CHEL

CHEL

Bab 1

"Anjas! Mulai hari ini kau tidak perlu lagi datang ke kawasan proyek ini! Kau dipecat karena sering terlambat!" bentak Mandor proyek yang memimpin tim Anjas.

"Pak Mandor... tolong kasih kesempatan lagi... ayahku sakit Paru-paru basah pak. Saya perlu pekerjaan ini untuk mengumpulkan biaya operasi ayahku pak." mohon Anjas sambil berlutut.

"Tidak ada kesempatan lagi! Minggu lalu adalah kesempatan terakhirmu! Ini juga perintah dari Bos yang melihat kinerja kamu yang buruk! Cepat kemas semua barang kau dan pergi!" bentak Mandor itu lagi. Dia berusaha melepaskan kakinya yang dipegang oleh Anjas.

Beberapa pekerja yang menyaksikan langsung merasa iba namun takut jika berurusan dengan Mandor Imbran itu. Dia bisa memecat seseorang yang melakukan kesalahan sekecil apapun. Jika mereka membela Anjas sama saja mereka mencari kesalahan sendiri.

"Ada apa ini ribut-ribut?" seorang pemuda yang lebih tua sedikit dari Anjas terlihat menghampiri.

"Maaf Bos Wira, ini ada pekerja yang sering terlambat datang ke proyek. Dia yang saya laporkan kemarin Bos. Dia bisa menghambat pembangunan proyek ini bos." jawab Imbran.

"Sudah, kau pecat dia! Kalau tidak mau pergi panggil keamanan." sergah Wira.

"Baik pak. Keamanan! Keamanan! Cepat usir orang ini!" teriak Imbran.

Tidak lama dua orang pria berbadan kekar datang. Langsung mereka menarik Anjas dari Imbran. Menyeretnya hingga ke gerbang proyek.

Sekilas proyek itu adalah pembangunan sebuah gedung lima lantai. Yang sudah berjalan sekitar 40% pembangunan.

Anjas didorong keluar gerbang proyek. Seorang dari pria keamanan itu kembali ke dalam proyek. Semenit kemudian pria itu kembali dan membawa sebuah tas punggung.

"Anjas aku minta maaf sedikit kasar tadi. Ini tas kau. Terimakasih atas pertolongan kamu dua hari yang lalu. Tapi aku tidak bisa membantu untuk hal ini." kata pria keamanan tadi yang membawa tas punggung Anjas.

"Terimakasih Bang Toyib. Saya tidak menyalahkan mu. Tapi Pak Imbran yang terlalu egois dan pemarah. Ini sudah nasibku. Saya akan mencari pekerjaan di tempat lain. Saya pamit." kata Anjas seraya berjalan menjauh dari proyek itu.

Jam sudah menunjukkan pukul 23.55 malam. Dia diusir dari proyek itu sudah 30 menit yang lalu. Memang Anjas mengambil shif malam di proyek itu. Karena siang dia bekerja di toserba dekat rumahnya. Jarak rumahnya dan tempat proyek itu sekitar 2 km jauhnya. Anjas singgah di sebuah tempat makan yang buka 24 jam. Dia sudah sangat lapar. Saat itu dia memesan mie goreng.

Sambil menunggu dia melihat HP android termurah yang mampu dia beli yang seharga 1 jutaan. Itu pun dibayar cicilan selama 6 bulan. Walaupun HP nya tidak terlalu canggih dia bisa memeriksa sosial media seperti FB, TWIT dan WA.

Dia juga memeriksa rekening bank melalui aplikasi mobile banking. Setidaknya itu yang paling dia butuhkan.

Tidak banyak nomor telepon yang tersimpan di HP nya itu. Ada nomor yang sering dia hubungi yaitu nomor ibunya yang sekarang ada di rumah sakit. Juga nomor adiknya yang ada di rumah.

Makanan yang dipesan pun datang. Jam menunjukkan 23.58. Tiba-tiba datang lima orang preman yang ingin memalak si pemilik tempat makan dengan alasan uang keamanan.

"BRAK! Uang keamanan! Cepat!!" bentak preman yang jadi pemimpin.

"I..I..iya bang ini..." gagap si pemilik tempat makan. Dia memberikan beberapa lembar uang lima puluh ribuan.

"Kok cuma segini!? Aku minta 500 ribu! CEPAT!" bentak lagi si preman.

"Mi.. Minggu lalu kan Abang mintanya 300 ribu? Kok sekarang 500 ribu?" tanya si pemilik tempat makan yang bingung dan gugup.

"Dari sekarang sudah naik jadi 500 ribu!! Mau bayar gak!? Atau aku bongkar tempat makan ini!!" si preman sudah menarik kerah baju si pemilik tempat makan.

Keempat orang yang ada di belakang bos mereka mulai membunyikan ruas tulang. Seperti perenggangan.

"Woi berhenti!" suara seruan yang sedikit membentak.

Para preman itu berbalik dan melihat seorang pemuda berusia 20 an yang berdiri di belakang mereka. Pemuda itu tidak kurus namun terlihat lemah. Pemuda itu adalah Anjas.

"Wah wah wah... ada yang mau jadi pahlawan di sini." kata preman paling dekat dengan Anjas.

"Ikut saya keluar. Jika kalian berani!" seru Anjas sambil berjalan keluar.

"Kita hajar dia!" seru si bos preman. Dia sudah melangkah menuju keluar.

Sampai di luar Anjas pun lari. Dia berusaha menghindar dan menyeret jauh para preman itu dari tempat makan. Namun Anjas masih bisa dikejar oleh para preman itu. Di tengah jalan Anjas salah jalan dan terjebak di gang buntu.

"Hahaha akhirnya tikus ini terperangkap juga!" seru bos preman.

"Dasar bodoh. Dia kira bisa lari dari kita." kata preman lain.

"Hajar dia! Buat dia tahu rasanya berurusan dengan geng The Beast!" perintah bos preman.

Mau tidak mau Anjas harus melawan. Namun pada dasarnya Anjas tidak pernah bertarung atau berkelahi. Anjas dibuat babak belur. Banyak lebam di wajah dan berdarah di beberapa bagian kepala.

Setelah melihat keadaan Anjas yang menyedihkan itu. Para preman itu langsung pergi.

Di saat itu Anjas merasa hidupnya akan berakhir pada malam itu. Matanya hampir terpejam.

[ Kebangkitan Sistem terpicu. Usia tulang penggunaan sudah memenuhi syarat.]

Anjas mendengar suara. Suara itu seperti suara Tante Google. Lalu muncul layar berwarna biru transparan di depan Anjas.

[Proses Kebangkitan... 20%]

[Proses Kebangkitan... 30%]

[Proses Kebangkitan... 50%]

[Proses Kebangkitan... 60%]

[Proses Kebangkitan... 80%]

"Apa saya sedang berhalusinasi?" tanya Anjas yang melihat kejadian aneh itu.

[Proses Kebangkitan... 100%]

[Sukses]

[Terdeteksi tubuh pengguna terluka. Kesehatan di bawah 30%. Memulai memperbaiki tubuh pengguna...]

Satu menit kemudian. Anjas yang akan pingsan merasa tubuhnya hangat dan kembali bertenaga.

"Ini bukan halusinasi." benak Anjas.

[Selamat pengguna Sistem telah kembali pulih 100%.] suara aneh itu kembali terdengar.

"Siapa kamu? Bagaimana kamu terdengar seperti di dalam kepalaku?" tanya Anjas lirih.

[Ini adalah sistem super yang berasal dari masa depan. Tepatnya di tahun 2122. Sistem ini diberi nama CHEL. Sistem ini akan membantu pengguna menjadi yang terhebat di dunia.] jawab sistem.

"Aku masih belum mengerti. Bagaimana cara sistem ini masuk ke dalam kepalaku?" tanya Anjas masih duduk di gang buntu itu. Jam sudah menunjukkan pukul 00.14.

[Sistem sudah dirancang khusus berbentuk serum. Yang disuntikkan melalui ubun-ubun kepala seorang anak. Penggunaan adalah anak tersebut. Efeknya akan kehilangan ingatan secara permanen. Lalu anak itu di kirim ke seratus tahun kebelakang untuk uji coba bertahan hidup.] jawab sistem yang bernama CHEL.

"Aah ini sungguh membingungkan! Oke kalau kau sistem yang berguna. Apa yang akan aku dapat?" Anjas tidak paham sama sekali.

[Selamat pengguna mendapatkan hadiah Kebangkitan Sistem.]

[Hadiah... 1 kotak Platina]

[1 kotak Emas]

[2 kotak Perak]

[2 kotak Perunggu]

[4 kotak Normal]

[Hadiah sudah masuk dimasukkan ke dalam inventori.]

Anjas sedikit terkejut dengan munculnya beberapa layar transparan secara berderet. Lalu dia berpikir untuk mencoba beberapa hal.

Terpopuler

Comments

DediKarismatikCharlieWade84

DediKarismatikCharlieWade84

Sistem Super yg berasal Dari Masa Depan yg mana Sistem ini direka Khas berbentuk Serum lalu disuntik melalui ubun2 kepala anak itu ,,Lalu Dikirim ke 100 tahun kebelakang ,,ini berarti Anjas adalah anak Laki2 Dari Masa Depan Di Tahun 2122

2023-07-12

4

John Singgih

John Singgih

wah banyak sekali hadiahnya ya

2023-07-09

1

Gio S

Gio S

nitip

2023-07-04

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!