...~•Happy Reading•~...
^^^Kaliana dan Pak Yosa telah menyelidiki setiap sudut mobil, tapi tidak menemukan lembaran yang dimaksud. Mereka hanya menemukan sepatu yang kemudian dikaitkan dengan sepatu Rallita, sehingga Kaliana dan team menarik kesimpulan, Rallita memang berada di mobil Jaret malam itu.^^^
Chasina tertegun dan berpikir, apakah sudah dibersihkan dan dibuang Jaret? Dia makin mengagumi Kaliana, yang mengingat sedetail itu. "Kalau begitu, mungkin ada dalam tas atau dompet yang saya bawa saat itu, Bu. Nanti saya minta tolong sopir atau pembantu untuk mencarinya." Chasina jadi berpikir serius.
"Semoga belum terbuang oleh seseorang. Kalau begitu, Ibu tolong berikan akses untuk saya dan team untuk mencarinya. Setelah ini, anda bicara dengan orang tua atau siapa yang di rumah anda, agar mengijinkan kami untuk menyelidiki yang kami butuhkan." Kaliana berkata tenang dan serius. Chasina mengangguk mengerti.
"Baik, Bu Kaliana. Nanti saya bilang Daddy kalau datang kunjungi saya, supaya bisa berikan akses kepada Ibu." Chasina mulai mengerti cara kerja Kaliana. Dia sendiri merasa terhibur dengan kehadiran dan juga kesediaan Kaliana mau menolongnya.
"Ooh iya, Bu. Ini bukan buat bukti. Ini hanya untuk melengkapi apa yang sudah kami peroleh. Apakah suami Ibu suka 'make' di rumah?" Tanya Kaliana serius, karena ingin tahu kehidupan yang ada dalam rumah tangga mereka. Mungkin saja berpengaruh terhadap perilaku orang rumah.
"Kalau saya ada di rumah, saya tidak pernah melihatnya lakukan itu, Bu. Entah kalau saya tidak ada di rumah. Dia lebih banyak di luar rumah dengan kegiatannya dan sering tidak pulang." Chasina menjawab sambil mengingat-ingat yang dilakukan Jaret.
"Sudah berapa lama anda mengetahui hubungan suami anda dengan korban? Maksudnya, sudah mengetahui, tapi belum mengikutinya." Tanya Kaliana lagi, untuk mengaitkan dengan semua bukti yang sudah ada pada mereka. Kaliana ingin tahu seberapa dalam hubungan korban dengan suaminya, yang diketahui oleh Chasina.
"Sudah hampir satu tahun ini, Bu Kaliana. Mungkin mereka sudah lama berhubungan, tapi saya tidak tau. Dengan kesibukannya, saya berpikir, tidak mungkin dia punya waktu untuk melakukan hal seperti itu. Tetapi saya tersadar dia bisa melakukannya, karena mengutamakan wanita itu." Chasina jadi emosi dengan mata terluka.
"Jika saya tau wanita itu tidak bisa diajak bicara sebagai wanita baik-baik dan sudah bersuami, saya tidak akan berusaha untuk menemuinya." Chasina menyesali tindakannya dengan mata kembali berkaca-kaca.
"Saya tidak perlu mengatakan apapun tentang korban, karena Ibu sudah mendengar semua tentangnya di saat gelar perkara tadi malam. Ibu bisa tarik kesimpulan sendiri, kenapa dia tidak bisa diajak bicara atau tidak mau diajak bicara." Kaliana mau mengatakan, 'sesal kemudian tidak berguna', tetapi ditahannya untuk menjaga perasaan Chasina. Jika Kaliana mengatakannya sekarang juga, sudah tidak berguna.
"Untuk sementara itu dulu, kalau ada yang Ibu ingat dan mau katakan untuk saya, bisa katakan langsung atau titip lewat Pak Danny, pengacara anda. Kita akan mulai berkomunikasi dengan berbagai cara yang bisa kita gunakan." Kemudian Kaliana memanggil Raka untuk memberitahukan mereka sudah selesai bertemu dengan Chasina.
Selesai bertemu dengan Chasina, Danny mengantar Kaliana ke Mall untuk mengambil mobilnya lalu mereka berpisah. Danny langsung kembali ke kantor. Sedangkan Kaliana dalam perjalanan langsung menghubungi dr Yogi. Dia minta waktu untuk bertemu selagi masih di luar. Agar tidak bolak balik jika sudah kembali ke kantor, dan harus keluar lagi umtuk bertemu dengan dr Yogi.
Setelah mendapat lampu hijau dari dr Yogi, Kaliana meluncur ke rumah sakit untuk bertemu. Kaliana merasa bersyukur, jalanan sangat mendukung karena tidak terlalu padat. Sehingga tidak membutuhkan waktu berjam-jam untuk bertemu dengan dr Yogi.
Beberapa waktu kemudian, Kaliana masuk ke ruang praktek dr Yogi. "Bagaimana Mbak Anna. Mau periksa kesehatan, atau mau memeriksa kasus?" Tanya Dr Yogi sambil rersenyum melihat Kaliana duduk di depannya. Dr Yogi makin bisa berbicara terbuka dan santai dengan Kaliana, setelah tahu Kaliana adalah teman Marons.
"Dr Yogi tau aja. Kedatanganku, pasti berhubungan dengan kasus per'kasusan. Hehehehe..." Kaliana berkata dengan santai, lalu tertawa melihat wajah serius dr Yogi yang dibuat-buat.
"Yang benarnya, saya mau minta tolong dokter, agar saya bisa memeriksa kasus." Kaliana tersenyum, lalu berikan secarik kertas bertuliskan nama rumah sakit kepada dr Yogi.
"Apakah dr Yogi mengenal seseorang di rumah sakit itu? Saya ada keperluan untuk berbicara dan memeriksa data pasien di sana." Kaliana kembali serius, sambil menunjuk nama rumah sakit yang ada di kertas tersebut.
Dr Yogi melihat dengan serius dan berpikir. "Saya ada mengenal beberapa dokter di sana. Tapi lebih baik bicara dengan dr Dewi, karena dia punya jadwal praktek di rumah sakit ini. Dr Dewi juga kenal baik pemilik rumah sakitnya." Dr Yogi langsung menghubungi dr Dewi, agar Kaliana bisa bicara dengannya.
Setelah mendapat rekomendasi dari dr Dewi, Kaliana segera pamit dari dr Yogi lalu meluncur ke rumah sakit tempat Chasina memeriksakan diri sebagaimana yang dikatakannya. Kaliana ingin memastikan semua keterangan yang diketahuinya.
Kaliana perlu menyelidiki kebenaran keterangan Chasina, agar bisa menentukan langkah berikutnya. Keterangan dan bukti-bukti tentang kasus tewasnya Rallita sudah ada di tangannya, jadi sekarang hanya mengumpulkan keterangan dan bukti yang berhubungan dengan apa yang dikatakan Chasina.
Walau pun nanti ditemukan keterangan tertulis bahwa Chasina pernah memeriksakan diri ke rumah sakit, tapi Kaliana perlu menyelidiki kesesuain semua bukti yang ada dengan di lapangan. Agar nanti di persidangan tidak gampang dipatahkan oleh lawan. Itu yang selalu menjadi perhatian utama Kaliana.
Setelah dari rumah sakit, Kaliana langsung kembali ke kantor untuk berbicara dengan team nya tentang apa yang ditemukan Kaliana dan keterangan Chasina. Team sopape mulai bersemangat untuk menganalisa semua yang dikatakan Kaliana untuk melengkapi semua bukti yang sudah ditemukan.
Saat sedang serius membicarakan bukti yang ditemukan, tiba-tiba telpon Kaliana untuk umum bergetar. Ketika melihat siapa yang menghubunginya, Kaliana segera merespon lalu berjalan ke luar ruangan.
📱"Selamat sore, Bu Kaliana. Apa saya mengganggu?" Tanya Pak Adolfis, saat Kaliana merespon panggilannya.
📱"Selamat sore juga Pak Adolfis. Tidak, Pak. Silahkan..." Kaliana berpikir, pasti ada sesuatu yang penting, hingga Pak Adolfis menelponnya.
📱"Apakah besok siang kita bisa bertemu? Ada yang perlu kita bicarakan tentang apa yang saya minta tadi malam untuk menolong putri saya." Pak Adolfis mengutarakan maksudnya, mau menindak lanjuti, apa yang dimintanya kepada Kaliana untuk menolong Chasina.
📱"Bisa, Pak. Silahkan shareloc dan berikan waktunya saja. Nanti saya akan menemui Pak Adolfis di sana." Kaliana berbicara baik dan sopan. Walau belum bertemu dengan Pak Adolfis, dia berharap, Pak Afolfis bisa bersikap seperti putrinya, Chasina.
📱"Baik... Setelah ini saya akan informasikan tempat dan waktunya. Terima kasih." Ucap Pak Adolfis, lalu mengakhiri pembicaraan mereka setelah saling memberi salam.
Setelah selesai berbicara dengan Pak Adolfis, Kaliana kembali masuk ke ruang meeting untuk berbicara dengan anggota team nya. Dia dan team akan menyiapkan apa yang diperlukan untuk disampaikan, jika nanti bertemu dengan Pak Adolfis.
...~°°°~...
...~●○¤○●~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
🍁ɴᷠɪͥʟͤᴜᷝᴅͣ❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
keren ehh kaliana bisa sedetail itu semoga semua cepat kelar yah
2023-07-03
3
🍁FAIZ💃🆂🅾🅿🅰🅴⓪③❣️
sampai sini makin jelas keburukan Jaret
2023-06-25
3
ꪶꫝ✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻N༄🥑⃟💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
smoga cpt dpt kasus nya biar cpt clear smua mngnai pembunuhan itu dn dksh hukuman yg setimpal bagi pelakunya
2023-05-29
4