Tunggu Saja

Walaupun tidak ada jejak atau tanda yang menjelaskan kalau sarapan dan air minum yang tersedia di meja adalah Arjuna yang membawakan untuk Zea, tapi petunjuk hanya memang mengarah kepada dia. Tidak ada anggota keluarga Zea yang tahu kondisi Zea apalagi sampai peduli dengan keadaannya.

Setelah dua hari absen karena jemari tangannya yang terluka, Zea akhirnya kembali ke kantor. Arjuna yang juga dua hari ini tidak menemui Zea setelah dia mengantarkan sarapan secara diam-diam, berada dalam kebimbangan dan kegalauan yang dia sendiri tidak tahu alasannya. Tidak ada semangat untuk melanjutkan misinya menuju posisi CEO melalui jabatan OB. Ada hal yang mengganjal di hatinya.

Arjuna yang sedang melamun di pantry menoleh ke arah Ucup yang sedang mengaduk teh manis. “Untuk siapa?” tanya Arjuna karena seingat dia semua staf sudah diantarkan minuman sesuai request.

“Ibu Zea, dia sudah masuk. Kasihan ya tangannya masih diperban. Aku nggak bisa bayangkan, gimana dia melepas dan pakai baju. Gimana dia mandi juga aktivitas lainnya. Kalau makan sih bisa pakai tangan kiri,” seloroh Ucup.

Dalam hati Arjuna mengiyakan juga apa yang dikhawatirkan Ucup. Tapi Arjuna masa bodoh dengan hal tersebut, karena Zea bisa saja memanggil saudara atau kerabatnya untuk membantu Zea beraktivitas di rumahnya.

Arjuna mengekor langkah Ucup yang menuju ruangan Zea. Ruang kerja Zea ramai dikunjungi para staf divisi marketing yang sekedar menanyakan kabar dan menanyakan kronologis jemari Zea yang terluka, dia pun urungkan niat untuk melihat kondisi Zea yang dia yakini baik-baik saja.

 Saat mengerjakan tugasnya, Zea didampingi Nia untuk membantunya. Seharian ini Nia benar-benar menjadi asisten Zea. Saat jam makan siang, Zea memperkenankan Nia untuk meninggalkan ruangan dan beristirahat. Sedangkan dia sendiri memilih tetap berada di ruangannya, berpindah duduk di sofa agar lebih nyaman dan mencoba membuka lunch box yang dia pesan secara online.

Lantai gedung dimana Arjuna berada cukup sepi karena hampir semua pegawai keluar untuk makan siang. Sedangkan Arjuna masih berada di pantry, baru saja mengakhiri panggilan telepon dengan bawahan di perusahaannya sendiri. Sudah menitip makanan pada Ucup karena malas harus turun ke lobby dan keluar mencari rumah makan, akhirnya Arjuna memilih tetap di tempat. 

Arjuna melihat pintu ruang kerja Zea yang terbuka saat hendak ke toilet. Berjalan mendekat dan masuk tanpa mengetuk pintu. Zea yang sedang duduk di sofa dikejutkan dengan Arjuna yang berdiri di tengah pintu. Keduanya saling tatap dan membuat suasana menjadi canggung.

"Ngapain udah masuk,  memang sudah bisa buat kerja jarinya?" tanya Arjuna yang sudah duduk di samping Zea sambil memperhatikan jemari Zea yang masih dibalut perban.

Zea memandang Arjuna yang meraih lunch box miliknya lalu dibuka. "Hm, kayaknya enak nih. Kenapa belum dimakan? Mau disuapin?"

"Nggak usah nyebelin deh, mending pergi dari pada julid. Dari tadi aku berusaha buka tutupnya tapi susah." 

"Nyendoknya juga susah 'kan. Ya sudah sini disuapin." Arjuna mengambil sendok dan mengisinya lalu mengulurkan ke depan mulut Zea yang masih menutup rapat mulutnya dan menatap Arjuna. Keduanya saling tatap untuk sekian detik.  

"Aaaa," titah Arjuna. 

"Juna, aku bisa sendiri." 

"Ck, kalau bisa sendiri ini makanan pasti sudah habis dari tadi. Ayo cepat, nanti keburu ada yang datang dan lihat aku suapi Ibu. Digosipin lagi terus nangis -nangis dan ... aduh," pekik Arjuna sambil menjauhkan tubuhnya karena Zea mencubit perut Arjuna dengan tangan kirinya. "Nyubit sih, atau sengaja mau pegang-pegang tubuh aku. Bilang dong, nanti aku kasih tau area yang enak untuk dipegang.”

“Nggak usah kurang aja ya kamu,” sahut Zea.

“Ayo buka mulutnya!" titah Arjuna dengan sendok masih berada di depan mulut Zea yang akhirnya membuka mulutnya perlahan dan pasrah disuapi oleh Arjuna. 

"Sudah, cukup," ujar Zea setelah sebagian menunya sudah berpindah ke perut.

"Ini belum habis." 

"Tapi aku sudah kenyang." Tanpa Zea duga, Arjuna malah menghabiskan sisa makanan Zea. 

"Sayang, Bu. Jangan suka membuang makanan,” nasihat Arjuna ketika Zea menatapnya aneh.

Ponsel Zea yang ada di atas meja sofa berdering, Arjuna sempat melirik layar ponsel yang menunjukkan nama penelpon. 

Pengacara, apa ini terkait perceraiannya, batin Arjuna. 

Dari ucapan Zea menjawab telepon, Arjuna bisa menyimpulkan kalau Zea mengadakan janji temu sore ini.

Terdengar langkah kaki dan suara obrolan, sepertinya para rekan kerja Zea sudah mulai berdatangan. Arjuna pun beranjak dari duduknya meninggalkan ruangan Zea tanpa pamit sama seperti saat pria itu masuk tanpa menyapa. 

"Dasar aneh, udah kayak jelangkung aja datang pergi semaunya." 

...***...

Zea sudah berada di dalam taksi menuju kantor pengacara yang akan ditunjuk untuk mengurus perceraiannya. Dengan kondisi tangannya yang masih terluka, Zea belum bisa mengemudikan mobilnya. Termasuk tadi pagi, dia datang ke kantor menggunakan taksi. 

Keluar dari taksi di lobby gedung dimana kantor pengacaranya berada. Karena sudah membuat janji tentu saja tidak sulit bagi Zea bertemu dengan Herman pengacaranya. 

"Sore Ibu Zea, sapa Herman saat Zea masuk ke ruangan pria itu diantar oleh asisten Herman. 

"Sore juga Pak Herman," jawab Zea. 

"Silahkan duduk. Ah, mau minum apa?" 

Zea menoleh ke arah asisten Herman. "Air mineral saja."

“Jadi, bagaimana?” tanya Herman memastikan keinginan dan keputusan Zea. Sebelumnya Zea sudah berkonsultasi terkait niatnya bercerai dengan Gavin. Sudah menyiapkan dan mempersiapkan dokumen yang dibutuhkan ketika Zea sudah memutuskan akan bercerai dengan Gavin.

Melihat ada perban di jemari Zea, Herman menanyakan apakah itu ada kaitannya dengan Gavin. Khawatir jika Zea mengalami kekerasan dan bukti visum bisa dijadikan bukti dan materi gugatan perceraian.  

“Berapa lama kira-kira pengadilan akan mengetuk palu dan saya resmi bercerai?”

“Tergantung prosesnya, kalau pihak tergugat tidak datang selama sidang termasuk juga tidak menolak mediasi biasanya akan cepat prosesnya. Ini dokumennya sudah lengkap, akan saya daftarkan besok. Ibu Zea tinggal tunggu kabar dari saya.”

Zea mengangguk paham lalu pamit undur diri meninggalkan lantai dimana kantor pengacaranya berada. Tanpa diduga saat menunggu taksi di lobby ada seseorang yang menghampiri Zea. Orang yang tidak ingin ditemui dan sudah dihindari selama beberapa hari ini.

“Zealia Cinta, ternyata kita bertemu di sini.”

Deg!

“Ma-mas Gavin.”

“Wah, ternyata kamu masih ingat dengan suamimu,” ejek Gavin. Zea mencengkram ponsel yang dia pegang.

“Hei, ada apa dengan tanganmu?” Gavin mengulurkan tangannya, Zea langsung reflek menjauhkan tangannya.

“Ini bukan urusanmu.”

Gavin terkekeh pelan, “Semakin kesini kamu semakin berani. Apalagi setelah kabur dari rumah. Apa Ayahmu tidak bilang kalau aku memberikan sedikit kejutan?”

Zea memejamkan matanya sekilas kemudian kembali menatap Gavin. “Dewasalah dan jangan menjadi pengecut dengan selalu memberikan ancaman. Kemana arogansimu kalau aku minta cerai kamu kaitkan semua dengan urusan bisnis,” tutur Zea lirih. Sadar saat ini dia berada di tempat umum, tidak mungkin dia menanggapi Gavin dengan emosi atau berteriak karena hanya akan mempermalukan diri sendiri.

“Untuk apa kamu di sini?” tanya Gavin. Dia masih penasaran dengan kehadiran Zea di gedung tersebut dimana banyak tenant perusahaan kecil atau lembaga konsultasi.

“Tunggu saja, kamu akan tahu nanti,” jawab Zea kemudian meninggalkan Gavin. 

Terpopuler

Comments

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

Junaaaa ... kamu tuh lagi nyamar jadi OB woooiii .... ngomong seenaknya gitu sama ibu manager ....
gak bisa ekting bingit niiii ...

2023-10-18

2

Defi

Defi

Keren Zea, uda cukup kamu ditindas dan ditekan oleh Gavin dan keluargamu..

2023-01-30

0

mariammarife

mariammarife

cerai pilihan terbaik daripada mempertahankan hubungan yg toxic

2023-01-27

0

lihat semua
Episodes
1 Kisah Bermula
2 Penolakan Arjuna
3 Dasar Gil*
4 Arjuna VS Juna
5 Aneh ....
6 Menyakiti Diri Sendiri
7 Masih Ada Perempuan Lain
8 Aku Pasti Sudah Gila
9 Tunggu Saja
10 TamubTak Diundang
11 Aku Tidak Selingkuh
12 Arjuna Mencari Cinta
13 Karena Cinta
14 Zea Yang Aneh
15 Apa Yang Akan Terjadi
16 Kenapa?
17 Bukan Marah Tapi Cemburu
18 Siapa Zea ?
19 Tawaran Mery
20 Terbawa Suasana
21 Tingkah Arjuna
22 Zea Cemburu
23 Bertemu Maureen
24 Tapi Kamu
25 Hanya Ingin Peluk
26 Apa Kabar, Sayang?
27 Calon Suamimu
28 Belum Ada Judul
29 Ikut Saya
30 Trending Topic
31 Kedatangan Lea
32 Tamu Di Pagi Hari
33 Siapa Mauren?
34 Undangan Dari Abraham
35 Dua Syarat
36 Pria Yang Sama
37 Berusaha Tegar
38 Jangan Menghindariku
39 Cemburu
40 Perjuangan Arjuna
41 Semoga ....
42 Mencintainya
43 Wanita Itu ....
44 Ancaman Si Pria Tua
45 Rencana
46 Menyesal
47 Hukuman
48 Batalkan
49 Calon Mertua
50 Arjuna ....
51 Dengan Atau Tanpa Restu
52 Bucin
53 Rencana Gavin
54 Gagal ....
55 Pergi
56 Move On
57 Antara Denpasar dan Seminyak
58 Bayi Siapa?
59 Rencana Arjuna
60 Bertanggung jawab
61 Akhirnya, SAHHH
62 Malam Kedua
63 Kejutan
64 Gara-gara Parfum
65 Kamu ....
66 Kangen Anak
67 Percaya Aku
68 Marahnya Arjuna
69 Arjuna's Family (End)
70 BOSKU DUDA AROGAN
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Kisah Bermula
2
Penolakan Arjuna
3
Dasar Gil*
4
Arjuna VS Juna
5
Aneh ....
6
Menyakiti Diri Sendiri
7
Masih Ada Perempuan Lain
8
Aku Pasti Sudah Gila
9
Tunggu Saja
10
TamubTak Diundang
11
Aku Tidak Selingkuh
12
Arjuna Mencari Cinta
13
Karena Cinta
14
Zea Yang Aneh
15
Apa Yang Akan Terjadi
16
Kenapa?
17
Bukan Marah Tapi Cemburu
18
Siapa Zea ?
19
Tawaran Mery
20
Terbawa Suasana
21
Tingkah Arjuna
22
Zea Cemburu
23
Bertemu Maureen
24
Tapi Kamu
25
Hanya Ingin Peluk
26
Apa Kabar, Sayang?
27
Calon Suamimu
28
Belum Ada Judul
29
Ikut Saya
30
Trending Topic
31
Kedatangan Lea
32
Tamu Di Pagi Hari
33
Siapa Mauren?
34
Undangan Dari Abraham
35
Dua Syarat
36
Pria Yang Sama
37
Berusaha Tegar
38
Jangan Menghindariku
39
Cemburu
40
Perjuangan Arjuna
41
Semoga ....
42
Mencintainya
43
Wanita Itu ....
44
Ancaman Si Pria Tua
45
Rencana
46
Menyesal
47
Hukuman
48
Batalkan
49
Calon Mertua
50
Arjuna ....
51
Dengan Atau Tanpa Restu
52
Bucin
53
Rencana Gavin
54
Gagal ....
55
Pergi
56
Move On
57
Antara Denpasar dan Seminyak
58
Bayi Siapa?
59
Rencana Arjuna
60
Bertanggung jawab
61
Akhirnya, SAHHH
62
Malam Kedua
63
Kejutan
64
Gara-gara Parfum
65
Kamu ....
66
Kangen Anak
67
Percaya Aku
68
Marahnya Arjuna
69
Arjuna's Family (End)
70
BOSKU DUDA AROGAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!