Taman Tokyo University of Art...
Sakura menatap judes ke Raffa Moretti yang tersenyum lebar bisa mencium pipi chubby itu. Sejurus kemudian, wajah senang Raffa menghilang setelah sebuah bogem melayang di wajah tampannya.
"Oh Shiiittt Sakura!" umpat Raffa sambil memegang wajahnya yang terkena tinju gadis imut itu.
"Makanya jangan nyosor! Macam soang saja! Masih cakep soang daripada kamu muka rata!" bentak Sakura kesal. "Back off you jerk!" Sakura menendang tulang kering Raffa dengan sepatu Christian Louboutin nya hingga pria itu tersungkur. Setelahnya gadis itu berjalan meninggalkan Raffa Moretti yang mengusap kakinya.
"Sakura! Tanggung jawab!" teriak Raffa yang kesakitan.
Tiba-tiba sepasang sepatu hitam mengkilat berada di hadapan Raffa yang masih berlutut satu kaki memegangi tulang keringnya. Raffa mengangkat wajahnya dan melihat wajah dingin Hideo disana.
"Saya ijinkan Sakura berbicara dengan mu secara pribadi. Hanya bicara, bukan kamu cium seenaknya!" ucap Hideo dingin membuat kuduk leher Raffa meremang.
Ya ampun, meskipun sudah bukan pemimpin Silver Shinning, aura ayah Sakura kok masih menyeramkan?! - batin Raffa.
"Mulai detik ini, jauhi Sakura!"
Raffa berdiri dengan sedikit meringis. "Maaf, Signor Park. Saya tidak akan menjauhi Sakura sampai kapanpun! Karena Sakura akan menjadi istri saya."
Hideo mendekati pria yang lebih tinggi darinya. "Saya yang tidak akan mengijinkan Sakura bersama kamu, maupun dengan kakakmu itu! Nama Moretti bukan kandidat yang bagus!"
"Anda akan lihat nanti. Sakura pashi akan menjadi pasangan hidup saya. Kalau perlu saya melamar Sakura sekarang juga..."
Hideo menarik kerah baju Raffa. "Kamu jangan macam-macam disini! Saya tidak akan menerima lamaran kamu, maupun Alessandro! Begitu juga Sakura yang tidak akan bersama kamu atau kakakmu!"
Hideo melepaskan cengkeramannya. "Jangan pernah menemui Sakura lagi!" Pria berdarah Korea dan Jepang itu berbalik meninggalkan Raffa yang masih bersikap cool. "Oh satu lagi!" Hideo menoleh ke Raffa. "Tarik pengawal kamu sebelum aku kirim ke Empang milik keluarga Bianchi!"
Raffa melongo. Bagaimana Hideo Park tahu?
Hideo pun berjalan menuju ke Sakura yang sudah menunggu bersama dengan Fayza dan Shinichi.
***
Milan Italia
PYAAARRR!
Vas dari kristal itu pun pecah berantakan akibat dilempar oleh Alessandro ke dinding kamar apartemen nya.
"Raffa brengseeekkk! Beraninya dia mencium Sakura!" teriak Alessandro penuh emosi. Barusan pengawal miliknya yang memang dikirim untuk mengawal dan mengawasi Sakura, mengirimkan sebuah video yang menunjukkan adiknya berbicara berdua dengan Sakura dan setelahnya Raffa mencium pipi gadis itu.
Meskipun setelahnya Sakura memberikan bogem dan menendang tulang kering Raffa, tapi tetap saja Alessandro tidak terima dirinya dilangkahi oleh adiknya dua step ke depan.
"Awas kau Raffa! Aku habisi kau!" Mata coklat Alessandro berkilat marah.
***
Kamar Sakura Kediaman Park
Sakura merebahkan tubuhnya yang penat setelah tadi di mobil sang appa marah luar biasa. Hideo jarang marah tapi sekalinya marah menyeramkan.
Masih untung si muka rata nggak langsung di dor sama appa terus dicincang dan dilempar ke Empang nya bang Lukie. Duh, mana mommy tadi juga ikutan marah pulak! Sakura menutup wajahnya dengan punggung tangan dan rasanya ingin mengirim muka rata pakai roketnya Shinichi ke Merkurius sekalian biar gosong!
Suara ponselnya membuat Sakura meraba-raba nakasnya dan menggeser tombol hijau tanpa melihat siapa yang menelpon.
"Halo..."
"Sakura..."
Mata hijau Sakura terbelalak mendengar siapa yang menelponnya. "Kamu beneran cari mati!"
"Jangan dong Sakura, kita kan belum menikah."
"Woooo dasar Rai gedhek ( muka tembok )! Njaluk dipites tenan macam tumo ( Minta dipencet beneran seperti kutu )!" omel Sakura yang ketularan Oma Josephine dan Oma Marissa kalau sudah ngomel memakai bahasa Jawa.
"Apa? Kamu ngomel pakai bahasa apa, sayang?" kekeh Raffa yang merasa geli mendengar ucapan kacau Sakura. "Kamu kalau marah-marah, tampak menggemaskan!"
"Kamu minta kepala kamu bolong sama Glock appa atau mommy?"
Raffa terbahak. "Sakura sayang, aku cucu mafia, darahku mengalir jiwa mafia jadi aku tidak pernah takut apalagi ditodong sama calon mertua."
Sakura melengos sebal. Makin Ngadi Ngadi deh muka rata!
"Sakura, sebelum aku pulang, kita kencan dulu yuk!"
"Heh muka rata ini memang ya! Dibilang kamu itu tidak boleh menemui aku kok masih ngotot sih!" bentak Sakura.
"Demi mendapatkan kamu, apapun aku lakuin."
"Termasuk potong itu kau punya burung?"
Raffa melongo. "Apa maksudmu Sakura?"
"Jika kamu memang ingin menjadi pasangan aku, burung kau harus dipotong! Huahahahaha!" gelak Sakura durjana.
"Kejam kau Sakura!"
"Kau ngajak bicara dengan anak keturunan mafia, cucu Yakuza. What do you expect ( apa yang kamu harapkan )?"
"Sakura, kalau burungku dipotong, bagaimana kita buat anaknya?"
"Pikir saja sendiri!" balas Sakura judes dan langsung mematikan panggilan Raffa. Mood Sakura sedikit naik setelah membuat Raffa bingung. Mumet mumet deh sono!
***
Rumah Benigno Moretti.
Raffa tampak terpekur di kamarnya. Apa maksudnya dengan burungnya dipotong?! Aku dikebiri gitu? Tunggu... Raffa mulai mencari tahu tentang keluarga Sakura dan baru tahu persyaratan jika harus masuk ke keluarga besarnya.
Khitan? Ternyata khitan? Yang dipotong sedikit ujungnya saja? Tidak semuanya? Rahang Raffa mengeras menahan amarah. Ya ampun gadis itu!
"Sakuraaaaa! Awas kauuuu!"
***
Kamar Sakura di kediaman keluarga Park
"Haaaattssyyiinnggg!" Sakura mengusap hidungnya yang tiba-tiba gatal. Setelahnya dirinya cekikikan karena tahu pasti Raffa marah-marah memikirkan miliknya, aset bangsanya harus dipotong habis.
"Salah siapa nanya sama aku? Blasukkan saja lah!" kekeh Sakura sambil mengambil kapas untuk membersihkan wajahnya. Setelah itu Sakura memakai masker di wajah seperti kebiasaa rutin sebelum tidur.
Ponselnya berdering lagi membuat Sakura mengangkat nya karena mengira kalau yang menelpon Raffa Moretti.
"Benar kan muka rata? Punya mu harus dipotong habis" kekeh Sakura sambil terpejam.
"Apanya yang dipotong habis, Tesoro?"
Mata Sakura terbuka dan melihat ponselnya yang mode video. Tampak wajah Alessandro disana dan pria Italia itu terkejut melihat wajah Sakura yang mengenakan masker hello Kitty.
"Astagaaa! Sakura! Apa itu di wajahmu!" seru Alessandro yang akhirnya tersenyum geli melihat gadis itu cemberut.
"Apa kamu tidak lihat aku pakai masker? Beneran deh, tidak kamu, tidak muka rata, sama-sama nyusahin! Heran, ibumu ngidam apa sih sampai punya dua anak super menyebalkan!" omel Sakura sambil melepaskan maskernya karena pasti berkerut akibat dia marah-marah.
"Jangan bawa-bawa mommy kalau soal itu."
"Lha kamu memang nya lahir dari mana kalau bukan dari Bibi Marjorie? Masa dari batu? Macam Malin Kundang saja kau! Eh tapi Malin Kundang dikutuk jadi batu sih..." gumam Sakura tidak jelas.
"Kamu bicara apa Sakura?"
"Ngromyang ( ngomel )!"
"Sakura sayang, janganlah kamu memakai bahasa yang aku tidak paham" pinta Alessandro lembut.
"Oh, justru itu aku sengaja! Karena kamu tidak akan tahu dan sadar kalau aku maki-maki kamu kan?" gelak Sakura durjana.
"Sayang aku di Milan. Kalau kamu berada di hadapanku, sudah habis bibirmu aku *****!" ucap Alessandro dengan nada rendah yang membuat Sakura merinding.
***
Yuhuuuu Up Malam Yaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Murti Puji Lestari
naaahhh bener kan ngak kena banting tapi bogem mentah...
mantab sakura..
2024-12-06
1
Murti Puji Lestari
perlu tambahan kosakatanya,sakura.. 😂😂😂
2024-12-06
1
Murti Puji Lestari
ha ha ha 😂😂😂😂
dasar kembang kantil
2024-12-06
1