Hm, menarik. Sepertinya aku harus cari tahu apa tujuan mereka bertemu di sini, batin Juna. Arjuna langsung membuatkan minum yang ingin dia antar ke ruangan Zea. Ucup merasa heran dengan Juna yang tiba-tiba membuatkan minum untuk tamu tanpa diminta.
“Sepertinya nanti akan turun hujan, nggak biasanya rajin begini. Yang benar-benar instruksi aja nggak dikerjain eh ini mau buat minum padahal nggak ada arahan,” ejek Ucup.
“Berisik, siapa tahu gue dapat bahan untuk lo ghibah dengan cewek-cewek itu.”
“Janganlah, kalau Ibu Zea tidak boleh kita gunjingkan. Dia baik banget,” tutur Ucup yang diabaikan oleh Arjuna dan segera menuju ruang kerja Zea.
Sedangkan saat bersamaan, Zea menyapa Ibunya juga menanyakan alasan menemuinya tiba-tiba.
“Tumben sekali, Ibu sampai datang ke sini.”
“Aku malas berbasa-basi, sebenarnya kamu itu menganggap kami keluarga atau tidak?” pertanyaan Mirna terjeda karena ketukan pintu, dimana Arjuna datang membawakan minum dan sengaja tidak menutup rapat pintu ruangan saat dia keluar dengan tujuan mendengarkan apa yang dibicarakan di dalam.
“Maksud ibu apa sih? Mana mungkin aku tidak menganggap keluargaku sendiri.”
“Kalau kamu anggap kami keluarga, seharusnya kamu jangan bercerai dengan Gavin. Perusahaan Ayahmu benar-benar kacau, sebagian pemegang saham sudah menarik semua uangnya. Hanya soal waktu kita akan benar-benar hancur.”
Arjuna berdiri tidak jauh dari pintu mendengarkan dengan baik apa yang dibicarakan oleh Zea dan tamunya.
Zea sendiri terkekeh mendengar apa yang disampaikan Mirna. “Lalu aku harus kembali menyiksa hidupku dengan hidup sebagai istri yang tidak dianggap oleh suaminya, kembali merasakan tersiksa, terhina bahkan dengan mata kepalaku sendiri aku menyaksikan suamiku meniduri wanita lain.”
Apa karena dia kecewa dengan pernikahannya, Zea akhirnya dekat dengan Papi, batin Arjuna yang masih berdiri tidak jauh dari pintu.
“Itu yang kalian maksud? Ah, aku lupa. Kalian tidak peduli dengan apa yang aku alami, yang penting hidup kalian aman dan terjamin. Masalah aku bahagia atau tidak bukan urusan kalian, toh aku bukan anakmu. Begitu?”
“Zea, aku sudah mengurusmu sejak kamu remaja. Apa tidak bisa kamu berkorban untukku dan Ayahmu?”
Zea memandang ke arah lain sembari berdecak, tidak menyangka wanita dihadapannya ini bisa mengungkit perannya sebagai seorang Ibu. “Bukankah sudah tugas orangtua untuk mendidik anaknya kenapa harus ada timbal balik dan balas budi.”
“Lalu kamu tega melihat Ayahmu kesulitan dan perusahaannya hancur?”
“Ada cara lain, pasti ada cara lain. Aku tetap pada keputusanku untuk menggugat cerai Mas Gavin.”
“Dasar anak tidak tahu terima kasih.”
Mirna mengambil cangkir di atas meja dan menyiramkan pada Zea.
Byur.
“Aaaa,” Zea memekik dan memejamkan matanya. Air dalam cangkir tersebut masih terasa panas saat menyentuh kulit wajahnya.
Mendengar teriakan Zea, Arjuna bergegas masuk lalu mengambil tisu dan menyeka wajah Zea.
“Ibu Zea.”
“Panas,” keluh Zea sambil mengibaskan tangan nya. Beruntung air yang terciprat banyak mengenai leher bukan wajah.
“Apa kita perlu ke rumah sakit?” tanya Arjuna sambil memegang pundak Zea. Zea sendiri menggelengkan kepalanya. Arjuna menoleh ke arah Mirna yang sedang berdiri menatap kearah dirinya dan Zea.
“Apa yang anda lakukan termasuk tindak pidana. Ibu Zea bisa melaporkan hal ini, ada CCTV sebagai bukti dan saya sebagai saksi,” ancam Arjuna.
“Heh, kamu berani dengan saya pakai ancam saya segala. Hanya seorang OB saja berani mengancam saya,” teriak Mirna.
“Juna, sudah.” Zea menahan tangan Arjuna yang sedang menatap sengit wanita bernama Mirna da siap meluncurkan sahutan.
“Ibu sebaiknya pulang, jangan buat keributan di sini. Aku di sini hanya bekerja, Bu.”
Mirna menatap sinis pada Zea. “Aku curiga jangan-jangan kamu ada hubungan dengan pria miskin ini,” tuduh Mirna.
“Ibu, sudahlah.”
“Kamu melepaskan Gavin yang jelas statusnya dan memilih dia? Mau kamu hidup miskin dengannya?”
“Ibu!”
Alih-alih ikut mengusir Mirna atau membela Zea, Arjuna malah merangkul pundak Zea.
“Anda benar, Zea memang memilih saya.”
Mirna terkekeh sedangkan Zea menoleh sambil menyorot tajam Arjuna yang menyunggingkan senyumnya.
“Ayahmu bisa langsung kena stroke melihat putrinya selingkuh dengan pria rendahan.”
“Aku tidak selingkuh.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Dwi apri
ealah jun...beneran cinta sm zea ya kamu..
2025-01-04
0
Eka Uderayana
hujan badai... bukan lagi hujan lebat 😄
2024-04-13
1
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
kebolak bu Mirna ....
dirimu yg bakalan mati berdiri kalo tau yg kamu hina adalah OB jadi2an yg sebenernya horang kaya anak boss besar .... 🤪🤪😅😅
Neng Gemoy beneran nunggu saat2 itu, bu Mirna ... 😂😂😂
2023-10-18
3