Masih Ada Perempuan Lain

“Astaga,” pekik Arjuna. “Apa yang kau lakukan?” Arjuna meraih tangan Zea, entah luka dijari yang mana yang jelas sudah banyak darah merembes. Mengeluarkan sapu tangannya dan membalut luka Zea untuk pertolongan pertama.

“Hentikan, biarkan saja,” pekik Zea.

“Apa kau sudah gila? Ini tidak akan membunuhmu hanya akan menyiksamu saja.”

Zea menghancurkan cermin yang menempel di dinding ruangannya menggunakan kepalan tangan. Kesal dan kecewa terhadap apa yang dia alami, membuatnya gelap mata dan refleks meluapkan kekesalan dengan memukul apa yang ada di dekatnya.

“Pergilah, aku bisa atasi sendiri.”

Arjuna mengeluarkan ponselnya menghubungi Ucup. “Cup, lo tahu klinik atau rumah sakit terdekat?”

....

“Ibu Zea kecelakaan, tangannya terluka kena pecahan cermin. Gue antar dia ke klinik, lo handle kerjaan di sini ya!”

“Ayo,” ajak Arjuna.

“Tidak perlu, kamu bisa urus hal lain. Aku tidak apa-apa, ini hanya luka kecil.”

“Luka kecil? Lihat darahmu sudah kemana-mana.” Arjuna benar, pakaian yang dikenakan oleh Zea bahkan sudah kena noda darahnya sendiri, juga meja dan lantai termasuk tangan dan seragam Arjuna. “Ikut aku atau aku akan laporkan kalau ini bukan kecelakaan tapi usaha bunuh diri,” ancam Arjuna yang lumayan berhasil membuat Zea goyah.

“Kamu kenapa sih, ini urusanku.”

Arjuna sudah kembali mengeluarkan ponselnya, akan mengeksekusi ancamannya “Oke, fine. Aku ikut.”

Saat ini keduanya sudah berada di dalam mobil Zea, dimana Arjuna yang mengemudi. Menuju rumah sakit terdekat dan selama perjalanan Arjuna sesekali menoleh ke arah Zea yang menggigit bibirnya menahan perih.

Ada apa dengan pikiran perempuan ini? Apa karena ejekan saat meeting tapi kenapa dia tersingung di bilang murahan kalau memang kenyataannya begitu.

Dokter dan perawat sedang melakukan tindakan untuk luka di jemari Zea. Ada bagian yang harus dijahit dan diperban.

“Seminggu lagi kita cabut benangnya, ini ada obat minum tolong dihabiskan dan jangan dulu kena air,” ujar dokter sambil menyerahkan resep pada Arjuna. “Pasien bisa langsung pulang setelah urus administrasi dan ambil obat.”

Arjuna menganggukkan kepalanya lalu meninggalkan Zea yang mana jarinya masih di urus oleh perawat. Setelah membayar tagihan perawatan serta mengantri untuk mendapatkan obat, Arjuna kembali ke UGD dimana Zea berada dan menyerahkan nota pembayaran pada salah satu perawat.

“Ibu Zea sudah boleh pulang ya, jangan lupa kembali satu minggu lagi.”

Arjuna sempat menghubungi Leo dan menyampaikan apa yang Zea lakukan. Dia juga meminta Leo merahasiakan kebenaran dan menyampaikan kalau Zea kecelakaan bukan karena sengaja.

“Ibu tinggal dimana, biar saya antar sekalian.” Arjuna mulai melajukan mobil meninggalkan rumah sakit.

“Kita kembali ke kantor saja.”

Arjuna tersenyum sinis, “Giat amat sih, tangan udah dijahit aja masih tetap mau ke kantor. Mau dapat penghargaan apa?”

“Kamu nggak usah kurang ajar gitu bisa nggak?” Arjuna hanya mengedikkan bahunya respon akan pertanyaan Zea.

“ Terima kasih sudah menolong saya, jadi kita kembali ke kantor.”

“Saya tadi dengar sekilas apa yang dibahas di ruang rapat, termasuk ejekan dari Pak siapa itu yang agak botak?”

“Apa yang kamu dengar?” tanya Zea.

“Tentang layanan kepuassan,” sahut Arjuna lirih.

Zea menghela nafasnya lalu menatap ke arah jendela.

“Saya tidak bermaksud ikut menyingung Ibu dengan masalah ini. Tapi, apa yang Bapak botak tadi katakan bisa saja mewakili sebagian orang. Dengan kondisi Ibu terluka tapi memaksa ke kantor bukan membuat mereka simpati tapi malah semakin benci dan ingin menghujat lebih lagi. Tidak percaya? Ayo kita buktikan!”

“Tidak usah, antar saya pulang,” pinta Zea lalu menyebutkan alamat apartemennya.

Arjuna mengerutkan dahinya mendengar daerah dan nama apartemen dimana mereka tuju. Sebagai seorang putri pengusaha dan istri dari Gavin Mahendra rasanya pantas saja Zea tinggal di lingkungan elit tapi ini ....

Arjuna menatap tidak percaya penampakan apartemen yang menjulang dihadapannya. Zea bahkan sempat memanggilnya karena melamun.

“Kamu kalau mau kembali ke kantor, bawa aja mobil saya. Yang penting nanti ada yang bawakan tas dan ponsel ke sini,” titah Zea lalu meninggalkan Arjuna.

“Ibu Zea, tunggu.” Arjuna berjalan dan mensejajari Zea. “Ini kunci mobil Ibu, nanti saya antar tas Ibu pake motor saya aja. Unit Ibu dimana?” tanya Arjuna masih berjalan di samping Zea.

“Terima kasih atas bantuanmu, tagihan rumah sakit nanti saya ganti via transfer.”

Arjuna mengabaikan ucapan Zea memilih menatap isi apartemen milik wanita itu dihadapannya. Benar-benar tidak sesuai dengan ekspektasinya, padahal wanita itu bisa minta hunian mewah pada suami atau Abraham sebagai imbalan akan affair yang mereka lakukan.

“Kamu akan kembali ke kantor atau terus celingak celinguk disini?”

“Hm, saya balik kantor. Ibu yakin bisa beraktivitas dengan kondisi tangan itu?”

Zea mencoba menggerakan tangannya memang sakit dan dia baru sadar maksud Arjuna kalau jemari yang terluka adalah tangan kanan. Artinya akan ada gerakan yang tidak bisa dia lakukan karena luka itu.

Arjuna sudah kembali ke perusahaan dan berada di pantry. Ditemani Ucup yang penasaran dengan kondisi Zea.

“Jadi ceritanya gimana toh?”

“Nggak gimana-gimana,” sahut Arjuna.

“Sampeyan tuh aneh ya, ini tadi banyak yang tanya masalah Ibu Zea tapi saya nggak ngerti makanya saya jawab tunggu kamu datang.”

“Mas Ucup, Bang Juna udah datang belum? Eh Bang Juna, gimana kondisi Ibu Zea? Terus itu cermin bisa melukai tangan dia gimana ceritanya?” Nia yang berada di pantry memberondong pertanyaan untuk Juna dengan mimik wajah menggoda.

“Kamu nanya atau bertanya-tanya?”

“Ih Bang Juna,” ujar Nia malu-malu sambil memukul pelan lengan Juna.

Arjuna sendiri menatap Ucup sambil memberi kode kalau dia tidak suka dengan perempuan itu. Ucup hanya mengedikkan bahunya. Belum juga Arjuna menjawab pertanyaan Nia, datang lagi rekan Nia lainnya yang menanyakan hal yang sama. Tapi bukan karena mereka peduli pada Zea melainkan dijadikan bahan untuk bergunjing.

“Jadi,” Arjuna menjeda ucapannya membuat beberapa orang yang menunggu dengan antusias termasuk Ucup semakin penasaran. “Saya harus menemui Pak Leo dan menyampaikan pesan dari Ibu Zea dan Mbak-mbak yang cantik dan rajin-rajin ini termasuk juga Ucup yang ganteng silahkan lanjutkan pekerjaannya.”

Arjuna mendapat sorakan lalu terkekeh lalu meninggalkan pantry untuk menemui Leo.

“Menurut lo aneh nggak, untuk apa dia begitu. Pencitraan?”

Leo hanya mengedikkan bahunya dan tetap fokus pada dokumen dihadapannya. Membuka lembar demi lembar dan membaca dengan teliti, walaupun telinganya mendengar apa yang disampaikan oleh Arjuna. Tentu saja pria itu membicarakan Zea, lagi-lagi Zea. Bahkan dalam hati Leo menyumpahi Arjuna jatuh cinta pada Zea.

“Lo dengar yang gua bilang nggak?”

“Dengar dan biarkan itu menjadi urusan Ibu Zea. Sekarang kamu minggir dari kursiku, apa jadinya kalau ada yang melihat seorang OB duduk di kursi asisten CEO sedangkan pemilik kursinya duduk di kursi tamu. Bangun!” titah Leo pada Arjuna.

“Kalau aku sudah menjadi CEO di sini, lo akan menempati posisi OB untuk satu minggu pertama. Lo rasakan sendiri gimana rasanya badan gue pada pegel karena angkat-angkat galon dan bolak-balik bikin minuman. Pada manja amat sih karyawan, minum aja nyuruh orang lain yang buat,” gerutu Arjuna.

“Terserah. Selama kamu belum menjadi CEO, aku masih atasan dan kamu bawahan.”

Arjuna berdecak kemudian berjalan menuju pintu.

“Mau kemana?”

“Aparteman Ibu Zea, nganterin tas dan ponselnya sekalian cari tahu ada apa gerangan dia tinggal di apartemen murahan.”

“Arjuna, hentikan. Zea itu istri orang.”

“Lalu?”

“Ck, aku hanya khawatir kamu menemukan kenyataan yang jauh berbeda dengan apa yang kamu pikirkan dan kamu malah jatuh cinta dengan wanita itu.”

Arjuna terbahak mendengar ucapan Leo.

“Gue jatuh cinta sama Zea? Gila kali, lo pikir nggak ada perempuan lain yang bisa untuk gue goyang sampai harus jatuh cinta dengan dia.”

Terpopuler

Comments

Radi

Radi

jijay kali aku sama kau lah Jun. 🤣 terzea zea baru nyahok ko

2023-12-15

2

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

yakin, Jun ????? 🤪🤪🤪🤪

2023-10-18

0

Hesti Ariani

Hesti Ariani

awas kena karma omonganmu junaa

2023-08-11

0

lihat semua
Episodes
1 Kisah Bermula
2 Penolakan Arjuna
3 Dasar Gil*
4 Arjuna VS Juna
5 Aneh ....
6 Menyakiti Diri Sendiri
7 Masih Ada Perempuan Lain
8 Aku Pasti Sudah Gila
9 Tunggu Saja
10 TamubTak Diundang
11 Aku Tidak Selingkuh
12 Arjuna Mencari Cinta
13 Karena Cinta
14 Zea Yang Aneh
15 Apa Yang Akan Terjadi
16 Kenapa?
17 Bukan Marah Tapi Cemburu
18 Siapa Zea ?
19 Tawaran Mery
20 Terbawa Suasana
21 Tingkah Arjuna
22 Zea Cemburu
23 Bertemu Maureen
24 Tapi Kamu
25 Hanya Ingin Peluk
26 Apa Kabar, Sayang?
27 Calon Suamimu
28 Belum Ada Judul
29 Ikut Saya
30 Trending Topic
31 Kedatangan Lea
32 Tamu Di Pagi Hari
33 Siapa Mauren?
34 Undangan Dari Abraham
35 Dua Syarat
36 Pria Yang Sama
37 Berusaha Tegar
38 Jangan Menghindariku
39 Cemburu
40 Perjuangan Arjuna
41 Semoga ....
42 Mencintainya
43 Wanita Itu ....
44 Ancaman Si Pria Tua
45 Rencana
46 Menyesal
47 Hukuman
48 Batalkan
49 Calon Mertua
50 Arjuna ....
51 Dengan Atau Tanpa Restu
52 Bucin
53 Rencana Gavin
54 Gagal ....
55 Pergi
56 Move On
57 Antara Denpasar dan Seminyak
58 Bayi Siapa?
59 Rencana Arjuna
60 Bertanggung jawab
61 Akhirnya, SAHHH
62 Malam Kedua
63 Kejutan
64 Gara-gara Parfum
65 Kamu ....
66 Kangen Anak
67 Percaya Aku
68 Marahnya Arjuna
69 Arjuna's Family (End)
70 BOSKU DUDA AROGAN
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Kisah Bermula
2
Penolakan Arjuna
3
Dasar Gil*
4
Arjuna VS Juna
5
Aneh ....
6
Menyakiti Diri Sendiri
7
Masih Ada Perempuan Lain
8
Aku Pasti Sudah Gila
9
Tunggu Saja
10
TamubTak Diundang
11
Aku Tidak Selingkuh
12
Arjuna Mencari Cinta
13
Karena Cinta
14
Zea Yang Aneh
15
Apa Yang Akan Terjadi
16
Kenapa?
17
Bukan Marah Tapi Cemburu
18
Siapa Zea ?
19
Tawaran Mery
20
Terbawa Suasana
21
Tingkah Arjuna
22
Zea Cemburu
23
Bertemu Maureen
24
Tapi Kamu
25
Hanya Ingin Peluk
26
Apa Kabar, Sayang?
27
Calon Suamimu
28
Belum Ada Judul
29
Ikut Saya
30
Trending Topic
31
Kedatangan Lea
32
Tamu Di Pagi Hari
33
Siapa Mauren?
34
Undangan Dari Abraham
35
Dua Syarat
36
Pria Yang Sama
37
Berusaha Tegar
38
Jangan Menghindariku
39
Cemburu
40
Perjuangan Arjuna
41
Semoga ....
42
Mencintainya
43
Wanita Itu ....
44
Ancaman Si Pria Tua
45
Rencana
46
Menyesal
47
Hukuman
48
Batalkan
49
Calon Mertua
50
Arjuna ....
51
Dengan Atau Tanpa Restu
52
Bucin
53
Rencana Gavin
54
Gagal ....
55
Pergi
56
Move On
57
Antara Denpasar dan Seminyak
58
Bayi Siapa?
59
Rencana Arjuna
60
Bertanggung jawab
61
Akhirnya, SAHHH
62
Malam Kedua
63
Kejutan
64
Gara-gara Parfum
65
Kamu ....
66
Kangen Anak
67
Percaya Aku
68
Marahnya Arjuna
69
Arjuna's Family (End)
70
BOSKU DUDA AROGAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!