bisa mempertahankan posisi tidak bisa menaikkan saham Perusahaan menjadi lebih menjulang tinggi kalau pun bisa sudah pasti karna pemimpinnya cerdas dan itu sangat jarang ditemui.
itulah yang dijelaskan Nana yang diterima oleh Leonard karna Leonard sudah menanyakan pendapat Nana mengenai Aditya Pratama.
"tidak perlu...! biarkan saja mereka berubah..! mentang-mentang sudah lama bekerja disini apa mereka pikir aku bodoh..?? ckk...! suasana hatiku sedang kacau ditambah dengan kesalahan fatal mereka, aku ingin menghabisi mereka semua dalam sekali ledakan". geram Adi
"apa yang membuatmu sangat marah Di? aku tau kau ada masalah". kata Radit
Adi melirik Radit sekilas, "kau terlalu mengenalku".
"yah..? karna itulah hanya aku yang bertahan bekerja denganmu, apa kau tidak lihat karyawan wanita tadi? dia langsung mengundurkan diri karna amarahmu". omel Radit.
"ckk..! apa peduliku?". acuh Adi seakan tidak merasa bersalah sedikitpun sudah membuat Karyawannya lari karna ketakutan.
"belum 1 minggu Di..! ku mohon kendalikan amarahmu". nasehat Radit dengan serius sebagai teman bukan sebagai atasan dan bawahan.
Adi diam saja lalu berdiri membenarkan jasnya serta dasinya,
"apa Mal ku baik-baik saja? ". tanya Adi memasukkan kedua tangannya ke kantong celananya.
"semua baik-baik saja Tuan..!". jawab Radit bahasa Formal.
Adi berjalan melewati Radit yang menghela nafas panjang,
"saya dapat pesan dari Sekretaris Im Tuan". perkataan Radit menghentikan langkah kaki Adi.
apapun Pesan Sekretaris Im pasti berkaitan dengan Leonard, dan bagi Adi, Leonard, keluarga Anna (yaitu Keluarga Arkatama dan Wijaya termasuk Kak Nana nya Anna), teman Anna adalah orang-orang yang harus di hormati Adi karna merupakan orang terkasih Anna.
"apa? ". tanya Adi serius
"Tuan Leonard meminta mu pulang, ada yang mau dibicarakan katanya tentang Iklan, Iklan apa itu aku tidak tau". jawab Radit bahasa teman.
Adi terdiam, "aku akan pulang..! katakan itu pada Sekretaris Im".
"hmm". jawab Radit
.
didalam mobil,
Adi sibuk melihat Ipednya berisi pembelanjaan Mal ANA 1 minggu belakangan ini sangatlah besar, Ia terganggu seketika mendengar bunyi perut Radit membuatnya mengalihkan pandangan melirik sahabat serta Asisten Pribadinya itu.
"anda marah-marah hampir 6 jam dan berdiam diri selama 1 jam, aku tidak sarapan tadi pagi". jelas Radit dengan santainya tanpa merasa bersalah sudah mengganggu konsentrasi Adi.
lagian siapa suruh Adi marah-marah sampai Radit tidak bisa makan? anggap saja Radit balas dendam karna sahabatnya itu tidak pernah berubah kalau marah tidak ingat makan hanya sibuk marah saja padahal hidup setiap manusia itu makan nasi bukan makan amarah orang karna tidak akan membuat kenyang.
"bisakah kau diamkan bunyi perut mu itu?". bentak Adi.
"tidak bisa sebelum anda isi makanan". jawab Radit enteng.
"cari restaurant cepat..!". titah Adi
"ok". jawab Radit menyeringai lebar dapat makan gratis.
begitulah pertemanan mereka, walau Adi Pemarah tapi perkataan Adi tak pernah Radit masukkan hati, jadi kalau bekerja dengan Adi tidak perlu memasukkan hati kata-kata kasar yang Adi lontarkan saat marah besar, jika Adi marah pasti ada sebab, intinya kalau Adi marah cukup diam, merenungkan dan dengarkan saja lalu biarkan Adi tenang setelah itu semua akan baik-baik saja.
.
malam hari,
Anna mondar-mandir di Kamarnya,
"apa dia tidak pulang? hanya karna itu?? aduuh..! gimana caraku menjelaskan padanya? aku tidak bermaksud jadi Ikan asin untuknya". oceh Anna semakin tak karuan saja dirinya hendak mencoba meluruskan kesalahfahamannya dengan Adi.
Anna tidak mau ada Pria lain yang menganggap dirinya jal*ng. Anna tidak suka itu, padahal Adi itu suami Anna bukan orang asing tapi hati Anna tidak nyaman mendengar perumpamaan Adi mengenai memberi ikan asin ke Kucing.
"sudah jam 9 malam, apa dia belum pulang juga? ". gerutu Anna bolak-balik melihat jam dinding juga jam tangannya.
Anna seketika mendengar suara mobil khas Adi, Ia berlari ke arah balkon dan memegang posisi jantungnya berada yang terasa hampir mau lepas saja.
Anna menunggu didepan kamar tapi tak juga melihat tanda-tanda kemunculan Adi,
"apa dia memang pulang? kemana dia pergi? sudah 30 menit aku menunggunya, apa dia tidur didalam mobil? ". gerutu Anna dengan kesal.
Anna keluar dari kamarnya dan Anna melihat Han,
"Papa Han? ". panggil Anna
"Eeh..? iya Nak Anna? ". jawab Han mendekati Anna dengan sopan padahal Sekar itu adalah sahabat baiknya Anna.
"apa Papa Han melihat Adi? ". tanya Anna
"Tuan Adi ke Ruangan Tuan Leonard, Anna". jawab Han dengan sopan.
"ooh..! pantesan dia tidak sampai ke kamar ternyata belok keatas". gumam Anna.
(Nae : entah sejak kapan belok itu keatas, terserah Anna saja mau bicara apa 😁)
"ada apa Anna? apa butuh bantuan? ". tanya Han bingung.
Anna tersenyum manis, "apa Sekar sudah pulang Papa Han? ".
"aah..! Sekar sedang berada di Museum, katanya beberapa hari lagi Lukisannya akan dipajang di Museum itu, Papa Han juga tidak tau". Han menggaruk kepalanya yang tak gatal.
Anna pun pamit pergi,
"Tuan Adi? apa Anna rindu suaminya? ". gumam Han terkikik.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments
░▒▓█►─═HeSideMySelf ═─◄█▓▒░
sifat KY Adi ini yg biasanya jadi target pembunuhan karena terlalu arogan /Facepalm//Chuckle/kasian itu karyawan Ampe mengundurkan diri, harusnya jadi bos itu yg bisa merangkul bawahannya KY Nana tuh
2024-07-27
0
wiwik
selamat pagi semuanya
2023-01-28
2
Dwi Rustiana
iya papa Han kangen pngen berantem 🤭🤭🤭
2023-01-28
1