bab 18

Safa termenung, menatap langit biru gelap yang di hiasi noktah cahaya. Seketika semua begitu terang. Bintang-bintang berkerlip cantik menghiasi.

Berada di hadapannya saat ini sebuah cincin berlian pemberian seorang ibu yang siang tadi datang bersama anak laki-lakinya. Yang bagi Safa tidaklah asing. Ia pernah ketemu, dalam situasi yang aneh. Belakangan ia baru tahu, pria itu seorang Selebgram. Wajar saja Safa tidak begitu kenal. Ia tidak begitu suka berlama-lama memandangi layar gadget untuk menyelami sosial media.

Berbeda dengan adiknya yang bahkan sampai mematung lama di depan pintu. Ekspresi tak percaya di tunjukkan saat melihat Afin Anka, sosok yang di puja banyak gadis ada di hadapannya.

Allah..., Allah..., Allah... tangannya menggulir tasbih, sementara bibirnya berzikir lirih. Siapalah dia tanpa bantuan Allah yang maha mengetahui misteri dalam dunia ini. Ia tidak langsung menjawab lamaran tadi. Baginya menerima pinangan seorang pria tidaklah mudah. ia butuh berlama-lama, untuk menanyakan pada sang Maha Pencipta. Untungnya, Beliau tetap memberikannya waktu untuk Safa menjawab.

Safa memang sangat mengagumi sosok wanita yang memiliki jabatan tinggi namun rendah hati seperti Ibu Ayattul. Namun, laki-laki yang datang bersamanya juga bukanlah laki-laki Soleh seperti yang ia dambakan selama ini.

Pemuda itu bahkan terlihat terpaksa sekali saat datang ke rumahnya tadi. Hingga terbetik pertanyaan dalam dada; hal mana yang lebih dia pilih. Antara mencintai atau di cintai. Atau tidak dua-duanya.

Ia sudah merasakan sakitnya mencintai lebih dulu. Lalu, kalau untuk yang sekarang. Bagaimana kalau tidak dua-duanya. Tidak di cintai, dan tidak pula mencintai.

Sungguh rumit rasanya. Belum lagi mengingat kata-kata Qonni tentang Afin yang baru-baru ini di tangkap karena kedapatan memiliki Sab*. Safa paham, jadi ini yang dimaksud Ibu Ayattul.

Sudahlah, tidak perlu terlalu di pikirkan. Semua orang berhak menolak lamaran, bukan? Aku hanya perlu petunjuk Allah. Dan memutuskannya.

...

Pagi kembali datang...

Seluruh anggota keluarga sedang sibuk menyantap hidangan sarapan pagi. Di sana Qonni masih saja heboh. Ia benar-benar tidak sabar menanti jawaban Kakak perempuannya itu.

"Duh, mimpi apa Mbak Safa bisa di lamar Artis sekelas Afin Anka. Apa jangan-jangan, karena kebanyakan solat malam jadi ketiban dunia runtuh. Ckckckck, Aku baru tahu, ternyata nama aslinya Arifin... Arif! Hehehehe..."

"Ngomongin apa, sih, Kamu? Di makan dulu nasinya, jangan banyak ngomong," tutur Aida yang mulai sebal mendengar ocehan anak bungsunya itu.

"Ngomongin yang datang kemaren, Bu," jawab Gadis itu sebelum menoleh kearah Safa. "Terima aja, Mbak. Ganteng banget loh orangnya, pujaan semua wanita, lagi!" ujar Qonni antusias. Karena ia juga salah satu fans Afin Anka.

"Ganteng wajahnya tapi minus kelakuannya buat apa, Nduk? Masa nggak dapet anak ustadz dapatnya malah kaya gitu? Ibu nggak setuju lah."

"Loh, tapi kan tetap dia dari keluarga baik-baik, Bu. Lihat Bundanya. Sama sekali nggak keliatan mertua galak. Dan suka menindas. Satu lagi, seorang pejabat Kemdikbud. Jelas kan bibit, bebet, bobotnya."

"Huuuus..., Qonni. Makan dulu!" Ayah mulai mengeluarkan suaranya. Mereka pun kembali diam. Safa sendiri tak begitu mendengarkan. Gadis itu hanya menunduk sambil menyantap makanannya hingga selesai.

***

Di tempat lain...

Arifin belum sama sekali menampilkan dirinya di depan publik. Kasusnya sendiri masih sangatlah hangat menjadi buah bibir di kalangan masyarakat. Beberapa wartawan pun banyak berkumpul di rumah yang ia beli sendiri. Dan ia pun memilih untuk mengungsi di rumah ibunya. Rumah yang jarang orang-orang tahu.

Belum juga badai besar yang menghantamnya reda. Masalah lain muncul, tiba-tiba saja Brody menghapus semua foto-foto dirinya dengan Camelia. Yang membuat fans bertanya-tanya tentang hubungan mereka. Kabar putus menyebar..., bahkan salah satu artikel menuliskan. Bahwa Afin telah menduakan Camelia.

"Dasar berita-berita sampah!" pria itu menyandar kesal di bangkunya. sejenak mengingat sosok gadis yang terlihat pendiam. Ia tak habis pikir, bisa bertemu lagi dengan gadis cantik bermata bening itu.

"Safa?" tidak ada keraguan saat sepasang mata tegas itu mendarat beberapa menit di wajah Safa.

Saya hanya gadis biasa, yang mengharapkan pasanganku itu adalah laki-laki yang mampu membimbingku. (Safa)

Sebaris kalimat dilontarkannya tanpa ragu, hingga tak pelak menimbulkan riak ombak kecil di hati Arifin.

"Dia hanya mau laki-laki baik, kan? kalau aku sendiri mungkin nggak masuk dalam golongan laki-laki yang ia harapkan." Pria terdiam tak mengerti. Aura yang di pancarkan Safa memang benar-benar kuat. Ia bahkan tak bisa melupakan raut wajah yang di penuhi ketenangan itu

Arif menoleh kearah meja. Dering ponsel terdengar, sebuah panggilan telepon dari Brody. Ketidaknyamanan dihatinya membuat Arif memilih untuk mengabaikan panggilan Brody. Dan mulai bersiap untuk pergi ke suatu tempat.

....

Ini adalah sekolah tempat Safa mengajar. laki-laki itu menghentikan mobilnya di depan. Menatap gerbang warna silver yang tertutup rapat.

ini udah jam pulang sekolah, kan? kenapa sepi.

Tak lama. Bel sekolah berbunyi. Arifin masih menunggu di tempatnya tanpa berbuat apapun. Hingga para murid berhamburan keluar, di susul para guru. Safa masih belum terlihat keluar.

"Apa dia nggak ngajar hari ini?" gumamnya sambil terus mengamati.

Tak berselang lama, seorang wanita dengan kerudung besar keluar sambil mengendarai sepeda motor. Menyapa ramah anak-anak muridnya yang sedang duduk-duduk di halte sekolah. Setelah menoleh ke kiri dan ke kana motor Safa kembali melaju menyebrang dan belok mengikuti jalur.

Di sana, Arif turut menyalakan mesin mobilnya. Setelah itu mengikuti gadis itu dari belakang.

Tentunya, Safa merasa ada yang mengikuti. karena mobil di belakang terus berada di belakangnya walaupun ia sudah mulai menepi.

Apa yang di lakukan mobil itu? mungkinkah dia berniat jahat?

Ketakutan Safa semakin menjadi saat ia berbelok. Mobil itu turut berbelok juga. setelahnya mem-block jalannya hingga mau tak mau, Safa pun menghentikan laju motornya.

seorang laki-laki dengan topi putih dan masker hitam keluar dari dalam mobil. Safa seperti kenal dengan posturnya, ia pun tertegun ketika pria itu membuka maskernya.

"Maaf membuatmu takut. Tapi, gue mau kita bicara," katanya di depan pintu mobil yang masih terbuka.

Terpopuler

Comments

ꪶꫝ𝐀⃝🥀🍁senjaᴳ᯳ᷢᏦ͢ᮉ᳟ଓε⒋ⷨ͢⚤❣️

ꪶꫝ𝐀⃝🥀🍁senjaᴳ᯳ᷢᏦ͢ᮉ᳟ଓε⒋ⷨ͢⚤❣️

tuh kan brody mulai berulah.takutnya shafa kena imbasnya..bisa2 shafa dicelakain lagi sama brody

2023-07-01

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

itu bukan rejeki tapi petaka

2023-05-12

1

Sholicha

Sholicha

bener" deh si brody itu

2023-04-07

0

lihat semua
Episodes
1 pengenalan karakter.
2 Bab 1
3 Bab 2
4 bab 3
5 bab 4
6 Bab 5
7 bab 6
8 Bab 7
9 bab 8
10 bab 9
11 Bab 10
12 bab 11
13 bab 12
14 bab 13
15 Bab 14
16 Bab 15
17 Bab 16
18 bab 17
19 bab 18
20 bab 19
21 bab 20
22 Bab 21
23 bab 22
24 Bab 23
25 bab 24
26 bab 25
27 bab 26
28 bab 27
29 bab 28
30 bab 29
31 bab 30
32 bab 31
33 Bab 32
34 bab 33
35 Bab 34
36 Bab 35
37 Bab 36
38 Bab 37
39 Bab 38
40 Bab 39
41 Bab 40
42 Bab 41
43 Bab 42
44 Bab 43
45 Bab 44
46 Bab 45
47 Bab 46
48 Bab 47
49 pengumuman
50 Bab 48
51 Bab 49
52 Bab 50
53 Bab 51
54 Bab 52
55 Author nyapa
56 Bab 53
57 Bab 54
58 Bab 55
59 Bab 56
60 Bab 57
61 Bab 58
62 Bab 58
63 Bab 59
64 Bab 60
65 Bab 61
66 Bab 62
67 Bab 63
68 Bab 64
69 Bab 65
70 Bab 66
71 Bab 67
72 Bab 68
73 Bab 69
74 Bab 70
75 Bab 71
76 Bab 72
77 Bab 73
78 Bab 74
79 Bab 75
80 Bab 76
81 Bab77
82 Bab 78
83 Bab 79
84 Bab 80
85 Bab 81
86 Bab 82
87 Bab 83
88 Bab 84
89 Bab 85
90 Bab 86
91 Bab 87
92 Bab 88
93 Bab 89
94 Bab 90
95 bab 91
96 Bab 92
97 Bab 93
98 Extra part 1
99 Extra part 2
100 Extra part 3
101 Extra part 4
102 Ekstra part 5
103 Ekstra part 6
104 Ekstra part 7
105 Ekstra part 8 (final)
106 Sapaan terima kasih.
107 promosi Novel baru
108 Info Novel baru
Episodes

Updated 108 Episodes

1
pengenalan karakter.
2
Bab 1
3
Bab 2
4
bab 3
5
bab 4
6
Bab 5
7
bab 6
8
Bab 7
9
bab 8
10
bab 9
11
Bab 10
12
bab 11
13
bab 12
14
bab 13
15
Bab 14
16
Bab 15
17
Bab 16
18
bab 17
19
bab 18
20
bab 19
21
bab 20
22
Bab 21
23
bab 22
24
Bab 23
25
bab 24
26
bab 25
27
bab 26
28
bab 27
29
bab 28
30
bab 29
31
bab 30
32
bab 31
33
Bab 32
34
bab 33
35
Bab 34
36
Bab 35
37
Bab 36
38
Bab 37
39
Bab 38
40
Bab 39
41
Bab 40
42
Bab 41
43
Bab 42
44
Bab 43
45
Bab 44
46
Bab 45
47
Bab 46
48
Bab 47
49
pengumuman
50
Bab 48
51
Bab 49
52
Bab 50
53
Bab 51
54
Bab 52
55
Author nyapa
56
Bab 53
57
Bab 54
58
Bab 55
59
Bab 56
60
Bab 57
61
Bab 58
62
Bab 58
63
Bab 59
64
Bab 60
65
Bab 61
66
Bab 62
67
Bab 63
68
Bab 64
69
Bab 65
70
Bab 66
71
Bab 67
72
Bab 68
73
Bab 69
74
Bab 70
75
Bab 71
76
Bab 72
77
Bab 73
78
Bab 74
79
Bab 75
80
Bab 76
81
Bab77
82
Bab 78
83
Bab 79
84
Bab 80
85
Bab 81
86
Bab 82
87
Bab 83
88
Bab 84
89
Bab 85
90
Bab 86
91
Bab 87
92
Bab 88
93
Bab 89
94
Bab 90
95
bab 91
96
Bab 92
97
Bab 93
98
Extra part 1
99
Extra part 2
100
Extra part 3
101
Extra part 4
102
Ekstra part 5
103
Ekstra part 6
104
Ekstra part 7
105
Ekstra part 8 (final)
106
Sapaan terima kasih.
107
promosi Novel baru
108
Info Novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!