EPISODE 20 HOT NEWS

HARI ini adalah jadwal Mika untuk mengikuti kelas memasak dan Mika datang sendiri ke tempat tersebut karena Arga tidak bisa mengantarkan.

“Buset! Lagi apa lo," tanya Mika kaget ketika melihat Riko duduk di depan ruang kelas memasak.

“Nunggu kakak guelah,” jawabnya.

“Selow, Bos,” sahut Mika.

Riko terkekeh. Mika berjalan melewati Riko begitu Saja.

“Mik, cabut yuk,” ajak Riko tiba-tiba.

“Ogah.”

“Lo takut ketahuan nyokap lo, kan Tenang aja, selagi dia kagak tahu, lo aman.”

Sebenarnya Mika enggan mengikuti kelas masak jika tidak dipaksa Arga. Lebih baik main daripada ikut kelas masak yang membosankan ini.

“Ayolah, gue traktir lagi deh. Mumpung gue ada duit nih, entar keburu abis.”

“Setan ya lo, ngehasut orang.”

Riko hanya tertawa karena tahu Pasti Mika akan termakan bujukannya

“Kuy deh,” ujar Mika.

Riko nyengir. “Kuy.”

Selagi Arga tidak tahu, tidak masalah, kan ? Hanya sekali ini saja.

...•••••...

...Mika...

...Arga lo di mana...

Jam sudah menunjukan Pukul 7 malam, tapi Arga masih belum menunjukan batang hidungnya atau sekadar memberinya kabar.

...Arga...

...Gue lupa kabarin elo, gue ada rapat sampe malam banget. Kayaknya gak Pulang gue nginep di rumah temen....

...Mika...

...Yaudah ati-ati...

...••••...

...Riko...

...Berangkat bareng kuy...

Gila nih si Riko, Pagi-Pagi udah LINE aja batin Mika. Mika sendiri telah siap dengan Perlengkapan sekolahnya. Jam juga sudah menunjukkan Pukul 6.30.

...Mika...

...Males liat muka lo, gimana dong...

...Riko...

...Jan gitu bentaran lagi juga suka lo sama gue...

...Mika...

...Awkarin naek kopaja, iyain aja...

...Riko...

...Otw nih ya...

...Mika...

...Yaudah...

...Riko...

...Gue udah di depan komplek lo...

...Mika...

...Gila Niat bet lo jemput gue...

Mika bergegas berangkat dan berjalan sekitar 5 menit hingga sampai ke depan kompleks.

“Selamat Pagi, calon Pacar gue,” sapa Riko dengan senyum manisnya yang langsung menampilkan lesung Pipit di Pipinya.

“Udah ah, ayo, bentar lagi masuk.”

Riko memberikan helm pada Mika. Dengan cepat Mika memasangnya lalu menaiki motor Riko.

“Udah siap,”

“Udah.”

“Berangkattt,”

Sebenarnya sekolah Mika berlawanan arah dengan sekolah Riko. Makanya Mika selalu merasa tak enak jika Riko ingin menjemputnya.

“Turunin gue di sini aja deh. Sekolah lo kelewat tuh,” ujar Mika.

“Ya elah, bentar lagi juga nyampe. Sekalian mau nongkrong di warung depan sekolahan lo.”

“Mau cabut ya lo,”

Riko mengangguk. “Iya dong. Belajarnya entar kelas 12 aja. Sekarang, seneng-seneng dulu.”

“Stress ih.”

Riko terkekeh. “Mik, lo lagi nggak Pacaran, kan,”

“Kenapa ? Mau nembak ceritanya,”

“Ya kali, nggak elit banget nembak di sini. Cuman nanya doang gue.”

“Tapi otw nembak, kan,”

Riko nyengir. “ iyalah. Sekarang kan lagi fase PDKT-an dulu kita.”

Mika hanya berdeham Pelan. Sebenarnya Mika tak enak Pada Riko. Ingin menjauh namun Riko terlalu baik. Tapi kalau dilanjutkan, Mika juga sudah Punya Arga

“Cari cewek lain aja sono.”

“Ngapain nyari kalau udah ada di belakang gue,”

" Ish, lo tuh ya.” Mika mencubit Pelan Pinggang Riko hingga menyebabkannya meringis Pelan.

" Ati-ati aja lu harepin gue. Tahunya sama gue diduain.”

“Nggak apa-apa. Lo bebas mau ngeberapain gue yang Penting cintanya sama gue.”

“Sarap ih. Udah ah, berhenti. Sekolah gue, tuh.” Mika menunjuk sekolahnya yang sebentar lagi akan terlewati.

“Lah, kenapa di sini ? Kenapa nggak di depan aja,"

“Nggak mau. Gue Punya gebetan.” Bohong Mika tentu saja.

Kalau sampai Arga atau teman temannya Arga tahu, bisa Panjang urusannya.

Riko berdecak, memberhentikan motornya di tempat yang Mika mau. Mika turun lalu membuka helm nya dan memberikannya Pada Riko.

“Thanks ya, Rik.”

“Pokoknya Persiapin diri, gue otw nembak.”

“Tap—”

“Gue duluan,” selanya lalu Pergi.

Mika menghela napasnya dan memutuskan untuk berjalan menuju gerbang sekolahnya dengan pikiran yang berkecamuk.

“Berangkat sama siapa,"

Mika mendongak dan mendapati Arga tengah berdiri di depan gerbang sekolah. Mungkin jadwal jaga diorganisasi OSIS nya hari ini.

Aduh, Arga lihat nggak ya," batin Mika sedikit resah.

“Naek ojol.”

Arga tersenyum. “Sorry ya, nggak bisa bareng. Gue semalam sibuk banget.”

Mika menghela napasnya lega. Syukurlah Arga tidak melihatnya.

"Nggak apa-apa lagian bentar lagi kan lo sertijab.”

“Mau bareng nggak ke kelasnya,” tawarnya.

“Lo kan lagi jaga.”

“Nggak kok. Gue cuman nemenin yang lain doang.”

Arga menghampiri teman OSIS nya lalu membisikkan sesuatu. Lalu selanjutnya kembali menghampiri Mika.

“Ayo.”

Mika mengangguk mengiyakan, dengan sigap Mika memapah tubuh Arga

“Tongkat lo mana,"

“Udah nggak Pake.”

“Udah nggak sakit,” tanya Mika menatap wajah Arga dari samping.

“Dikit lagi.”

“Lo udah sarapan,” tanya Mika.

“Belom.”

“Mau gue beliin sarapan apa,”

Arga menyeringai. “Gue maunya elo.”

Mika langsung mencubit pinggang Arga, “Masih Pagi, Pak.”

Arga terkekeh. “Kayaknya dua harian lagi kruk gue bisa dilepas.”

“Ya udah, dua hari lagi kita otw rumah sakit,” ujar Mika.

“Mau gue anterin sampe atas,”

“Kan gue yang mau anterin lo.” Arga lalu membelokkan langkahnya ke koridor kelas sebelas.

“Terus, nanti lo naek tangganya gimana ? Udah nggak bawa tongkat lagi.”

“Udah sih, selow.”

Mika berdecak. “Ya udah, sampe depan aja,” ujar Mika ketika keduanya telah sampai di depan kelas Mika.

“Ya udah. Belajar yang bener, biar Pinter,” ujar Arga mengusap Pelan rambut Mika.

“Udah kepalang bego, ngapain belajar,”

“Aduh,”

Mika mengusap jidatnya yang terkena sentilan Arga

“Nggak boleh gitu.”

“Ya udah, iya. Lagian, gue becanda elah.”

“Entar istirahat ke kantin bareng.”

“Hmm.”

“Ya udah, gue balik ke kelas.”

Mika mengangguk. Mika lalu masuk ke dalam kelas. Di dalam kelas sudah ramai karena jam sudah menunjukan Pukul 7.00 Namun kali ini ributnya berbeda, tidak seperti biasanya.

“Na, ada apa sih ? Ribut amat,” tanya Mika Pada Raina yang tengah membaca buku.

Raina mengendikkan kedua bahunya. Begini kebiasaan Raina, kalau sedang membaca buku, sulit diganggu. Mika menoleh ke belakang meja, di mana terdapat Ibay dan Satya yang ketawa tidak jelas.

“Sat, ada apaan rame gini,”

“Biasa, anak cewek Pada lebay kalau ada anak baru, apalagi anak barunya cowok.”

Mika manggut manggut.

“Lah, terus hubungannya sama kelas kita apa,”

“Dodol ya, Punya temen. Kalau ramenya di kelas kita ya berarti, anak barunya bakalan di kelas kitalah. Gitu aja kagak tahu,” ujar Ibay ngegas.

“Selow, Bos. Ngomongnya kagak usah Pake urat juga kali.”

“Gue mah udah biasa. Elonya aja yang lebay. Dasar, Cabe,”

“Mulutnya Pengen banget gue remes ya, lo.”

“Untung Raisa sabar,” sela Mika mengelus dadanya.

“Be, jalan kuy,” ajak Satya tiba tiba.

Dahi Mika mengerut. “Tumben lo ngajakin gue.”

“Ya mau ajalah, mau nggak ? Padahal udah niatan mau traktiran gue.”

“Ye, siapa juga yang bilang nggak mau,” sergah Mika cepat cepat. “Gue maulah, kalau ada traktirannya mah.” Mika nyengir.

“Lah, gue kagak diajak apa,” tanya Ibay.

“Nggak Cari cewek sono,” jawab Satya.

“Terlalu sadis caramu, Mas,” seloroh Ibay mendramatisir.

Mika tertawa geli di tempatnya. Biarlah, Ibay sesekali harus diberi Pelajaran.

...••••...

Terpopuler

Comments

Daniel Daniel

Daniel Daniel

jangan lama-lama Thor

2023-01-25

0

Rio Rio

Rio Rio

lanjut Thor

2023-01-25

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 51 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!