Anjas memesan taksi online. Tidak butuh waktu lama. Taksi online itu datang dalam 5 menit.
Julia masih mengikuti Anjas. Saat taksi itu meninggalkan area apartemen Anjas menanyakan beberapa hal pada Julia.
"Aku ingin tahu beberapa hal. Kamu harus menjawab apa yang kau tahu saja." kata Anjas.
"Iya ketua silahkan." Julia mulai memerhatikan.
"Apakah hanya The FALCON yang menjadi geng penguasa di kota ini?" tanya Anjas dengan mata tetap ke depan.
"Ah soal itu. Yang harus ketua ketahui bahwa bukan hanya geng The FALCON saja yang menguasai wilayah barat. Ada 3 geng lain selain geng kita. Mereka adalah musuh dari geng kita." Julia mulai menjelaskan.
"Yang pertama geng 'Metal Sins' mereka menguasai wilayah Utara. Ciri khusus mereka adalah jaket mereka. Yang diketuai oleh Jordan. Mereka suka balapan liar dan memalak di pasar." Julia menarik nafas sebentar.
Logo geng Metal Sins
"Lalu ada geng 'Revon'. Geng ini sering mencari masalah dengan geng kita. Ketua mereka bernama Marvin. Jadi berhati-hatilah dengan orang-orang yang memakai motor sport berwarna hijau. Mereka penguasa wilayah timur." Julia sedikit melirik Anjas.
Logo geng Revon
Anjas merasa Julia berhenti menjelaskan dia pun berpaling ke arah Julia. Entah kenapa mata mereka bertemu. Pipi Julia mulai merah.
"Apa yang kamu pikirkan? Lanjutkan penjelasannya." ucap Anjas berpaling. Dia juga baru kali ini saling menatap dengan gadis yang lumayan cantik.
"Ah iya maaf." Julia sedikit menggeleng kepala. "Yang terakhir adalah geng 'Snaky' diketuai oleh Tanjung. Biar pun nama geng mereka aneh tapi mereka penguasa wilayah selatan. Aku tidak terlalu tahu tentang mereka karena terlalu tertutup. Mereka juga memiliki beberapa klub malam. Mereka memiliki identitas yaitu sarung tangan putih." Julia mengakhiri penjelasan.
Logo geng Snaky
"Hmm... Utara, timur dan selatan. Lumayan. Aku penasaran dengan orang yang sering mencari masalah dengan geng yang baru saja aku kuasai." gumam Anjas. Tapi masih bisa didengar oleh Julia.
Julia teringat bahwa kakaknya masih belum diketahui kabarnya. Lalu dia menelepon salah satu anggota geng The FALCON. Dari penjelasan si salah satu anak buah Justin. Bahwa Justin tidak memiliki cedera serius. Mendengar kabar itu Julia menjadi tenang.
Dari mereka juga Julia mengetahui bahwa semua anggota geng sudah kembali ke markas mereka. Julia lalu menjelaskan bahwa dia sedang dengan ketua geng baru mereka.
20 menit kemudian. Taksi online yang ditumpangi Anjas dan Julia sampai di depan Panti Asuhan yang dituju. Panti Asuhan itu berada di dalam sebuah gang yang lumayan besar.
Panti Asuhan itu adalah tempat dimana Anjas, Beno dan Deni melakukan bakti sosial. Yang paling sering datang adalah Deni. Anjas tahu hal itu karena sudah pernah diceritakan oleh pengurus panti itu. Anjas ingin mencari tahu keberadaan Deni. Anjas memiliki firasat buruk.
Anjas dan Julia pun masuk ke panti. Langsung menuju ke sebuah bangunan yang terlihat seperti sekolah. Anjas melihat seorang bapak yang dia kenal.
"Selamat pagi, Pak Narto. Apa kabar?" salam Anjas.
Mendengar itu pria yang bernama Narto itu berbalik. Lalu membalas salam.
"Selamat pagi.... eh? Ini nak Anjas kan?" kira Pak Narto melihat Anjas.
"Iya pak. Ini Anjas yang dulu pernah datang dengan Deni ke sini untuk bakti sosial." jawab Anjas.
"Astaga sudah berapa lama kalian tidak berkunjung? Dua tahun? Ah sudahlah mari nak Anjas masuk ke kantor dulu." sambut pak Narto dengan suka cita.
Setelah mereka masuk dan duduk di sofa. Anjas ingin mengutarakan tujuannya datang.
"Begini pak saya ingin memberikan sumbangan untuk Panti Asuhan ini. Sekiranya bisa membantu keperluan Panti nanti." ujar Anjas.
Hal itu disambut baik pak Narto.
"Kami akan sangat bersyukur jika ada yang datang memberi sumbangan. Semenjak nak Deni sudah pindah ke luar kota panti ini kurang mendapat perhatian dan bantuan." kata pak Narto.
"Aku juga ingin mencari tahu tentang Deni juga pak. Apa ada kabar terbaru tentang dia pak?" Anjas jadi penasaran lalu bertanya.
"Sebenarnya saya juga ingin bertanya hal tersebut pada nak Anjas. Terakhir kali nak Deni kemari dia hanya membawa pakaian bekas untuk anak panti. Dia juga mengatakan akan pindah ke luar kota dan mungkin ke luar pulau Jawa. Setelah itu sudah tidak ada kabar lagi." jelas pak Narto menghela nafas.
"Baiklah pak aku akan mencoba mencari dari teman teman SMA nanti." ucap Anjas tidak memaksa.
"Oke kalau begitu saya ingin meminta no rekening panti biar ditransfer saja. Ada pak" minta Anjas agar tidak perlu memberi uang tunai.
"Ada nak. Ini dia." Pak Narto menunjukkan nomor rekening bank melalui HP nya.
Lalu Anjas mentransfer uang sebesar 500 juta rupiah ke rekening panti itu. Lalu dia mulai bangkit dari tempat duduknya. Pak Narto tidak bisa mengecek saldo rekening panti karena dia tidak menggunakan aplikasi mobile banking. Dia hanya terbiasa mengeceknya langsung di ATM.
"Kalau begitu saya ingin pamit pak. Nanti saya akan berkunjung lagi." Anjas pamitan.
Namun baru saja keluar dari ruang kantor panti itu. Ada seorang gadis kecil tiba tiba memeluk kaki Anjas dari belakang.
"Eh Nia kenapa?" pak Narto langsung menghampiri anak kecil itu itu.
"Nia diejek Edi. Dia bilang Nia tidak bakal dapat orang tua." Nia menangis dan masih memeluk Anjas.
Melihat ini Anjas meraih Nia dan menggendongnya. Dia tidak tega melihat anak kecil menangis.
"Halo Nia. Nia mau ikut kakak? Nanti Nia kakak belikan coklat." bujuk Anjas biar Nia tenang.
"Maaf merepotkan nak Anjas yah." kata pak Narto senyum.
"Nia mau kak. Nia mau coklat." Nia mulai tenang.
"Julia tolong beli coklat di warung sekitar atau di mini market. Pakai uang ini." Suruh Anjas pada Julia dengan memberi uang seratus ribu.
Julia yang mengerti langsung meraih uang itu dan pergi ke mini market terdekat. Sementara Anjas masih menggendong Nia berjalan ke bangku halaman panti.
"Nak Anjas biar saya memanggil pengurus lain untuk menemani di sini. Saya masih ada urusan di kelurahan. Ini nomor saya, jika ingin menghubungi saya." kata pak Narto pamit. Tidak lupa memberikan kartu namanya.
"Iya pak. Saya juga senang bermain dengan anak kecil. Tidak usah sungkan." balas Anjas. Menerima kartu nama.
Setelah 3 menit pak Narto pergi. Ada wanita setengah baya datang saat Anjas masih mengobrol dengan Nia. Bersamaan juga Julia juga baru kembali dari mini market.
"Nia sungguh suka coklat yah. Ini kakak ada coklat untuk Nia." Julia memberikan coklat dengan senyum lebar.
"Wah coklatnya banyak sekali... Terimakasih kakak cantik.!" seru senang Nia.
Anjas dan Julia tersenyum melihat Nia yang bahagia. Tidak seharusnya anak seimut Nia menjadi yatim piatu.
[Bing! Selamat anda mendapatkan +100 exp karena sudah melakukan kebaikan.] notifikasi sistem.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Aditya Warman
Rempong jg bagus 😊
2023-12-17
1
John Singgih
tapi tujuannya Anjas kan nyenangin orang ya...
2023-07-10
1
MUHAMMAD ZAIDAN FAIZ
jir niat juga🗿
2023-07-06
1