Bab 4

Memang tidak disangka. Gadis cantik itu mencuri 2 bungkus coklat dan 1 bungkus lagi yang akan dia bayar. Inilah kelemahan Toserba ini. Pemilik toserba terlalu pelit hanya untuk sekedar memasang CCTV. Akibatnya ya ini. Akan banyak orang yang mengambil lebih tapi tidak membayar semua.

"Tiga bungkus coklat. Totalnya 18.000." Anjas melirik si gadis.

Gadis itu pun memberikan uang 20.000. Sisa uang yang ada di saku kirinya. Dia seperti tidak rela memberi uang itu.

Anjas mengambil uang itu dan ditukar dengan uang 2.000. Sebelum dia memberikan uang kembalian itu Anjas berkata.

"Kau terlalu nekat dek. Kalau aku tidak lihat kau mengambil coklat itu. Mungkin kau akan untung dan aku yang rugi. Jangan lakukan ini lagi." sedikit memberi sebuah peringatan.

"Maaf. Aku tidak akan melakukan hal ini lagi." si mengambil kembalian itu dan coklat itu lalu bergegas pergi.

"Aku harus tegas kepada pemilik toserba ini. Agar memasang CCTV di toko ini. Biar lebih aman." gumam Anjas.

Waktu terus berjalan begitu cepat. Setiap orang yang datang ke kasir pasti di-scan oleh sistem. Agar kejadian pencurian tidak terjadi lagi. Tidak terasa waktu menunjukkan pukul 17.25 yang menandakan pemilik toserba akan segera datang.

Memang benar dugaan Anjas. Pak Umar adalah pemilik toserba datang tepat waktu. Tepat pukul 17.30 pas.

"Anjas. Tolong buatkan teh." sembari membawa bungkusan kotak di tangan kanannya.

"Siap pak. Apa itu pak?" saut Anjas yang segera ke dapur toserba.

"Martabak manis rasa keju. Kamu mau?" tawar Pak Umar.

"Boleh deh pak." seru Anjas dari dapur.

Jarak Kasir dengan dapur hampir berdekatan dan juga sejajar. Jadi Pak Umar bisa mendengar suara Anjas.

Kembali dari dapur Anjas membawa dua cangkir teh melati yang sudah tercium aromanya. Mereka duduk di dekat kasir yang memang ada meja yang dibiarkan kosong di sana.

"Pak, saya ingin lapor. Tadi hampir saja kita kecurian. Ada gadis yang mengambil tiga bungkus coklat tapi dia hanya menunjukkan satu saja untuk dibayar. Untungnya saya melihat tindakannya dan memberinya peringatan. Lalu dia bayar semua coklat yang dia ambil." laporan panjang lebar Anjas.

"Terimakasih atas bantuannya nak Anjas. Selalu geram dengan para pemuda yang mencuri di toko ini." saut pak Umar.

"Saya sarankan untuk menggunakan CCTV saja pak. minimal 3 kamera yang dipasang." saran Anjas pelan. Tangannya meraih potongan martabak manis lalu melahapnya.

"Itulah kendala utamanya. Bukan tidak mau pasang. Tapi hampir 1/3 hasil dari toko saya untuk membayar hutang saya di bank. Sisanya untuk biaya hidup dan kuliah Yuni." kata pak Umar dengan lesu.

"Begini saja pak. Biar toko lebih aman gimana kalau tambah orang pak. Kalau saya sendiri Tidak bisa mengawasi semua orang." kata Anjas.

"Itu akan menambah biaya untuk membayar orang itu, Anjas. Kalau ramai mungkin bisa tapi kalau sepi. Saya tidak bisa tanggung gajinya." bantah pak Umar lagi.

"Bapak tidak usah membayar gaji orang itu. Biar gaji saya yang bagi dua dengan orang itu pak. Bagaimana pak?" tambah Anjas tidak menyerah.

Pak Umar terlihat berpikir. Bisa juga dengan cara itu. Pak Umar pun memutuskan.

"Baiklah. Kau yang atur siapa yang mau kerja di sini." jawab pak Umar.

Luas Toserba memang tidak besar. Hanya seluas 8x7 m² dengan tinggi dinding 5 meter. Dengan 5 rak besar di tengahnya. Pintu masuk dekat dengan kasir. Sebelah kiri sejajar dengan kasir ada dapur dan WC.

"Tidak masalah pak. Saya sudah punya orang dan besok dia akan datang." sambut Anjas.

Menyelesaikan teguk terakhir tehnya. Anjas lalu pamit. Dia harus ke rumah sakit. Karena tadi dia menerima pesan WA dari ibunya bahwa malam ini jam 7 ayahnya akan dioperasi.

Hanya dengan 20 menit Anjas sampai di rumah sakit di Pondok Indah dengan taksi. Ibunya sudah menunggu di depan ruang operasi dengan Anin di sebelahnya. Ibu Anjas langsung memberitahukan pada Anin bahwa ayahnya akan dioperasi hari ini. Dia pun datang dengan angkutan kota.

"Bagaimana operasinya?" tanya Anjas saat tiba.

"Mereka sedang bersiap. Ayah baru saja dipindahkan ke ruang operasi. Tinggal menunggu dokter spesialis bedah dalam mereka yang masih dalam perjalanan." jawab ibunya.

Menunggu beberapa saat rombongan dokter sekitar enam orang datang menghampiri mereka. Seorang pria paruh baya menghampiri Anjas.

"Saya Dr. Diman Winarto. Saya yang akan melakukan operasi." pria itu menjabat tangan Anjas.

"Selamatkan Ayah saya dokter. Harap bantuannya." saut Anjas menyambut jabat tangan.

Mereka lalu bergegas masuk ke ruang operasi. Dengan cekatan mereka menyiapkan diri dan alat. Operasi pun dimulai. Banyak selang oksigen di sana.

Operasi berjalan agak lama. Sudah hampir dua jam operasi berlangsung. Wajah tegang ketiga orang yang menunggu tidak bisa hilang.

Alhasil setelah menunggu selama tiga jam. Lampu merah di depan pintu ruang operasi pun padam. Pertanda operasi telah selesai.

Anjas sekeluarga pun lega. Mereka mulai tenang kembali. Anjas pun keluar ke arah taman untuk mencari angin. Karena dari tadi tegang.

Sekembalinya dari taman dia menghampiri adiknya yang ternyata baru saja keluar dari toilet.

"Kakak dari mana? Ibu mencari kakak tadi." tanya Anin.

"Dari cari angin tadi di taman." jawab Anjas.

Mereka lalu berjalan menuju kamar pasien kelas dua. Di sana ada tiga ranjang dan dua sudah diisi. Salah satunya ayah Anjas.

Ayahnya masih tidur pasca operasi efek bius. Ibunya duduk di samping ranjang. Ranjang itu di dekat jendela.

"Bu saya pamit pulang dulu. Sekalian dengan Anin. Besok dia masih sekolah. Ibu tidak apa-apa sendiri jaga ayah?" kata Anjas menghampiri ibunya.

"Biasanya juga sendiri. Sudah kalian pulang dulu saja. Biar Ayah, Ibu yang rawat." saut ibunya.

"Ya sudah kita pulang duluan. Ayo Nin." pamit Anjas. Mencium tangan kanan ibunya.

"Kita pulang dulu Bu." pamit Anin.

Keesokan harinya. Anjas sudah siap untuk pergi ke mall. Dia berencana untuk belanja untuk kebutuhan pribadinya. Tidak lupa dia memberikan uang jajan lebih pada Anin saat berangkat ke sekolah.

"*Buka Status*."

\[Nama \=\> Anjas Rahadi \]

\[Kesehatan \=\> 98% (Sehat)\]

\[Level \=\> 1/100 (25/150 - exp)\]

\[Keahlian \=\> Karate Legendaris \]

\[Kekuatan \=\> 80\]

\[Kecepatan \=\> 70\]

\[Ketahanan \=\> 82\]

\[Kecerdasan \=\> 90\]

\[Mental \=\> 100% (Sehat)\]

\[Saldo rekening \=\> Rp. 302.314.810.000\]

\[Poin Sistem \=\> 10.000\]

\[Status Hubungan \=\> Jomblo Akut\]

\[Inventori \=\> Berisi barang kebutuhan pemilik sistem. \]

\[Tiket lotre \=\> 2 Tiket Lotre \]

\[Tugas atau Misi \=\> - Misi: Selesai \]

\[Shop \=\> Shop terbuka setelah menyelesaikan 4 misi sistem.\]

"*Kemarin aku tidak sempat membuka kotak Emas. Buka 2 kotak Emas*." Anjas sudah sangat penasaran dengan isi dari kotak Emas.

\[Membuka kotak Emas...\]

\[Bing! Selamat anda mendapatkan....\]

Terpopuler

Comments

Ayi Hadi

Ayi Hadi

lanjuuut

2023-10-10

1

Ymmers

Ymmers

thor… kotak platinum 1
dan kotak emas 2 yg belim di buka, kenapa ga di tulis di status?

saranku, semua hadiah yg di dapat mc dan belum di gunakan sebaiknya di tulis di status..

👍

2023-09-10

1

amore💞💞

amore💞💞

hdr thor

2023-09-10

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!