Bab 8

"Apa maksudnya ayah? Aku tidak mengerti." tanya Anjas yang terlihat mulai tidak sabar.

"Ini memang rahasia ayah dan ibu nak. Kami mendapatimu duduk di pinggir jalan dan sedang menangis. Waktu itu kamu masih berusia 4 tahun. Karena ibu sangat ingin memiliki anak kamu pun kami angkat sebagai anak. Lalu lima tahun kemudian ibu hamil dan melahirkan Anin." Jawab ayahnya dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

Melihat ibunya yang hanya mengangguk Anjas terduduk lemas. Anin memeluk Anjas dari belakang.

"Lalu ayah sudah mencari tahu identitas kamu di kantor polisi. Selama setahun ayah mencari tahu siapa orang tua atau keluarga kamu nak. Tapi tidak ada seorangpun yang mengetahuinya. Bahkan waktu itu kau lupa namamu. Sehingga kami sepakat akan merawat kamu dan memberi nama yang sekarang kau tahu." lanjut ayahnya menjelaskan.

Anjas masih terdiam. Dia tidak mampu berkata sedikit pun. Identitas yang sekarang dia tahu bukanlah identitas aslinya. Dia hanya anak angkat di keluarga ini. Namun kasih sayang mereka padanya sangat tulus.

Anin yang sedikit mengerti bertanya "Kakak tidak akan pergi meninggalkan Anin kan?" sambil melepaskan pelukannya.

"Tidak akan pernah. Aku akan tetap menjadi anak kalian dan kakakmu Nin. Biarpun aku sudah bertemu dengan orang tua kandungku." kata Anjas tegas.

"Untuk sementara masalah ini tidak usah dibahas. Sekarang kau harus segera pulih dan kembali ke rumah." kata Anjas lebih tenang.

"Baiklah nak. Sekali lagi terimakasih atas bantuannya." saut ayahnya.

"Ah aku hampir lupa. Aku harus pergi ke toko sekarang. sudah hampir jam 1 siang." Anjas bergegas pamit. Jam di HP nya sudah menunjukkan pukul 12.20 saat dia keluar dari rumah sakit.

20 menit kemudian.

Anjas sudah sampai di Toserba pak Umar. Dia memarkirkan motornya di parkiran Toserba. Dia juga melihat Dendi sudah berdiri di depan Toserba. Sudah dengan kaos putih polos dan celana jeans hitam. Walaupun murah itu yang sementara ini bisa dia beli.

"Maaf aku sedikit telat. Sudah dari tadi?" sapa Anjas.

"Tidak apa-apa kak. Baru saja aku sampai kak." Dendi.

"Ayo kita masuk." ajak Anjas.

"Kemana kak?" Dendi bingung.

"Ke dalam toko ini lah. Kau dan aku akan menjaga toko ini. Tugasmu adalah merapikan barang dan mengawasi pelanggan. Aku yang akan menjadi kasir." jelas Anjas.

Lalu mereka masuk. Bersamaan dengan Yuni yang sudah akan pergi kuliah. Yuni menanyakan keberadaan Dendi. Anjas menjelaskan perihal itu dan sudah diketahui oleh ayahnya Yuni. Yuni cuma mengangguk dan segera pergi.

Mereka pun segera melakukan pekerjaan. Anjas mengajarkan Dendi cara menata barang. Juga memeriksa barang atau bahan makanan yang sudah kadaluarsa.

Mereka pun bekerja dengan giat. Begitu juga dengan Dendi yang terlihat bersemangat. Dia melakukan pekerjaan dengan tulus.

Waktu berlalu begitu cepat. Tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 17.00 saja.

Saat ini Anjas dan Dendi sedang santai duduk dengan teh hangat di meja. Mereka menunggu kedatangan pak Umar.

"Den... nanti akan aku belikan Hp baru biar kau bisa aku hubungi atau kau yang menghubungi aku jika kau perlu bantuan." kata Anjas sambil menyesap teh.

"Kakak sudah terlalu baik kepadaku. Aku mendapat pekerjaan ini juga dari kakak. Bagaimana aku bisa membalasnya?" Dendi merasa Anjas sangat baik.

"Tidak usah dipikirkan. Aku hanya melakukan sesuatu yang harus dilakukan." jawab Anjas.

Beberapa saat kemudian pak Umar datang. Dendi pun diperkenalkan pada pak Umar. Tanpa basa-basi pak Umar menyetujui Dendi kerja bersama Anjas. Sedikit berbincang dengan pak Umar. Lalu Anjas pamit dengan Dendi setelah memberikan laporan kepada pak Umar.

Anjas mengajak Dendi pergi ke sebuah konter HP yang ada di dekat Toserba. Memang Toserba itu berjejer dengan beberapa toko lain salah satunya adalah konter HP itu.

Anjas yang masih mengingat bahwa misinya belum selesai. Dia berniat membeli HP baru untuk dirinya dan Dendi. Sesuai dengan janjinya tadi.

Saat masuk ke konter HP dia disambut oleh seorang gadis cantik. Yang memang lagi senggang karena konter itu sedang sepi.

"Mau cari apa kak?" sapa gadis itu.

"Saya mau cari HP android. Apa rekomendasi?" saut Anjas. Di sebelahnya Dendi terpaku dengan si gadis.

"Kakak mau merek yang terjangkau atau yang terbaru?" tanya si gadis.

"Ada merek apa saja disini?" balas Anjas bertanya.

"Jika kakak mau kita punya yang paling mahal tapi bukan Android yaitu iPhone 11 pro max dengan kapasitas memori internal sebesar 256 GB dan RAM 4 GB. Resolusi Kamera 12 MP, Ukuran Layar 6.5 inch, Kapasitas Baterai 3500 mAh. Dengan harga Rp. 11.499.000 kak. Apa kakak tertarik?" jawab si gadis antusias. Dia memberikan informasi tentang HP yang terbilang mahal di kalangan masyarakat.

"Lumayan mahal juga. Aku ambil itu dua." jawab Anjas.

Gadis itu terlihat sangat senang karena sejak pagi banyak orang yang datang bertanya hp namun tidak ada yang jadi beli. Ini pelanggan pertama yang membeli HP baru yang harganya juga mahal.

"Di tunggu sebentar kak yah." si gadis beranjak pergi ke etalase kaca di belakangnya. Mengambil di kotak kecil berwarna hitam. Lalu kembali ke Anjas.

"Apa kakak akan membayar cash atau dengan kartu?" tanya si gadis.

"Dengan kartu." Anjas memberikan kartu debit kepada gadis itu.

Setelah itu proses pembayaran selesai dilakukan. Si gadis yang belakangan diketahui namanya Dinda itu menunjukkan cara pemakaian HP iPhone mereka. Anjas tidak terlalu memperhatikan. Tapi beda dengan Dendi. Dia sering melirik Dinda dari pada memperhatikan penjelasan.

Setelah mendapat HP baru. Mereka pun pulang secara terpisah. Anjas mau mengantar Dendi tapi ditolak. Dia pun hanya memberikan beberapa ratus ribu pada Dendi untuk uang jajan.

Sesampainya di rumah.

Anjas antusias karena saat di perjalanan pulang notifikasi misi sistem telah selesai muncul. Hadiah yang diterima adalah dua kotak Perak dan tambahan exp. Lalu ada dua notifikasi lain yang menyatakan bahwa Anjas telah menolong sesama manusia.

[Bing! Selamat misi sistem telah selesai.]

[Selamat anda mendapatkan 2 kotak Perak dan +25 exp.]

[Anda sudah membantu dan menolong sesama. Anda mendapatkan tambahan +15 exp dan 100 poin sistem.]

Itulah yang didapatkan oleh Anjas.

"Buka status."

[Nama \=> Anjas Rahadi ]

[Kesehatan \=> 75% (Sehat)]

[Level \=> 1/100 (65/150 - exp)]

[Keahlian \=> Karate Legendaris, Muaythai Legendaris]

[Kekuatan \=> 80]

[Kecepatan \=> 70]

[Ketahanan \=> 82]

[Kecerdasan \=> 90]

[Mental \=> 100% (Sehat)]

[Saldo rekening \=> Rp. 302.261.737.000]

[Poin Sistem \=> 10.600]

[Status Hubungan \=> Jomblo Akut]

[Inventori \=> Berisi barang kebutuhan pemilik sistem.]

[Tiket lotre \=> 2 Tiket Lotre ]

[Tugas atau Misi \=> - Misi: Selesai ]

[Shop \=> Shop terbuka setelah menyelesaikan 3 misi sistem.]

"Buka 2 kotak Perak." perintah benak Anjas.

Terpopuler

Comments

Ymmers

Ymmers

duuh pake “kau harus pulih…”
kau di gunakan utk bicara ama orang tua kokya rasanya kasar gimana gitu … menurutku loo..

2023-09-10

2

takmautau

takmautau

nilai kesehatannya makin turun yak?!

2023-08-31

2

John Singgih

John Singgih

kayaknya kesehatannya Anjas merosot nih

2023-07-09

3

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!