RR's Meal West End London
Sakura menatap tajam ke arah Alessandro yang ucapannya makin ngaco tingkat kampung durian runtuh. Siapa juga yang mau nikah sama pria sok Casanova begini?!
Alessandro menatap lembut dan mesra ke arah gadis berpipi chubby yang tampak memerah itu. Tunggu ini memerah karena malu atau marah ...
"Addduuuhhh!"
Fix! Marah! Alessandro menatap tidak percaya gadisnya menendang tulang keringnya dengan sepatu boot yang dikenakannya.
"Jangan ngomong sembarangan! Jika appa ku dengar, habis kau!" hardik Sakura gemas.
Alessandro hendak mengucapkan sesuatu tapi pelayan sudah datang membawakan makanan yang mereka pesan.
"Awas kau Tulip! Menendang kaki calon suami itu tidak baik..." senyum Alessandro.
"Dih! Mulai ngadi-ngadi!" gerutu Sakura. "Sepertinya kamu salah posisi tidur semalam jadi otakmu error."
"Aku tidak apa tadi...?" Alessandro merasa geli mendengar ucapan Sakura yang sering tidak jelas memakai bahasa apa.
"Ngadi-ngadi! Artinya mengada-ada... meskipun dalam bahasa Jawa artinya beda..."
"Kamu itu kok menggemaskan?" senyum Alessandro yang mengulurkan tangannya hendak mengelus pipi Sakura tapi gadis itu menghunuskan garpunya.
"Nggak usah macam-macam deh!" Sakura menatap tajam ke Alessandro yang tertawa melihat bagaimana sok serius nya gadis itu.
"Jujur Tulip, kamu bukan wanita pertama aku tapi aku ingin menjadikan kamu sebagai wanitaku satu-satunya selamanya."
"Why?"
"Kita memang masih muda, tapi entah mengapa aku merasa kamu itu jodohku."
Sakura menatap Alessandro datar. "Dengar manusia spidol, bisa jadi perasaan kamu itu hanya karena kamu tidak mau bersaing dengan muka rata. Kalian terbiasa berkompetisi satu sama lain. Disaat muka rata tertarik padaku, kamu tidak mau kalah juga. So, kita tunggu sampai dua tiga tahun ke depan, apakah kamu masih memiliki perasaan yang sama padaku atau tidak. Sometimes, perasaan menggebu - gebu itu menghilangnya juga cepat..."
Alessandro terkejut mendengar penolakan Sakura yang terdengar halus. "Kamu menolak aku Sakura?"
"Aku katakan sekali lagi, Uno, aku tidak... Ralat, aku belum tertarik dengan yang namanya asmara atau apapun yang berbau romance karena aku baru 20 tahun, aku masih banyak mimpi yang ingin aku raih. Kakakku di usia 22 mau 23 sudah menjadi peneliti meskipun kelakuannya aneh begitu macam keempat tokoh The Big Bang Theory. Tapi aku? Aku masih ingin menjadi pianis macam opa dan Oma buyut ku, bisa bermain di Broadway, West End, Hyde Park... memiliki konser sendiri... Dan itu tidak akan aku dapatkan jika harus dipusingkan dengan kehidupan asmara yang amburadul!"
Alessandro menatap gadis cantik yang tampak serius dan dia mengakui meskipun masih muda, Sakura punya pola pikir berbeda dengan gadis lainnya yang dia kenal.
"Jadi...?"
"Jadi, stay away, berikan aku ruang Uno. Kamu dan muka rata itu sama, sukanya memaksa. Dengar, jika perasaan kamu masih tetap sama, kamu bisa datang padaku tiga tahun lagi dan mungkin semuanya akan berbeda."
Alessandro tersenyum. "Kamu tahu Tulip, inilah yang aku suka darimu. Kamu bukan tipe wanita yang langsung jatuh dalam pesona aku secara fisik."
"Really? Apa kamu tidak tahu sepupu dan ipar priaku seperti apa fisik nya? Aku sudah terbiasa melihat pria-pria tampan dengan versi masing-masing jadi melihatmu ya biasa saja." Sakura memasukkan potongan dagingnya ke dalam mulut.
"Jadi, jika aku masih memiliki perasaan yang sama dan bisa lebih dari ini, apakah kita kan berkencan?"
Sakura mengedikkan bahunya. "Maybe. Karena kita tidak tahu dalam rentang waktu itu, anything can happened ( apapun bisa terjadi )."
"Yeah, apapun bisa terjadi..." Alessandro melanjutkan makannya.
***
Alessandro dan Sakura masih menikmati makan siang dengan mengobrol hal-hal yang umum dan sesekali gadis itu tertawa saat pria Italia itu membicarakan sesuatu yang lucu.
Keduanya terdiam saat melihat Eagle bersama dengan seseorang menghampiri mereka. Sakura membelalakan matanya ketika melihat siapa yang datang.
"Mas Damian!" seru Sakura sambil berdiri dan memeluk kakaknya yang seorang Emir di Dubai dari istana Al Azzam.
"Hai anak chubby. Apa kabar?" tanya Damian sambil membalas pelukan Sakura dan memberikan ciuman di pelipisnya.
Alessandro berdiri ketika melihat pria tampan bertubuh tinggi dengan badan tegap seperti Eagle yang menatapnya penuh pertanyaan.
"Apakah ini si manusia spidol?" tanya Damian.
"Yup! Uno, ini kakak sepupu aku Damian Blair. See, aku sudah bilang kan kenapa aku tidak terpesona dengan fisik, karena lihat lah dua kakakku seperti apa" senyum Sakura.
Mata hijau Damian tampak memindai Alessandro. "Alessandro Moretti, huh? Selamat atas pembukaan butik anda di Dubai." Damian mengulurkan tangannya yang disambut Alessandro.
"Terimakasih sudah menjadi salah satu pemilik saham butik kami di Dubai."
Sakura dan Eagle melongo. "Kamu salah satu pemilik saham butik Morr di Dubai?"
"Hei, aku suka baju bagus" kilah Damian membuat kedua sepupunya melengos. "Kamu ngapain ajak adikku makan siang? Ada modus apa, Moretti?" Wajah Damian berubah dalam sekian detik menjadi serius dan mengintimidasi Alessandro.
Eagle dan Sakura sudah tidak heran melihat cicit Edward Blair, Abimanyu Giandra, Duncan Blair dan cucu Aidan Blair bersikap seperti para leluhur nya yang aura pemimpinnya dan melindunginya langsung keluar jika menyangkut saudara perempuannya.
"Aku tidak modus, Emir Blair. Aku hanya mengajak makan siang adikmu dan yeah, aku menyukai Sakura."
"Sakura masih bayi, Moretti!"
"Sakura sudah 20 tahun!"
"Tapi di keluarga kami, dia masih bayi!" balas Damian tegas.
"Seriously Emir Blair" kekeh Alessandro.
"Yup. Bagi kami, adik-adik perempuan kami tetap saja masih bayi."
Alessandro tertawa. "Kalian sangat dekat ya?"
"Sangat!" balas Sakura yang masih memeluk Damian.
Alessandro tersenyum. "I can see that."
"Kamu nanti pulang sama mas Eagle, Sakura. Sekarang kalian selesaikan makan siangnya." Eagle menatap tajam ke Alessandro yang tahu memaksa adiknya pulang bersama dengan pria Italia itu.
"Aku nanti ke rumah Eagle tapi sekarang aku ada urusan dengan Bang Henry" jawab Damian santai menyebutkan Raja Inggris itu dengan nama depannya.
"Salam buat Mbak Medeline, Richard dan Louis ya" cengir Sakura.
"Pastilah." Damian mengangguk ke Alessandro. "See you Moretti."
"Absolutely, Emir Blair."
Damian memeluk Sakura lalu berjalan keluar dari restoran bersama Eagle dengan tiga pengawal nya yang seperti ninja baru-baru terlihat.
Alessandro melihat tiga pengawal berwajah Arab itu tampak dingin mengikuti Damian.
"Pengawal kakakmu menyeramkan" komentar Alessandro sambil duduk lagi. "Lebih menyeramkan dari pengawal ku."
"Pengawalnya mas Damian memang istimewa. Aku sendiri juga sering tidak bisa tahu mereka ada dimana." Sakura pun duduk dan melanjutkan makannya.
"Jadi kamu tidak aku antar pulang?"
"Dia pulang bersamaku, Moretti."
Alessandro hanya bisa melengos mendengar nada dingin dari Eagle McCloud.
***
Yuhuuuu Up Pagi Yaaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
97 ⁷⟬⟭💜❄ʰᶦᵃᵗ☑︎
bisa mabok visual klo semuanya muncul...
dan buat manusia spidol jaga perasaan mu....
do'a in yg buat cerita beneran jodohin kmu sama bunga tulip😁😁😁😁
2023-02-03
1
wonder mom
klan pratomo koq disuguhi good looking, jlas g digagas. klo disuguhi kejujuran, kesopanan, tgg jwb dan keteguhan iman lha baru...termehek2
2023-02-03
3
shinta
tiga tahun .. huft berjuanglah Ale asem
2023-02-03
1