.
.
.
setibanya di Mansion Anna,
Adi menghentikan mobil yang Ia bawa kini saat Roben berdiri tepat didepannya, kini Adi membawa mobil Anna sedangkan Mobil Adi dibawa oleh Radit.
"issh...! apa lagi mau Om ini". gerutu Anna
"mau kemana? ". tanya Adi menahan lengan Anna.
"mau menemuinya". jawab Anna dengan polos.
"tidak usah". tegas Adi
Anna menautkan kedua alisnya, "apa aku harus mendengarkanmu? ". tanya Anna dengan datar.
"tentu saja..! bukankah kamu menghormatiku? maka aku juga akan menghormatimu, dengarkan aku kali ini saja..!". pinta Adi.
Anna pun kembali duduk bersandar sambil menatap kesal Adi, "huh...! apa dia sengaja membalikkan kata-kata ku? ". batin Anna tak berkutik.
"Anna...! keluar Anna..! ". Roben memukul-mukul mobil depan Anna.
ngng.... nggh.....!
Adi menekan gasnya memain-mainkannya seperti hendak melaju kencang dan akan menabrak siapapun yang ada dihadapannya.
"Anna...! Anna...! ". teriak Roben
"aku ini Om mu...! Anna..! ". teriak Roben
Roben berpindah ke arah kemudi dan mengetuk-ngetuk kaca mobil Anna, Adi membuka sedikit kaca nya hingga Roben terbelalak bahwa Adi lah orangnya.
"bedeb*h...! kenapa kau yang membawa mobil keponakanku hah? ". teriak Adi.
Adi melaju kencang saat pintu gerbang sudah dibuka lebar-lebar, para Pengawal Anna berjejer rapi memberi hormat pada mobil itu.
Roben memaki dan berlari hendak mengejar mobil Anna tapi para Pengawal Mansion Anna tidak mengizinkan Roben masuk.
"silahkan pergi Tuan".
"jangan kesini tanpa membuat janji dengan Nona Anna atau Tuan Adi".
Roben berteriak frustasi saat pintu gerbang benar-benar tertutup, sudah berjam-jam Ia menunggu di depan gerbang tapi tidak ada yang mau membuka gerbang itu untuknya.
"ini pasti karna Pria itu, siallll...! baru menjadi Suami Anna sudah berani bertingkah dia, lihat saja apa yang akan aku lakukan pada Pria sombong itu". geram Roben dengan tatapan nyalang.
Roben pergi dari Mansion Anna dalam keadaan marah,
.
Adi memarkirkan mobil Anna lalu keluar dengan begitu berkharisma, Anna berlari kecil mengejar Pria yang sudah sah menjadi suaminya itu.
"Adi..? tunggu..! ". pekik Anna
Adi tetap melajukan langkah kakinya tapi sedikit lebih lambat,
"Ahhh...! ". pekik Anna
Adi mendengar pekikan Anna berbalik dengan cepat berlari ke arah Anna yang tersandung oleh kakinya sendiri, Anna terlihat pasrah saat tubuhnya terjatuh tapi mengapa ia tidak merasakan sakit.
perlahan Anna membuka matanya dan hal pertama yang ia lihat adalah wajah Adi yang terlihat malas seolah terlalu enggan membantu Anna padahal hatinya tengah berbunga-bunga saat ini.
pletak...!
"aduuuh...! ". jerit Anna memegang keningnya yang di sentil oleh Adi.
"sakiiit ". protes Anna melototkan matanya ke Adi.
Adi menegakkan tubuh Anna lalu berlalu meninggalkan Anna yang masih melotot tak terima, Ia tak menyangka Adi begitu berani menjitak keningnya.
"Adiii...! ". teriak Anna.
Anna berlari mengejar Adi memegang lengan Adi, "kenapa kamu menjitak keningku? ". tanya Anna dengan nafas naik turun menahan amarah.
Adi tersenyum miring, "dasar ceroboh..! beruntung kamu pakai baju kalau pakai handuk pasti sudah lepas dari tubuhmu".
Anna membelalak, "bedeb*h...!". maki Anna
Adi berlalu meninggalkan Anna sambil senyam-senyum sedangkan Anna menjerit geram menginjak-nginjak keramik di bawahnya dengan marah seolah melampiaskan kemarahannya pada keramik tak berdosa itu.
"Anna..? ". panggil Caca
Anna menoleh ke Caca, "kamu udah sampai Ca? ". tanya Anna mengalihkan perhatian dengan wajah memerah yang masih berusaha menahan amarah.
"wajahmu kenapa? kamu malu? ". tanya Caca menyelidik.
Anna mendengus, "malu?? geram iya". jawab Anna dengan ketus
Caca menggaruk kepalanya yang tak gatal melihat kepergian Anna tanpa berbicara lagi,
"kenapa dia? ". gumam Caca yang baru saja tiba sebab tadi Ia naik taksi atas perintah Adi yang mengatakan Adi pulang dengan Anna.
"Caca..? ". bisik Sekar dibalik tembok dapur.
Caca memutar kepalanya dan menautkan kedua alisnya namun langkah kakinya perlahan mendekati Sekar.
"kenapa? ". tanya Caca.
"dia marah-marah sama Adi yang mengatakan tentang handuk". bisik Sekar cekikikan.
terkadang Sekar memanggil Adi dengan sebutan Abang hanya menggoda saja padahal mereka hampir seumuran beda beberapa bulan saja.
Caca mengangguk-ngangguk, "pantas saja".
"pantas apa? ". tanya Sekar mengikuti Caca yang berjalan ke dapur.
"nyari apa? ". tanya Sekar lagi.
"buatin aku jus! ". pinta Caca dengan malas meladeni ocehan Sekar.
"oh.. aku buatkan". senyum lebar Sekar dibalas senyuman oleh Caca.
.
dikamar Adi dan Anna.
"apa? ". tanya Adi berteriak mendengar panggilan Anna dari kamar mandi.
"tolong ambilkan handuk..! handukku basah lagi karna Shower..! ". teriak Anna.
Adi mendengus, "ambil aja sendiri..! "
"Adiiii...! karna kamu ada dikamarku aku tidak bisa bebas, biasanya aku tidak memakai baju pun leluasa keliaran sekitar kamarku". teriak Anna
Adi mendengarnya menelan salivanya bersusah payah, "gadis ini benar-benar sengaja menyiksaku". gerutu Adi.
Adi mengambilkan handuk lalu memberikannya di pintu, Anna yang tadi memasang raut wajah marah seketika tersenyum lebar melihat handuk yang muncul dipegang oleh tangan kekar milik Adi.
Adi menghela nafas panjang, "sepertinya aku harus buatkan lemari khusus di kamar mandi untuk menyimpan handuk, gadis ini begitu ceroboh". dumel Adi tak habis fikir.
.
Anna keluar mengenakan handuk hal itu sudah penampakan biasa bagi Adi, jujur saja jantung Adi selalu berdebar kencang melihat penampilan seksi Anna tapi gadis itu terlalu polos tidak menyadari ada mata binatang buas tengah menahan diri dari rasa laparnya melihat tubuh Anna yang terlalu menggiurkan.
"Adi...! ". teriak Anna
"ckk..! apalagi? ". dengus Adi pura-pura sibuk melihat ipednya.
"pasangkan kancing gaunku..! cepat..! ". pinta Anna
"gaun? kamu mau kemana? ". tanya Adi
"mau keluar sama Sekar dan Caca". jawab Anna.
Anna berlari kecil tanpa mengenakan alas kaki ke arah Adi dan duduk membelakangi Adi, Adi tertegun melihat punggung mulus Anna yang membuat jiwa lelakinya meronta-ronta.
Adi mengumpat dalam hati karna pikirannya itu, tangan Adi terulur memegang resleting gaun belakang Anna lalu menariknya ke atas.
"terimakasih..! aku pergi sama mereka ya?". Anna berbalik mengambil tangan Adi dan menyalaminya.
Anna berlari ke ruang ganti lalu keluar menenteng sepatu yang tingginya 5 cm saja.
pintu tertutup,
Adi terkulai lemas dengan merosot sampai terlentang di ranjangnya, "sabar Adi... sabar...! dia belum mencintaimu.. belum Cinta.. kamu harus bisa membuat Anna mencintaimu Adi".
Adi menenangkan diri lalu kembali fokus dengan Ipednya, sementara gadis yang membuat Adi tersiksa malah tengah bahagia bersama kedua sahabat baiknya didalam mobil.
"jadi Adi memprovokasi Om mu Anna? ". tanya Caca tak percaya bahwa Adi punya keberanian itu.
"iya". jawab Anna dengan malas.
"sudah Ca..! jangan bahas bang Adi nanti Anna marah". Sekar memperingati.
Caca mengangguk dan meminta maaf, tak heran lagi Sekar suka memanggil abang pada Adi merasa paling muda padahal mereka berempat tidak berbeda jauh umurnya.
"kalau begitu traktir kami makan...! ". teriak Anna dan Sekar menjerit senang.
Caca memutar bola matanya dengan jengah, mau marah pun tidak bisa karna sudah hukuman mereka jika ada salah satu dari mereka yang menghancurkan mood satu diantara mereka bertiga.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments
Dwi Rustiana
selalu suka karya mu nae kutunggu up selanjutnya
2023-01-25
1
Diana Santi
jangan lama2 ya Thor bikin Anna jatuh cinta sama Adi, biar mereka kuat menghadapi para musuh2
2023-01-25
1
Elvira Abigail
Lanjut thorr
2023-01-25
1