Sahira serta Saka tiba di teras rumah gadis itu, tanpa basa-basi lagi Sahira langsung mengetuk pintu dan memanggil ibunya berharap agar Fatimeh bisa segera membuka pintu. Sedangkan Saka hanya berdiri di sebelahnya sambil tersenyum dengan kedua tangan ditaruh di saku.
Tak lama, pintu terbuka. Fatimeh keluar dari dalam rumah itu dan tersenyum lebar saat melihat keberadaan Sahira bersama Saka disana, ia tak menyangka akan kedatangan tamu seperti Saka. Tentu Fatimeh sangat senang kali ini, sebab saat pertama bertemu Fatimeh langsung tertarik pada pria yang tak lain ialah bos putrinya itu.
"Eh Sahira? Kamu pulang sama pak Saka? Duh, kenapa gak bilang kalau pak Saka mau kesini? Tau gitu tadi ibu masak dulu yang banyak," ujar Fatimeh.
"Ah gapapa kok tante, saya bisa makan di luar nanti. Lagian saya juga gak sengaja antar Sahira pulang ke rumah," ucap Saka.
"Loh, gak sengaja gimana?" tanya Fatimeh heran.
"Iya Bu, tadi tuh pak Saka datang sewaktu aku lagi nunggu bus di depan kantor. Terus dia ajakin aku buat pulang bareng deh," jawab Sahira.
"Oh gitu, yaudah kamu masuk dulu yuk pak Saka!" ajak Fatimeh.
"Terimakasih Bu, memang saya niatnya juga mau mampir dulu. Itung-itung supaya bisa lebih akrab," ucap Saka.
"Itu bagus, ayo ayo kalian berdua masuk biar gak berdiri aja!" ucap Fatimeh.
Saka mengangguk sambil tersenyum, lalu melangkah masuk ke dalam rumah itu bersama Sahira dan juga Fatimeh. Mereka diminta duduk di sofa yang tersedia, tak lupa Fatimeh memberikan cemilan yang ada di atas meja kepada Saka selaku tamu disana.
"Silahkan dimakan dulu pak Saka! Sahira, kamu buatin minuman dong buat bos kamu ini jangan duduk aja! Masa ada tamu gak dibikinin minum?" suruh Fatimeh.
"I-i-iya bu, sebentar ya pak? Saya mau taruh tas dulu terus baru bikin minum," ucap Sahira pamit.
"Gak masalah Sahira, gak perlu buru-buru juga. Saya bisa tahan kok kalau soal haus, yang saya gak bisa tahan itu hidup tanpa cinta," ucap Saka.
Fatimeh reflek tersenyum mendengarnya, sedangkan Sahira hanya mengangguk sebelum bangkit dari duduknya dan pergi membuat minuman. Kini Saka hanya berdua dengan Fatimeh disana, sontak itu dijadikan kesempatan oleh Fatimeh untuk mencoba lebih akrab dengan Saka.
"Ehem ehem, pak Saka.." Fatimeh berdehem pelan sembari merapihkan rambutnya.
"Iya tante, ada apa ya?" tanya Saka heran.
"Jangan tante dong pak Saka! Panggil aja saya mbak atau neng gitu, saya belum terlalu tua kok," ucap Fatimeh menggoda.
•
•
Wanita itu terlihat panik, bagaimanapun ia tak memiliki cukup uang untuk bisa mengganti ponsel milik Alan. Namun, tampaknya Alan tak perduli dengan alasan wanita itu sebab ia terus saja meminta ganti rugi dari si wanita.
"Kenapa diam? Buruan lu ganti rugi, ini hp mahal lu tau gak?! Gue yakin, seluruh harta lu aja gak bakal cukup buat gantiin hp gue!" ujar Alan.
"Iya mas, saya emang gak punya harta yang banyak dan saya gak bisa ganti rugi hp kamu. Tapi, saya mohon maafin saya dan saya janji saya akan bertanggung jawab!" ucap si wanita.
"Gimana caranya lu mau tanggung jawab? Buat ganti rugi aja lu gak bisa," tanya Alan.
"Eee saya akan berusaha mas, apapun deh saya bakal lakukan. Kalau perlu, mungkin saya bisa bekerja buat mas," jawabnya.
Alan terdiam sesaat, menimang apakah ia harus menerima tawaran gadis itu atau tidak.
"Tunggu deh, nama lu siapa?" tanya Alan.
"Sa-saya Mirawati mas, biasa dipanggil Mira atau Wati," jawab gadis itu menunduk.
Alan mengangguk pelan, lalu menyuruh Wati untuk mengambil ponselnya dari dalam kubangan air di bawah sana. Wati menurut, ia mengambil ponsel itu dan membersihkannya dengan baju sesuai perintah Alan.
"Ini mas, sudah saya bersihkan." Wati menyerahkan ponsel itu kepada Alan.
"Bagus, tapi ini tetap gak bisa nyala. Gue bakal bawa ke tempat servis, dan lu harus siapin anggaran buat bayar ganti ruginya!" ucap Alan.
"Ba-baik mas," ucap Wati gugup.
"Oh ya, lu orang sini kan?" tanya Alan.
Wati mengangguk sebagai jawaban.
"Berarti lu kenal dong sama yang namanya Sahira?" tanya Alan kembali.
"Iya mas, saya kenal kok sama Sahira. Emang kenapa ya mas?" heran Wati.
"Gapapa, bisa kita bicara berdua? Tempat ngobrol di dekat sini dimana ya?" ucap Alan.
"Oh bisa pak, kita ke warungnya bang Awan aja! Disana bisa sambil minum sama makan juga," ucap Wati memberi usul.
"Boleh tuh, lu tunjukin ke gue dimana tempatnya dan kita langsung kesana!" ujar Alan.
Wati mengangguk pelan, "Baik mas, ayo ikuti saya! Kita jalan kaki aja, warung bang Awan ada di dekat sini kok," ucapnya.
"Okay, tapi mobil gue aman gak disini? Nanti dicolong lagi, secara ini kan kampung orang miskin," ucap Alan.
"Insyaallah aman kok mas, disini walaupun warganya kurang mampu tapi mereka tidak ada niatan untuk mencuri," ucap Wati.
"Yaudah, ayo pergi sekarang!" ajak Alan.
Mereka pun pergi menuju warung Awan, disana Alan akan banyak bertanya mengenai Sahira pada Wati. Ia harap dirinya bisa mendapat banyak informasi dari gadis itu.
•
•
Setelah lumayan lama berada di rumah Sahira, akhirnya Saka memutuskan untuk pamit dari sana sebab hari sudah semakin sore. Sahira pun bangkit dari duduknya, bersiap mengantar Saka sampai ke depan rumah menuju mobil pria itu.
Saka dan Sahira langsung pergi dari sana, tentunya sesudah pamit juga pada Fatimeh. Tampak Fatimeh memberikan kedipan genit ke arah Saka sembari membelai rambutnya sendiri, hal itu sungguh membuat Sahira keheranan.
"Pak, maafin tingkah ibu saya tadi ya? Beliau emang agak-agak gimana gitu," ujar Sahira.
"Hahaha, gapapa Sahira. Saya sudah biasa kok ketemu sama ibu-ibu seperti ibu kamu itu," ucap Saka dengan kekehan kecil.
"Bapak bisa aja, tapi beneran loh saya gak enak banget sama bapak. Sekali lagi tolong maafin ibu saya ya pak!" ucap Sahira.
"Iya Sahira, sudah ya kamu gausah bahas itu lagi? Saya gak masalah kok," ucap Saka.
"Iya pak, kalo gitu mari saya antar sampai ke dekat mobil!" ucap Sahira.
Saka mengangguk pelan, mereka kini melangkah menuju mobil milik pria itu yang terparkir agak jauh dari rumah Sahira. Sesampainya disana, keduanya kembali berhenti untuk mengobrol sejenak.
"Sahira, saya pulang dulu ya? Sampai ketemu lagi di kantor besok!" ucap Saka pamit.
"Iya pak, tapi emangnya bapak mau datang ke kantor besok?" tanya Sahira.
"Oh tentu, sekarang saya punya alasan untuk lebih sering datang kesana." Saka tersenyum dan terus memandangi wajah gadis itu. "Yaitu karena kamu Sahira," batinnya.
Sahira manggut-manggut saja, ia tak tahu jika di dalam hati Saka menyebut namanya.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
Nur Afwa
saka sombong banget🙄
2023-06-27
1
ﮩ٨ـ รαʰɪᴿ𝚊͎͛ﮩ٨ـ
Drak banget astaghfirullah 😂
2023-02-26
2
ﮩ٨ـ รαʰɪᴿ𝚊͎͛ﮩ٨ـ
Keknya si Bob mau pdkt nih ma saka🤣
2023-02-26
2