[Selamat anda mendapatkan 1 Set Jirah Pelindung Transparan]
[Selamat anda mendapatkan 5 Pil Kehidupan]
[Selamat anda mendapatkan 500 Poin sistem]
[Selamat anda mendapatkan Teknik Muaythai legendaris]
[Selamat anda mendapatkan Kacamata hitam Super Spy]
[Selamat anda mendapatkan Belati Black Metal]
"Wah, semua yang aku dapat adalah senjata, armor, pil dan teknik beladiri. Apakah akan ada yang lebih bagus lagi? Lalu apa gunanya poin sistem? " tanya Anjas pada sistem.
[Masih ada hadiah yang lebih tinggi lagi. Ini urutan tingkat Kotak Hadiah:
- Hadiah Legendaris
- Hadiah Glory
- Hadiah Epik
- Hadiah Rare
- Hadiah Platina
- Hadiah Emas
- Hadiah Perak
- Hadiah Perunggu
- Hadiah Normal
Fungsi poin sistem adalah sebagai alat pembayaran di Shop sistem.] jawab sistem CHEL.
"Hmmm... apa gunanya pil kehidupan? " tanya Anjas penasaran.
[Pil Kehidupan adalah pil yang jika dikonsumsi oleh manusia jika nyawanya terbunuh maka akan dibangkitkan kembali. Dikonsumsi harus dalam keadaan hidup. Jika diberikan ke mayat tidak akan terjadi apa-apa.] jelas sistem.
"Oh iya aku kan masih ada satu kotak lagi. Kotak apa yah? " benak Anjas sambil menyentuh tulisan inventori.
Muncul layar transparan lain yang sama besar dengan layar transparan status. Anjas melihat beberapa benda yang sudah dia dapatkan dari sistem.
"Ada satu kotak Platina. Jangan dulu dibuka. Mungkin itu akan berguna nanti." pikir Anjas.
Lalu Anjas beranjak dari duduknya dan pergi keluar rumah. "Saatnya berbelanja!" semangat Anjas.
Mall Ciputra.
Anjas sudah berada di dalam mall yang bisa dibilang besar. Ini kedua kalinya dia ke sana. pertama kali dengan teman sekelasnya Dani yang saat itu berulang tahun dan mentraktir makan di mall itu. Itu juga sudah dua tahun lalu sebelum dia lulus SMA.
Anjas yang sedang berkeliling mendapati sebuah toko baju yang merupakan salah satu merek terkenal. Karena tertarik dia langsung masuk ke dalam toko itu. Saat masuk dia disambut oleh seorang wanita cantik kira-kira usianya 20-an.
"Selamat datang Tuan. Ada yang bisa dibantu?" ramah wanita itu.
"Saya ingin melihat-lihat kalau ada yang cocok saya akan membelinya." jawab Anjas.
"Kalau begitu mari saya antar ke tempat pakaian yang mungkin cocok dengan tuan." wanita itu mengarahkan Anjas ke dalam.
Tidak jauh dari mereka ada dua orang pelayan toko lain yang terlihat saling berbisik. Mereka berdua sudah melihat Anjas masuk tapi tidak mereka menghampiri Anjas. Mereka merasa pemuda yang masuk itu adalah pemuda miskin yang tidak mungkin membeli sepotong pakaian di toko itu.
"Lihat si Gladys. Dia tidak bisa membedakan mana orang kaya dan yang miskin." ucap Sinta. Salah satu dari pelayan toko.
"Dia kan masih baru. Jadi semua orang yang masuk pasti dia sambut." timpal Jena. Kasir toko.
"Kita lihat saja saat dia mendengar berapa harga sepotong kaos yang bisa jutaan rupiah."
Kembali ke Anjas. Dia sedang memilih baju. Dia mengambil kaos dan jeans.
"Saya ingin mencoba ini." kata Anjas.
"Tuan bisa mencobanya di kamar ganti." jawab wanita itu sambil menunjuk sebuah pintu.
Anjas pun masuk dan segera mengganti bajunya. Saat akan keluar di mendengar suara ribut-ribut.
"Gladys.! Apa kau gila? Membiarkan orang itu mencoba baju itu! Dia terlihat seperti orang miskin." kata seorang wanita lain yang berseragam sama dengan si wanita cantik yang menyapanya.
"Sinta dia pelanggan kita. Jangan membedakan orang seperti itu." balas Gladys dengan suara yang ditahannya.
"Oke kita lihat apakah dia bisa membayar dua barang yang sudah dia coba itu." Sinta menantang.
Mendengar perkataan mereka Anjas langsung keluar. Dia wanita itu pun sedikit kaget.
"Ini sangat cocok untuk saya. Gladys kan?" kata Anjas. Yang penampilannya sekarang sudah terlihat lebih menarik.
"Iya tuan. Apakah tuan akan mengambil pakaian ini?" tanya Gladys.
"Tidak..." tapi baru saja satu kata itu Sinta langsung menyela perkataan Anjas.
"Hng.. dasar orang miskin... kalau tidak bisa beli tidak usah mencoba. Cepat lepas pakaian itu dan pergi dari sini!" Sinta berkata sedikit kasar.
Anjas beberapa saat terdiam. Itu bukan karena Sinta yang berkata kasar tapi karena notifikasi sistem tentang misi baru saja muncul di depan mata Anjas.
\[Misi sistem: Belanjakan uang Sebesar Rp. 50.000.000. Waktu 1 hari. Hadiah: 2 kotak Perak.\]
"Sinta jangan kurang ajar di depan pelanggan." Gladys sedikit muak dengan kelakuan Sinta.
"Saya belum selesai bicara. Maksudku, tidak hanya pakaian ini yang mau saya beli. Gladys, saya akan mengambil 10 potong kaos yang seperti ini. Juga celana jeans nya 5. Kalau ada kemeja ambil 5 juga. Soal warna jangan monoton. Saya suka warna cerah. Saya akan tunggu di meja kasir." kata Anjas seraya berjalan ke kasir.
"Baik tuan. Silahkan ditunggu." Gladys pun langsung bergegas menyiapkan semua yang diminta Anjas.
10 menit kemudian. Gladys sudah membawa banyak lipatan baju yang masih terbungkus rapi. Sinta masih tidak percaya dengan apa yang dilakukan pemuda yang dianggap miskin.
"Masih sok kaya dia. Aku masih tidak percaya kalau dia bisa membayar semua pakaian ini." kata Sinta yang sarkasme.
Anjas hanya diam. Kasir mulai scanning barang yang dibawa Gladys tadi. Anjas terlihat sangat santai dengan senyum menawan. Gladys sedikit tegang karena ini adalah pelanggan pertama yang dia layani di toko itu. Walaupun pelanggan itu tidak terlihat kaya.
Proses scanning selesai. Lalu kasir memberi tahu total harga yang harus dibayar.
"Semuanya berjumlah Rp. 20.580.000. Tuan ingin bayar cash atau dengan kartu?" kata kasir yang adalah Jena. Dia terlihat meremehkan Anjas juga.
"Pakai kartu." jawab Anjas. Dia menyerahkan kartu debit pada kasir.
Jena sedikit menghembuskan nafas dan mengambil kartu itu dan menggesek kartu di alat transaksi pembayaran. Setelah memasukkan PIN proses pembayaran pun sukses dan dinyatakan lunas.
Melihat nota yang keluar dari alat transaksi pembayaran. Itu menandakan bahwa pembayaran selesai dilakukan. Tangan Jena bergetar saat melihat isi nota.
"*Pemuda ini adalah orang kaya*." benak Jena.
"Pembayaran selesai. Terimakasih atas kunjungan Anda." kata Jena dengan senyum menawan.
Sinta dan Gladys hanya melongo saat Anjas ingin keluar. Mereka tidak menyangka semua pakaian itu dibayar cash. Terlebih Sinta yang memang meremehkan Anjas dari awal. Dia sudah melakukan kesalahan dengan berkata kasar pada pelanggan kaya yang terlihat sederhana itu.
"Biar saya bawakan tuan." Gladys yang tersadar langsung meraih tota bag yang sudah berisi pakaian tadi.
Sampai depan pintu masuk toko Gladys menyerahkan Tote bag pada Anjas. Lalu mengucapkan terimakasih dan selamat jalan.
Anjas masih harus menghabiskan 29 juta lebih. Tapi dia belum tahu harus membeli apa. Karena dia sudah mulai lapar, dia pun mampir di salah satu food court.
Saat Anjas duduk, dia dihampiri seorang pelayan pria. Dia terlihat familiar di mata Anjas. Lalu Anjas teringat seseorang.
"Beno... kamu Beno kan?" tanya Anjas saat pelayan itu sudah di depan Anjas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
John Singgih
sekarang tajir pastinya sekarang bingung cara habisin duitnya
2023-07-09
2
Eros Hariyadi
Lanjuuuutt Thor, Semakin menarik dan asyiiik bacanya 😄💪👍👍👍
2023-04-20
1
Eros Hariyadi
Mustinya pelayan yang suka melecehkan pembeli seperti itu, harus dilaporkan ke Manager-nya agar dapat dilakukan tindakan yang tegas sesuai mottonya Pembeli adalah Raja....🤔🙄😠😠😡💪👍👍
2023-04-20
3