"Sepertinya sudah saatnya aku melihat isi kotak 3 Perak. " pikir Anjas.
"Tapi sebelum itu. Buka status."
[Nama \=> Anjas Rahadi ]
[Kesehatan \=> 79% (Sehat)]
[Level \=> 2/100 (135/250 - exp)]
[Keahlian \=> Karate Legendaris, Muaythai Legendaris]
[Kekuatan \=> 120]
[Kecepatan \=> 90]
[Ketahanan \=> 120]
[Kecerdasan \=> 90]
[Item Yang Digunakan:-]
[Mental \=> 100% (Sehat)]
[Saldo rekening \=> Rp.1.050.602.797.000]
[Poin Sistem \=> 10.700]
[Status Hubungan \=> Mulai membuka hati]
[Inventori \=> Berisi barang kebutuhan pemilik sistem.]
[Tiket lotre \=> 2 Tiket Lotre ]
[Tugas atau Misi \=> - Misi: Selesai ]
[Shop \=> Shop terbuka setelah menyelesaikan 1 misi sistem.]
Anjas memeriksa inventori dan mengambil dua butir pil Penguat Sumsum Tulang. Lalu dia memberikan pada Julia.
[Inventori:
\=Sertifikat kepemilikan Apartemen.
\=BPKB motor sport Yamaha YZF-R25.
\=SIM C.
\=Katana hitam.
\=Revolver tanpa Reload.
\=Tuksedo anti peluru.
\=Belati Black Metal.
\=1 set Jirah Pelindung Transparan
\=Kacamata super Spy.
\=5 botol ramuan kesehatan.
\=5 botol ramuan kepintaran.
\=2 pil peremajaan kulit.
\=4 pil Penguat Sumsum Tulang.
\=2 kotak Platina
\=1 kotak Normal
\=2 tiket Lotre
\=5 Pil Kehidupan.]
"Julia ini untuk kau dan kakakmu. Itu untuk memperkuat tulang. Ini juga untuk menambah tinggi badan." kata Anjas. Saat itu Julia baru ingin duduk.
Lalu Anjas berseru di dalam hati. "Buka 3 kotak Perak."
[Membuka 3 kotak Perak...]
[Selamat anda mendapatkan Sarung tangan petarung (+5 kekuatan dan +5 ketahanan)]
[Selamat anda mendapatkan 1 botol salep luka ajaib.]
[Selamat anda mendapatkan Stik baseball bahan baja.]
[Selamat anda mendapatkan 5 botol racun pelumpuh.]
[Selamat anda mendapatkan 50 buah jarum lempar.]
[Selamat anda mendapatkan 30 buah pisau lempar.]
Anjas tidak memperlihatkan ekspresi senang. Dia juga terkejut dengan beberapa hadiah yang adalah barang yang berbahaya.
Anjas terus menemani Nia hingga 2 jam lamanya. Tidak tidak terasa hari sudah siang. Anjas berniat pergi makan siang di tempat Beno bekerja. Lalu dia menyuruh Julia untuk kembali ke markas geng. Nanti dia akan hubungi jika dibutuhkan.
Nia sudah kelelahan bermain dan dibawa oleh pengurus panti asuhan ke kamarnya.
Saat keluar dari Panti Asuhan. Anjas mengambil Sarung Tangan Petarung dan memakainya. Sarung tangan itu berwarna hitam dan memiliki manik logam pada beberapa sisinya.
Mall Ciputra. Anjas berjalan menuju tempat makan yang dimana Beno bekerja. Beno ingin mengetahui kabar Deni. Siapa tahu Beno tau.
Saat sampai di tujuan. Anjas mendapati adegan yang pernah terjadi pada dirinya. Adegan seseorang yang dipecat. Yang berbeda adalah tempat, waktu, orang yang dipecat. Di sana Anjas melihat Beno dan Rina sedang bersitegang dengan manajer tempat makan itu. Terlihat juga ada beberapa pelanggan di dekat mereka.
"Kali ini kau sudah melakukan kesalahan besar Beno!" seru manajer Gunarso.
"Beno tidak bersalah pak dia yang sudah melecehkan saya pak. Kenapa bisa Beno yang salah!?" timpal Rina cepat.
"Aku hanya membela Rina. Lagi pula aku hanya mendorongnya pelan. Tapi dia yang lebay dan pura-pura terjatuh." tambah Beno.
"Banyak alasan kalian! Jelas jelas saya melihat kalian melukai pelanggan hingga terjatuh. Sekarang kalian ingin menuduh dia? Aku tidak akan percaya. Mulai sekarang kalian dipecat!" balas manajer Gunarso. Dia tidak mau ambil pusing.
"Ada apa ini Ben?" Anjas menghampiri mereka karena mendengar kata 'dipecat'.
"Anjas. Kau di sini. Maaf aku ada sedikit masalah...." sahut Beno melihat ada sahabatnya.
"Hey kau jangan ikut campur." seorang pemuda yang mungkin seumuran Anjas menimpali perkataan Beno.
"Aku tidak bertanya padamu. Lagian aku ini sahabatnya. Jadi masalahnya jadi masalahku juga." balas Anjas dengan tatapan dingin.
"Heh bocah sebaiknya kau diam. Karena ini adalah salah mereka." manajer masih menyalahkan Beno dan Rina.
"Salah mereka? Coba katakan yang mana salahnya?" tanya Anjas masih dingin. Tapi tangannya sudah siap untuk memukul.
"Beno sudah mendorong pelanggan ini hingga terjatuh. Tapi dituduh melecehkan Rina. Aku tidak percaya karena dia sering melakukan kesalahan." jawab manajer Gunarso. Dia menunjuk pemuda yang bersuara tadi.
"Oh begitu. Kalau begitu aku ingin melihat rekaman CCTV yang ada di sana. Aku yakin CCTV itu merekam semua kejadian itu. Anda bersedia pak Gunarso?" Anjas menunjuk dua kamera CCTV yang ada di tempat makan itu.
Si manajer dan pemuda itu tertegun. Mereka lupa kalau ada CCTV di sana. Mereka mulai panik. Yah panik lah masa tidak.
"Bagaimana apa kalian bersedia melihat rekaman CCTV bersama sama? Biar aku juga bisa melihat kalau kalian yang salah." Anjas to the poin bahwa yang salah si pemuda itu.
Si pemuda merasa terpojok. Apalagi beberapa sekuriti sedang berjalan menuju tempat itu. Melihat situasi yang tidak memungkinkan untuk menutup mulut Anjas. Dia pun menyerah dan pergi.
"Hah! Kali ini kau bisa lolos Beno. Tapi lain kali tidak akan!" si pemuda yang dituduh itu pun pergi diikuti oleh seorang pemuda lain.
"Aku tidak takut." balas Beno menatap tajam si pemuda itu.
Suasana pun menjadi tenang kembali. Manajer Gunarso yang merasa malu langsung pergi. Dia baru kali ini tidak bisa melawan orang lain.
"Terimakasih Anjas. Untungnya kau bisa diandalkan." kata Beno senang dan merangkul Anjas.
"Makasih yah sudah membantu. Manajer itu memang seperti itu. Dia hanya akan percaya apa yang dia lihat secara langsung." tambah Rina.
"Jangan sungkan untuk meminta bantuan. Aku juga tidak suka orang yang sudah salah tapi tidak mengakuinya. Apalagi orang yang suka melecehkan wanita cantik." kata Anjas dengan senyum.
Mendengar perkataan Anjas, wajah Rina merona merah karena malu dipuji. Rina sedikit menunduk. Anjas mendapati keadaan itu langsung mengganti percakapan.
"Ah iya Ben. Aku lapar. Aku pesan Mie goreng dan es teh yah." Anjas langsung mengambil tempat duduk di dekat mereka.
"Siap kawan. Tunggu sebentar." sigap Beno.
Beno dan Rina mulai bekerja kembali. Mungkin juga itu adalah hari terakhir mereka bekerja di sana.
Rina memang berniat berhenti bekerja di tempat makan itu. Dia sudah tidak kuat menghadapi manajer yang keras kepala itu.
Sambil menunggu pesanan datang. Seperti biasa Anjas membuka media sosial. Dia sedang memeriksa grup FB kelas nya waktu SMA yang sudah lama dia tidak lihat. Di sana dia juga mencari tahu keberadaan Deni. Namun sayangnya Deni sudah tidak memposting apa pun sejak mereka lulus SMA. Yang paling banyak memposting adalah Fino Arlando anak orang kaya sombong yang sering membuli siswa lain di sekolah.
"Kebiasaan dia tidak pernah berubah." gumam Anjas.
Fino memang sering membuli Anjas. Tapi sering juga dibela oleh Deni yang memang sama-sama anak orang kaya seperti Fino. Fino adalah anak pemilik hotel berbintang. Sedangkan Deni anak seorang pemilik dealer mobil sport.
Anjas menjadi teringat masa lalu di mana Anjas sering ditolong Deni dan Beno. Mereka menjadi sahabat karena saling membantu. Anjas yang pintar, Deni yang sering mentraktir Anjas dan Beno, dan Beno yang jago silat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Kusuma Retnowati
Kok tambah turun kesehatannya Thor? terakhir 100%
2025-02-15
0
John Singgih
semangat terus anjas
2023-07-10
1
『Abang Gery』
mana kotak peraknya ko di investory gak ada.
2023-06-11
2