EPISODE 19 TERBAGI DUA

SESUAI Permintaan Arga, mereka tidak Pulang bersama. Tapi Mika juga tak Pulang bersama Ibay, Satya, ataupun Firdan. Ini semua akibat Riko yang tiba-tiba menchatting Mika, mengajaknya jalan-jalan dan ingin meneraktir.

Mika menoleh. “Kaget, anjir,"

Riko dengan wajah tanpa dosanya nyengir. “Ya udah, ayo.”

Mika mengangguk lalu menghampiri motor sport Riko dan menaikinya.

“Udah siap,”

Mika melingkarkan lengannya di Pinggang Riko karena memang hal tersebut sudah menjadi kebiasaan untuknya. “Udah.”

Setelah itu, Riko mengegas motornya.

“Pelan-pelan, anjir. Ada Polisi mampus lu,” teriak Mika keras-keras tepat di kuping Riko.

Riko langsung nyengir. “Takut tuh sama Allah, Mik, bukan sama Polisi.”

“Sok banget, anjir. Tiap malam keluar masuk kelab, masih inget Allah lo,”

“Mau ke mana kita,”

“Lo yang ngajak, ya lo yang tentuin tempatlah,” jawab Mika. “Inget ya, Perjanjiannya lo yang traktir gue,” lanjutnya.

“Ya ampun, gue kagak lupa. Lu lagi kere apa gimana ? Niat banget minta traktiran.”

“Sialan,”

“Sekarang gue jarang lihat lo di kelab. Pindah tempat, apa gimana,”

“Udah jarang gue.”

“Ceritanya tobat nih,” Riko terkekeh.

“Ngejek ae lu mah.”

“Maen ke apart gue, yuk,” ajak Riko.

" Ogah ! Ngapain ajak-ajak ke apartemen Mau macem-macem kan lo,” tuduh Mika.

“Kotor banget sih otak lo, anjir.”

“Ya lagian, maen ajak-ajak anak gadis ke apartemen.”

“Emang masih gadis lu,”

“Bacot.”

“Udah nyampe, turun,” ujar Riko.

Mika dengan segera meloncat turun dari motor Riko. “Ujung-ujungnya ke mall,” celetuk Mika.

“Ya terus, mau ke mana lagi,” tanyanya sambil melepas helmnya lalu turun dari motor.

“Ya, masalahnya gue nggak bawa jaket, Entar kalau ada yang kenal, kan malu gue,” rutuk Mika.

“Masih Punya malu emang,"

“Lu ngajak ribut banget sih.” Mika memukul bahu Riko keras.

Riko terkekeh lalu membuka jok motornya. “Tuh, Pake.” Riko melemparkan hoodie hitam miliknya Pada Mika. Mika dengan cekatan menangkapnya.

“ ini kegedean banget,” keluh Mika setelah merentangkan hoodie milik Riko yang kebesaran.

“Banyak maunya ya lo. Heran, gue.”

Mika memanyunkan bibirnya lalu memakai hoodie tersebut dengan terpaksa.

“Nah, kalau gitu kan cantik.”

“Lah, lo nggak Pake jaket atau apa gitu,”

“Jaketnya udah lo Pake, Cantik.”

“Ya, maksud gue, lo nggak ada lagi apa gimana,”

“Ya, buat apa gue bawa dua jaket ke sekolah,” Riko mengulurkan sebelah tangannya. Mika yang mengerti maksudnya lalu menerima uluran tangan Riko.

Ia tidak main belakang, kan ? Mereka hanya berteman. Tolong ingatkan jika sudah berlebihan.

Mika Pulang tepat ketika jam menunjukkan Pukul 5 sore. Ia tak berniat Pulang malam, mengingat kondisi Arga yang masih belum sembuh total. Tadi Riko mengantarkannya sampai depan komplek dengan dalih ia ingin berjalan-jalan sebentar. Dan tanpa curiga, Riko mengiyakan dan semuanya selesai.

Kini keduanya tengah terduduk di sofa dengan televisi yang menyala. Arga dengan sengaja merebahkan kepalanya di atas Paha Mika.

“Btw kruknya kapan dilepas,”

“Gimana udah enaknya aja,” sahut Arga

Mika mengangguk.

“Tadi, lo ke mana dulu," tanya Arga

“Ke mall,” jawab Mika spontan.

“Elus dong.” Arga membawa sebelah lengan Mika ke atas kepalanya.

Tiba-tiba sebelah lengannya lagi digenggam erat oleh Arga. “Lo tetep di samping gue ya. Gue udah terlanjur sayang,” ujar Arga lalu membawa lengan Mika Pada bibirnya mengecupnya.

“Apaan sih, anjay.”

“Nggak apa-apa, sekali-kali alay.” Arga terkekeh.

Mika ikut terkekeh. Arga terus menciumi Punggung tangan Mika dengan gemas.

“Mau jadi kanibal lo," sentak Mika ketika dirasa lengannya digigit oleh Arga

“Gemes gue sama lo.”

“Gemes apa nafsu,”

Arga lagi lagi terkekeh. “Ya nggak apa-apa lah sama istri sendiri.”

“ Arga lo malu nggak Punya cewek bego macem gue ? Secara lo kan Pinter.”

“Makanya belajar, biar Pinter. Terus lo nggak ngerasa minder jalan sampingan sama gue.”

“Ya udah, iya, gue emang bego.”

“Apa lo mau gue masukin les matkul,”

“NGGAK,”

Arga tertawa mendengarnya.

...••••...

Karena kondisi kaki Arga masih belum sembuh total, mengharuskan setiap Paginya mereka menaiki angkot. Alhasil keduanya selalu tiba kepagian di sekolah.

“Hayo, lagi lamunin apa,”

“Gila lo ya, Kak, bikin kaget orang aja.” Mika sewot dan Boby tertawa lebar.

“Puas lo lihat orang menderita,” tanya Mika sarkastik.

“Selow, Neng, masih Pagi.”

Mika mendengkus kesal.

“Btw lo lagi semedi, apa gimana Diem mulu.” Boby meledek.

“Ya terus, gue harus ngapain ? Kagak ada orang, kalau gue ngomong sendiri, itu namanya orang gila.”

Boby terkekeh. Lalu akhirnya hening.

“Dek, lo kemaren, jalan sama siapa,” tanya Boby tiba tiba serius.

Mika mengerutkan dahi. “Kapan Kak,”

“Kemaren sore, di mall. Sama cowok.”

“Ngg ... itu...”

“Jujur aja, Dek. Gue udah tahu.”

Mika menggeleng. “Lo jangan mikir macem macem, Kak. Gue kemaren jalan sama temen kok.”

“Yakin temen ? Kok Pegangan tangan segala,”

“Lo ngikutin gue ya,” Mika memicingkan kedua matanya.

Boby nyengir. “Awalnya gue kira lo lagi jalan sama Arga, makanya gue ikutin. Eh tahunya bukan, ya udah gue kepo tuh, gue ikutin deh.”

“Ish ! Lo tuh nyebelin ya, Kak.” Mika memukul bahu Boby.

“Lo nggak lagi maen belakang kan, Dek,”

“Apaan sih. Gila aja! Sumpah deh, Kak, kita cuma temenan doang.”

Boby tersenyum. “Gue bakal lupain kejadian kemaren dan terus tutup mulut. Lo tenang aja.”

“Ya terserah sih lo mau bilang yang laen juga. Orang aslian gue kemaren jalan sama temen doang.”

“Ya udah, iya. Kapan gitu ya cowok bisa menang adu bacot sama cewek,”

“Makan.”

“Hayo, lagi Pada ngapain,” Tiba-tiba Ibay datang dan mengambil Posisi duduk di tengah tengah keduanya.

“Apa sih, Anjing ! Rusuh Pagi-pagi,” Protes Mika menoyor kepala Ibay.

Ibay nyengir. “Lagi pada ngomongin apa sih? Serius amat. Padahal, seriusnya ntar aja, kalau lagi UN.”

“Bacot ya, lu,” keluh Boby. “Udah ah, gue mau balik ke kelas. Bye.” Boby beranjak lalu meninggalkan keduanya.

Ibay dan Mika saling Pandang.

“Idih, ngapain lihat-lihat gue. Gue gans ya,”

“Awkarin naek kopaja. iyain aja,” ujar Mika lalu beranjak dari duduknya dan masuk ke dalam kelas yang sudah mulai terisi.

...•••••...

“Si Satya kacang lupa kulit banget anjir kalau udah Punya cewek, nggak inget apa susah blangsak sama siapa.”

“Bacot asu ya, lo tinggal cari cewek apa susahnya sih ? Kelamaan jomblo, jadi kagak laku.” Mika meledek.

“Bukan nggak_laku, lagi nyari yang bener bener serius. Gue mah anti maen-maen club orangnya.”

“Serah lu, Bay, Pusing gue Punya temen cem lo.”

“ ini kita kerasukan jin apa coba, masuk ruang keramat kek gini,” ujar Mika.

Keduanya tengah berada di Perpustakaan. Entahlah bagaimana ceritanya, tapi yang tersisa hanya mereka berdua saat ini. Yang terpenting, alasan terbesar kenapa mereka memilih Perpustakaan daripada tempat lain adalah karena sinyal Wi Fi nya yang Paling bagus dan kencang.

“Lebay bet dah lu.”

“Bay, mau gue comblangin nggak ke temen cewek gue,”

Ibay mendongak. “Kagak mau Temen cewek lo kan nggak bener semua, termasuk lo.”

“Bangsat ya lo, Bay, Padahal gue berniat baik sama lo.”

Ibay terkekeh.

“Bay, lu lagi lihat apaan dah ? Serius bener,” ujar Mika kepo karena sejak tadi Pandangan Ibay tidak lepas dari layar gadget nya.

“Jan kepo, entar suka.”

“Anjing kalau dibaikin suka ngegigit majikannya ya, Bay.”

Ibay diam. Tanpa Pikir Panjang Mika lantas merebut handphone nya yang ada Pada genggaman Ibay.

“Siniin, Bege,” Ibay mencoba menggapai handphone nya yang ada di genggaman Mika. Mika melihat apa yang ada di layar handphone Ibay dan ia sontak tertawa keras.

“Ssttt ... ssttt ...”

Mika yang mendapat teguran secara halus sontak langsung mengecilkan volume tawanya.

“Ngajak ribut ya lo, Njing," Ibay sewot.

“Bay, sumpah ya. Saking nggak lakunya, lo sampe buka aplikasi jodoh jodohan.” Mika lanjut tertawa.

Ibay yang kesal lalu merebut kembali handphone nya. “Serah gue dong,” ketusnya.

“Udahlah, lo mau aja gue kenalin ke temen gue,” ujarnya setelah tawanya mereda.

“Ogah,”

“Ngeyel ya lo. Ngenes banget jadi lo, mendingan juga si Satya, buluk buluk gitu, dia udah laku.”

“Udah sih, jan urusin gue. Nggak ada untungnya juga buat lo.”

“Cie, ngambek.”

“Kagak, anjir ! Gue bukan banci.”

“Tumben kalian ke sini. Kesambet setan apa," ujar seseorang mengagetkan keduanya.

“Nemenin si jones nge-Wi-Fi nih. Emang ya, si Ibay itu udah jomblo, kere, hidup lagi. Heran gue, harusnya orang kek gitu dimusnahin aja,” ujar Mika.

Farhan terkekeh lalu duduk di samping Ibay. “Sabar, Bro. Tanpa Pacar, dunia lo nggak bakalan kiamat.”

Ibay tersenyum Penuh haru. “Han, emang ya, lu tuh definisi teman Paling Pengertian.”

“Najis ! Kagak segitunya juga kali,” ujar Mika.

“Sirik aja sih lu. Hidup lo kurang ya kalau kagak nyinyirin orang laen.”

“Dia mah nethink mulu sama gue, Han. Temen nggak tahu diri ya kek gitu.”

“Udah ah, berisik mulu. Di Perpustakaan juga.” Farhan melerai.

“Lah, lu ngapain ke sini,” tanya Ibay.

“Ya sama kek kalian, nyari Wi-Fi kenceng,” jawab Farhan sambil terkekeh.

...•••...

Terpopuler

Comments

Diva Diva23

Diva Diva23

jangan lama-lama Thor updatenya

2023-01-25

0

Rara Rara

Rara Rara

next Thor

2023-01-25

0

Kea Kenzie

Kea Kenzie

jangan main belakang Mika

2023-01-25

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 51 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!