Bab 20

Jordan dan Dion. Sejenak berdiri di depan toko. Jordan melihat lagi kertas.

"Orang itu bekerja di sini? Apa dia orang miskin?" ucap Jordan dengan senyum miring.

Lalu mereka masuk. Langsung ke kasir.

"Siapa yang bernama Anjas?" tanya Jordan tatapan mata tajam.

Kebetulan yang ada di kasir adalah Anjas sendiri. Dia juga membalas tatapan mata Jordan dengan tatapan dingin. Dia merasakan aura kuat dari orang yang bertanya di depannya. Tapi dia tidak takut sama sekali.

"Itu aku. Ada urusan apa?" balas Anjas dingin.

"Ho jadi kau orang yang mengalahkan Justin dan menjadi ketua baru The FALCON?" tanya Dion memastikan.

"Kalau tidak ingin membeli sesuatu silahkan pergi dari sini. Aku sedang sibuk. Tapi kalau kalian ingin menunggu, 30 menit lagi aku akan keluar." Bukan menjawab pertanyaan. Anjas malah mengusir mereka.

"Wah wah wah... sungguh berani. Aku semakin penasaran denganmu. Baiklah aku menantangmu dan akan aku tunggu seperti yang kau katakan tadi. Aku akan menunggumu di gang buntu sebelah." setelah berkata demikian Jordan dan Dion keluar dari toko.

"Siapa mereka kak?" tanya Dendi yang dari tadi bersembunyi di balik rak toko.

"Tidak usah dipikirkan. Cepat bereskan kerajaanmu." suruh Anjas agar Dendi tidak menghiraukan ucapan dua orang tadi.

20 menit kemudian Maryam tiba di toko pak Umar. Tanpa banyak bicara dia langsung diajarkan untuk menangani kasir. Walaupun Maryam hanya lulusan SMA. Dia dari jurusan IPS yang mengerti sedikit tentang akuntansi keuangan.

Otak Maryam lumayan encer walaupun sudah 26 tahun. Dia langsung mengerti bagaimana menggunakan mesin kasir. Lalu dia juga sudah berkenalan dengan Dendi. Bahkan dia juga diberikan senjata pistol listrik yang tersedia di laci meja toko. Untuk keamanan.

Semua keperluan dan pemahaman yang perlu diberitahu pada Maryam sudah selesai. Maka dari itu Anjas pamit pada Dendi dan Maryam.

"Aku ingin pergi mencari lokasi yang strategis untuk kafe kita nanti. Aku percayakan semuanya padamu. Nanti jam 5 sore pak Umar akan datang ke sini. Jadi kamu harus sopan padanya." kata Anjas pada Maryam.

Lalu dia menghampiri Dendi.

"Den kau jaga toko seperti biasa. Jaga kak Maryam juga. Oke nanti aku datang lagi ke sini bawa martabak." setelah itu Anjas keluar dari toko.

Jarak gang buntu yang dimaksud tidak jauh hanya sekitar 200 meter dari toko pak Umar. Tepatnya di blok sebelah dari jalan utama.

Anjas memarkirkan motor di depan mobil merek Audi R8 milik Jordan. Masuk ke gang yang memiliki luas 3x6 m² itu. Gang itu biasanya dijadikan tempat preman nongkrong untuk mabuk-mabukan tapi sekarang lagi tidak ada.

Jordan terlihat sudah melakukan gerakan pemanasan. Dion jongkok di belakang Jordan sambil merokok.

"Tempat yang bagus." kata pertama saat Anjas tiba.

"Kau sudah siap?" tanya Jordan.

"Selalu." jawab Anjas mantap. Dia tersenyum 🙂.

"Aturannya siapa yang masih berdiri dia pemenang. Pertarungan bebas..." lanjut Jordan.

"Aku kira pertarungan jalanan tidak ada peraturan." timpal Anjas.

"Baiklah.. Hiiaaa!" Jordan maju menyerang.

"Ayoo!" Anjas menyambut serangan.

Anjas vs Jordan dimulai!

Ternyata Jordan memiliki kemampuan Taekwondo. Dia sering melakukan tendangan. Anjas juga sering menghindar. Pada saat Anjas dipojokkan ke tembok. Tendangan Jordan tidak bisa dihindari lagi. Terpaksa Anjas menangkis dengan sikutan.

"Buk bak Bukk..." sempat ditangkis oleh Anjas tapi kelincahan Jordan membuat satu tendangan terakhir kena di paha Anjas.

"Lumayan juga... Haaa!" Jordan lanjut menyerang.

Kali Anjas tidak mau kecolongan. Dia maju menyerang juga. Beberapa kali menghindar. Lalu dengan cepat Anjas memberikan dua sikutan di wajah dan satu tendangan pada perut Jordan.

Jordan dipukul mundur oleh Anjas. Bibir Jordan keluar bercak darah.

"Kau juga ahli beladiri rupanya. Baiklah ini semakin menarik. Haaaaa!" Jordan masih mampu menyerang lagi.

Kali ini Anjas tidak menghindar. Dia menangkis tendangan Jordan dan balas menendang. Tendangan itu di tangkis juga oleh Jordan. Jordan tidak hanya menggunakan kaki saja. Dia juga memukul dengan tinju. Walaupun tidak menggunakan teknik.

Pukul dan tendangan dilayangkan ke Anjas. Tapi Anjas bisa menangkis dan membalas dengan lebih kuat. Dua tinju Anjas telak di dada kanan dan wajah Jordan. Jordan sempat menangkis tapi tetap tembus tinju itu.

"Uah..." Jordan roboh. Hampir menabrak tembok.

"Aku belum kalah..." Jordan mencoba bangkit.

Setelah bangkit dia merasa pusing. Baru kali ini dia merasakan pukulan yang sangat kuat. Bahkan pukulan dari Justin masih bisa dia tahan.

"Aku masih bisa... haaaaa!" Jordan maju lagi.

Tapi kali ini Anjas sudah siap dengan lompatan. Kaki Anjas keras mengenai wajah Jordan. Jordan terpukul mundur bersandar di tembok.

"Kau masih mau lanjut?" tanya Anjas dingin.

"Masih...Eaah!" Jordan melakukan tendangan memutar.

Tapi dengan sigap ditangkap oleh Anjas. Lalu tubuh Jordan diangkat dan dilempar ke sisi tembok lain.

"Brukk." tubuh Jordan mengenai tembok bata.

Lalu sebuah tendangan keras di perut dan wajah Jordan. Seperti yang dilakukan Anjas pada Justin. Dia membuat Jordan pingsan.

Keadaan Jordan bisa di bilang babak belur. Rambut sudah berantakan dan berdebu. Melihat Jordan tumbang Dion berniat menyerang secara diam diam. Tapi diketahui oleh Anjas.

"Buk DUAK!" tendangan keras tepat di dada Dion dan membuat Dion tersungkur di tanah.

Menghampiri Dion Anjas berkata.

"Jangan pernah main curang. Karena akan ada balasan yang setimpal. Plak!" tamparan terakhir dari Anjas membuat Dion pingsan.

Anjas keluar dari gang itu. Dia segera pergi ke rumah Beno.

Lima kemudian. Ada beberapa orang yang datang mengangkut Jordan dan Dion. Ya mereka adalah Justin dan anak buahnya. Ternyata Opan sudah melapor perihal kemenangan Anjas pada Justin. Segera mereka datang ke lokasi yang search oleh Opan.

"Dia beruntung sekali. Anjas tidak mematahkan salah satu tulang tangannya." gumam Justin saat melihat keadaan Jordan dan Dion yang pingsan. Mereka terlihat buruk sekali. Terkhusus Jordan yang sudah merasakan pukulan Anjas.

"Bawa mereka ke rumah sakit terdekat. Nanti akan aku susul." Perintah Justin saat anak buahnya sudah memasukkan Jordan dan Dion ke mobil.

"Baik wakil ketua." Mereka pun pergi.

Sementara itu Anjas yang merasa lapar karena habis bertarung melawan Jordan. Dia singgah di sebuah rumah makan bakso. Tempat itu sangat ramai. Memang kebetulan sudah jam 13.20.

Tapi baru saja turun dari motor. Anjas menerima notifikasi misi sistem.

\[Bing! Misi Sistem(⭐): Akan terjadi penculikan anak di dekat tempat makan bakso. Selamatkan anak kecil berbaju kuning yang dikejar oleh orang asing. Waktu 6 jam. Hadiah 2 kotak Emas dan 1 tiket Lotre.\]

"Hah penculikan anak kecil." segera Anjas memperhatikan sekitar.

Dia tidak melihat ada anak kecil yang berbaju kuning yang dimaksud. Pikirnya akan terjadi sekarang.

"*CHEL kapan penculikan anak itu*? " tanya Anjas yang masih memerhatikan sekitar tempat makan bakso itu.

\[Sebentar lagi akan lewat.\] jawab sistem.

Terpopuler

Comments

John Singgih

John Singgih

kalah terus dapat misi bintang kuning bakal dapat merubah sejarah nih

2023-07-10

1

Jimmy Avolution

Jimmy Avolution

Ayo....

2023-03-06

2

Hiu Kali

Hiu Kali

kereeen anjas... mantab scene nyaah... semangaat

2023-02-11

6

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!