Di tempat lain...
Hiruk pikuk kota Jakarta di malam hari semakin ramai saja. Lebih-lebih di area tongkrongan anak-anak muda. Seperti salah satu kafe ternama di tengah-tengah ibu kota yang buka selama dua puluh empat jam setiap harinya.
Sekelompok orang-orang yang memiliki nama di dunia Maya berkumpul. Menikmati makanan mereka, sambil memamerkan barang-barang mewah yang mereka kenakan. Hasil dari adsense atau mungkin endorse barang-barang seperti baju, kosmetik, dan lain sebagainya.
Suara tawa keras melengking dari mereka para muda-mudi yang berbaur tanpa sekat. Bahkan botol-botol minuman haram paling terkenal di negara ini sudah berjajar di atas meja.
"Mana Afin, kenapa dia belum dateng?" Tanya seorang wanita dengan penampilan yang sangat seksi dan berkelas.
"Hei, kenapa menanyakan dia. Mungkin hari ini absen lagi. Raja influencer gitu loh..., mana mungkin sempet ngumpul bareng kita," jawab seorang laki-laki menimpali. Sebotol minuman sedang ia genggam dan siap untuk ditenggak.
Syuuuuuk! Seseorang merebut botol itu dari belakang.
"Nggak sopan banget, senior belum dateng udah mau ngabisin dua botol." Laki-laki itu langsung menendang kursi yang di duduki pemuda tersebut, dan secepatnya ia bangkit.
"Weeeeeh, Gua kira, Lu nggak Dateng Fin?" Tanya orang lain lagi, sementara yang sebelumnya memilih untuk pindah tempat duduk. karena bangkunya tadi sekarang di duduki oleh Afin Anka.
"Kalau bukan karena Dia. Nggak bakal gua dateng–" Afin menunjuk seorang gadis paling cantik di tongkrongan mereka. Dialah Camelia, sang Beauty blogger yang segala style-nya selalu diikuti banyak wanita-wanita muda masa kini.
"Cieeeeeeee! Gila sih, mendingan kalian nyari meja berdua aja sana. Jangan sama kita-kita. Bahaya bikin kita semua iri sama keromantisan kalian berdua," cibir salah satu di antara mereka.
Afin tersenyum tipis menatap kearah Camelia yang juga menatap balik dengan sorot mata menggoda.
"Ide bagus. Aku mau kita ke sudut sebelah sana dan .... Fin! Ada yang mau ku omongin." Camelia bangkit lebih dulu meninggalkan kumpulan tersebut.
"Wah, wah... kayanya bakal ada yang berlanjut untuk Check-in, nih!" Ledek seseorang di sebelah Arifin yang lantas di balas riuh beberapa orang di sana.
"Sumpah, kalian bikin iri!" Seru seorang wanita yang juga ada di sana sebelum Arifin bangkit menyusul Camelia. Tidak ada ketertarikan keduanya untuk membalas ocehan mereka, yang terus saja menggoda pasangan itu.
Tak lama keduanya sudah berada pada ruangan VVIP di kafe tersebut.
Arifin duduk dengan santai di sofa, sambil menyalakan rokoknya tanpa sedikitpun melirik kearah Camelia. Wanita berbusana seksi itu berdiri tepat di hadapan Arifin.
"Mau sampai kapan seperti ini?" Tanyanya tiba-tiba sambil melepaskan jaket yang menggantung di bahunya. Membiarkan bagian dadanya sedikit terlihat setelah itu berjalan mendekati Arifin yang tak bergerak di tempatnya. "Aku bicara padamu, Fin," sambungnya sambil merebut rokok yang sedang di hisap asapnya oleh pria tersebut lantas menghisapnya juga dan menghembuskan asap tersebut ke wajah pria tampan yang hanya menatapnya datar.
"Perjanjian, tetaplah perjanjian," jawab Arifin yang merespon biasa saja saat gadis itu duduk di pangkuannya.
"Gua juga butuh kejelasan, kali, Fin! Selama ini gua kurang sabar apa, sih? masa iya hubungan ini mau terus-terusan abstrak!"
"Lia, Lu lupa, ya? ini kan kemauan Lu! Saat media menjodoh-jodohkan kita. Lu mau ini di jadikan tanjakan Lu buat pansos. Sampai akhirnya kita sepakat menyambung desas-desus itu menjadi hubungan settingan demi naikin followers Lu. Terus mau minta lebih, gitu?"
Camelia tersenyum sinis, sambil memajukan wajahnya. "Emang Lu nggak berhasrat sama gua?"
"Nggak!" jawabnya datar.
"Cih! Gue nggak yakin, Lu bisa sepasif itu sama gua. Sementara banyak laki-laki yang memuja gua."
"Itu laki-laki lain. Gua bukan termasuk dari golongan mereka. Minggir sana..."
Cup! Camelia mencium laki-laki itu tanpa aba-aba. Hal biasa yang dilakukannya untuk menggoda Arifin.
"Gue suka, Lu, Fin! Ayolah, kita berhubungan dengan yang sebenar-benarnya. Bukankah kita sudah berjalan lama? masa iya, Lu nggak ada rasa sama gua, Fin?"
"Satu hal yang paling gua benci dalam hubungan settingan ini. Yaitu ketika peran wanita mulai nggak profesional."
"Fin, please!"
"Enyah!" Sarkasnya dingin. Gadis itu pun bangkit sambil menghentakkan kakinya kesal. Sementara laki-laki yang sudah membuat kesal sang wanita terkesan acuh padanya, menerima panggilan telepon yang tiba-tiba berdering.
"Ya, gua kesana sekarang," jawabnya singkat sambil mematikan panggilan tersebut kemudian. "Sorry, gua harus pergi. Mau ambil foto berdua dulu, nggak?"
"Ck! Iya! Tapi gua mau foto yang lebih mesra dari sebelum-sebelumnya!" pintanya bernada jengkel.
"Okay, mau yang seperti apa?"
"Pose Lu lagi mencium pipi gua. Satu lagi! Mana kado yang gua minta?" Wanita itu menengadahkan tangannya.
Arifin menghela nafas, ia mengeluarkan kotak berisi cincin berlian dari saku jaketnya. Lantas melempar pelan kearah gadis itu.
Wanita berambut panjang itu pun tersenyum senang, ia langsung buru-buru membuka dan memasangnya.
"Cantik?" Tanyanya, sambil memamerkan kelima jari-jarinya. Yang terdapat cincin berlian dari Arifin.
"Eeeemmm!" jawabnya malas. "Udah buruan ayo ambil foto. Gua harus pergi, ini!"
"Iya! Nggak sabaran banget, sih..." gadis itu duduk di sofa bersebelahan dengan Arifin. Ia juga meraih tangan kanan Arifin memindahkannya ke bahu. "Ingat! Cium pipi, Gua. Habis ini saling posting di akun masing-masing."
"Iya! iya! bawel Lu!" jawabnya dengan ogah-ogahan.
Setelah camera on di hadapan mereka, Arifin mendekati pipi Camelia lantas mendaratkan kecupan di pipinya. Sementara gadis itu melebarkan senyum manja sambil memamerkan cincin di jari manisnya.
"Okay!" Gadis itu nampak senang dengan hasil fotonya.
"Udah, kan?"
"Belom! Tiga lagi. Kita gaya santai aja."
"Iiiish! Ya udah buruan..." Keduanya kembali berpose mesra di depan kamera sebelum akhirnya pria itu meninggalkan gadis yang kembali terlihat kesal setelah memposting foto-foto mereka dengan caption penuh cinta.
"Jujur aja, gua penasaran. Selama ini nggak ada tanda-tanda dia dekat dengan wanita manapun. Bahkan selama hampir empat tahun melakukan hubungan settingan. Masa iya, sih? nggak ada sedikitpun rasa yang muncul buat gua. Itu benar-benar di luar nalar! Gua jadi penasaran, apa jangan-jangan rumor itu benar?" gadis itu bergumam setelahnya kembali tidak peduli dan memilih untuk pulang saja karena mood yang menjadi berantakan.
----
Di sebuah basemen, Arifin masuk ke dalam mobilnya. Sebuah dering ponsel terdengar, ia juga melihat tulisan Bunda di layarnya.
"Bunda kenapa tiba-tiba telfon? Ck! Mana Brody minta ketemu cepet lagi..." Arifin berpikir sejenak lalu memutuskan untuk tak menjawab telfon tersebut.
Sorry Bun, Arifin lebih membutuhkan barang ini daripada panggilan Bunda. Setelah itu Arifin bakal telfon balik.
Pria itu buru-buru menekan tombol untuk menyalakan mesin mobil maticnya. Dan memilih pergi ke sebuah apartemen milik managernya sendiri.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
fitria linda
gt ya dunia settingan
2023-07-05
0
𝐀⃝🥀senjaHIATᴳ𝐑᭄⒋ⷨ͢⚤🤎🍉
duh kok jodoh shafa gitu banget yaa🤭😅 pr buat shafa niih biar bisa merubah suaminya jadi lebih baik🙄
2023-06-29
1
Ayesha Magfirah
akhirnya bisa lanjutin lg bacanya.....KA imuttt
2023-06-09
0