EPISODE 14 YOU DON'T JUDGE ME

RUMOR kedekatan Mika dengan Arga sudah tercium oleh siswa-siswi di sekolahnya. Tak terhitung banyaknya yang mengatakan selamat Pada Mika sejak ia masuk ke gerbang sekolah. Tapi tak jarang juga ada yang menatapnya seolah-olah itu adalah kabar Paling buruk sedunia. Arga orang super disiplin bisa berhubungan dengan Mika si cewek murahan. Tapi ya sudahlah.

Setelah semalam Arga mengutarakan Perasaannya, Mika belum juga tampak tenang, seolah-olah Perasaan Arga bisa saja berubah dalam waktu sekejap. Sepanjang jalan, Perasaannya sudah tak enak, entah hal apa yang akan terjadi nantinya.

“Lu tahu nggak,”

“Apaan,”

“Banyak yang bilang Kak Arga jadian sama si Mika.”

" Yang bener lu? Mika anak kelas 11 itu,”

“Iyalah. Orang yang namanya Mika di sekolah ini cuma satu.”

“Gue jadi mikir, nggak mungkin kan Kak Arga mau gitu aja jadian sama tuh cewek kalau nggak ada maksud apa apa. Lo tahu kan Pada dasarnya semua cowok sama aja ? Yang ada di otaknya cuma dada sama ************ doang.”

Lawan bicaranya mengangguk.

" Lagian Mika kan udah dikenal jadi cabe sekolah kita. Orang yang beda sekolah aja udah Pada tahu. Gosipnya, setiap yang jadi Pacar dia, minimal nggak mungkin nggak ngerasain bibir tuh cewek,” ucapnya seraya bergidik ngeri.

“Ini sih udah fix Kak Arga cuma manfaatin tubuh si Mika doang. Kasihan juga ya dia,” ujarnya.

“Di luar sana anak anak pada ngedoain semoga mereka Putus, dan gue setuju.”

“Orang baik akan berjodoh sama orang baik dan orang yang bejat ya, you know lah.”

Keduanya tertawa lebar.

Kuping Mika Panas mendengar Percakapan kedua cewek tadi. Tangannya mengepal erat. Lengah sedikit saja, Pasti dia akan memukul orang. Tapi semua yang keduanya bicarakan itu memang kenyataan. Mika memang murahan, dan ia baru menyesalinya sekarang.

“Mika,”

Mika menoleh pada orang yang memanggilnya. Ternyata orang tersebut adalah Arga yang tengah berdiri di hadapannya dengan memakai seragam basket. Mungkin ia akan latihan basket lagi.

“Lo kenapa,” Arga menatap Mika dengan raut wajah khawatir.

“Gue nggak kenapa-napa. Lo mau ke mana,”

Arga tersenyum. “Gue mau latihan. Ternyata minggu depan tesnya bakal dilaksanain. Lo dari mana,”

Mika mengangguk Paham. “Gue abis dari toilet.”

“Ya udah, gue latihan dulu, nanti Pulangnya bareng.” Setelah memberikan senyumannya, Arga bergegas berjalan menjauhi Mika.

Sedangkan Mika masih diam di tempat. Pada dasarnya Mika memang tidak Pantas bersanding dengan Arga. Mika Pun berjalan kembali menuju kelasnya.

“Lama amat. Boker ya lu,” celetuk Ibay di belakangnya sambil melemparkan tip-ex ke hadapan Mika sampai mengenai jidatnya.

“Sakit, Bangsat,” keluh Mika mengusap jidatnya.

“Lo Pikir tadi kagak sakit,”

Mika berjalan berdampingan dengan Arga. Arga memegang lengan Mika di depan anak-anak sekolahan.

“ Arga sumpah, gue malu,” ucap Mika Pelan.

Arga menoleh. “Lo malu jalan sama gue,”

Sontak Mika menggelengkan kepalanya. “Bukan gitu. Lo tahulah, gue ...”

“Gimana Pun elo, gue bakalan tetep cinta sama lo. Jangan dengerin omongan orang lain,” sela Arga tegas dan sedikit meremas jemari Mika.

Setelah sampai Parkiran keduanya masuk ke dalam mobil, tak ada yang memulai Percakapan. Hening.

“Mik....”

“Lo nggak tahu rasanya jadi gue,” cicit Mika dengan tangan meremas ujung rok span-nya, “semua orang nggak suka kita deket. Dan gue sadar diri buat berdampingan sama lo. Mau gimana pun lo bilang jangan dengerin omongan orang lain, selagi gue Punya telinga dan bisa denger, gue bakal tetep ngedenger itu semua.”

Arga diam, membiarkan Mika untuk mengeluarkan semua uneg-unegnya.

“Gue emang cewek murahan. Gue sering gonta-ganti cowok. Sedangkan elo? Lo cowok itu baik-baik. Kesannya kayak gue itu beda sama lo. Kita itu kayak bumi sama langit.” Mika menghirup oksigen dalam-dalam sebelum melanjutkan. “Gue baru ngerasain sesuatu yang namanya Penyesalan. Tapi mau gimana lagi, gue nggak bisa ngulang masa lalu walaupun gue mau.”

Arga menggenggam sebelah tangan Mika sedangkan yang satunya sibuk dengan kemudi. “Please, jangan dengerin omongan orang lain. Lo tahu kan setiap masalah Pasti bakalan berlalu ? Gue yakin, setiap kesedihan bakalan tergantikan sama kebahagiaan,” balas Arga. “Tugas lo cuma berada di samping gue sampe kapanpun,” lanjutnya. “Oke,”

Mika menghela napas lelah. “Tap—”

“Oke, Sayang,” ulang Arga dengan senyuman jahilnya.

“Oke,” ujarnya ragu.

“Semakin banyak yang nge judge, semakin banyak juga yang iri sama apa yang elo Punya. Itu artinya, lo setingkat lebih baik dari mereka,” ucap Arga seraya tersenyum.

Mika ikut tersenyum mendengar nya

“Iya.” Kemudian Mika tiba tiba terdiam lagi.

“ Arga lo nggak manfaatin tubuh gue doang, kan," tanyanya.

Arga mendelik kesal. “Siapa yang bilang,”

Mika diam.

“Kalau gue manfaatin tubuh lo, udah dari awal lo gue Perawanin. Tapi nyatanya nggak, kan,”

Mika masih diam.

“Baru aja gue bilang, jangan dengerin omongan orang lain,” lanjutnya dengan nada kesal.

“Ya udah sih, selow aja ngomongnya, jan pake urat juga,” balas Mika ikut ikutan kesal. Dia hanya bertanya, salah ?

Sebelah lengan Arga mengusap wajahnya kasar. “Iya maaf, gue kelepasan. Lagian gue kesel, orang kalau ngomong nggak Pake otak apa.”

“Orang kalau ngomong Pake mulutlah, masa Pake otak,” celetuk Mika.

“Iyain biar cepet.”

“Arga”

Arga kembali menoleh.

“Tapi lo bener kan nggak manfaatin tubuh gue doang,” Mika hanya ingin memastikan saja, agar ia bisa tenang.

“Kurang jelas apalagi sih omongan gue? Gue nggak sedikit Pun kepikiran ke sana.”

Dengan jawaban Arga barusan barulah Mika dapat merasa lega. Ia akan berpura Pura tuli dengan semua yang orang bicarakan. Selagi di sisinya ada Arga, Mika akan menentang dunia.

...••••...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***