liptink di bibirnya. Rambutnya ia kuncir satu dan terakhir ia memakai sepatu warna Putih yang senada dengan sweater-nya.
m
“Kan gue bilang bakal gue usahain. Berarti jadi.”
“Btw kita mau ke mana,"
“m
“Ada lagi,” tanya Pelayannya.
Arga menggeleng.
“m buat apa aja. Gitu, Sayang,"
Sayang ? Tuhan, makin lama Mika bisa mati karena baper. Seolah teringat sesuatu, Mika kemudian berucap, “ Arga lo ngapain ngeiyain omongan si Dono sih,”
“Dono siapa,"
“Itu lhooo yang di grup. Namanya Firdan.”
Arga langsung mengangguk mengerti. “Nggak Papa. Lagian foto itu bener, kan,”
“Ya nggak gitu juga ngomongnya. Tahu kan mulut mereka mah lemes.”
“Udahlah, itu urusan entar. Yang Penting makan dulu.” Setelah ucapannya barusan, Pelayan datang membawakan Pesanan keduanya.
“Katanya sekolah kita bakal ada Pencarian anggota basket buat masuk tim nasional ya,” tanya Mika disela-sela makanya.
Arga mengangguk.
“Lo kan anak basket. Ikut dong berarti,”
“Iya. Doain biar keterima,” sahutnya.
Arga
Siap-siap gue otw
m m
Gue di bawah
Mika
lo nggak ganti baju dulu
Arga
Nggak Gue bawa jaket
Tidak membalas, Mika meraih tas selempangnya kemudian berjalan menuju Pintu dan membukanya. Benar saja, mobil Arga sudah terparkir di halaman.
“Gue kira nggak jadi,” ujar Mika basa basi.
“Kan gue bilang bakal gue usahain. Berarti jadi.”
“Btw kita mau ke mana,"
“Lo maunya ke mana,”
“Terserah.”
“Makan dulu aja ya. Gue belum makan,” ujar Angkasa, Mika mengangguk.
Setelah sekitar 20 menit keduanya telah sampai di sebuah mall. Selain untuk makan, mereka juga berencana ingin berbelanja mingguan untuk mengisi kulkas.
“Mau makan apa,” tanya Mika.
“Entar aja deh. Lo udah makan,”
Mika menggeleng.
“Ya udah, ayo.”
Arga mendekatkan tubuhnya. Dengan mantap ia menggenggam tangan Mika. “Biar nggak ilang,” ujarnya.
Setelah sampai di restoran yang mereka Pilih random keduanya masuk dan memilih meja di Pojokan.
" Spageti beef dua, jus jeruk dua,” ujar Arga
“Ada lagi,” tanya Pelayannya.
Arga menggeleng.
“Tunggu sebentar ya, Mas, Mbak.”
Keduanya mengangguk.
“Pacar lo ada berapa,”
Aelah, nanyanya gitu banget, kayak nggak ada Pertanyaan lain aja, batin Mika.
“Nanya yang bermutu susah ya, Arga,” tanya Mika seraya mendengkus.
“Gue kan cuma tanya.”
“Gue nggak ada Pacar. Puas,”
Arga tersenyum. “Lagian udah punya suami tapi Punya Pacar itu, dosa.”
“Iya, Arga, iya.”
“Tadi abis rapat apaan,”
“Donatur.”
“Lah, bokap lo kan salah satu donator,”
Arga mengangguk. “Iya.”
“Udah, gitu aja rapatnya," tanya Mika kesal.
Arga terkekeh. “Tadi ngebahas apa aja kinerja sekolah ke Para donatur. Terus uang yang dikasih tuh diPake buat apa aja. Gitu, Sayang,"
Sayang ? Tuhan, makin lama Mika bisa mati karena baper. Seolah teringat sesuatu, Mika kemudian berucap, “ Arga lo ngapain ngeiyain omongan si Dono sih,”
“Dono siapa,"
“Itu lhooo yang di grup. Namanya Firdan.”
Arga langsung mengangguk mengerti. “Nggak Papa. Lagian foto itu bener, kan,”
“Ya nggak gitu juga ngomongnya. Tahu kan mulut mereka mah lemes.”
“Udahlah, itu urusan entar. Yang Penting makan dulu.” Setelah ucapannya barusan, Pelayan datang membawakan Pesanan keduanya.
“Katanya sekolah kita bakal ada Pencarian anggota basket buat masuk tim nasional ya,” tanya Mika disela-sela makanya.
Arga mengangguk.
“Lo kan anak basket. Ikut dong berarti,”
“Iya. Doain biar keterima,” sahutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Rio Rio
lanjut Thor jangan lama-lama
2023-01-24
0
Kea Kenzie
next Thor
2023-01-24
0
Bocah Gaming
kocak bgt dah jd inget masa putih abu th 2019
2023-01-24
0