Bab 14

Di rumah Safa...

Qonni sedang serius membaca artikel di laman webnya. Sebuah berita yang sedikit menghebohkan. Di duga Selebgram ternama Afin Anka menghindari fansnya demi menyembunyikan seorang gadis berhijab.

"Afin Anka selingkuh dengan gadis berhijab? Ih, siapa nih?" Gadis berambut pendek sebahu itu terus membaca dengan seksama. "Wah, tapi bagus lah kalau Afin suka yang berjilbab. Hehehe..., Eh, tunggu?"

Qonni meng-zoom foto yang berhasil diambil oleh salah satu fans Arifin saat laki-laki itu sedang berlari.

"Pffftt! Artis jaman sekarang gila-gilaan. Segala nyamar pakai mukena. Tapi, kok! Kaya kenal mukenanya, ya?" Qonni terus memandangi foto tersebut. "Nggak ada foto yang jelas. Jadi penasaran sama ceweknya. Kaya nggak asing dengan postur tubuhnya."

Tok..., Tok...,

"Dek!" Panggil Safa di depan pintu kamar adiknya.

"Iya, Mbak?" Sahutnya tanpa menoleh. Qonni masih serius membaca berita tentang tingkah nyeleneh Afin Anka sore ini.

"Udah selesai belum tugasnya?" Tanya Safa yang berniat mengambil kembali laptopnya.

"Udah, tapi lagi aku pake dulu buat buka web."

"Web apa? Jangan aneh-aneh!" Safa masuk ke dalam kamar dan duduk di hadapan gadis itu.

"Nggak aneh-aneh, ini tentang artis, kok."

"Ya ampun, masih aja sibuk nonton artis Korea! Jangan terlalu memujanya, Dek."

"Bukan artis Korea. Lagian siapa yang terlalu memuja? Ini tuh artis lokal," jawabnya. Safa terdiam sejenak.

"Udah malem, tidur sana. Besok kuliah pagi loh. Sini mana laptopnya. Mbak mau pake buat kirim laporan dulu."

"Emmmm, iya..., iya.., Mbak Safa, nih. Nggak sabaran." Qonni keluar dari halaman web. Lantas mematikan laptop kakaknya sebelum menutupnya.

"Jangan di biasain begadang. Tidurlah lebih awal biar bangunnya bisa lebih pagi!"

"Iya, Mbak." Gadis itu meregangkan otot-otot di bagian bahu dan tangannya. "Mbak, laptopku kapan jadinya?"

"Belum ngabarin orangnya. Besok Mbak mampir deh, tanya langsung. Sekarang istirahat, besok pagi silahkan laptopnya di bawa dulu. Jangan lupa wudhu sama baca surah Al Mulk."

"Iya, Mbaaaaaaak...." Qonni beranjak menuju kamar mandi. Hal itulah yang membuat Safa tersenyum turut keluar kamar adiknya dan masuk ke kamarnya sendiri.

***

Beberapa hari berlalu. Seperti janjinya yang akan mendampingi Debby di saat akad. Ia turut bahagia manakala mendengar Rumi yang dengan lancar mengucapkan ijab qobul hanya dalam satu kali tarikan nafas. Benar, tanda bahwa ia benar-benar siap.

Rona kebahagiaan terpancar pada gadis di sebelahnya. Safa memeluk erat tubuh Debby turut terharu sambil mengucapkan doa selamat atas pernikahan mereka.

Safa sempat berpikir yang namanya ikhlas itu pasti menyakitkan. Namun, ketika ia menjalani? Ternyata senikmat ini. Ia merasa lebih dekat dengan Rabbnya. Ia berharap Allah memberikan kesempatan untuknya menemukan rekan menuanya. Seorang laki-laki pilihan yang benar-benar untuknya.

walaupun pada akhirnya, ia juga menyadari bahwa jodoh tak melulu soal pernikahan. Entah siapa duluan yang akan datang menyapa. Jodoh berupa teman hidup atau justru jodoh kematian yang akan menghampirinya. Toh, kelak di surga tidak ada satupun yang tak memiliki pasangan.

🍂

🍂

🍂

Bulan demi bulan ia jalani dengan rasa syukur. Bahkan berlalu satu tahun setelah pernikahan Rumi.

Gadis itu masih pada status yang sama. Sendiri, belum memiliki pendamping. Ada sih beberapa yang mendatangi Ulum. Namun, tak pernah ada yang sampai memasuki rumahnya untuk mengkhitbahnya langsung.

Sempat tersiar kabar, bahwa Safa memiliki aura yang tak baik. Sebab, dua di antara laki-laki yang hendak melamarnya meninggal dunia dengan alasan yang berbeda. Yang satu sakit, yang satu lagi kecelakaan di tempat kerja.

Safa tak peduli tentang rumor itu, namanya juga takdir siapa yang tahu. Orang-orang kenapa gemar sekali mengaitkan hal-hal kebetulan dengan yang berbau mistis. Padahal itu sudah sama saja bukan jodoh namanya.

Kalau kata Ayah Ulum tempo hari. "Bisa jadi, ada laki-laki yang doanya kuat sekali untuk mendapatkanmu. Sampai-sampai menghalangi orang-orang yang berniat baik untuk melamarmu."

Saat mendengar itu Safa hanya diam saja sambil tersenyum. Cukup masuk akal kalau ini, begitu pikirnya.

Dia tidak mau buru-buru sih sebenarnya. Justru sebaliknya, ibu yang sudah semakin khawatir karena usia Safa yang hampir memasuki angka tiga puluh di tahun depan.

"pokoknya kalau ada yang mau lamar harus jawab 'Iya!' jangan di tolak..."

"ya nggak bisa segampang itu dong, Bu. kalau jelek dan orang begajulan gimana?" tanya Qonni ikut-ikutan.

"Haduh..., ya nggak gitu juga. Mudah-mudahan akhlak baik. Udah cukup!" ujar Aida. Disini Safa kembali tersenyum tipis, hanya mendengarkan saja. karena sebagian wanita. ia juga tidak bisa mencari namun di cari. Walaupun entah kapan datangnya?

Tapi ia yakin, selama mengikuti syariat. mau tersembunyi di dalam goa, pun. Yang namanya jodoh pasti akan menemukannya.

......

Berselang beberapa hari berikutnya...

Aida menyerahkan map berisi file-file milik Ulum yang tertinggal pada Safa.

"Nggak papa mampir dulu ke gedung pendidikan?" Tanyanya.

"Nggak papa, Bu. Safa udah izin berangkat agak siang."

"Ya udah, hati-hati. Pulangnya tolong mampir ke minimarket. Beli minyak sama sabun cuci piring."

"Iya, Bu. Ya udah Safa jalan dulu. Assalamualaikum."

"Walaikumsalam warahmatullah. Hati-hati, Nduk."

"Ya–" gadis itu sudah duduk di atas motornya memasang helm. Mengucap bismillah sambil menyalakan mesin. Motor pun melaju pelan keluar dari rumah sederhana itu.

Di salah satu gedung pendidikan...

Ulum berdiri di depan pintu rapat menunggu Safa yang katanya akan mengantarkan filenya yang ketinggalan di rumah. Walaupun pemimpin rapatnya belum datang. Namun ia tetap khawatir. Belum lagi ini bukanlah rapat biasa.

Sebuah pertemuan yang akan di hadiri langsung oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan. Ibu Ayattul Khasanah selaku perwakilan dari Kemendikbud.

Para tamu pilihan sudah banyak yang hadir, memenuhi kursi-kursi mereka. Beberapa orang menyapa sambil mengajaknya masuk. Namun Ulum hanya tersenyum menjabat tangan mereka satu persatu. Dan kembali mengedarkan pandangannya ke depan.

Ya Allah, Nak. Kamu di mana? Astaghfirullah al'azim...

Tak lama senyum Ulum mengembang. Tubuhnya yang tegang karena panik tadi sudah melemas lega.

"Assalamualaikum, maaf Ayah. Tadi macet."

"Walaikumsalam warahmatullah, MashaAllah nggak papa. Untungnya ibu Ditjen belum datang."

"Wah, ayah pasti tegang banget. Hebat bisa ikut rapat dan ketemu sama ibu Ditjen GTK."

"Alaaah, biasa aja, sih. Kan sama-sama manusia." Terkekeh.

"Ayah, nih. Ya udah..., Safa langsung jalan, ya."

"Iya. Hati-hati, Nak. Pelan-pelan aja jalannya."

Safa menjawab dengan anggukan kepala sambil tersenyum setelah mencium punggung tangan ayahnya.

Dari kejauhan Ibu Ayattul Khasanah datang dengan beberapa orang yang mendampingi. Wanita paruh baya itu terdiam sejenak. Menghentikan langkahnya saat melihat gadis yang baru saja berbincang dengan seorang pria paruh baya di sudut ruangan. Cukup jauh dari pintu masuk ruangan rapat.

MashaAllah, gadis itu... Senyum Bu Ayattul mengembang. Ia amat senang ketika akhirnya bisa melihat gadis itu lagi setelah berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan bulan demi bulan memanjatkan doa agar di pertemukan lagi dengan Safa. Akhirnya doanya terjawab.

"Ada apa, Bu Ditjen?"

"Nggak papa. Bapak kenal beliau? Bapak yang di sana." Menunjuk laki-laki dengan pakaian batik lengan panjang plus peci. Sedang berjalan memasuki ruangan rapat.

"Emmm, itu Pak Fathul Qullum. Kepala sekolah di MA Bekasi. Ada apa, Bu?"

Bu Ayattul kembali tersenyum. "Enggak, tapi bisa nggak? tolong sampaikan pada Beliau. Setelah rapat ini saya mau menyapanya sebentar."

Pria paruh baya yang di tugaskan untuk menjemput Bu Ditjen nampak bingung. Namun langsung mengiyakan. Sementara mereka kembali berjalan.

Terpopuler

Comments

kika

kika

wkwk...trnyata doanya ibu ayatul yg menghalangi laki2 lain melamar shafa

2023-07-10

0

ꪶꫝ𝐀⃝🥀🍁senjaᴳ᯳ᷢᏦ͢ᮉ᳟ଓε⒋ⷨ͢⚤❣️

ꪶꫝ𝐀⃝🥀🍁senjaᴳ᯳ᷢᏦ͢ᮉ᳟ଓε⒋ⷨ͢⚤❣️

ibunya afin bukan orang sembarangan..tapi anaknya kelakuannya serampangan🙄🤦‍♀️

2023-06-30

0

adning iza

adning iza

emaky afin pejabat negara tryta

2023-05-17

0

lihat semua
Episodes
1 pengenalan karakter.
2 Bab 1
3 Bab 2
4 bab 3
5 bab 4
6 Bab 5
7 bab 6
8 Bab 7
9 bab 8
10 bab 9
11 Bab 10
12 bab 11
13 bab 12
14 bab 13
15 Bab 14
16 Bab 15
17 Bab 16
18 bab 17
19 bab 18
20 bab 19
21 bab 20
22 Bab 21
23 bab 22
24 Bab 23
25 bab 24
26 bab 25
27 bab 26
28 bab 27
29 bab 28
30 bab 29
31 bab 30
32 bab 31
33 Bab 32
34 bab 33
35 Bab 34
36 Bab 35
37 Bab 36
38 Bab 37
39 Bab 38
40 Bab 39
41 Bab 40
42 Bab 41
43 Bab 42
44 Bab 43
45 Bab 44
46 Bab 45
47 Bab 46
48 Bab 47
49 pengumuman
50 Bab 48
51 Bab 49
52 Bab 50
53 Bab 51
54 Bab 52
55 Author nyapa
56 Bab 53
57 Bab 54
58 Bab 55
59 Bab 56
60 Bab 57
61 Bab 58
62 Bab 58
63 Bab 59
64 Bab 60
65 Bab 61
66 Bab 62
67 Bab 63
68 Bab 64
69 Bab 65
70 Bab 66
71 Bab 67
72 Bab 68
73 Bab 69
74 Bab 70
75 Bab 71
76 Bab 72
77 Bab 73
78 Bab 74
79 Bab 75
80 Bab 76
81 Bab77
82 Bab 78
83 Bab 79
84 Bab 80
85 Bab 81
86 Bab 82
87 Bab 83
88 Bab 84
89 Bab 85
90 Bab 86
91 Bab 87
92 Bab 88
93 Bab 89
94 Bab 90
95 bab 91
96 Bab 92
97 Bab 93
98 Extra part 1
99 Extra part 2
100 Extra part 3
101 Extra part 4
102 Ekstra part 5
103 Ekstra part 6
104 Ekstra part 7
105 Ekstra part 8 (final)
106 Sapaan terima kasih.
107 promosi Novel baru
108 Info Novel baru
Episodes

Updated 108 Episodes

1
pengenalan karakter.
2
Bab 1
3
Bab 2
4
bab 3
5
bab 4
6
Bab 5
7
bab 6
8
Bab 7
9
bab 8
10
bab 9
11
Bab 10
12
bab 11
13
bab 12
14
bab 13
15
Bab 14
16
Bab 15
17
Bab 16
18
bab 17
19
bab 18
20
bab 19
21
bab 20
22
Bab 21
23
bab 22
24
Bab 23
25
bab 24
26
bab 25
27
bab 26
28
bab 27
29
bab 28
30
bab 29
31
bab 30
32
bab 31
33
Bab 32
34
bab 33
35
Bab 34
36
Bab 35
37
Bab 36
38
Bab 37
39
Bab 38
40
Bab 39
41
Bab 40
42
Bab 41
43
Bab 42
44
Bab 43
45
Bab 44
46
Bab 45
47
Bab 46
48
Bab 47
49
pengumuman
50
Bab 48
51
Bab 49
52
Bab 50
53
Bab 51
54
Bab 52
55
Author nyapa
56
Bab 53
57
Bab 54
58
Bab 55
59
Bab 56
60
Bab 57
61
Bab 58
62
Bab 58
63
Bab 59
64
Bab 60
65
Bab 61
66
Bab 62
67
Bab 63
68
Bab 64
69
Bab 65
70
Bab 66
71
Bab 67
72
Bab 68
73
Bab 69
74
Bab 70
75
Bab 71
76
Bab 72
77
Bab 73
78
Bab 74
79
Bab 75
80
Bab 76
81
Bab77
82
Bab 78
83
Bab 79
84
Bab 80
85
Bab 81
86
Bab 82
87
Bab 83
88
Bab 84
89
Bab 85
90
Bab 86
91
Bab 87
92
Bab 88
93
Bab 89
94
Bab 90
95
bab 91
96
Bab 92
97
Bab 93
98
Extra part 1
99
Extra part 2
100
Extra part 3
101
Extra part 4
102
Ekstra part 5
103
Ekstra part 6
104
Ekstra part 7
105
Ekstra part 8 (final)
106
Sapaan terima kasih.
107
promosi Novel baru
108
Info Novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!