Bab 15

Rapat telah usai. Beberapa orang berhamburan keluar setelah ibu Ayattul Khasanah beserta beberapa pendampingnya keluar lebih dulu.

Seorang laki-laki berjalan cepat menyusul Ulum yang hendak keluar ruangan juga. Lalu membisikan sesuatu. Nampak kerutan di kening pria paruh baya tersebut. Seperti sebuah keheranan yang sepersekian detik kemudian berubah kembali menjadi keramahan. Beliau mengangguk sopan, setelahnya mengikuti langkah pria tadi.

Di sebuah ruangan lain. Pintu di ketuk dengan sopan oleh bapak-bapak yang mengajak Ulum tadi.

"Assalamualaikum–" ucapnya sopan yang di jawab oleh mereka bertiga di ruangan tersebut.

"Walaikumsalam warahmatullah! Silahkan, Pak." Bu Ayattul mempersilahkan mereka untuk duduk di sofa dengan isyarat tangannya.

"Mohon maaf. Tapi benar ibu memanggil bapak yang ini, kan?" Tanya laki-laki yang masuk bersama Ulum.

"Iya benar." Terkekeh. Mereka bicara basa-basi lebih dulu soal sekolah, murid, metode pendidikan dan sebagainya. Hingga Bu Ayattul mulai kembali pada topik utama yang akan ia bahas. "Mohon maaf, ini agak menjurus ke hal pribadi. Tadi saya melihat Bapak Ulum berbicara dengan seorang gadis berhijab sebelum masuk."

Ulum berpikir sejenak, lalu mengangguk. "Oh, iya, Bu. Benar!"

"Kalau boleh tahu, apa gadis itu namanya Nak Baitus Safa?"

"Maaf sebelumnya, Ibu tahu nama putri saya?" Tanya Ulum terheran-heran.

"Oh, jadi gadis tadi putri Pak Ulum?"

"Iya, Bu. Safa Putri saya. Kebetulan profesinya sebagai guru juga. Namun dia mengajar di sekolah yang lain."

"MashaAllah..." gumamnya senang. Beliau menoleh ke arah wajah-wajah yang ada di ruangan itu. "Jadi begini, Pak, Bu. Pada suatu masa, saya bertemu dengan putri bapak Ulum ini. Dia menyelamatkan saya ketika terjebak di tengah-tengah dua kelompok pelajar yang tawuran."

Bu Ayattul mulai bercerita kronologi yang terjadi hari itu yang di respon anggukan kepala dari mereka sambil mendengarkan dengan serius. Ia juga menyampaikan kekagumannya pada gadis tersebut. Yang mengundang decak kagum dari mereka yang ada di sana. Termasuk Ulum yang tak henti-hentinya mengucapkan kalimat tauhid tanda bangga sekaligus tak menyangka.

"Saya benar-benar bahagia sekali saat mendengar sanjungan Ibu kepada putri saya," tutur Ulum.

"Alhamdulillah. Saya itu sebenarnya sudah lama, berharap untuk bertemu lagi. Namun memang, belum di beri kesempatan. Makanya pas hari ini melihatnya lagi, saya merasa bahagia sekali. Mohon maaf ini loh Pak Ulum. Saya sampai minta di kasih waktu dan tempat untuk ngobrol. Hahaha..." Bu Ayattul menangkupkan telapak tangannya.

"Nggak papa, Bu. Justru saya sangat tersanjung sekali bisa di panggil hanya untuk mendapatkan pujian seperti ini."

"Sekali lagi, mohon maaf. Apa putri bapak itu sudah menikah?" Bu Ayattul kembali bertanya dengan semangat tanpa peduli beberapa orang masih ada di sana. Ulum sempat terdiam sebentar ketika Bu Ditjen ini semakin berbicara ke hal yang mengandung unsur pribadi. "Maaf saya tanya demikian, Pak Ulum. Mungkin terkesan tidak sopan dan sedikit menyinggung Bapak."

"Emmm..., enggak, Bu. Nggak sama sekali, justru menurut saya pertanyaan ibu tidaklah salah. Putri saya itu belum menikah, Bu," jawab Ulum malu-malu.

Bu Ayattul pula semakin berbinar. Hingga tanpa menimbang-nimbang lagi dia langsung meminta alamat Ulum untuk berkunjung.

Beberapa orang yang ada di ruangan itu sedikit keheranan. Karena baru kali ini Bu Ayattul berbicara tanpa sekat dengan orang yang terbilang tak begitu di kenalnya. Apalagi pria tersebut adalah seorang kepala sekolah biasa. Bahkan sampai berjanji ingin datang. Ada apa ini? Apa Bu Ditjen tersebut benar-benar mengagumi putri seorang pria dari kalangan biasa? sebagian beranggapan kalau itu wajar karena ada hal yang berkaitan dengan kata hutang Budi.

"Boleh, kan? Kalau saya berkunjung?"

"Ya, tentu, Bu Ayattul. Sangat boleh. Ini satu kehormatan untuk saya dan keluarga. Tapi apa ibu yakin, mau datang? Rumah saya benar-benar sederhana sekali."

"Nggak masalah, kapan-kapan kita sambung kembali obrolannya. Semoga, Allah SWT memudahkan. Dan memberkahi waktunya untuk saya dan keluarga Pak Ulum."

"Iya, Bu. Aamiin."

Pembicara mereka berhenti sampai di situ. Karena Bu Ayattul harus memenuhi agenda berikutnya. Dalam hati Ulum merasa senang dan tersanjung. Ketika mengatakan kesudiannya untuk datang ke rumah sederhana milik beliau. Walau entah kapan. Tapi hal itu benar-benar luar biasa, serta patut untuk di syukuri.

🍂🍂🍂

Malam datang, mentari sudah sejak tadi kembali dan bergeser ke bagian bumi lainnya. Seorang pria baru saja tiba. Di salah satu kediaman rekan artis lainnya.

Arifin menyapa mereka-mereka yang sedang melakukan pesta di rumah besar berlantai tiga. Suara musik terdengar kencang. Pesta kolam yang meriah walau hanya di hadiri segelintir orang saja. Itupun mereka-mereka yang masuk dalam deretan Selebgram dengan pendapat tertinggi di Negara ini.

"Fin– punya, Lu!" Seorang pria yang mulai tinggi itu menyodorkan barang seberat satu ons. Arifin tersenyum.

"Nah, Lu nemu."

"Ya. Agak susah buat dapat acc. Seenggaknya lewat dia lebih cepet."

Arifin menghirup bungkusan tersebut lalu menghela nafasnya dengan ekspresi menunjukkan kenikmatan.

Pria itu pun berjalan ke sudut area tersebut. Menghalau para gadis seksi berbikini yang berniat untuk mendekatinya. Sebelum turut serta pada pesta kolam, ia harus memenangkan dirinya dengan benda haram tersebut.

"Ini baru namanya surga..." Arifin mulai memasang alat hisapnya. Guna menikmati Sab* tersebut. Hembusan kenikmatan ia rasakan. Segala beban dan kesakitan yang bersarang seketika sirna. Arifin sudah benar-benar melangkahi batasannya sebagai manusia di muka bumi ini.

"Ayo semua! Kita turun ke kolam! terjang malam ini dengan kebahagiaan!" Teriak si tuan rumah sambil mengangkat satu tangannya yang bergerak-gerak mengikuti dentuman musik yang keras. "Afin! Ayo turun brother! Lu bintangnya disini!!" Sambungnya sambil mengarahkan pandangannya pada sosok pria yang masih berada di sofa tersebut.

Orang-orang yang ada di sana bertepuk tangan sambil bersorak menebar kegembiraan. Panggilan untuk Arifin pun di serukan dari mulut-mulut mereka.

Laki-laki itu tersenyum sinis, melepaskan atasannya dan hanya tersisa celana renang. Setelahnya berjalan cool sebelum menceburkan diri ke kolam dengan gaya.

Semua bersorak-sorai menikmati pesta. Turut menceburkan diri. Bercampur laki-laki dan perempuan dalam satu kolam. Tanpa peduli tentang syariat yang melarang laki-laki dan perempuan bukan mahram berbaur dalam satu tempat yang sama.

Mereka semua berpestapora. Menikmati masa muda yang terbilang penuh kesia-siaan. Ada yang terang-terangan berzinah di dalam kolam. Ada pula yang hanya saling siram air sambil bernyanyi-nyanyi mengikuti musik, ada juga yang beradu kuat-kuatan minum alkohol dan lain sebagainya. Intinya mereka menikmati malam panjang itu dengan bermaksiat bersama. Nauzubillah...

Pukul 03:10.

Dua orang dari anak-anak muda itu sudah ada yang pulang sejak beberapa menit yang lalu. Sisanya, banyak diantara mereka yang tergeletak lemas, entah karena alkohol atau mungkin obat-obatan terlarang. Sementara Arifin masih terjaga ia berniat akan pulang setelah menghabiskan satu hisapan lagi.

Tak di sangka, suatu penyergapan terjadi. Arifin dan beberapa orang yang mendengar riuh suara di depan langsung mengamankan barang-barang haram yang ada. Membuangnya secara acak. Bahkan ada yang di lemparkan begitu saja ke balik pagar saking paniknya.

"JANGAN BERGERAK! SEMUANYA ANGKAT TANGAN KALIAN. DAN BERLUTUT!!" satu orang dari anggota kepolisian dengan rompi hitam dan senjata laras panjang sudah berdiri di depan pintu sliding kaca. Menodongkan senjata tersebut pada mereka semua. Barulah menyusul beberapa yang lainnya.

Arif yang tak sempat melarikan diri setelah membuang sab*nya hanya bisa pasrah. Pelan-pelan ia mengangkat kedua tangannya dan berlutut kemudian.

"Semuanya! Amankan mereka, dan geledah area rumah ini."

Sial! Abis gua malam ini! –runtuk Arifin saat seorang anggota menarik tangannya untuk bangun setelah itu membawanya ke satu titik yang sudah di tentukan.

Para Selebgram itu di kumpulkan dalam satu ruangan dan di minta untuk melakukan tes urine. Termasuk mereka yang sudah pulang. Diminta untuk kembali datang ke lokasi pesta. Belum lagi para aparat yang di tugaskan untuk menggeledah diantaranya mulai menemukan barang-barang haram tersebut.

"Eh, Brengsek! Lu bilang malam ini aman?!" bisik Arifin pada sang tuan rumah yang duduk di sebelahnya, sebelum tiba gilirannya untuk mengambil sampel urine.

"Mana gua tahu. Gua yakin ada yang nggak beres. Pasti ada yang ngelaporin. Selama ini kita ngadain pesta begini aman-aman aja," jawabnya berbisik juga.

"Sialan! Bisa habis reputasi gua karena ini." Arifin terus meruntuk berang. Umpatan kata-kata kasar terus saja terlontar meluapkan emosi.

"Mas Afin, silahkan ikuti rekan kami untuk mengambil sampel urinenya."

"Ck!" Arifin berdecak geram. Ia melangkah sambil menendang kaki si pemilik rumah lebih dulu. Sementara yang di perlakukan seperti itu hanya diam saja.

Beberapa saat kemudian hasil tes urine keluar. Lebih dari delapan puluh persen mereka semuanya positif memakai barang haram tersebut termasuk Afin Anka. Setelah hasil di umumkan mereka pun di pindahkan ke tempat lain untuk di amankan.

Keluar dari pintu rumah tersebut Arifin tertegun. Habis sudah! Maafin Arif, Bunda! Batinnya sambil menundukkan kepala, memasang masker di mulutnya pelan.

Siapa sangka, para pemburu berita sudah berkumpul di depan rumah itu. Kilatan cahaya dari sinar kamera berpendar secara bertubi-tubi. Saat Afin Anka keluar dari sana. Hal itu pula yang membuat Arifin menunduk walau sudah menutup sebagian wajahnya dengan masker ia tetap merasa malu. Tangannya terkepal kuat saat mendengar pertanyaan dari para wartawan. Yang mengandung unsur ejekan sambil tertawa.

.

.

Di waktu yang bersamaan... seorang gadis Sholehah baru saja menamatkan tilawahnya. Ia mengucap syukur sambil memeluk mushaf. Bibirnya tersenyum manis menatap ke arah jendela saat mendengar adzan subuh berkumandang.

"Alhamdulillah..."

Walau target hafalan tiga puluh juz belum bisa ia raih. Tapi Safa bersyukur, sejauh ini ia sudah menghafal sepuluh juz. Dan mengkhatamkan Al-Qur'an sebanyak dua puluh empat kali setiap tahunnya. Artinya, ia khatam Al-Qur'an setiap dua Minggu sekali. MashaAllah...

 “Barangsiapa membaca Alquran dan menghafalkannya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga serta akan memberi syafaat kepada sepuluh dari keluarganya yang seharusnya masuk neraka.” sebuah hadits indah yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Sayidina Ali.

Terpopuler

Comments

Kiromah

Kiromah

kalo memang yg terbaik buat Arifin tertangkap dan bisa lepas dri Daddy" nya itu, kasian Arifin kalo ttp sama gendrowo itu😅

2024-01-06

0

Kiromah

Kiromah

semoga Arifin ketangkap dan mendapat hidayah buat berubah. gpp mngkinya doain yg jelek" buat mnjdi yg lebih baik lagi

2024-01-06

0

Kiromah

Kiromah

ini bisa jadi kisah nyata yg di ambil dri seorang figur publik atau selebgram..
ya Allah jadi ngeri bayangin nya kalo ini kisah nyata, semoga kita semua di jauhkan dri kisah" kayak gini🤲🥺

2024-01-06

0

lihat semua
Episodes
1 pengenalan karakter.
2 Bab 1
3 Bab 2
4 bab 3
5 bab 4
6 Bab 5
7 bab 6
8 Bab 7
9 bab 8
10 bab 9
11 Bab 10
12 bab 11
13 bab 12
14 bab 13
15 Bab 14
16 Bab 15
17 Bab 16
18 bab 17
19 bab 18
20 bab 19
21 bab 20
22 Bab 21
23 bab 22
24 Bab 23
25 bab 24
26 bab 25
27 bab 26
28 bab 27
29 bab 28
30 bab 29
31 bab 30
32 bab 31
33 Bab 32
34 bab 33
35 Bab 34
36 Bab 35
37 Bab 36
38 Bab 37
39 Bab 38
40 Bab 39
41 Bab 40
42 Bab 41
43 Bab 42
44 Bab 43
45 Bab 44
46 Bab 45
47 Bab 46
48 Bab 47
49 pengumuman
50 Bab 48
51 Bab 49
52 Bab 50
53 Bab 51
54 Bab 52
55 Author nyapa
56 Bab 53
57 Bab 54
58 Bab 55
59 Bab 56
60 Bab 57
61 Bab 58
62 Bab 58
63 Bab 59
64 Bab 60
65 Bab 61
66 Bab 62
67 Bab 63
68 Bab 64
69 Bab 65
70 Bab 66
71 Bab 67
72 Bab 68
73 Bab 69
74 Bab 70
75 Bab 71
76 Bab 72
77 Bab 73
78 Bab 74
79 Bab 75
80 Bab 76
81 Bab77
82 Bab 78
83 Bab 79
84 Bab 80
85 Bab 81
86 Bab 82
87 Bab 83
88 Bab 84
89 Bab 85
90 Bab 86
91 Bab 87
92 Bab 88
93 Bab 89
94 Bab 90
95 bab 91
96 Bab 92
97 Bab 93
98 Extra part 1
99 Extra part 2
100 Extra part 3
101 Extra part 4
102 Ekstra part 5
103 Ekstra part 6
104 Ekstra part 7
105 Ekstra part 8 (final)
106 Sapaan terima kasih.
107 promosi Novel baru
108 Info Novel baru
Episodes

Updated 108 Episodes

1
pengenalan karakter.
2
Bab 1
3
Bab 2
4
bab 3
5
bab 4
6
Bab 5
7
bab 6
8
Bab 7
9
bab 8
10
bab 9
11
Bab 10
12
bab 11
13
bab 12
14
bab 13
15
Bab 14
16
Bab 15
17
Bab 16
18
bab 17
19
bab 18
20
bab 19
21
bab 20
22
Bab 21
23
bab 22
24
Bab 23
25
bab 24
26
bab 25
27
bab 26
28
bab 27
29
bab 28
30
bab 29
31
bab 30
32
bab 31
33
Bab 32
34
bab 33
35
Bab 34
36
Bab 35
37
Bab 36
38
Bab 37
39
Bab 38
40
Bab 39
41
Bab 40
42
Bab 41
43
Bab 42
44
Bab 43
45
Bab 44
46
Bab 45
47
Bab 46
48
Bab 47
49
pengumuman
50
Bab 48
51
Bab 49
52
Bab 50
53
Bab 51
54
Bab 52
55
Author nyapa
56
Bab 53
57
Bab 54
58
Bab 55
59
Bab 56
60
Bab 57
61
Bab 58
62
Bab 58
63
Bab 59
64
Bab 60
65
Bab 61
66
Bab 62
67
Bab 63
68
Bab 64
69
Bab 65
70
Bab 66
71
Bab 67
72
Bab 68
73
Bab 69
74
Bab 70
75
Bab 71
76
Bab 72
77
Bab 73
78
Bab 74
79
Bab 75
80
Bab 76
81
Bab77
82
Bab 78
83
Bab 79
84
Bab 80
85
Bab 81
86
Bab 82
87
Bab 83
88
Bab 84
89
Bab 85
90
Bab 86
91
Bab 87
92
Bab 88
93
Bab 89
94
Bab 90
95
bab 91
96
Bab 92
97
Bab 93
98
Extra part 1
99
Extra part 2
100
Extra part 3
101
Extra part 4
102
Ekstra part 5
103
Ekstra part 6
104
Ekstra part 7
105
Ekstra part 8 (final)
106
Sapaan terima kasih.
107
promosi Novel baru
108
Info Novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!