EPISODE 9 SUKA

UJIAN tengah semester telah berlalu. Mika merasa sedikit bebas.

Gadis itu tengah menginap di rumah Sela dengan dalih ingin kerja kelompok. Dan ia mendapatkan izin dengan mudah dari Arga. Padahal yang terjadi adalah ia tengah berada di sebuah club ternama bersama Para sahabatnya. Mereka memilih table Paling ujung, di bawah hamparan lampu remang minim.

" Eh, itu Ridwan, kan," celetuk Ibay. Mereka semua menoleh, termasuk Mika. Gadis itu baru sadar, kalau ada Ridwan besar kemungkinan ada

“Wah, ada Arga” ucap Sela yang membuat Mika memejamkan mata.

" Kok dia bisa ke tempat ginian sih,” gumam Mika.

“Mik, mereka ke sini tuh," Sela menyikut Perut Mika.

“Gue harus sembunyi di mana, Sel,” Mika menutup wajahnya.

“Apa kabar nih,” sapa Ibay Pada Ridwan.

“Baik,” sahut cowok itu.

“Gabung di sini aja, masih cukup kok,” tawar Ibay.

“Tolak, Please ....” Mika mengkomat-kamitkan bibirnya seakan mempengaruhi keputusan Ridwan.

“Boleh deh.” Ridwan mengangguk kemudian mengambil tempat kosong di sana dengan Arga yang duduk di sebelahnya.

Arga sejak tadi melirik tajam ke arah Mika, siap menerkam gadis itu karena telah berani berbohong. Ia juga merutuki dirinya karena semudah itu mempercayai Mika.

“Nah, karena orangnya semakin banyak,” ucap Ibay meraih botol kosong di atas meja, “kita main truth or dare.”

“Gue setuju.”

“Acc.”

“Ngikut.”

Semuanya menjawab, kecuali Mika dan Arga. Keduanya sama-sama diam. Baik Mika yang tengah memikirkan kebohongan apalagi yang harus ia katakan untuk menyelamatkannya hari ini dan Arga yang tengah memikirkan hukuman apa yang Pantas untuk gadis nakal itu.

“Kita mulai, ya,” Ibay mulai memutar botol. Mata mereka fokus Pada botol yang semakin lama berputar

“Mika,” seru mereka saat botol itu berhenti ke arah Mika.

“Hah," Mika terlonjak kaget.

“Khusus buat lo Mika Dare or Dare," Sela tertawa jahat.

" Tantangannya a—”

“Putusin Pacar lo.”

Itu bukan suara Sela. Mereka menoleh ke Arga yang tengah menatap Mika dengan wajah datarnya.

“What,” Mika mengerutkan dahinya.

“Kenapa ? Takut,"

“Nggak,” Mika kemudian meraih Ponselnya, dan mendial nomor seseorang. “Lo semua lihat.”

“Hallo,” sapa orang di seberang sana.

“Hallo, Kak. Mantan lo cantik banget,” balas Mika.

“Hah ? Siapa," sahut Fikri bingung.

“Kita Putus.” Mika kemudian mematikan sepihak teleponnya.

“Gila ! Cara Putus terbaek yang Pernah gue lihat,” ujar Boby takjub.

“See ? Udah, kan,” tanya Mika sinis.

Arga menganggukkan kepalanya.

“Udah ah, yuk, lanjut,” ujar Ridwan lalu memutar kembali botol tersebut.

Botol kembali memutar untuk mencari korban selanjutnya dan dengan naasnya ujung botol tersebut mengarah pada Boby.

“Kena juga lo, Kak,” ujar Ibay girang.

“Iye, iye apaan nih dare-nya,”

“Lo ngupil terus upload di Snapgram,” ujar Ibay.

“Mampus lo,” Celetuk Surya seraya tertawa lebar.

“Siap-siap gebetan lo kabur semua,” ujar Ridwan menimpali.

Boby berdecak. “Nggak tanggung-tanggung lo.”

Ibay nyengir tak berdosa.

“Lakuin, Kak. Ini kan konsekuensi,” ujar Mika menekan kata konsekuensi Pada ucapannya.

Boby tersenyum masam. Kemudian ia mulai melakukan apa yang diperintahkan Padanya. Setelah itu untuk keempat kalinya botol kembali diputar. Dan lagi-lagi kesialan sedang berada dipihak Mika karena ujung botol tersebut kembali mengarah kepadanya.

“Ih, Pasti curang nih Masa gue lagi,” Protes Mika tak terima.

Ibay ketawa lebar. “Makanya tadi jan ngetawain gue. Kena, kan,”

“Lo mah nggak setia kawan, Bay.”

“Eh, dare-nya apa ya,” tanya Ridwan sambil mengelus-elus dagunya.

Arga hanya diam dengan Pandangan yang tak lepas dari wajah Mika

“Karena dare Pertama lo berat, sekarang kagak usah yang eh-aneh deh,” ujar Surya.

Seketika senyum di wajah Mika mengembang. “Ih, Kak Surya baek banget dah."

“Jan disatuin juga kali manggilnya."

Seketika Mika nyengir.

“Dare-nya ... lo minum wine 3 gelas,”

“Gampang itu mah.” Mika menghela napas lega. Jangankan minum 3 gelas, minum sebotol Pun ia sanggup.

“Nggak asyik lo, Kak ! Dia mah kesenengan kalau dikasih gituan,” Protes Ibay.

Mika menoyor kepala Ibay. “Eh, Anjing ! Diem deh lo.”

Surya lalu menuangkan wine ke sebuah gelas kecil. “Nih.” Ia menyodorkan gelas tersebut yang langsung diterima dengan semangat oleh Mika.

Arga menatap Mika tajam seolah mengisyaratkan jika Mika tidak boleh meminum itu tapi ia tak mempedulikannya saking kesalnya Pada Arga. Ia menghabiskan segelas dengan sekali tegukan. Begitu juga dengan gelas kedua dan ketiga.

“Mantep juga lo,” ujar Surya dengan mengacungkan kedua jempolnya. Mika tersenyum lebar, ia tak Peduli jika ternyata sedari tadi Arga menatapnya tajam.

“Next nggak nih,”

Semuanya tentu menganggukkan kepala dengan semangat.

“Eh, btw gue ke toilet dulu ya. Kebelet.” Mika beranjak dari duduknya lalu bergegas keluar dari ruangan tersebut karena ada Panggilan alam. Ketika Mika keluar, ia merasa seolah ada yang mengikutinya.

Dan saat ia sudah mencapai toilet, sangat disayangkan toilet dalam keadaan kosong. Perasaannya makin tak enak saja. Mika berbalik. Gadis itu berteriak akibat terkejut. Tiba-tiba saja tubuhnya didorong masuk ke dalam salah satu bilik kamar mandi.

“Lo Apa-apaan sih," Protes Mika kesal.

Arga tak menjawab tapi tatapannya menghunus tajam Pada wajah Mika. Ia kemudian mengunci Pintu, sehingga sekarang mereka terkurung di dalam toilet yang sempit ini. Untungnya tidak bau seperti toilet sekolahannya.

“ Arga.”

Lagi Arga mendorong tubuh Mika ke belakang. Seketika punggung Mika merasakan sakit akibat terbentur dengan dinding toilet. Mika meringis Pelan lalu menatap Arga seolah mengatakan, lo udah gila ?

“Ga.”

“Susah banget sih dibilangin,” desisnya tajam sambil mendekatkan diri ke hadapan Mika yang membuatnya makin terjepit di antara dinding.

“Mau apa lo” tanya Mika Panik.

"Harusnya lo dengerin gue. Gue nggak Pernah suka sama cewek Peminum. Pa-”

“Padahal apa,” Mika memotong ucapan Arga

Arga berdeham Pelan. “Jangan Pernah minum lagi,” ujarnya Pelan tepat di telinga Mika.

“Nggak ada urusannya sama lo,” balas Mika tak mau kalah.

“Ada.”

“Apa,” Mika menatap tepat ke dalam manik mata Angkasa.

“Karena gu ..... "

“MIK, LO DI DALEM, KAN ? CEPETAN IH, LAMA AMAT DI TOILET," teriak Sela.

Keduanya yang kaget sontak saling menjauhkan diri.

“Iya, bentar,” sahut Mika sambil memandang Arga yang ada di hadapannya.

“Mau gue tungguin nggak,"

“Lo duluan aja."

Dan setelahnya Mika dapat mendengar suara hentakan sepatu yang menjauh. Mika mendorong Pelan tubuh Arga agar segera menjauh, namun Arga malah dengan sengaja melingkarkan lengannya pada Pinggul Mika dengan erat.

“Apa sih, Arga ? Sela udah nyariin, entar ketahuan,” ucap Mika kesal.

Entah kesal Pada Sela atau Arga, Mika dapat melihat kabut gairah di mata Arga belum hilang sepenuhnya sama sepertinya.

“Gue rasa gue bakal suka sama lo,” ujar Arga Pelan tepat di depan wajah Mika. Bahkan saat berbicara bibirnya menyentuh bibir Mika.

“Hah,”

“Gue suka lo.”

Tiga kata, tapi sangat bermakna di hidup Mika.

“Gue baru suka sama lo. Tapi nanti gue bisa Pastiin kalau gue bakal jatuh cinta sama lo.”

Mika mengerjapkan kedua matanya.

“Ekspresinya biasa aja. Atau mau gue cium lagi,” goda Arga dengan senyumnya. Mika lagi-lagi terpesona dengan senyuman itu. Apalagi dalam jarak sedekat ini.

“Mulai sekarang jangan Pacaran sama siapa Pun,” ujar Angkasa tegas.

“Ngerti,” tanya Angkasa lagi.

Pikiran Mika buntu, ia tak bisa berpikir banyak. Hingga Pada akhirnya, ia hanya mengangguk.

“Karena lo milik gue. Nggak akan ada satu Pun cowok yang bisa nyentuh lo selain gue.”

...•••••...

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

Ceritanya bikin Penasaran deh

2023-01-21

0

Anonymous

Anonymous

next ceritanya bikin Penasaran deh

2023-01-21

0

Anonymous

Anonymous

lanjut Thor

2023-01-21

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 51 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!