l m
m
“m kayak lo kagak Pantes di dapur.” Kemudian Riko tertawa Puas.
Mika berdecak kesal.
“Eh, gue lupa bentar lagi ada janji. Ayo, Ko.” Sena Pun langsung naik ke atas motor Riko.
“Dadah Mika, ketemu lagi ya,” ujar Sena melambaikan tangannya.
“Iya, Kak. Hati hati ya.”
“Kalau ada waktu, jangan lupa LINE gue,” ucap Riko sebelum mengegas motornya.
Mika menghela napas lelah. Setelah sekian lama Arga belum juga datang menjemputnya, cowok itu mengirimkan Pesan via LINE.
...Arga...
...Sorry, gue ngga bisa jemput, Pelatih gak ngasih jeda istirahat. Lo Pulang sendiri ya...
ingin Mika berkata kasar Kenapa Arga tidak bilang dari tadi sih Setidaknya kalau Arga bilang tak bisa menjemputnya, ia tak akan membuang 45 menit berharganya. Pada akhirnya, Mika memesan gojek daripada menunggu angkot yang lewat.
“Gimana belajarnya ? Lancar,” tanya Arga ketika keduanya tengah duduk santai sambil menikmati acara TV,
Raut wajah Mika langsung berubah masam. “Nggak lancar sama sekali. Masa tadi gue dimarahin terus,”
Arga terkekeh. “Tandanya lo harus lebih belajar lagi.”
“ Arga udahan ah kursusnya. Gue belajar sama Mama aja, kan lumayan tuh, gratis, bisa ngehemat duit.”
“Nggak bisa Mika Gue udah bayar lunas,” balas Arga final. “Tadi, lo belajar masak apa,”
“Masak telor.”
“Terus, lo bisa nggak,”
Mika berdecak. “Gue sih bisa aja. Cuman ya, karena banyak orang, gue jadi nggak konsen. Ya udah, telornya gosong.”
Arga lagi lagi tersenyum. Lalu selanjutnya dapat Mika rasakan elusan di kepalanya.
" Nggak apa-apa namanya juga belajar. Tapi janji entar lo Pasti harus bisa.”
“ iya.”
“Lagian masa kita selamanya makan harus delivery mulu ? Kan boros.”
Mika mengangguk dan menyenderkan kepalanya Pada bahu Arga.
"Lo tadi gimana latihannya,”
Tangan Arga bertengger di bahu Mika.
“Kayak biasanya.”
“Tesnya di sekolah kita, kan,"
Arga mengangguk.
“Kalau lo nggak masuk, gimana,”
“Kok lo ngomong gitu ? Gue Pasti masuk,” ujar Arga mantap.
“Nih ya, Arga gue kasih tahu sama lo. Kalau sesuatu itu jangan terlalu diharapkan. Karena apa ? Karena, kalau lo udah berharap banyak dan lo nggak dapet apa yang lo harapkan, Pasti bakalan sakit. Mending lo santai, tapi tahu-tahu keterima.”
“Gini ya, Mika, gue kasih tahu. Kalau seseorang Punya kemauan yang besar, orang mana yang nggak berharap ? Berharap kan gratis, kenapa nggak,”
Mika hanya mengangguk-anggukkan kepalanya. “Gue kan cuman nanya, Arga sayang. Kalau lo nggak masuk, lo bakal gimana,"
Arga diam sejenak. “Kecewa. Pastinya gue kecewa banget. Kebayang nggak, kalau misalkan lo berharap banyak sama sesuatu dan ketika lo Percaya harapan lo udah di depan mata, Pada akhirnya lo nggak dapet apa apa. Menurut lo, gimana rasanya,”
“Sakit.”
“Tuh tahu.”
“Lo capek nggak,” tanya Mika karena mengingat Arga baru Pulang saat jam menunjukan Pukul 7 malam.
Arga mengangguk cepat. “Capek banget.”
“Mau gue Pijitin nggak,”
Mata Arga berbinar. “Mau, mau.”
“Duduk yang bener.”
Sontak Arga duduk dengan tegap. Kemudian Mika berjalan ke belakang tubuh Arga dan memposisikan diri untuk memijat bahunya. Lalu selanjutnya, tangan Mika memijat-mijat bahu Arga
“Enak nggak,”
Arga mengangguk. “Baru tahu gue kalau lo bisa mijit.”
“Gue emang nggak bisa masak, tapi kalau masalah mijit, gue jagonya.” Mika tertawa sendiri mendengar ucapannya.
“Iya deh iya, istri gue emang Paling Pinter mijit.”
...••••...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Daniel Daniel
jangan lama-lama Thor
2023-01-24
0
Daniel Daniel
next Thor
2023-01-24
0
Rara Rara
next Thor
2023-01-23
0